Berubah

Sakala menatap gadis yang sedang menangkupkan kedua tangan di wajahnya, gadis yang sampai detik inipun masih memberikan efek yang sama sejak dulu pada tubuhnya.

Jantungnya masih berdetak tidak normal, darahnya masih saja berdesir, tubuh dan juga otaknya masih sangat menginginkan gadis ini, walaupun kenyataan memaksanya untuk sadar kalau gadis ini sudah dimiliki orang lain.

Eirene menatap pria didepannya, pria yang selama ini tidak pernah dia hiraukannya. Pria yang akan dengan sukarela memberikan nyawanya sekalipun jika dia yang memintanya.

Pria yang dulunya membuat Eirene merasa bosan karena setiap hari dalam hidupnya Sakala Atmadja pasti akan muncul didepannya. Tanpa diminta.

Sekarang, semuanya seakan menjadi terbalik, apa yang ada pada Sakala mendadak sangat dia rindukan.

Mendadak dia ingin memutar waktu, dan mengembalikan semua sesuai dengan alurnya seperti dulu.

Karena memang jauh lebih baik, hidup dengan sesorang yang mencintai dari pada harus hidup dengan seseorang yang sama sekali tidak ada rasa sedikitpun.

Eirene yang sudah terbiasa hidup sebagai pusat 'dunia', di treatmen bak seorang putri mendadak kehilangan peran sebagai putri sejak berhasil menjebak Dimas Anthoni untuk masuk kedalam hidupnya.

Eirene yang biasanya di gilai oleh kaum pria, di kejar dan di kagumi sekarang terjebak pada jebakan yang dia buat sendiri bersama pria yang melihatnya hanya sebagai wanita biasa dan dengan perasaan biasa-biasa saja.

Kreeiiett..

Hana Belle membuka pintu ruangan Presdir, tubuhnya mendadak membeku. organ-organ tubuhnya seakan kehilangan fungsi saat melihat apa yang tersaji didepannya

“Hana Belle, aku baru saja….” Dinan berhenti berucap saat dia melihat ekspresi gadis didepannya, Dinan mengikuti arah pandang gadis mungil itu dan langsung terperanjat kaget, menyadari satu hal tentang betapa bodohnya seorang Sakala Atmadja.

Tangan Hana Belle yang mengepal terlihat gemetar, dengan cepat dia berjalan kearah dua pasang manusia yang sepertinya belum menyadari kehadiran makhluk lain diruangan ini.

Ada yang harus dia lakukan dan tunjukan kepada mereka, sebagai seorang istri dan nyonya Atmadja

…………….

Eirene merasakan sebuah tangan menariknya secara kasar, membuat tangannya yang sedang membingkai wajah Sakala terlepas, mata gadis itu membelalak saat sebuah tangan mendarat dengan sadis di pipi putihnya.

“Hana Belle! Apa yang sedang kamu lakukan?!” Seru Sakala tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya, pria itu segera meraih pundak Eirene yang sudah terhuyung.

Hana Belle menatap keduanya tajam, berusaha menahan emosinya. Dia sangat tahu betapa besar cinta buta Sakala Atmadja untuk Eirene Hartono.

Karena dia juga pasti akan melakukan hal yang sama untuk Dimas Anthoni.

Tapi, semuanya sudah menjadi berbeda sekarang. Sakala Atmadja sudah berstatus sebagai suaminya dan dia tidak akan membiarkan siapapun mengganggu lelaki itu apapun alasannya.

Tidak setelah semua impiannya menjadi tidak berarti akibat ulah gadis yang ada didepannya ini.

Dengan nafas yang memburu Hana Belle meraih smartphone yang berada dalam tas cakingnya, kemudian menghubungi salah satu nomor di sana.

Aura ketegangan sangat terasa diruangan ini. Fer Dinan yang hanya berdiri di batas pintu masuk pun bisa merasakan ketegangan itu.

Hana Belle menatap Eirene yang sudah pucat tepat di manik mata hazel gadis itu, dia tersenyum pahit saat sambungan telepon itu terhubung.

“Hallo?…., Dimas Anthoni Walukow bisakah kau menjemput istrimu disini sekarang? Iya.. dia sedang berada diruangan suamiku. Tidak tahu, kurasa dia melupakan statusnya sebagai istrimu…….”

Sambungan telepon itu terputus saat Sakala dengan cepat merebutnya dari Hana Belle.

Pria itu melempar smartphone milik Hana Belle itu sampai berserakan karena membentur dinding.

Fer Dinan melebarkan mata sekali lagi pria itu menyadari betapa Sakala Atmadja sangat- sangat bodoh.

Hana Belle meremas tangannya yang masih gemetar, dia ingin sekali menangis, menjerit sepuasnya.

Dadanya sesak, semakin terasa menyesakkan sekaligus menyakitkan dengan semua ketidak-adilan yang dia alami sekarang.

Gadis ini menatap Eirene yang saat ini sedang menghindari tatapannya.

“Bagaimana bisa lo nggak datang di saat pesta pernikahan kami dan sekarang lo datang sendiri di ruangan suami gue, menyentuh sesuatu yang bukan lagi milik lo. Lo tahu Rene? Lo sangat menjijikan”

“Hana Belle Kafie!!” Sakala berteriak kearah Hana Belle, gadis itu mengganti fokus penglihatannya sekarang pada pria yang juga sedang menatapnya dengan marah.

“Dan kau Sakala Atmadja yang terhormat, tolong sadar statusmu sudah menjadi suamiku.” Hana Belle menarik nafas dan menghembuskannya secara cepat, berusaha untuk rileks, berusaha tidak mengikuti amarahnya.

Dia harus menunjukan kedewasaannya pada Eirene, dan dia akan tetap mempertahankan pria itu apapun yang terjadi.

“Mamah menunggumu untuk makan siang, aku rasa ini belum terlambat. Aku menunggumu di bawah."

Setelah mengatakan hal itu, Hana Belle segera berjalan keluar meninggalkan ruangan. Sama sekali tidak mau peduli lagi.

Sakala menatap punggung mungil itu, kakinya mulai bergerak ingin mengejar wanita yang berstatus sebagai istrinya itu.

Ada bagian hatinya yang terasa nyeri saat melihat punggung itu menjauh, dia tidak tahu kalau Hana Belle memiliki arti yang lebih untuk dirinya.

Tapi sebuah tangan yang terasa begitu dingin menyentuh tangannya, Sakala berbalik menatap pemilik tangan itu, Eirene Hartono gadis yang masih saja berkeliaran diotaknya itu terlihat pucat, gadis itu sedang menangis membuat Sakala mendadak melupakan segalanya, yang ada di pikirannya.

Saat ini yang ada di otaknya hanya ingin melindungi gadis yang sekarang sedang terisak di pelukannya.

Eirene masih saja menjadi nomor satu dihatinya.

...****************...

Langkah pelan Hana Belle terhenti saat penglihatannya menangkap seseorang yang sangat dia kenal, pria yang sedang ngos-ngosan itu juga langsung menghentikan larinya saat melihat gadis mungil yang berdiri beberapa meter di depannya.

Ada beberapa saat keheningan melanda keduanya, waktu terasa berhenti untuk semua yang ada di sekitar mereka berdua.

Hana Belle mendongak, berusaha mencegah sesuatu yang sejak tadi berusaha ditahannya, sesuatu yang semakin terasa sulit ditahannya setelah melihat pria ini.

Padahal dia sudah berjanji untuk tidak akan menangis untuk alasan apappun apalagi didepan pria ini.

Pria yang sekarang sedang menatapnya.

Hana Belle tidak boleh menangis apalagi ini ada dalam lingkungan kerja Sakala, yang berstatus sebagai suaminya beberapa hari yang lalu.

Dia harus tetap kuat, untuk tidak menunjukan sisi lemahnya disini. Meski hatinya terluka parah sekalipun.

Dimas Anthoni mengepalkan tangan. mendadak menjadi lupa ingatan, mendadak menjadi tidak peduli.

Dia teramat sangat mengenal gadis itu, lebih dari siapapun.

Pria itu berjalan mendekat, Baginya memeluk gadis mungil yang sedang matian-matian menahan air mata itu, adalah satu-satunya hal yang ada dibatok kepalanya sekarang.

Tidak peduli dengan banyaknya pasang mata yang mengamati, tidak peduli dengan mata lensa yang merekam momen ini, dia tidak mau peduli lagi.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!