@Harapan Kasih Medical Center
"Nak Dimas tolong selamatkan putriku. Aku akan memberikan apapun asalkan kau bisa membuatnya bangun"
Michael Hartono menggoyang bahu Dimas yang seperti patung di depannya.
Saat ini mereka sedang berada di depan ruang rawat Eirene yang terbaring lemah dan butuh penanganan lebih intensive, gadis itu kehilangan banyak darah.
"kau seorang dokter kan? Kau juga suaminya. Tolong selamatkan Rene, selamatkan Eireneku!"
Dimas menatap ayah mertuanya yang sudah bersimba air mata. Seorang Michael Hartono, sang pengusaha ternama yang terkenal tanpa ekspresi itu bahkan meluapkan ekspresi berlebihan seperti ini padanya.
Pria tua itu sama sekali tidak peduli dengan orang-orang disekitar mereka yang mulai memperhatikan.
"Pa.... Eirene kehilangan banyak darah dan...."
"Ambil darahku atau ambil darah kakak laki-lakinya atau saya bisa memintanya pada bank darah" Michael dengan cepat memotong ucapan Dimas.
"Stok darah AB plus yang cocok untuk Eirene sedang kosong. Kak Eureno bergolongan darah A, sedangkan..."
Tangan Michael yang mencekram bahu Dimas, jatuh terkulai. Dia menyadari sesuatu
"Golongan darah Eirene Langkah. Sekarang harus bagaimana? Bagaimana menyelamatkannya?!"
...****************...
@office magazine 'singles'
10:38am
"Darahmu? Apa golongan darahmu?!"
Hana Belle tersentak, sangat kaget saat didepannya telah berdiri sosok menjulang pria yang akhir-akhir ini mengusiknya membuatnya tidak bisa memejamkan mata untuk memikirkan semua kekonyolan pria itu.
Pria yang Hana Belle akui mulai menyita perhatiannya dalam jangka waktu tiga minggu terakhir.
Pria yang selalu membuatnya kesal dan senang disaat yang sama.
Pria yang akan membuat darahnya mendidih tapi kemudian di detik berikutnya akan membuatnya merona dengan tingkah pola kekanakan Sakala Atmadja yang baru di ketahuinya sejak tiga minggu mereka bersama.
Kening Hana Belle mengerut mendapati betapa sosok Sakala seperti orang kesetanan sekarang.
"Bagaimana bisa anda masuk keruangan saya tanpa mengetuk pin..."
"Dia koma, dia kehilangan banyak darah. Aku sudah mencari kesemua bank darah di Jakarta, tapi untuk stok AB plus semuanya kosong. Di butuhkan waktu beberapa hari untuk pengiriman dari luar kota bahkan negeri. Dan dia tidak bisa bertahan selama itu. Kamu apakah darahmu AB plus? Tolong selamatkan dia"
Mata Hana Belle membulat, dia tidak mengerti dengan semua ini. Semuanya terjadi begitu tiba-tiba.
Rasanya baru beberapa jam yang lalu pria itu menjemput dari rumah kemudian mengantarnya di kantor ini. Rasanya baru kemarin saat Sakala begitu hangat padanya.
Hana Belle meremas tangannya, ada sebuah rasa sakit dibagian hatinya yang lain saat melihat pria ini muncul tiba-tiba seperti kesetanan, langsung bertanya tentang golongan darah Hana Belle.
Dan kemudian berakhir seperti ini, menangis dengan kedua lutut yang bertelut di depannya.
"Apa yang anda mau? Saya... harus menyelamatkan siapa?" Tanya Hana Belle, walau sebenarnya dia sudah mulai sedikit paham dengan arah pembicaraan Pria ini.
Selama tiga minggu bersama Sakala, dia bisa mendapati betapa Sakala sedikit mirip dengan seseorang yang dikenalnya. Mereka sama-sama bisa menjadi sangat egois jika berkaitan dengan sesuatu yang mereka amat sangat inginkan.
Sakala mendongak, menatap tepat di manik mata Hana Belle "Rene, selamatkan Eireneku"
........................
@office Single's (Caffetaria)
12:09 pm
Hana Belle meremas tangannya yang berkeringat dingin. Dia bahkan tidak tahu lagi seberapa parah luka di hatinya sekarang.
Baginya tidak apa-apa jika Sakala datang dengan bersimba air mata, memohon padanya untuk menyelamatkan Eirene, gadis yang berstatus sebagai sahabat juga musuh besarnya itu.
Memohon padanya supaya menjadi seorang pahlawan atas gadis yang sudah menghancurkan hidupnya selama ini.
Hana Belle masih akan menerima hal itu, tapi tidak dengan satu ini. Seluruh dunia bisa memohon padanya untuk keselamatan Eirene Hartono tapi demi Tuhan, dia tidak ingin Dimas Anthoni juga melakukannya.
Dari semua luka yang diberikan pria itu, setengah berharap Hana Belle ingin Dimas sedikit saja tidak berada di pihak Eirene sekarang.
Dia ingin pria yang sudah dikenalnya seumur hidupnya ini memikirkan perasaannya, sedikit saja.
Tapi pada kenyataannya, pria itu kembali melukainya.
"Selamatkan dia, mas mohon." Dimas menelan ludah dengan susah payah, sekali lagi dia menyakiti Hana Belle. Sekali lagi dia terpaksa membuat gadis itu terluka.
Hana Belle menatap Dimas dengan seluruh rasa sakitnya,
"Lalu apa yang bisa aku dapatkan setelah menyelamatkannya?" Tanya Hana Belle berusaha terlihat tegar, tadinya dia tidak setega ini. Tapi rasa tertekan, rasa terluka memaksanya begini. Untuk sebuah harga diri.
Dimas terhenyak, menatap Hana Belle tidak percaya, gadis itu jelas berubah menjadi sesuatu yang tidak dikenalnya lagi. "Abell...."
"Aku ingin menjadi egois sekali saja mas, kau tahu aku sakit sekali, tidak ada yang membelaku. Karena itu aku harus membela diriku sendiri"
"Ini berbeda Abel, Istri...."
Dimas menyadari kesalahannya
"Dia sekarat sekarang, dia membutuhkan pasokan darah, tidak bisakah kamu..."
Air mata yang berusaha ditahan Hana Belle jebol keluar, pria itu bahkan memanggil Eirene dengan sebutan Istri.
Gadis ini menyadari tidak ada yang perlu dia tunggu atau harapkan lagi dari seorang Dimas Anthoni.
Hana Belle menarik nafas yang terasa sesak, dia tersenyum pahit "aku ngerti, aku akan menyelamatkannya, tapi apa mas pikir ini adil untukku? Dia merebut mas dariku, bagaimana bisa sekarang mas datang untuk memintaku menyelamatkan dia?"
Dimas meremas cangkir teh di depannya. "mas... akan kembali padamu, karena itu selamatkan dia. Aku mohon"
Setelah mengucapkan hal itu, Dimas beranjak pergi meninggalkan Hana Belle.---lagi--- Meninggalkan gadis itu dengan luka baru dihatinya.
Bagaimana bisa semuanya ini sangat tidak adil padanya? Bagaimana bisa dua pria yang memasuki hidupnya malah lebih memprioritaskan gadis yang sudah merebut kebahagiannya?
...........................
@Harapan Kasih Medical Center
02:30pm
Hana Belle berjalan cepat mendekati pria yang sudah menunggunya beberapa meter di depannya.
"Kamu datang?"
Hana Belle mengangguk, didetik berikutnya dia tersentak, hampir sesak nafas saat tubuh jangkung itu tiba-tiba menariknya kedalam pelukan.
"Makasih banget" bisik pria itu tepat di telinga Hana Belle.
Hana Belle mencengkram jas pria itu "ini nggak cuma-cuma Sakala"
Sakala mengangguk, ada suatu perasaan yang melegakan saat melihat gadis mungil ini di depannya. Gadis ini mau datang untuk menyelamatkan Eirene. Tidak ada yang lebih melegakan untuk Sakala dari kenyataan ini.
"Aku mengerti.. aku akan memberikan apapun yang kamu minta, kamu ingin apa? Uang? Rumah? Apapun... aku pasti akan memberikannya" Nada bahagia yang kentara terdengar dari setiap kata yang keluar dari mulut Sakala, dan itu memberikan efek menyakitkan untuk Hana Belle.
Sekali lagi Eirene diatas segalanya. Tidak bisakah seseorang mengerti kalau Hana Belle juga terluka dengan hal ini?
"Aku ingin kamu" ucap Hana Belle mantap. Dia sudah memikirkannya secara matang.
Sakala tiba-tiba melepas pelukannya, menatap Hana Belle binggung "Apa maksudnya?"
"Aku ingin-nya kamu, itu harga yang harus kamu bayar karena sudah memohon untuk menyelamatkan Eirene. Mulai sekarang berjanjilah untuk tidak menatap yang lain. Kamu hanya boleh menatapku"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
1 minggu kemudian
Eirene membuka mata yang terasa berat, untuk beberapa menit pertama semuanya terlihat buram tapi perlahan semuanya berangsur-angsur jelas. Dia bisa melihat seorang pria berjas dokter sedang terlelap di sampingnya.
Gadis ini mengulurkan tangan menyentuh rambut hitam pria itu, senyum perlahan tercetak diwajahnya saat menyadari kalau apa yang sedang dilihat dan dirabanya adalah suatu kenyataan.
"Kamu pasti capek, apa selama ini kamu yang jaga aku? Terima kasih" bisik Eirene parau, dia buru-buru menutup mata saat melihat pria itu bergerak .
Dimas menggeliat kecil, mendongkak dan menatap gadis yang tertidur di depannya.
Gadis itu sudah koma selama seminggu lebih. Tertidur dan melewatkan begitu banyak hal yang telah terjadi. Dimas mengulurkan tangan menyentuh pipi pucat gadis itu, terasa dingin seperti sebelumnya.
"Cepat bangun Rene" bisik Donghae "Aku tidak bisa ninggalin kamu yang seperti ini."
Eirene dengan cepat membuka mata, menatap Dimas yang masih belum menyadarinya.
"Kenapa kamu harus tinggalin aku?"
Dimas tersentak, ada sedikit perasaan senang di hati karena akhirnya gadis itu bisa membuka mata sekarang.
"Kamu sudah sadar?" tanyanya dengan nada tidak percaya. "Apa ada keluhan?"
"Kenapa harus tinggalin aku?" ulang Eirene lagi.
Dimas membalas tatapan gadis itu,
"Karena aku sudah berjanji pada seseorang, saat dia menyelamatkanmu aku harus kembali padanya"
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments