Dimas melepas tangan Eirene saat mereka tiba diparkiran, tepat disamping mobil mereka.
Dia menatap Eirene dengan tatapan benci bercampur luka.
Dan Eirene benci dengan ekspresi Dimas saat ini, dia tidak suka. Ekspresi pria itu juga membuatnya merasa terluka.
"Mas Dim....." panggil Eirene parau
"Saya nggak tahu dosa apa yang sudah saya perbuat sampai Tuhan mengijinkan saya menikah dengan perempuan kayak kamu"
Jantung Eirene serasa diremas kuat dari dalam, gadis itu gemetar, kesulitan bahkan untuk menelan ludah "A..apa maksud kamu?"
Dimas tersenyum miris "Kamu masih berpura-pura nggak tahu juga? Apa saya harus mengatakan seberapa banyak hal yang sudah saya dengar? Satu hal yang baru saya tahu sekarang, kamu itu sangat mengerikan Eirene Hartono"
Tanpa menoleh, Dimas segera masuk kedalam mobilnya, menghidupkan audi putih itu lalu menjalalankannya dengan kecepatan tinggi. Meninggalkan Eirene yang hanya bisa mematung.
"Lo sangat mengerikan" ulang Eirene pelan "Eirene Hartono"
Air mata gadis ini jatuh lagi, rasanya baru beberapa waktu yang lalu Dimas memanggilnya dengan marga pria itu.
Waktu itu ada rasa kebanggaan tersendiri saat Dimas menyematkan marga Walukow pada namanya. Saat itu Eirene bahagia karena merasa dianggap. Tapi sekarang kebahagiaan itu mendadak hilang tanpa ada sisa.
...................................
Dimas menatap sebuah rumah bernuansa putih dari dalam mobil, rumah yang selalu menjadi rumah keduanya. Tempat favoritnya selain rumah di Manado, rumah milik keluarga Kafie.
Dilantai kedua rumah itu, tepatnya dijendela yang masih terbuka dengan nyala lampu redup, gadis mungilnya pasti sedang menangis.
Dimas sudah melukainya, berulang kali di tempat yang sama. Kalau saja bisa, dia akan menghindari apapun yang dapat melukai Hana Belle, sejak kecil dia sudah berhasil melakukannya.
Pria itu selalu berperan sebagai pegangan yang kokoh untuk Hana Belle. Tapi sekarang dia sendiri yang sudah melayangkan pisau, menyayat hati gadis itu tanpa ampun.
"Kalau saja waktu bisa diputar, mas pasti akan menghindari semua ini Bell.Tapi kalau masih bisa, bolehkah kamu tunggu aku?"
Dimas berucap sambil memandang kearah jendela dilantai dua dengan nyala lampu redup itu penuh harap.
Sementara itu, didalam ruangan dengan lampu yang sengaja diredupkan Hana Belle duduk diatas tempat tidur, memeluk kedua lututnya. Menangisi takdir yang mempermainkannya.
Berharap waktu cepat berlalu, atau mungkin dia bisa hilang ingatan supaya tidak lagi mengingat Dimas, tidak lagi merasakan sakit yang diberikan pria itu padanya.
...****************...
Sakala menatap punggung gadis yang berjalan pelan tanpa semangat beberapa meter didepannya, sejak satu jam yang lalu dia sudah mengikuti punggung itu dengan mobil hitamnya ini.
Punggung dari wanita yang selama ini selalu mempermainkannya, dan entah kenapa setitik pun pria ini tidak bisa membenci atau berusaha menjauh.
Gadis itu seperti magnet yang selalu menariknya mendekat, gadis bernama Eirene Hartono.
Seumur hidup, dia tidak pernah melihat gadis itu seperti ini, Eirene tidak akan mau terlihat lemah seperti ini.
Gadis itu selalu ingin terlihat kuat dan baik-baik saja dengan ‘pakaian kebesaran’ yaitu kesombongan dan keangkuhan miliknya.
Sekarang Gadis itu seperti kehilangan arah, dia bahkan tidak berniat mencari kendaraan atau menghubungi seseorang untuk menjemputnya. Di malam Jakarta yang dingin ini Eirene berjalan sendirian.
“Apa yang sudah membuatmu seperti ini? Apa karena pria itu?” bisik Sakala.
Sakala terlalu tahu, Eirene tidak pernah mau berjalan kaki apalagi di tengah malam begini. Sejak kecil gadis itu sudah memanfaatkan semua fasilitas keluarga Hartono.
Bahkan matahari pun tidak akan diijinkan menyakiti kulit putihnya. Gadis yang sedang berjalan didepannya ini benar benar sangat berbeda dengan Eirene yang dikenal Sakala.
Sekarang gadis itu terlihat begitu lemah dan begitu rapuh.
Sakala melihat semuanya tadi, dia menyaksikan pertengkaran mereka. Dia melihat sendiri bagaimana Dimas meninggalkan Eirene dan bagaimana gadis itu menangis karena kepergian pria itu.
Semuanya terasa sangat menyakitkan. Sakala bahkan menunggu moment itu seumur hidupnya, dia sama sekali tidak menyangkah pria asing yang baru saja masuk kedalam hidup gadis itu, justru yang berhasil memporak-porandakan hati seorang Eirene dalam sekejab.
“Sebentar lagi, aku akan melihatnya Rene. Aku akan melihat air matamu untukku”
………………………………………..
Next day
@Dimas apartement
Eirene membuka mata, dengan cepat melirik tempat tidur di sampingnya, berharap pria itu ada disana seperti yang terjadi selama pernikahan mereka.
Gadis ini tersenyum saat melihat pria itu sedang terlelap di sampingnya, Eirene mengulurkan tangan menyentuh rambut berwarna hitam pekat milik Dimas.
Dan didetik berikutnya Senyuman di wajah cantik itu perlahan menghilang saat menyadari apa yang sebenarnya disentuhnya.
Tidak ada Dimas disampingnya seperti yang dia harapkan. Eirene hanya menyentuh angin.
…………………………………….
@Kafie's House
Jakarta Timur
Hana Belle membuka mata saat mentari pagi menyilaukan mata. Gadis itu baru sadar kalau dia semalaman tidak mengunci jendela kamarnya.
Dia kelelahan karena menangis dan pada akhirnya tertidur. Perlahan gadis mungil itu bangun, menyeret langkahnya mendekat kearah jendela, bermaksud menghirup bisa udara pagi.
Berharap udara segar bisa sedikit menghapus sedikit luka hatinya. Tubuh gadis itu menegang saat kedua bola matanya menangkap sosok yang amat sangat dikenalnya sedang berdiri bersandar di mobil sambil mendongkak membalas tatapannya.
………………………..
“Apa yang sebenarnya sedang Anda rencanakan?” Hana Belle berbisik kearah pria yang sedang asyik mengunyah makanan disampingnya.
Dia sengaja berbisik supaya mamanya yang sedang memasak yang berada beberapa meter dari mereka tidak mendengar.
Pria itu menatap Hana Belle sebentar kemudian kembali melanjutkan makanannya. Terlihat sangat menikmati nasi goreng didepannya.
Hana Belle mendengus frustasi. “Tuan Sakala Atmadja, saya bertanya apa yang anda rencanakan?“
Gadis itu melirik jam di dinding “Dan ini baru jam 6 pagi, bagaimana bisa anda dengan begitu santainya bertamu di rumah orang sepagi ini, dan langsung meminta sarapan? “
Yang disinggung mendongak, Sakala memutar kepala menatap wanita setengah abad yang sedang sibuk mengaduk-aduk makanan di wajan, dia sama sekalii mengabaikan Hana Belle yang sudah menatapnya bengis.
“Mama….”
Mata Hana Belle membulat “Hei!”
Wanita yang sibuk dengan masakan beberapa meter dari mereka memutar tubuh menatap pria asing yang sedang tersenyum manis padanya. Pria yang tiba-tiba memangggilnya dengan sebutan mama bukan Tante atau nyonya Kafie seperti yang seharusnya.
“Iya?”
“Ini enak banget apa ini mama yang buat?” Tanya Sakala dengan penekanan pada kata 'mama'.
“Seumur hidup aku nggak pernah makan nasi goreng seenak ini. Super super yummi ”ucap Sakala jujur, dia sudah pernah memakan hampir semua masakan di belahan dunia ini, tapi entah kenapa nasi goreng rica roa ini terasa sangat enak di lidahnya.
Anike tersenyum “Astaga…kau sudah memuji masakan saya, bahkan sudah memanggil saya mama, padahal kita belum berkenalan”
Hana Belle sudah mau mengeluarkan protes, tapi usahanya gagal saat Sakala berdiri, lalu berjalan mendekati ibunya, “Hallo Ma, namaku Sakala Atmadja. Maaf atas kelancangan ini. Perkenalkan aku adalah pria yang akan menikahi putri sulung mama. Aku datang kesini untuk meminta doa restu mama secara langsung”
Jantung Hana Belle rasanya langsung berserakan dilantai, dia bahkan tidak bisa mengontrol mulutnya yang sudah menganga lebar, sementara itu nyonya Kafie juga merasakan syok yang sama.
Dia tidak menyangka kalau Hana Belle sudah memilki pengganti Dimas, yang dia tahu putri sulungnya itu masih sangat terluka, masih berada dalam proses pemulihan luka hati.
Bagaimana bisa sekarang didepannya sudah berdiri pria yang mengaku akan menikahi putri satu-satunya itu? wanita setengah abad ini menatap Hana Belle yang hanya berdiri mematung ditempat, meminta penjelasan akan semua ini.
“Abell kamu...?”
Hana Belle mendongak, entah kekuatan apa yang mendorongnya sampai membuatnya menghampiri Sakala dan mengamit lengan pria itu “Iya, ma. Abell akan menikah dengan pria ini”
………………….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments