2minggu kemudian
@Hotel Indonesia Kempinski Jakarta
Jalan MH Thamrin No. 1, Thamrin, Jakarta Pusat, Jakarta, Indonesia.
Hana Belle menatap pantulan dirinya di cermin besar, mempertanyakan dimana letak kewarasannya.
Bagaimana bisa dia tidak mengeluarkan sepatah katapun untuk menolak semua penawaran Sakala Atmadja padanya?
Dia bahkan dengan bodohnya mau berdiri di tempat ini menggunakan gaun pengantin, kemudian akan menuju pada pria itu yang sudah menunggu di depan altar.
Pernikahan ini bahkan sangat jauh dari bayangan masa kecilnya.
Karena sejak kecil, impiannya hanyalah menikah dengan Dimas Anthoni, di mulai dari mengatur semua kebutuhan pernikahan mereka berdua, membeli rumah kemudian mengisinya bersama, memiliki anak-anak yang tampan juga cantik kemudian hidup bahagia selamanya.
Hanya sesederhana itu.
“Kakak, apa sudah siap?”
Hana Belle memutar badan, menatap Ben Yamin yang baru saja masuk keruang pengantin ini.
Adik laki-lakinya ini akan menggantikan tugas ayah mereka untuk membawa Hana Belle sampai dengan selamat didepan altar.
“Ben Yamin Kafie, bilang ke gue kalo gue udah gila sekarang”
Kening Ben Yamin berkerut,
“Apa maksudnya sih? Aku tahu kakak lagi gugup banget sekarang, tapi bukankah ini adalah pilihan kakak? Kak Abell sendiri yang ngeyakinin aku dan mamah kalau dia adalah laki-laki pilihan kakak kan? Terus apa maksudnya kali ini Hana Belle Kafie?”
Hana Belle meremas gaun pengantinnya, ingatannya kembali pada saat dia datang kerumah bersama Sakala, meminta restu sang mamah dan juga adik laki-lakinya.
Saat itu secara terang-terangan Ben Yamin menunjukan rasa tidak sukanya pada Sakala tanpa di tutup-tutupi.
Adik laki-lakinya itu bahkan mengintrogasinya seperti tugas seorang ayah terhadap seorang laki-laki yang akan meminang putrinya.
Saat itu Ben Yamin bahkan sangat cerewet melebihi mamah mereka.
Ben Yamin mengajukan begitu banyak pertanyaan, menanyakan dari hal yang sepele seperti di mana pertama kali mereka – Hana Belle dan Sakala—bertemu, bahkan sampai pada pemberian petuah yang membuat Hana Belle sama sekali tidak percaya.
Bagaimana bisa seorang laki-laki berusia 19 tahun dengan penuh wibawa mengatakan hal yang jujur saja sampai membuat Hana Belle meneteskan air mata pada saat itu.
“Bang Sakala Atmadja, aku serahin kakak perempuan aku sama kamu. Tolong jaga dia dengan baik. Dia memang agak menyebalkan dan juga sedikit cerewet sih. Tapi dia wanita luar biasa kedua setelah mamah didunia ini."
"Dia mungkin akan banyak nyusahin, tapi percayalah dia pasti nggak akan ngecewain.”
“Dia memang nggak cantik, tapi dia manis banget sampe bisa bikin diabetes melitus kan? Karena itu jaga dan lindungi dia sebagaimana tugas seorang suami. kamu adalah pria asing pertama yang dia bawa kesini untuk sebuah hubungan yang serius. Aku percaya sama kamu bang”
Ben Yamin menarik Hana Belle yang sedang benggong itu kedalam pelukannya. Mereka memang tidak terlalu dekat, karena bagi Ben Yamin kakak perempuannya itu sudah seperti seorang ayah. Justru dia sangat dekat dengan Dimas.
Hana Belle sangat tegas juga seorang yang pekerja keras, tidak manja dan selalu memposisikan dirinya sebagai tulang punggung keluarga.
Terkadang ada saat dimana Ben Yamin ingin melihat kakaknya itu juga mempunyai penopang yang lebih kuat untuk dirinya sendiri.
Penopang itu memang pernah ada, tapi penopang itu sudah pergi dan mungkin tidak akan pernah kembali untuk Hana Belle.
Karena itu, saat melihat Hana Belle begitu serius dengan pernikahannya ini, Ben Yamin maupun sang mamah tidak memposisikan diri mereka untuk mempersulit keinginan Hana Belle.
Seperti ada suatu kepercayaan besar pada pria bernama Sakala Atmadja ini. Suatu kepercayaan kalau pria inilah yang akan menjaga, melindungi juga sebagai suatu takdir untuk Abell mereka.
“Kak, kalo sampe dia nyakitin kamu sedikit aja, Aku janji akan pantahin tulang-tulangnya”
………
Sakala tidak bisa menutupi rasa gelisahnya, disinilah dia dengan tuxedo putih yang membuatnya terlihat sangat berbeda kali ini.
Berdiri didepan altar menunggu seorang gadis yang akan mengikat suatu perjanjian sehidup semati dengannya di depan Tuhan dan juga manusia.
Gadis yang tidak pernah terpikirkan akan menjadi pendamping hidupnya. Gadis yang seperti dipilihkan Tuhan sendiri untuknya.
Kriieetttt…
Pintu itu terbuka, Sakala menahan nafas dengan mata yang terbelalak, menatap gadis mungil itu yang sedang berjalan berdampingan dengan adik bungsunya.
Saat ini dia tidak bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu karena masih tertutup dengan cadar putih pengatin. Tapi entah kenapa jantung pria ini berdetak kencang tidak seperti biasanya.
Sakala memalingkan wajah menatap pria di samping Hana Belle. Pria yang masih dianggap seorang bocah kecil baginya. Bocah itu datang padanya beberapa saat yang lalu. Menyudutkannya disudut ruangan memberinya ancaman sekaligus nasehat untuknya.
“Aku percaya sama kamu bang. kamu pasti akan menjaganya dengan sangat baik. Sejak papa meninggal, kak Abell hampir nggak punya waktu untuk dirinya sendiri."
"Dia selalu ngelakuin semua hal yang seharusnya dilakukan seorang ayah, dia merawatku juga menjaga mamah. Dia juga menjadi tulang punggung untuk kami”
“Aku percayai'n kak Abell sama kamu, jadi tolong jaga dia dengan baik. Kalau sampe dia luka sedikit aja, aku janji akan buat bang Sagung sekarat.”
Sakala mengerjabkan mata, bayangan adik iparnya tadi langsung hilang berganti dengan sosok mungil yang entah sejak kapan sudah berada di depannya.
“Saya menyerahkan kak Abell sama bang Saka, dan tolong jangan anggap enteng ancaman juga nasehat saya tadi” setelah berbisik dengan menggunakan bahasa formal seperti itu, Ben Yamin segera berjalan menjauh meninggalkan pasangan itu yang tiba-tiba terserang perasaan gugup.
……….
“Hana Belle Kafie, saya Sakala Agung Atmadja, mengambil engkau sebagai istriku. Mengikat engkau selamanya disisiku. Menjadikanmu sebagai satu-satunya wanita yang akan mendampingiku sampai akhir. Menjadikanmu sebagai ibu dari anak-anakku. Mencintaimu dengan semua kelebihan dan kekeuranganmu. Menjadikan kebahagiaanmu sebagai kebahagiaanku, sedihmu, sebagai sedihku. Semoga Tuhan menjaga Cinta ini sampai maut memisahkan“
“Sakala Agung Atmadja, saya menerima engkau sebagai suamiku, mengikat diriku selamanya padamu. Menjadikanmu satu-satunya prioritasku. Berada di sisimu sampai akhir, mencintaimu, dan menua bersama. Semoga Tuhan menjaga cinta kita sampai maut memisahkan”
Sakala bernafas lega saat mendengar jawaban dari gadis itu, mendengar bagaimana gadis itu mengucapkan janji setia pernikahan mereka.
Gadis yang sampai detik ini pun menjadi satu-satunya wanita yang harus terluka, karena pernikahan ini dilakukan dengan dasar yang sudah salah.
Tidak ada cinta diantara mereka. Mereka memutuskan bersama karena adanya satu persamaaan pada keduanya, yaitu : mereka saling membutuhkan.
Sakala membutuhkan Hana Belle untuk kebahagiaan gadis yang dicintainya, gadis angkuh yang selalu tidak bisa melihat cintanya. Tidak pernah sekalipun.
Sedangkan Hana Belle? dia membutuhkan seorang Sakala Atmadja untuk menunjukkan pada pria lain disana kalau sekarang, pria itu bukan lagi pusat dunianya.
………………
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments