Awal

@Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.

Wedding day

Eirene tersenyum bahagia, melangkah anggun begitu percaya diri di hari pernikahannya. Setelah begitu banyak rintangan yang terbentang, akhirnya dia bisa bersanding dengan Dimas Anthoni.

Memang Ada banyak rintangan yang tercipta saat dia mengutarakan keinginannya.

Mulai dari ayahnya yang jatuh sakit akibat serangan jantung, perdebatan dengan Eureno kakak laki-lakinya.

Tidak adanya restu dari ibu mertuanya, hingga kerenggangan hubungannya dengan Hana Belle.

Eirene sudah memprediksi semuanya secara terperinci dan dia tahu hanya perlu waktu yang tepat, sampai apa yang dia rencanakan  berjalan dengan lancar.

Dan untuk pria bernama Sakala Atmadja? Itulah untungnya memiliki pria yang sangat menggilaimu. Disakiti dengan luka apapun, itu tidak akan dibalas dengan luka yang sama. Setidaknya itu yang Eirene pikirkan sekarang.

Buktinya sampai saat ini keluarga Atmadja yang terhormat tidak melakukan gerakan apapun terhadapnya, maupun keluarganya.

Eirene melangkah menghampiri Hana Belle yang sudah seperti mayat hidup. Gadis dengan rambut berwarna cokelat madu ini memeluk Hana Belle seakan ingin menyalurkan perasaan bahagia yang seharusnya dimiliki gadis mungil itu.

"Lo nggak mau nyelamatin gue?"

Hana Belle menegadah, hatinya sangat ngilu, dia berusaha menahan air mata yang sebentar lagi akan jatuh.

"Se.... selamat Rene, Selamat menempuh hidup baru. Semoga kalian bahagia sampai akhir,"

Eirene tersenyum lebar saat dia merasakan punggungnya basah, dia sangat menyukai hal ini, dia sungguh amat sangat bahagia atas kepedihan yang dirasakan Hana Belle.

...****************...

@Kios Ben

Jalan Boulevard Raya Blok TA II Nomor 33-34, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Hana Belle menatap kosong kearah bangku di sudut kedai makanan ibunya,

Bangku favorit seseorang yang dulu selalu mengisi hari-harinya.

Seseorang itu biasanya akan menunggunya dibangku itu, memperhatikannya dan tersenyum dengan eyesmile -nya yang mempesona.

Seseorang yang sudah disukainya sejak kecil, disaat dia bertambah dewasa perasaannya juga berubah, tidak lagi berupa rasa suka tapi menjelma menjadi sebuah cinta.

Hana Belle dan Dimas dibesarkan bersama di Manado, kota yang memiliki banyak kenangan indah. Setelah beranjak dewasa mereka pun sama-sama keluar dari Manado dan menetap di Jakarta yang merupakan jatung negara ini.

Menghabiskan hari-hari bersama, saling memperhatikan satu sama lain, Bahkan tanpa mereka berdua sadari mereka ternyata sudah saling bergantung satu sama lain.

Dua tahun terakhir setelah meraih gelar sebagai dokter spesialis anak, Dimas bahkan sudah mulai menunjukkan perasaannya secara gamblang pada Hana Belle.

Sampai akhirnya beberapa waktu yang lalu tepat di tempat ini, pria itu melamarnya. Menjelaskan arah hubungan mereka yang selama ini tidak jelas.

Saat itu Hana Belle bahagia, sangat bahagia. Siapa yang tidak akan bahagia saat penantian cintamu selama seumur hidup akhirnya menjadi kenyataan?

Dia akan menikah, dengan pria yang dicintainya, dengan kebanggaan yang besar menyandang marga pria itu.

Gadis itu melepaskan secara perlahan cincin yang disematkan Dimas padanya dulu. Semuanya sudah berakhir. Hubungan mereka tidak memiliki harapan lagi.

Hana Belle memegang dadanya yang masih terasa sakit, rasanya berkali-kali lipat menyakitkan saat kenyataan menamparnya dengan pernikahan Dimas yang hanya berselang beberapa bulan dari hari pernikahan mereka yang batal.

Dan yang terasa mencekiknya juga adalah yang menjadi istri dari kekasihnya adalah Eirene Hartono, sahabatnya.

Entah ini hanya kebetulan atau inilah takdir yang dimaksudkan Dimas dulu, tapi kenapa justru gadis ini merasa dikhianati?

"Kak..."

Hana Belle merasakan sebuah tangan yang melingkar di bahunya.

"Nggak usah dipikirin lagi" suara itu terdengar lembut, tepat ditelinganya.

Hana Belle mengangguk, memutar tubuh kemudian menenggelamkan wajahnya didada pria yang berbeda beberapa tahun dengannya.

Adik kecilnya yang sekarang sudah bertumbuh menjadi dewasa.

Ben Yamin Kafie, memeluk erat tubuh mungil kakak perempuannya. Wanita yang biasanya akan selalu terlihat kuat seperti tokoh- tokoh superhero perempuan yang menjadi favoritnya saat kecil, kali ini kakaknya terlihat rapuh dan begitu terluka.

Walau tidak bisa merasakan rasa terluka Hana Belle dengan kadar yg sama, tapi Ben juga merasakan rasa kecewa karena perbuatan kakak laki-laki favoritnya itu.

"Kakak pasti akan menemukan yang jauh lebih baik nanti."

Hana Belle mengangguk, sedikit merasa nyaman dengan usapan teratur dipunggungnya.

"Dia pasti akan menjadi kakak favoritku juga nanti."

...****************...

"Namanya Hana Belle Kafie, dia gadis seharusnya dinikahi Dimas Anthoni. Dia seorang editor di majalah Singels."

Sakala menatap gadis yang sedang dipeluk seorang pria didalam kedai makanan khas Manado. Gadis mungil itu rasanya pernah dia lihat sebelumnya.

"Pria yang memeluknya itu adalah, adik laki-lakinya. Ben Yamin Kafie. Mereka hanya tinggal bertiga sejak ayah mereka meninggal.

Semua tidak menyangka dia tidak jadi menikah dengan dr.Dimas Anthoni. Mereka sudah dekat sejak kecil, mereka juga berasal dari kampung halaman yang sama,"

Sakala menajamkan mata, menyadari satu hal kalau pundak gadis yang sedang dipeluk itu bergetar. Pria itu bahkan menurunkan kaca mobilnya supaya bisa dengan jelas memperhatikan gadis itu.

"Aku menemukan ini di cctv apartement dr. Dimas."

Sakala menerima gadget yang diberikan, Dinan sekertarisnya. Untuk beberapa saat Sakala mengeraskan rahang, melihat sosok Eirene yang sedang naik lift di apartemen Dimas.

"Itu diambil saat ... "

"Lanjut." perintah Sakala cepat. Dia tidak mau mendengar informasi kalau Eirene yang datang mencari pria itu, walau bukti yang ada sepertinya mengatakan begitu.

Dinan berdehem "Saya mendapat banyak informasi kalau semua yang dia lakukan hampir semuanya gagal. Beberapa orang yang  saya tanyai mencurigai nona Eirene sebagai dalang dibalik kegagalannya,"

mata Sakala berkilat, untuk kesekian kalinya dia tetap tidak bisa menerima hal buruk tentang Eirene. Seberapa banyakpun luka yang diberikan gadis itu padanya, "Apa maksudnya?"

"Maafkan saya pak, tapi ini hanya pendapat orang-orang yang berada didekat mereka. Ada beberapa teman SMA mereka dan juga semasa kuliah yang mengatakan kalau Eirene terlihat merasa iri dengan gadis ini dibeberapa kesempatan,"

Sakala mengepalkan tangan menatap kearah gadis yang berada didalam kedai beberapa meter dari mobilnya, dia memang sangat menyukai Eirene. Hanya mau memfokuskan hati pada gadis itu dan tidak mau membuang-buang waktu untuk hal-hal lain.

Itulah sebabnya, Sakala tidak tahu atau malah tidak dekat dengan para sahabat ataupun teman sepermainan gadis itu.

Dia paham Eirene memiliki sifat yang cuek dengan hal-hal yang tidak disukainya --salah satunya dirinya-- juga selalu berambisi dengan sesuatu.

Tapi, Sakala sama sekali tidak tahu kalau Eirene akan segila ini, jika merasa iri dengan sesuatu.

"Aku akan merebutmu kembali, Tapi mungkin dengan memberi sedikit pelajaran kecil untukmu Rene. Kita tunggu saja." bisik Sakala pelan, sambil mengusap cincin pertunangannya dengan Eirene.

Cincin yang gadis itu sematkan dulu, saat mereka bertunangan di usia yang masih belasan tahun.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

To be continue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!