Damian segera mengedarkan pandangannya, saat pertama kali menginjakkan kakinya di kampus tempat Sarah menimba ilmu. Pria itu mencari sosok gadis yang selalu mampu mencuri hatinya. Di ikuti dengan dua bodyguard yang bertubuh kekar dan tegap.
Pesonanya yang memang tak terbantahkan membuat mahasiswi yang berada di sekitarnya tak henti menatap Damian dengan berdecak kagum.
Pria itu menangkap sosok yang ia cari, ia berjalan ke arah Sarah. Sedangkan Ben, sudah berada di ruang administrasi kampus guna untuk menyelesaikan masalah yang baru saja menimpa gadis itu.
Namun, langkahnya sempat terhenti karena ia melihat tiga gadis yang menghampiri Sarah. Damian yang berdiri sekitar lima belas meter dari tempat Sarah, hanya bisa mengernyitkan keningnya. Pasalnya, ia sama sekali tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan.
Agus tergopoh-gopoh menghampiri Damian, pria itu segera membungkukkan badannya untuk memberi salam kepada Damian.
"Agus kamu kenal siapa mereka?" tanya Damian sambil menunjuk ke arah tiga gadis yang sedang berdebat dengan Sarah.
"Mereka gadis yang saya ceritakan Tuan, salah satu dari gadis itu yang sudah mencoba mengganggu Nona Sarah," jelas Agus.
Salah satu bibir Damian tertarik ke atas, ia kemudian berjalan mendekat ke arah Sarah. Kedatangan Damian semakin mengalihkan hampir seluruh mahasiswi yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Ketiga gadis pengganggu itu pun tampak terkesiap.
Siapa yang tak kenal dengan sosok Damian Pradana Hutama, klan Hutama yang sangat terkenal di seluruh negeri karena paras tampan nya yang mampu membuat siapa saja jatuh hati pada pandangan pertama.
Leona dengan gaya percaya dirinya tampak berjalan mendekati Damian, gadis yang sudah mengklaim bahwa dirinya adalah gadis yang paling kaya sekampus itu merasa sok kenal dengan Damian.
"Tuan Damian ...." sapa Leona dengan suara di buat semanis mungkin, membuat Damian merasa risih.
Sarah yang baru menyadari kehadiran Damian merasa heran, kenapa Tuan Muda menyebalkan ini bisa berada disini.
"Tuan ...?" ucap Sarah masih tak percaya. Ia masih termangu menatap Damian, membuat pria itu harus mengulas senyum karena merasa senang dengan ekspresi keterkejutannya.
"Kenapa?" tanya Damian sambil memiringkan kepalanya menatap Sarah.
Leona merasa tak terima, bagaimana mungkin gadis miskin seperti Sarah membuat Tuan Muda tampan di hadapannya ini tersenyum kepadanya. Leona bergerak selangkah lebih dekat dengan Damian, namun tubuh Leona segera ditahan oleh salah seorang bodyguard Damian. Tapi bukan Leona namanya, jika ia menyerah begitu saja. Kini ia berdiri, dengan jarak dua meter dari Damian dan Sarah.
"Tuan, apa ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya Leona sambil menyinggung kan senyumannya semanis mungkin.
Damian sama sekali tak menggubris nya, ia kembali mengedarkan pandangan ke seluruh taman, melihat beberapa mahasiswi yang sudah berkerumun ingin melihatnya dari dekat. Lalu beralih menatap Sarah dengan pandangan yang sulit di artikan oleh Sarah.
Pria itu menatap lekat wajahnya, Sarah segera menundukkan kepalanya. Ia merasa tak nyaman di pandang seperti itu oleh Damian.
"Apa kamu baik-baik saja?" pertanyaan Damian yang mampu membuat semua gadis yang melihat ke arah mereka bertanya-tanya, tak terkecuali Leona. Gadis itu terlihat sekali tak senang, saat Tuan Muda di hadapannya lebih simpati kepada Sarah dan tak mengindahkan dirinya.
Sarah masih bergeming, ia tak tahu harus bagaimana. Gadis itu baru saja mendapat masalah dengan pemutusan beasiswa karena ada yang dengan tega menyebarkan berita palsu ke pihak kampus. Dan sekarang Tuan Muda Damian datang ke kampus -- menyapa dirinya, bagaimana jika pihak kampus mengetahui ini. Atau bagaimana jika salah satu dari temannya yang berada di sini melaporkan kejadian ini.
🍁🍁🍁
Ben terlihat berjalan mendekati kerumunan mahasiswi itu, ia segera menghampiri Damian.
"Bagaimana Ben?" tanya Damian.
"Sudah beres semuanya Tuan," terang Ben.
Damian menyunggingkan senyumannya, ia segera merentangkan salah satu tangannya dan melingkarkan pada pundak Sarah. Gadis itu terkesiap dengan perlakuan Damian, begitu juga dengan mahasiswi yang sedang menatap ke arah Tuan Muda tampan itu.
"Ayo kita pergi dari sini, calon istriku. Urusan kampusmu sudah beres, besok kamu bisa pergi ke kampus seperti biasa," ucap Damian.
Sarah membulatkan matanya, ia benar-benar tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Sedangkan Leona, gadis itu merasa benar-benar tak terima. Emosinya merayap naik melihat Sarah mendapat perlakuan istimewa dari Damian.
"Tuan, bagaimana bisa anda mengenal gadis miskin ini? Apa dia juga sudah berani menggoda anda?" pekik Leona tak terima.
"Leona, beraninya kau!" hardik Tuan Hendro Wirawan. Pria yang tak lain adalah Ayah dari Leona, Tuan Hendro adalah donatur terbesar di kampus tempat Sarah dan Leona menimba ilmu. Karena aduan Leona, Tuan Hendro akhirnya menyuruh pihak kampus membatalkan beasiswa Sarah. Beliau juga yang menyuruh pihak kampus untuk menanyakan perihal yang terkait laporan anaknya kepada teman kerja Sarah. Dan mereka mengiyakan tentang Sarah yang sering dijemput oleh pria kaya seusai bekerja.
Laporan Ben beberapa saat lalu pada pihak kampus, ternyata membuat Tuan Hendro terpaksa meninggalkan pekerjaannya untuk bertemu dengan Tuan Damian yang terkenal sangat sulit ditemui. Memang, Damian bukanlah pebisnis yang dengan mudah menerima janji untuk bertatap muka secara langsung kepada kolega nya. Seringkali Ben yang menjadi wakil dari calon CEO tersebut.
Hal ini, tentu saja tak disia-siakan oleh Tuan Hendro. Ia dengan senang hati meluangkan waktunya untuk datang ke kampus anaknya. Tuan Hendro harus meminta maaf sebesar-besarnya atas masalah beasiswa itu kepada Ben, ia berjanji akan meneruskan beasiswa Sarah sampai gadis itu lulus kuliah.
Leona begitu terkejut saat mendapati Ayah yang selalu di banggakan nya berteriak ke arahnya.
"Papi," lirih nya.
Tuan Hendro setengah berlari menghampiri Damian dan Sarah.
"Tuan, saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Membuat anda harus turun tangan langsung untuk masalah ini." Pria paruh baya ini menjeda kalimatnya, ia menatap putri kesayangan nya.
"Leona, segera minta maaf lah kepada nona Sarah," ucap Ayah nya.
Leona kembali terkesiap. "Tidak, aku tidak mau Ayah. Dia memang sudah menjadi simpanan om-om selama ini."
"Leona ....!" teriak Tuan Hendro. Pria itu tampak begitu murka kepada putri nya.
Damian yang menyaksikan adegan Ayah dan anak di hadapannya ini tampak sedikit terganggu.
"Hey, gadis. Kamu mau tahu siapa om-om itu? Tapi sayangnya dia tidak menjadikan Sarah sebagai simpanan om-om itu, tapi menjadikan istri kesayangannya dan hanya dia satu-satunya. Om-om itu adalah Damian Pradana Hutama," ucap Damian dengan wajah menyeringai.
Hal itu, tentu saja membuat semua mata yang menatap ke arah mereka bersorak. Desas desus mulai terdengar dari sana sini, semua mata menatap Sarah dengan ekspresi wajah yang berbeda-beda. Sarah menundukkan pandangannya, tangannya meremas tangan satunya. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. Kalimat Tuan Muda disebelah nya ia anggap hanya bualan untuk mengakhiri tuduhan Leona kepada dirinya, gadis itu tak berani berharap bahwa itu adalah nyata. Dia sadar diri.
"Saya minta maaf yang sebesar-besarnya, atas tindakan anak saya Nona. Anda mau kan memaafkannya?" pinta Tuan Hendro dengan pandangan mengiba. Leona merasa tak terima dengan tindakan Ayah-nya, gadis itu menghentakkan kakinya dan segera pergi meninggalkan kerumunan itu.
Sarah merasa tak enak hati, benar-benar tak nyaman dengan situasi yang tengah di hadapinya.
"Tuan, jangan seperti ini. Ini hanya kesalah pahaman saja Tuan, dan saya juga sudah memaafkan Leona," ujar Sarah. Ia melambaikan tangannya di hadapan Tuan Hendro.
"Dia sudah memaafkan anak anda Tuan, calon istri saya ini memang berhati mulia," desis Damian dengan raut wajah bangga. Sontak membuat Sarah segera mengalihkan pandangan nya ke arah Damian. Ia mendelik menatap sang Tuan Muda.
"Sudah, sudah tidak ada yang perlu dibahas lagi. Kalau begitu saya pergi dulu Tuan." Damian segera menautkan tangannya dengan tangan Sarah. Lagi-lagi gadis itu tidak bisa berkutik, sentuhan tangan Damian membuat darahnya berdesir. Detak jantungnya kembali berpacu. Pria itu menarik pelan genggaman nya, agar segera mengikuti langkah kakinya.
"Terimakasih Tuan, terimakasih banyak," teriak Tuan Hendro.
🍁🍁🍁
Mereka berdua sudah berada di parkiran, tapi Damian masih enggan melepaskan genggaman tangannya. Sarah dengan sekuat tenaga nya mencoba melepaskan tautan tangan mereka.
"Tuan, anda seharusnya tak berkata seperti itu," ucap Sarah setelah berhasil melepaskan tangannya dari genggaman jemari Damian.
Damian tak menggubris nya, dia memilih masuk mobil karena Ben sudah membukakan pintu untuknya.
Namun, Sarah merasa butuh penjelasan. Ia memikirkan sebab akibat yang akan terjadi setelah Damian bicara secara gamblang di hadapan para mahasiswi tadi. Dia pasti akan menjadi bahan pembicaraan, bahan gosip. Dan selama ini Sarah sangat menghindari hal itu.
"Tuan, kenapa anda selalu seenak anda. Kenapa anda ---." Belum selesai Sarah menyelesaikan ucapannya. Damian segera membekap mulutnya dan menarik tubuhnya ke pangkuannya. Pria itu segera menutup pintu mobil dan menyuruh Ben untuk segera menjalan kan mobilnya.
"Kamu cerewet sekali," desis nya tepat di telinga Sarah. Membuat jantung gadis itu berdetak lebih cepat, ia segera menggeser tubuhnya dan duduk di samping Tuan Muda menyebalkannya itu.
Ya Tuhan, ada apa dengan ku. Kenapa Tuan Damian senang sekali berbuat seenaknya kepadaku, aku harus bagaimana ini? batin Sarah berkecamuk.
Ia tidak menyadari bahwa saat ini kedua pipinya bersemu merah karena hormon adrenalin nya yang sedang meningkat.
Bersambung ....
.
.
.
.
Mampir ke karya teman author ya, dijamin keren banget 😍👍🏻
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Erie
lumayan seru lanjut
2021-09-28
0
Lasmi Kasman
Sarah terima aja
2021-08-20
0
Sukhana Lestari
Assalamu'alaikum.. AUTHORKU yg cantik.. akoh baca ulang nih.. semoga author tetep sehat tetep 💪💪💪 bisa berkarya terus..
2021-07-13
1