Chapter 16. Titik Terang

"Dav, bagaimana keadaan Oma?" tanya Damian saat melihat Davian berjalan menghampiri nya.

"Syukur Alhamdulillah, Oma sudah sadar Dam," jawab Davian sambil menepuk pelan pundak Damian.

"Dam, bisa kita bicara sebentar?"

"Iya baiklah, aku juga ingin bertanya sesuatu kepadamu," sahut Damian.

Mereka berdua segera berjalan menuju ruangan Davian.

Davian membuka sebuah pintu berwarna putih, di dalamnya terpampang sebuah ruangan yang cukup luas dengan furniture yang di dominasi dengan warna coklat dan cream.

Kedua saudara kembar itu tampak duduk di sofa, Damian memilih menyandarkan punggungnya. Wajahnya terlihat lusuh karena masalah yang tengah di hadapinya.

"Dav, aku sangat menyesal. Karena kecerobohan ku, Oma harus di rawat di rumah sakit." Damian memijit pangkal hidungnya. Ia benar-benar sangat menyesal.

"Kamu memang harus minta maaf secara langsung kepada Oma Dam, kamu tahu kan bagaimana Oma? Beliau bahkan berencana akan segera melangsungkan pernikahan mu dengan Arra."

Damian membulatkan matanya, ia tak percaya dengan ucapan saudara kembarnya itu.

"Dav, kamu bercanda kan?"

"Apa aku terlihat bercanda?" Davian mengangkat salah satu alisnya, entah kenapa ia sangat senang menggoda Damian saat pria itu dirundung masalah.

"Lalu, apa yang ingin kamu tanyakan? Kamu tadi bilang ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan bukan?" tegas Davian. Pria itu berjalan mendekati lemari es mini yang berada di sebelah kursi kerjanya, ia mengambil dua botol air mineral.

Davian mengangsurkan botol itu kepada Damian, kedua pria itu segera menyesap air mineral dan meletakkan pada meja di hadapan mereka.

Damian tampak menghela napas berat.

"Dav, apa tes DNA bisa dilakukan saat bayi belum dilahirkan?" Pria itu menoleh ke arah saudara kembarnya, berharap sebuah jawaban yang membuatnya bisa bernapas lega keluar dari bibir pria yang berprofesi sebagai Dokter.

Meskipun dia selalu puas dengan hasil kerja Ben selama ini, tapi ia juga ingin memastikan dengan metode kedokteran. Tentu hal itu akan bisa lebih meyakinkan keluarga nya, jika dia bisa membuktikan bahwa janin itu memang benar-benar bukan anaknya.

"Bisa ... tapi saat usia kehamilannya kurang lebih sepuluh sampai dua belas minggu."

Raut wajah Damian terlihat lebih serius, keningnya berkerut. Menandakan bahwa sang pemilik tubuh sedang berpikir keras.

"Sepuluh Sampai dua belas minggu?"

"Kamu kan bisa mengantar calon istrimu itu untuk periksa kandungan Dam," seloroh Davian yang dihadiahi lemparan bantal pada tubuhnya oleh Damian.

"Sialan kau Dav, aku bahkan tak pernah menjamah nya sedikitpun. Enak sekali pria brengsek yang sudah menghamili nya. Mereka yang berbuat, dan aku yang harus bertanggung jawab," umpat Damian dengan kesal.

Davian terkekeh dengan ucapan saudara kembarnya itu. Namun, selang beberapa detik kemudian. Raut wajah kedua saudara itu tampak serius kembali.

"Apa kamu sudah melakukan yang seharusnya kamu lakukan Dam?"

"Tentu, aku bahkan sudah menyuruh Ben untuk mengerahkan seluruh anak buahnya agar mengusut masalah ini," terang Damian.

"Dav, kamu percaya kan padaku?" tanya Damian dengan raut wajah sendunya.

Davian menganggukkan kepala seraya berkata, "Aku percaya, kamu tak akan melakukan perbuatan yang bisa menghancurkan nama baik keluarga kita Dam. Daisy pun begitu, karena dari awal Isy sudah tahu bagaimana sebenarnya Arra. Dia tak sebaik yang kamu pikirkan selama ini."

Damian hanya bisa bernapas berat, pikirannya mulai berandai-andai. Tapi dengan cepat ia segera menyangkalnya, ia tak ingin larut dalam penyesalannya. Inilah takdir yang harus ia jalani, sekarang bukan saatnya meratapi setiap kejadian yang sudah menimpanya. Tapi melewatinya dengan penuh keyakinan dan dukungan dari orang yang menyayanginya adalah jalan untuk menjalani takdir itu.

🍁🍁🍁

Kamar VVIP Rumah Sakit Hutama

Davian memutar handle pintu kamar dimana Oma nya di rawat, kedua pria yang berbeda profesi itu berjalan perlahan menghampiri Mama dan Oma nya.

Damian setengah berlari menjangkau tubuh Oma nya, pria itu segera memeluk tubuh sang Oma.

"Oma, maafkan aku. Aku yang membuat Oma jadi sakit seperti ini, Maafkan aku Oma." Pria itu terus mendekap erat tubuh wanita yang hampir berumur delapan puluh tahunan itu. Suaranya terdengar parau. Dengan lembut sang Oma membelai punggung cucunya yang sangat disayanginya.

"Anak nakal, siapa bilang Oma sakit karena kesalahan mu. Oma hanya kurang enak badan, tapi sepertinya Oma senang karena sebentar lagi Oma akan mendapat cicit darimu," seloroh Oma nya.

Damian segera melepaskan pelukannya, ia menatap sendu wajah sang Oma.

"Oma, apa Oma lebih percaya kepada gadis itu daripada cucu Oma sendiri?" tanya Damian dengan wajah sedikit kesal.

Mama Erina yang duduk di sebelah Oma nya pun akhirnya angkat bicara.

"Dam, Mama dan Oma sudah menentukan tanggal pernikahan kalian. Kamu jangan lepas tanggung jawab. Mama dan Papa tak pernah mengajari kalian hal seperti itu bukan?" ucap Mama Erina dengan raut wajah serius.

Hal itu tentu saja membuat Damian semakin kesal, pria itu menatap sang Mama dengan pandangan mengiba.

"Ma, kenapa aku harus tanggung jawab dengan perbuatan yang tak pernah aku lakukan. Aku benar-benar tak pernah menyentuh Arra sedikitpun," jelas Damian dengan mata memelas.

Oma yang melihat pengakuan Damian pun mengulas senyum.

"Oma dan Mamamu perlu bukti sayang, buktikan kepada kami secepatnya. Agar masalah ini tak sampai menjadi konsumsi publik. Kamu tahu kan keluarga kita adalah sasaran empuk untuk media masa, setiap masalah yang kecil sekalipun akan menjadi berita hangat untuk mereka," terang Oma yang segera dibenarkan oleh ketiga orang yang ada di ruangan tersebut.

Damian segera meraih jemari Mama nya, sorot mata sang Mama menunjukkan kekecewaan yang mendalam terhadapnya. Berbeda dengan sang Oma dan Papa nya yang memberikan kesempatan untuk Damian mencari bukti.

"Ma, aku akan membuktikan semuanya ma. Aku akan mengembalikan kepercayaan Mama kepada Damian. Aku janji Ma, aku akan secepatnya mengungkap siapa Ayah dari anak yang di kandung oleh Arra." Damian terus mendekap jemari sang Mama.

Mama Erina tampak mengambil napas dalam-dalam, lalu menghembuskan nya secara perlahan. Seolah berat untuk memutuskan semuanya.

Wanita yang masih sangat cantik di usianya itu menatap lekat manik coklat milik putranya, ada kesungguhan yang ia lihat dibalik mata sendu sang anak. Damian yang ada di hadapannya itu bukanlah seorang yang pandai berbohong. Perlahan kedua sudut bibir Mama Erina terlihat melengkung ke atas, sebuah senyuman manis tergambar di wajahnya yang penuh kasih sayang.

Merasa mendapat kepercayaan sang Mama kembali, Damian segera mendekap Mamanya.

"Terimakasih Ma, terimakasih. Aku janji tak akan mengecewakan Mama."

"Iya sayang, maafkan Mama ya. Karena sempat meragukanmu. Harusnya Mama tak begitu saja percaya kepada Arra." Mama Erina mengelus pelan punggung Damian. Akhirnya Damian bisa bernapas lega, ganjalan di hatinya perlahan mulai menemui titik terang satu persatu. Karena saat ini dukungan keluarga lah yang sangat ia perlukan.

Davian merasa terharu dengan adegan di hadapannya, pria itu segera merentangkan tangannya dan ikut memeluk sang Mama dan Damian. Sejenak mereka saling berpelukan dan saling menguatkan satu sama lain, begitupun dengan Oma. Wanita itu tersenyum bahagia, melihat kemesraan sang menantu dan kedua cucunya itu.

🍁🍁🍁

Suara dering telpon terdengar dari saku celana Damian, ia segera meraih ponsel di sakunya. Pria itu menatap sekilas layar ponsel nya "Ben" batinnya. Pria itu pamit kepada Oma dan Mama nya untuk menerima telpon.

Damian segera menggeser layar benda pipih nya ke arah warna hijau, lalu meletakkan di telinga kanannya.

"Halo, iya Ben."

"Tuan, saya sudah berhasil membawa Chris dan Tuan Ferdi. Saya sudah berada di ruangan Tuan, Tuan berada dimana sekarang?"

"Chris?" Damian tampak mengernyitkan keningnya.

"Chris, selingkuhan Nona Arra Tuan."

"Oke, baiklah. Aku akan segera kesana!"

Damian segera menggeser layar benda pipih nya ke kiri dan memasukkan kembali ke sakunya. Pria itu berjalan mendekati Oma, Mama nya dan juga Davian.

"Ma, aku pamit dulu ya. Ada beberapa urusan yang harus segera aku selesaikan." Damian menjeda kalimatnya, ia mendudukkan tubuhnya di ranjang tempat Oma nya berbaring.

"Oma, Damian pergi dulu ya. Oma cepatlah sembuh." Pria itu mendaratkan sebuah kecupan di pipi kanan dan kiri Oma nya. Kemudian berpindah memeluk Mamanya. Kedua wanita itu tampak mengulum senyum kepada Damian.

Terakhir pandangan nya beralih pada Davian yang duduk di sebrang ranjang Oma nya.

"Dav, titip Oma dan Mama ya," ucapnya.

Davian menganggukkan kepala seraya berkata, "Iya, Hati-hati dijalan Dan. Semoga semua berjalan lancar."

"Aamiin ...." Oma dan Mama nya segera mengamini ucapan Davian. Damian tersenyum penuh arti kepada saudara kandungnya itu.

"Terimakasih," sahutnya. Lalu ia segera berlalu dari balik pintu.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

ww

ww

SEMAKIN TUA SEMAKIN TOLOL

2023-08-11

0

ww

ww

wanita GOBLOKKK

2023-08-11

0

❤️❤️sehun oppa lovers❤️❤️

❤️❤️sehun oppa lovers❤️❤️

lanjut lagi

2022-08-10

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1. Deadline
3 Chapter 2. Rencana
4 Chapter 3. Menjalankan Rencana
5 Chapter 4. Cari Pelakunya!
6 Chapter 5. Hari Sial
7 Chapter 6. Bertemu Tuan Muda
8 Chapter 7. Masalah Baru
9 Chapter 8. Cari Tau Siapa Dia
10 Chapter 9. Calon Istri
11 Chapter 10. Pembuat Masalah
12 Chapter 11. Tantangan Baru
13 Chapter 12. Selalu Berdebat
14 Chapter 13. Berkunjung
15 Chapter 14. Sebuah Tujuan
16 Chapter 15. Aku Akan Membuktikannya
17 Chapter 16. Titik Terang
18 Chapter 17. Kerjasama
19 Chapter 18. Urus Semuanya
20 Chapter 19. Om-Om Itu, Aku!
21 Chapter 20. Bersiaplah Untuk Hari Esok
22 Chapter 21. Mengungkap Kebenaran
23 Chapter 22. Kencan
24 Chapter 23. Kamu adalah Milikku
25 Chapter 24. Aku Merindukanmu
26 Chapter 25. Nasihat Ibu
27 Chapter 26. Jangan Takut
28 Chapter 27. Membuka Hati
29 Chapter 28. Penyerangan
30 Chapter 29. Penyelamat
31 Chapter 30. Ironi
32 Chapter 31. Permintaan Arrabela
33 Aku Bukan Mas-Mas
34 Terciduk
35 Pesta Pernikahan
36 Solo Player
37 Berhasil?
38 Candu
39 Tak Usah Malu
40 Dosen Pembimbing
41 Tak Bisa Jauh
42 Siapa Dia?
43 Tak Akan Ku Biarkan
44 Sebuah Tantangan
45 Pengganggu
46 Menginap
47 Cinta Yang Menyakitkan
48 Aku Menginginkanmu!
49 Ketahuan
50 Three On Three
51 Aku Rindu Ibu
52 Aku Takut Kehilanganmu
53 Rencana Untuk Sarah
54 Asisten Sarah
55 Sarah Menghilang?
56 Bingkai Foto
57 Rival?
58 Pengakuan Sarah
59 Motif
60 Panik
61 Amarah Damian
62 Penyerangan
63 Hujan
64 Mie Instan
65 Aku Hamil
66 Pengakuan Ben
67 Terlambat?
68 Kekuatan Cinta
69 Ngidam?
70 Semakin Cinta
71 Ngidam Lagi?
72 Sebuah Rasa
73 Epilog (Ending)
74 Extra Part
75 Extra Part 1
76 Extra Part 2
77 Extra Part 3
78 Extra Part 4
79 Extra Part 5
80 END Season 1
81 Awal Dari Segalanya
82 Perasaan Yang Berbeda
83 Siapa Gadis Itu?
84 Perasaan Kalut
85 Aku Tak Menyukainya?!
86 Kenapa Aku Harus Memilih?!
87 Terkejut
88 Cemas
89 Ada Apa Denganku?!
90 Sosok Yang Berbeda
91 Aku Mengkhawatirkanmu
92 Suatu Tempat Yang Indah
93 Jangan Menyembunyikannya
94 Tersipu Malu
95 Tuan Cerewet
96 Calon Mertua
97 Serangan Mendadak
98 Alamat Rumah
99 Kejutan
100 Tercengang
101 Bahagia Bersamamu
102 Pekerjaan Yang Mulia
103 Perjalanan Cinta Di Mulai
104 Tak Bisa Menahan
105 Cemburu
106 Sebuah Ungkapan
107 Sakit Hati
108 Fitting Baju
109 Tentang Rasa
110 Firasat
111 Motif
112 Lepaskan Lin!
113 Perasaan Lega
114 Always In Love
115 Rania ....
116 The Day ....
117 Aku, Kamu menjadi Kita ....
118 Malam yang Sangat Berkesan
119 Happiness
120 Pesta Kecil
121 Keluarga Tempat Ternyaman Untuk Pulang
122 Nasi Goreng
123 Ketiga Pemuda
124 Tergoda
125 Kamu Membuatku Candu
126 Manusia Berhati Mulia
127 Sepuluh Wanita Tercantik di Dunia
128 Sebuah Analisis
129 Mencoba Lagi
130 Stop Body Shaming
131 Suami Posesif?
132 Gara-gara Yoghurt?
133 Ada Apa Dengan Lin?
134 Percaya Tak Percaya
135 Si Bucin?
136 Berbagi Kebahagiaan
137 Hasil Ultrasonography
138 Nomor Tak Dikenal
139 Pengganggu
140 Belajarlah Dari Pengalaman
141 Wanita Luar Biasa
142 Pengumuman Novel Baru
143 Pengumuman Novel Sequel Istri Kesayangan Tuan Muda
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1. Deadline
3
Chapter 2. Rencana
4
Chapter 3. Menjalankan Rencana
5
Chapter 4. Cari Pelakunya!
6
Chapter 5. Hari Sial
7
Chapter 6. Bertemu Tuan Muda
8
Chapter 7. Masalah Baru
9
Chapter 8. Cari Tau Siapa Dia
10
Chapter 9. Calon Istri
11
Chapter 10. Pembuat Masalah
12
Chapter 11. Tantangan Baru
13
Chapter 12. Selalu Berdebat
14
Chapter 13. Berkunjung
15
Chapter 14. Sebuah Tujuan
16
Chapter 15. Aku Akan Membuktikannya
17
Chapter 16. Titik Terang
18
Chapter 17. Kerjasama
19
Chapter 18. Urus Semuanya
20
Chapter 19. Om-Om Itu, Aku!
21
Chapter 20. Bersiaplah Untuk Hari Esok
22
Chapter 21. Mengungkap Kebenaran
23
Chapter 22. Kencan
24
Chapter 23. Kamu adalah Milikku
25
Chapter 24. Aku Merindukanmu
26
Chapter 25. Nasihat Ibu
27
Chapter 26. Jangan Takut
28
Chapter 27. Membuka Hati
29
Chapter 28. Penyerangan
30
Chapter 29. Penyelamat
31
Chapter 30. Ironi
32
Chapter 31. Permintaan Arrabela
33
Aku Bukan Mas-Mas
34
Terciduk
35
Pesta Pernikahan
36
Solo Player
37
Berhasil?
38
Candu
39
Tak Usah Malu
40
Dosen Pembimbing
41
Tak Bisa Jauh
42
Siapa Dia?
43
Tak Akan Ku Biarkan
44
Sebuah Tantangan
45
Pengganggu
46
Menginap
47
Cinta Yang Menyakitkan
48
Aku Menginginkanmu!
49
Ketahuan
50
Three On Three
51
Aku Rindu Ibu
52
Aku Takut Kehilanganmu
53
Rencana Untuk Sarah
54
Asisten Sarah
55
Sarah Menghilang?
56
Bingkai Foto
57
Rival?
58
Pengakuan Sarah
59
Motif
60
Panik
61
Amarah Damian
62
Penyerangan
63
Hujan
64
Mie Instan
65
Aku Hamil
66
Pengakuan Ben
67
Terlambat?
68
Kekuatan Cinta
69
Ngidam?
70
Semakin Cinta
71
Ngidam Lagi?
72
Sebuah Rasa
73
Epilog (Ending)
74
Extra Part
75
Extra Part 1
76
Extra Part 2
77
Extra Part 3
78
Extra Part 4
79
Extra Part 5
80
END Season 1
81
Awal Dari Segalanya
82
Perasaan Yang Berbeda
83
Siapa Gadis Itu?
84
Perasaan Kalut
85
Aku Tak Menyukainya?!
86
Kenapa Aku Harus Memilih?!
87
Terkejut
88
Cemas
89
Ada Apa Denganku?!
90
Sosok Yang Berbeda
91
Aku Mengkhawatirkanmu
92
Suatu Tempat Yang Indah
93
Jangan Menyembunyikannya
94
Tersipu Malu
95
Tuan Cerewet
96
Calon Mertua
97
Serangan Mendadak
98
Alamat Rumah
99
Kejutan
100
Tercengang
101
Bahagia Bersamamu
102
Pekerjaan Yang Mulia
103
Perjalanan Cinta Di Mulai
104
Tak Bisa Menahan
105
Cemburu
106
Sebuah Ungkapan
107
Sakit Hati
108
Fitting Baju
109
Tentang Rasa
110
Firasat
111
Motif
112
Lepaskan Lin!
113
Perasaan Lega
114
Always In Love
115
Rania ....
116
The Day ....
117
Aku, Kamu menjadi Kita ....
118
Malam yang Sangat Berkesan
119
Happiness
120
Pesta Kecil
121
Keluarga Tempat Ternyaman Untuk Pulang
122
Nasi Goreng
123
Ketiga Pemuda
124
Tergoda
125
Kamu Membuatku Candu
126
Manusia Berhati Mulia
127
Sepuluh Wanita Tercantik di Dunia
128
Sebuah Analisis
129
Mencoba Lagi
130
Stop Body Shaming
131
Suami Posesif?
132
Gara-gara Yoghurt?
133
Ada Apa Dengan Lin?
134
Percaya Tak Percaya
135
Si Bucin?
136
Berbagi Kebahagiaan
137
Hasil Ultrasonography
138
Nomor Tak Dikenal
139
Pengganggu
140
Belajarlah Dari Pengalaman
141
Wanita Luar Biasa
142
Pengumuman Novel Baru
143
Pengumuman Novel Sequel Istri Kesayangan Tuan Muda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!