Chapter 1. Deadline

Seperti biasa suasana makan malam di kediaman keluarga Arga Hutama selalu hangat dan menyenangkan, obrolan-obrolan yang tercipta di setiap makan bersama itulah yang selalu menghidupkan suasana. Selalu saja ada dialog lucu atau ejekan dari ketiga saudara kembar itu, membuat Erina dan Arga harus meninggikan intonasinya saat ketiga saudara itu tak ada yang mau mengalah.

"Damian, bagaimana persiapanmu? Kurang beberapa bulan saja pernikahan mu. Jika kamu perlu bantuan papa, katakan saja," ucap Arga membuka obrolan makan malam kali ini.

Damian terdiam, Ia bingung harus memulai darimana untuk mengatakan yang sebenarnya kepada kedua orang tuanya.

"Damian ... kamu baik-baik saja kan sayang?" tanya Erina yang memang melihat perubahan tidak biasa pada sikap anaknya itu.

"Dam ... dipanggil mama tuh. Nglamun aja!" hardik Daisy sambil melempar tisu ke arah Damian.

"Isy ... tidak baik seperti itu sayang," tutur Erina.

Seperti biasa Daisy hanya menyeringai ketika sang mama menasihatinya, sedangkan Damian. Ia tetap bergeming, benar saja raganya sedang duduk manis di tempat. Tapi, pikiran nya entah mengembara kemana?

"Dam ...." Tepukan Davian di pundak saudara kembarnya sukses membuyarkan lamunannya.

Damian tampak kikuk, sendok yang sedari tadi ia pegang reflek jatuh ke lantai hingga menimbulkan suara gaduh.

Damian mengedarkan pandangan secara bergantian kepada seluruh anggota keluarganya, semua mata tampak menatap nya dengan pandangan heran. Berbeda dengan Daisy, gadis itu terlihat menatap penuh kecurigaan kepadanya.

"Kenapa kamu menatap ku seperti itu?" pekik Damian terhadap Daisy. Ia merasa tak nyaman dengan pandangan semua orang kepadanya.

"Kamu sangat mencurigakan Dam, apa yang kamu sembunyikan dari mama dan papa?" selidik gadis itu.

"Tidak ... tidak ada yang aku sembunyikan," kilahnya.

"Aku sudah kenyang, aku ke kamar dulu ya Ma, Pa!" Damian bangkit dan segera melangkahkan kakinya, namun suara papa nya berhasil menghentikkan langkahnya.

"Setelah makan malam ini, kita kumpul di movie room. Mengerti Damian."

"Iya Pa!" jawabnya malas. Pria itu tampak berjalan menuju kamarnya.

"Yeah, kebetulan banget pa. Ada film baru yang lagi seru. Ayo kita nobar," teriak Daisy dengan penuh semangat.

Arga, Erina dan Davian hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah gadis yang sudah menginjak usia 23 tahun itu, tapi sikap kekanakannya masih belum juga hilang.

🍁🍁🍁

Setelah makan malam selesai semua berkumpul di movie room. Daisy memilih tengkurap menghadap layar, sedangkan Davian dan Damian memilih duduk di bawah dengan menyandarkan punggung mereka. Erina dan Arga memilih untuk duduk di atas.

"Dam ... cerita kan, ada apa sebenarnya?" tanya Arga membuka percakapan.

Arga selalu menerapkan keterbukaan kepada anak-anak nya, bersikap terbuka dan jujur adalah keharusan. Mereka terlatih untuk itu, tak terkecuali Damian. Dia selalu terbuka meskipun tak secara langsung Ia katakan kepada seluruh keluarganya. Kadang dengan mama nya, kadang dengan papa nya. Sering juga dengan Davian, karena saudara kembar laki-laki nya itu yang merasa selalu mengerti bagaimana perasaannya. Walaupun Ia juga sangat dekat dengan mamanya, tapi bukankah curhat dengan sesama pria itu lebih menyenangkan.

"Pa, Ma ... sepertinya aku tak bisa melanjutkan hubunganku dengan Arra," jelas Damian dengan suara lirih.

Hal itu, tentu saja membuat seluruh anggota keluarga nya tercengang. Tak terkecuali Daisy, tentu saja dia yang paling antusias mendengar kabar itu. Selain Ia kurang menyukai Arra, gadis itu juga berharap Damian mendapat gadis yang lebih baik dari Arra.

"Benarkah? Akhirnya do'aku terkabul ya Tuhan," ucap Daisy dengan mengangkat kedua tangannya. Lalu meraup kasar wajahnya dengan kedua tangannya itu.

"Isy ....," desis mamanya.

"Damian, katakan pada mama. Kenapa kamu memutuskan hubunganmu dengan Arra?" desak mamanya.

Damian tampak ragu mengatakan yang sesungguhnya kepada mamanya.

"Pasti dia selingkuh? Iya kan?" tebak Daisy tepat sasaran.

Sekali lagi mamanya melirik ke arahnya, Daisy lagi-lagi hanya menyeringai.

Damian masih terdiam, Ia hanya mendesah kasar. Tangan lembut mamanya tampak mengelus pundaknya.

"Iya ma, benar yang dikatakan Isy."

Erina tampak menghela napas berat, Ia tak tahu harus berkata apa kali ini.

"Tuh kan, benar dugaanku selama ini. Arra tu bukan gadis baik-baik Dam, kamu sih gak pernah dengerin omonganku," pekik Daisy.

"Isy ... tak baik jika kita menghakimi tanpa tahu bukti yang pasti, dan jika kita sudah punya bukti sekali pun. Kita tak berhak memvonis seseorang itu. Hanya Tuhan yang tahu baik buruknya manusia, kamu mengerti Isy?" nasihat papanya.

"Iya mengerti pa!"

"Damian, apa kamu lihat langsung bahwa Arra selingkuh? Atau hanya dari spekulasi-spekulasi saja?" selidik mamanya.

"Iya ma, aku tahu langsung dengan mata dan kepalaku sendiri." Mendadak suasana hati Damian merasa sangat tak nyaman.

"Ma, aku ke kamar dulu ya. Aku benar-benar lelah."

Arga seolah mengerti yang di rasakan putranya itu, Ia menganggukkan kepala seraya berkata. "Besok kita bicara lagi."

Damian hanya menganggukkan kepalanya dengan lemah, Ia segera berjalan meninggalkan movie room dengan langkah berat.

🍁🍁🍁

Keesokan harinya, Davian sudah terlihat duduk di tepi ranjang Damian. Menunggu saudara kembarnya itu keluar dari walk in closet.

Tak lama, Damian keluar dan sudah terlihat rapi dengan setelan jas berwarna dark grey yang senada dengan warna celananya.

"Ada apa Dav?" tanya Damian setelah mengetahui saudara laki-laki nya tengah menunggunya.

"Papa sedang menunggumu, Ben juga sudah terlihat dibawah tadi," jawab Davian.

"Oh, begitu. Baik lah, terimakasih Dav," ucapnya sambil membenarkan dasi bermotif garis-garisnya.

"Dam, apa kamu baik-baik saja? Maksud ku, bagaimana perasaanmu saat ini?"

Damian sejenak menghentikkan aktivitas nya, dia mendudukkan tubuhnya di sofa yang dekat tempat tidurnya.

"Dav, maafkan aku karena sempat tak percaya dengan kata-kata mu dan Isy. Aku terlalu dibutakan oleh cinta, Arra bahkan tak sebaik yang aku pikir." Pikiran Damian kembali mengingat saat Davian dan Daisy mencoba memperingatkan Damian beberapa bulan yang lalu.

Namun, Damian menampik nya. Ia lebih memilih mempercayai gadis yang saat ini sudah mengkhianatinya.

"Tak masalah Dam, papa dan mama selalu mengajarkan kita untuk tak selalu mempercayai suatu hal tanpa ada bukti yang konkrit. Seperti itulah yang kamu lakukan saat itu, dan kini setelah semua terbukti. Ku harap kamu tak terlalu merasakan sakit saat ini," ucap Davian seraya menepuk pundak Damian.

"Terimakasih," ucapnya sambil mengulas senyum.

🍁🍁🍁

"Ada suatu hal penting yang ingin Papa sampaikan kepada kalian bertiga," ucap Arga.

Mereka semua telah berkumpul di ruang tengah, Damian dan Davian sudah terlihat rapi. Berbeda dengan Daisy, Ia terlihat masih memakai baju santai. Karena dia sudah memiliki orang kepercayaan untuk mengelola butiknya, jadi Daisy bisa datang kapanpun dia mau.

"Damian, semalam Mama dan Papa sudah memutuskan. Karena pertunanganmu batal, Papa memutuskan untuk mencarikan jodoh untukmu."

Ketiga saudara kembar itu tampak terkesiap dengan ucapan papa nya, mereka saling pandang satu sama lain sambil kompak berkata, "Mencarikan jodoh?"

"Pa, ini bahkan bukan jaman Siti Nurbaya Pa? Tak perlu lah sampai Papa dan Mama susah-susah mencarikan ku jodoh. Dan satu lagi Pa, aku udah bisa memutuskan mana yang terbaik buat hidupku," protes Damian.

"Benarkah? Kamu bisa memilih calon hidupmu sendiri?" ledek papa nya.

"Lalu bagaimana dengan Arra? Bukankah dia gadis pilihan mu sendiri?" imbuh Arga sambil mengangkat salah satu sudut bibirnya.

Seketika raut wajah Damian langsung membeku, memang benar Arra adalah gadis pilihan nya sendiri. Saat itu Ia benar-benar mencintai gadis cantik itu, Ia yakin akan hidup bahagia dengan gadis yang juga mencintainya. Namun, sekarang semua nya telah pupus. Tapi Damian juga bersyukur karena sudah di lihat kan secara langsung siapa Arra yang sebenarnya.

"Tapi Papa tidak bisa memutuskan begitu saja," kilahnya.

"Papa bisa, Papa tahu yang terbaik untukmu."

"Tidak, aku tidak mau dijodohkan Pa. Kenapa hanya Damian pa? Bagaimana dengan Daisy dan juga dengan Davian?"

"Eh, jangan bawa-bawa kita dong Dam!" protes Daisy.

"Karena kamu yang akan memimpin perusahaan, itulah alasannya."

"Apa? Jadi karena alasan itu, Papa menyuruhku untuk segera menikah?" tanya Damian tak percaya.

"Iya ... Davian sudah menjadi kepala Rumah Sakit dan Daisy sudah memiliki butik dari hasil kerja kerasnya sendiri. Kamu, kamu yang akan meneruskan usaha keluarga Dam. Alasan Papa ingin kamu segera menikah karena dengan menikah kamu bisa bertanggung jawab, jika kamu bisa bertanggung jawab dengan keluarga mu. Kamu juga akan bisa bertanggung jawab kepada ribuan karyawan yang akan menggantung kan hidup nya pada perusahaan kita nak."

"Tapi ini terlalu cepat pa!"

"Siapa bilang terlalu cepat, kamu bisa berkenalan dulu. Papa akan beri waktu tiga bulan untuk kamu mencari jodohmu sendiri, jika kamu tidak bisa memenuhi tenggat waktu yang papa berikan. Terpaksa Papa dan Mama menjodohkan kamu dengan gadis pilihan kami atau jabatan CEO akan kami alihkan kepada Evan. Dia anak yang penurut, tak akan ada masalah jika dia di jodohkan dan menikah di usia mudanya."

"Benar-benar tidak adil," gerutu Damian.

"Apa kamu bilang?"

"Tidak, aku tidak bilang apa-apa Pa."

Damian tampak berpikir keras.

"Baiklah, selama tiga bulan itu aku akan membuktikan. Kalau aku bisa mencari jodohku sendiri," ucap Damian dengan penuh keyakinan.

"Bagus." Arga dan Erina tampak menyunggingkan sebuah senyuman kemenangan.

Sedangkan Damian hanya bisa mendesah kasar.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

murniati cls

murniati cls

kan baru putus,Napa tak beri waktu tuk berbenah diri dulu

2023-08-13

0

Soraya

Soraya

permisi numpang duduk dl ya thor

2022-10-09

0

@shiha inayah

@shiha inayah

awalan yg lumayan menarik....

2022-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1. Deadline
3 Chapter 2. Rencana
4 Chapter 3. Menjalankan Rencana
5 Chapter 4. Cari Pelakunya!
6 Chapter 5. Hari Sial
7 Chapter 6. Bertemu Tuan Muda
8 Chapter 7. Masalah Baru
9 Chapter 8. Cari Tau Siapa Dia
10 Chapter 9. Calon Istri
11 Chapter 10. Pembuat Masalah
12 Chapter 11. Tantangan Baru
13 Chapter 12. Selalu Berdebat
14 Chapter 13. Berkunjung
15 Chapter 14. Sebuah Tujuan
16 Chapter 15. Aku Akan Membuktikannya
17 Chapter 16. Titik Terang
18 Chapter 17. Kerjasama
19 Chapter 18. Urus Semuanya
20 Chapter 19. Om-Om Itu, Aku!
21 Chapter 20. Bersiaplah Untuk Hari Esok
22 Chapter 21. Mengungkap Kebenaran
23 Chapter 22. Kencan
24 Chapter 23. Kamu adalah Milikku
25 Chapter 24. Aku Merindukanmu
26 Chapter 25. Nasihat Ibu
27 Chapter 26. Jangan Takut
28 Chapter 27. Membuka Hati
29 Chapter 28. Penyerangan
30 Chapter 29. Penyelamat
31 Chapter 30. Ironi
32 Chapter 31. Permintaan Arrabela
33 Aku Bukan Mas-Mas
34 Terciduk
35 Pesta Pernikahan
36 Solo Player
37 Berhasil?
38 Candu
39 Tak Usah Malu
40 Dosen Pembimbing
41 Tak Bisa Jauh
42 Siapa Dia?
43 Tak Akan Ku Biarkan
44 Sebuah Tantangan
45 Pengganggu
46 Menginap
47 Cinta Yang Menyakitkan
48 Aku Menginginkanmu!
49 Ketahuan
50 Three On Three
51 Aku Rindu Ibu
52 Aku Takut Kehilanganmu
53 Rencana Untuk Sarah
54 Asisten Sarah
55 Sarah Menghilang?
56 Bingkai Foto
57 Rival?
58 Pengakuan Sarah
59 Motif
60 Panik
61 Amarah Damian
62 Penyerangan
63 Hujan
64 Mie Instan
65 Aku Hamil
66 Pengakuan Ben
67 Terlambat?
68 Kekuatan Cinta
69 Ngidam?
70 Semakin Cinta
71 Ngidam Lagi?
72 Sebuah Rasa
73 Epilog (Ending)
74 Extra Part
75 Extra Part 1
76 Extra Part 2
77 Extra Part 3
78 Extra Part 4
79 Extra Part 5
80 END Season 1
81 Awal Dari Segalanya
82 Perasaan Yang Berbeda
83 Siapa Gadis Itu?
84 Perasaan Kalut
85 Aku Tak Menyukainya?!
86 Kenapa Aku Harus Memilih?!
87 Terkejut
88 Cemas
89 Ada Apa Denganku?!
90 Sosok Yang Berbeda
91 Aku Mengkhawatirkanmu
92 Suatu Tempat Yang Indah
93 Jangan Menyembunyikannya
94 Tersipu Malu
95 Tuan Cerewet
96 Calon Mertua
97 Serangan Mendadak
98 Alamat Rumah
99 Kejutan
100 Tercengang
101 Bahagia Bersamamu
102 Pekerjaan Yang Mulia
103 Perjalanan Cinta Di Mulai
104 Tak Bisa Menahan
105 Cemburu
106 Sebuah Ungkapan
107 Sakit Hati
108 Fitting Baju
109 Tentang Rasa
110 Firasat
111 Motif
112 Lepaskan Lin!
113 Perasaan Lega
114 Always In Love
115 Rania ....
116 The Day ....
117 Aku, Kamu menjadi Kita ....
118 Malam yang Sangat Berkesan
119 Happiness
120 Pesta Kecil
121 Keluarga Tempat Ternyaman Untuk Pulang
122 Nasi Goreng
123 Ketiga Pemuda
124 Tergoda
125 Kamu Membuatku Candu
126 Manusia Berhati Mulia
127 Sepuluh Wanita Tercantik di Dunia
128 Sebuah Analisis
129 Mencoba Lagi
130 Stop Body Shaming
131 Suami Posesif?
132 Gara-gara Yoghurt?
133 Ada Apa Dengan Lin?
134 Percaya Tak Percaya
135 Si Bucin?
136 Berbagi Kebahagiaan
137 Hasil Ultrasonography
138 Nomor Tak Dikenal
139 Pengganggu
140 Belajarlah Dari Pengalaman
141 Wanita Luar Biasa
142 Pengumuman Novel Baru
143 Pengumuman Novel Sequel Istri Kesayangan Tuan Muda
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1. Deadline
3
Chapter 2. Rencana
4
Chapter 3. Menjalankan Rencana
5
Chapter 4. Cari Pelakunya!
6
Chapter 5. Hari Sial
7
Chapter 6. Bertemu Tuan Muda
8
Chapter 7. Masalah Baru
9
Chapter 8. Cari Tau Siapa Dia
10
Chapter 9. Calon Istri
11
Chapter 10. Pembuat Masalah
12
Chapter 11. Tantangan Baru
13
Chapter 12. Selalu Berdebat
14
Chapter 13. Berkunjung
15
Chapter 14. Sebuah Tujuan
16
Chapter 15. Aku Akan Membuktikannya
17
Chapter 16. Titik Terang
18
Chapter 17. Kerjasama
19
Chapter 18. Urus Semuanya
20
Chapter 19. Om-Om Itu, Aku!
21
Chapter 20. Bersiaplah Untuk Hari Esok
22
Chapter 21. Mengungkap Kebenaran
23
Chapter 22. Kencan
24
Chapter 23. Kamu adalah Milikku
25
Chapter 24. Aku Merindukanmu
26
Chapter 25. Nasihat Ibu
27
Chapter 26. Jangan Takut
28
Chapter 27. Membuka Hati
29
Chapter 28. Penyerangan
30
Chapter 29. Penyelamat
31
Chapter 30. Ironi
32
Chapter 31. Permintaan Arrabela
33
Aku Bukan Mas-Mas
34
Terciduk
35
Pesta Pernikahan
36
Solo Player
37
Berhasil?
38
Candu
39
Tak Usah Malu
40
Dosen Pembimbing
41
Tak Bisa Jauh
42
Siapa Dia?
43
Tak Akan Ku Biarkan
44
Sebuah Tantangan
45
Pengganggu
46
Menginap
47
Cinta Yang Menyakitkan
48
Aku Menginginkanmu!
49
Ketahuan
50
Three On Three
51
Aku Rindu Ibu
52
Aku Takut Kehilanganmu
53
Rencana Untuk Sarah
54
Asisten Sarah
55
Sarah Menghilang?
56
Bingkai Foto
57
Rival?
58
Pengakuan Sarah
59
Motif
60
Panik
61
Amarah Damian
62
Penyerangan
63
Hujan
64
Mie Instan
65
Aku Hamil
66
Pengakuan Ben
67
Terlambat?
68
Kekuatan Cinta
69
Ngidam?
70
Semakin Cinta
71
Ngidam Lagi?
72
Sebuah Rasa
73
Epilog (Ending)
74
Extra Part
75
Extra Part 1
76
Extra Part 2
77
Extra Part 3
78
Extra Part 4
79
Extra Part 5
80
END Season 1
81
Awal Dari Segalanya
82
Perasaan Yang Berbeda
83
Siapa Gadis Itu?
84
Perasaan Kalut
85
Aku Tak Menyukainya?!
86
Kenapa Aku Harus Memilih?!
87
Terkejut
88
Cemas
89
Ada Apa Denganku?!
90
Sosok Yang Berbeda
91
Aku Mengkhawatirkanmu
92
Suatu Tempat Yang Indah
93
Jangan Menyembunyikannya
94
Tersipu Malu
95
Tuan Cerewet
96
Calon Mertua
97
Serangan Mendadak
98
Alamat Rumah
99
Kejutan
100
Tercengang
101
Bahagia Bersamamu
102
Pekerjaan Yang Mulia
103
Perjalanan Cinta Di Mulai
104
Tak Bisa Menahan
105
Cemburu
106
Sebuah Ungkapan
107
Sakit Hati
108
Fitting Baju
109
Tentang Rasa
110
Firasat
111
Motif
112
Lepaskan Lin!
113
Perasaan Lega
114
Always In Love
115
Rania ....
116
The Day ....
117
Aku, Kamu menjadi Kita ....
118
Malam yang Sangat Berkesan
119
Happiness
120
Pesta Kecil
121
Keluarga Tempat Ternyaman Untuk Pulang
122
Nasi Goreng
123
Ketiga Pemuda
124
Tergoda
125
Kamu Membuatku Candu
126
Manusia Berhati Mulia
127
Sepuluh Wanita Tercantik di Dunia
128
Sebuah Analisis
129
Mencoba Lagi
130
Stop Body Shaming
131
Suami Posesif?
132
Gara-gara Yoghurt?
133
Ada Apa Dengan Lin?
134
Percaya Tak Percaya
135
Si Bucin?
136
Berbagi Kebahagiaan
137
Hasil Ultrasonography
138
Nomor Tak Dikenal
139
Pengganggu
140
Belajarlah Dari Pengalaman
141
Wanita Luar Biasa
142
Pengumuman Novel Baru
143
Pengumuman Novel Sequel Istri Kesayangan Tuan Muda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!