Awalnya Sarah memilih untuk duduk di sebelah Ben, tapi Damian tampak tak suka dan kembali mendebat gadis itu. Setelah perdebatan tak penting antara Sarah dan Damian, akhirnya Sarah menuruti kemauan Tuan Muda untuk duduk di sebelahnya.
Perasaan nya yang masih tak karuan karena memikirkan masalah yang datang secara beruntun, membuat nya diam seribu bahasa.
Mobil yang dikemudikan Ben memasuki sebuah halaman parkir yang tampak luas dan sedikit lengang, pria itu memarkirkan mobilnya di bawah pohon mangga yang terletak di ujung halaman.
Sarah segera menarik handle pintu mobil milik Damian. Sebelum Ia keluar, Ia menatap pria yang berada di sampingnya.
"Tuan, mungkin Saya akan lama. Jika anda tak berkenan menunggu, anda bisa meninggalkan Saya dan pergi dari sini," ucap Sarah.
"Tidak perlu khawatir, Saya tidak akan melarikan diri. Saya akan membayar makanan yang Saya makan tadi," jelas Sarah.
"A--." Belum selesai Damian berbicara tapi Sarah segera menyela ucapan nya.
"Tuan tenang saja, saya gadis yang bisa dipercaya," ucapnya penuh percaya diri.
"Ck ... cerewet sekali si kamu, Aku tetap akan menunggumu. Aku bahkan belum tahu siapa namamu, pergi lah kamu sekarang. Jangan lama-lama," ujar Damian seraya menatap lurus ke depan. Ia tahu gadis itu akan membantah nya sekali lagi, jadi Ia memilih untuk tak beradu pandang dengan nya.
Sarah keluar dari mobil dengan perasaan yang masih kacau, Ia tak henti berdecak kesal.
"Menyebalkan ... menyebalkan ... menyebalkan," gerutu Sarah sambil mengepalkan tangan dan menghentakkan kakinya beberapa kali.
Pemandangan itu ternyata di saksikan oleh Damian, pria itu bahkan terkekeh melihat sikap Sarah. Ia merasa gadis itu sangat lucu ketika marah.
🍁🍁🍁
"Ben, cari tahu semua tentang gadis itu. Siapa dia sebenarnya? Apa benar dia tidak terlibat dengan rencana jahat Arra terhadapku?" Pikiran Damian menerawang mencoba mengingat kembali kejadian memalukan yang akan mencoreng nama baik keluarganya.
"Baik Tuan."
Rasa cintanya kepada Arra yang dulu begitu besar perlahan mulai terkikis oleh sifat buruk sang gadis, apalagi dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Membuat Damian semakin yakin, bahwa gadis itu memang tak pantas bersanding dengannya. Mengingat semua gadis yang ada di keluarganya, sangat menjunjung tinggi kehormatan dirinya. Tapi Arra bahkan akan menggadaikan kesuciannya sebagai cara mendapatkan kembali dirinya.
Damian mengepal kesal, rahangnya mengeras. Ia tak akan memaafkan siapapun yang terlibat dalam rencana Arra. Termasuk temannya Ferdi.
🍁🍁🍁
Sarah berjalan menuju ke lokasi di mana para siswa diberi hukuman, dia segera masuk ke dalam ruangan yang terdapat beberapa wali yang sudah duduk berjejer rapi menunggu antrian untuk mengisi surat pernyataan.
Setelah lima belas menit mengantri akhirnya kini giliran Sarah untuk mengisi surat pernyataan tersebut, setelah selesai mengisi semua yang tercantum dalam lembaran itu. Sarah diberi sedikit wejangan oleh petugas yang menangani kasus siswa yang terjaring karena bolos sekolah, gadis itu hanya bisa menganggukkan kepala seraya mengiyakan semua ucapan petugas tersebut.
Selama hidupnya, gadis itu mencoba untuk bersikap sebaik mungkin kepada semua orang agar tak sampai berurusan dengan orang lain karena ulahnya. Ia tak mau menyulitkan ibu dan dirinya sendiri, tujuan hidupnya saat ini hanya satu. Ingin membahagiakan ibunya. Karena hanya ibunya lah orang tua satu-satunya yang saat ini ia punya.
Namun, hari ini dia bahkan sudah berurusan dengan banyak orang. Tapi ironinya semua masalah yang ia hadapi saat ini, bukan karena kesalahan yang sengaja ia buat. Melainkan karena ulang orang-orang yang ada di sekitarnya.
Satya berlari menghampiri Sarah, seperti biasa remaja itu hanya cengengesan saat kesalahannya di ketahui oleh sang kakak. Namun, kali ini berbeda. Sarah yang biasanya langsung mengacak-ngacak rambut adiknya, dan mencoba untuk selalu memaafkan kesalahan sang adik. Kini Ia menatap adik satu-satunya itu dengan tatapan yang menakutkan.
Kedua kakak adik itu kini tengah berdiri tak jauh dari mobil Damian, pria yang sedari tadi mengawasi gerak gerik Sarah. Mulai penasaran dengan apa yang sedang di bicarakan oleh gadis itu dengan adiknya.
🍁🍁🍁
"Kak ... kakak marah ya kepada ku?" tanya Satya sambil menaik turunkan tali tas ransel di pundaknya.
Sarah menatap nanar ke arah Satya, gadis itu seolah menyusun kata untuk meluapkan emosi yang sedari tadi sudah di tahan nya.
"Aku janji deh kak, gak bakal bolos lagi," janji remaja itu sambil mengangkat tangannya hingga membentuk huruf V.
"Kamu selalu begitu, setiap melakukan kesalahan terus janji gak bakal ngulangi lagi. Kakak capek, kamu tak pernah menghargai pengorbanan ibu sama kakak. Kamu selalu semaumu, kamu bahkan lupa janji kamu sama kakak. Kita berdua akan berjuang untuk membahagiakan Ibu, tapi jika kamu kayak gini terus. Bagaimana bisa kamu mewujudkan harapan kita Sat." Airmata Sarah meluruh tak terbendung, kedua matanya mengalir deras cairan bening yang sudah ia tahan sedari tadi. Satya yang merasa bersalah hanya terdiam dan menundukkan kepala, pasalnya ia tak pernah melihat kakaknya semarah ini.
Damian yang masih mengawasi mereka berdua sedikit mengerti akan kekesalan Sarah kepada adiknya, meskipun tak tahu pasti apa yang tengah di bicarakan oleh kakak beradik itu. Tapi Damian bisa meraba sesuatu yang membuat emosi gadis itu meluap, pria itu tersenyum tipis saat ia tiba-tiba mendapat ide cemerlang.
🍁🍁🍁
Sarah dan Satya berjalan ke arah mobil Damian, gadis itu mengetuk kaca mobil bagian depan. Ben dengan cepat menekan tombol otomatis power window. Gadis itu sedikit membungkukkan badannya.
"Tuan, sepertinya saya dan adik saya akan naik kendaraan umum saja. Terimakasih atas tumpangannya dan saya janji saya tidak akan--." Belum selesai Sarah melanjutkan kalimatnya, Satya segera memotong ucapannya.
"Kakak, kenapa kita naik kendaraan umum? Aku sudah tak punya uang, kakak tadi bilang juga sudah tidak ada uang kan. Kita bareng Pak bos ini saja lho kak," rengek Satya sambil menarik tas selempang kakaknya.
Sarah segera menegakkan badannya, matanya mendelik menatap Satya.
"Sttt ... diam kamu! Kita bisa jalan kaki, kita tak boleh merepotkan orang lain. Kamu ingat kan, apa yang di ajarkan Ayah dan Ibu kepada kita. Selama kita bisa, kita harus usaha sendiri," tutur Sarah dengan suara di pelan kan.
"Tapi kak, aku ingin naik mobil keren ini kak. Ayolah kak, aku bahkan tak akan punya kesempatan kedua untuk naik mobil semewah ini," ungkap Satya dengan wajah polosnya.
Damian mengulas senyum mendengar ucapan Satya, dia segera membuka handle pintunya untuk keluar dan berjalan memutar menghampiri mereka berdua.
"Kamu naiklah mobil, biarkan kakakmu berjalan seorang diri!" perintah Damian. Ia segera membalikkan badan dan kembali masuk ke dalam mobil.
"Wah, benarkah Tuan? Terimakasih banyak Tuan bos." Satya menatap wajah kakaknya seraya berkata, "Kak, maaf bukannya aku ingin menjadi adik durhaka. Tapi ini kesempatan langka yang tak akan terjadi kedua kali dalam hidupku." Remaja itu memegang pundak kakaknya, dan menepuk pelan.
"Kakak, ayo naik mobil ini saja. Kakak jangan menolak rejeki," teriaknya seraya masuk ke dalam mobil.
"Dasar adik gak ada akhlak," umpat Sarah sambil mendengus kesal. Dan kali ini Ia harus menuruti kembali perintah Damian.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
@shiha inayah
adik nya gokil parah,,,,🤭🤣🤣🤣
2022-02-16
0
Taz
Damian mulai tertarik dengan Sarah
2021-09-24
0
T
dasar adik gk punya akhlak 😂😂😂
2021-09-19
0