Chapter 12. Selalu Berdebat

Damian menyandarkan punggungnya di kursi seraya menatap pemandangan luar, ia membuka sedikit pintu jendela mobilnya. Sejenak menikmati angin malam yang berhembus menyapu wajah tampannya.

Bayangan wajah Sarah mulai menari di ingatannya, entah kenapa selama dua hari ini. Wajah gadis dua puluh satu tahun itu seolah memenuhi isi kepala Tuan Muda yang sedang mencari jodoh untuk memenuhi deadline orang tuanya.

Tapi hal itu malah membuatnya bahagia, ia seringkali tersenyum sendiri ketika mengingat sifat sang gadis yang seolah tak tertarik sama sekali dengan dirinya.

Damian segera tersadar dari lamunannya, tatkala Ben memasuki sebuah parkiran luas yang berjejer mobil-mobil mewah.

"Kita sudah sampai Tuan," ucap Ben seraya melepaskan sabuk pengamannya.

"Kamu tahu kan, apa yang harus kamu lakukan Ben."

"Baik Tuan."

Ben bergegas keluar mobil menuju pintu keluar karyawan Resto, pria itu mengedarkan pandangan mencari sosok gadis yang sudah menyita perhatian bosnya.

Pria yang sudah bekerja selama tujuh tahun dengan keluarga Arga Hutama itu menjentikkkan jarinya, saat sosok yang ia cari tertangkap indra penglihatannya. Ben setengah berlari agar bisa menjangkau gadis yang kini sudah memakai baju casual dan hendak menuju basement.

Sarah terjingkat ketika seorang pria tiba-tiba berdiri di hadapannya. Gadis itu menatap Ben dengan pandangan tak senang.

"Mau apa anda? Saya sudah tidak ingin berurusan dengan anda atau Tuan Muda anda. Saya sudah janji untuk membayar hutang saya, jadi saya tidak akan lari. Bulan depan akan saya cicil sebagian, sebagiannya lagi. Bulan depannya lagi, jadi saya mohon jangan ganggu saya lagi," terang Sarah sambil mencoba menerobos Ben.

Tapi pria itu terus menghalangi langkahnya.

"Tuan sudah menganggap hutang Nona lunas," sahut Ben.

Gadis itu kembali menatap Ben dengan pandangan tak percaya. "Benarkah?"

"Iya, tapi ada syarat yang di ajukan Tuan untuk anda. Ikuti saya Nona."

"Syarat apa Tuan? Jika itu di luar kemampuan saya, saya tidak bersedia," tolak Sarah.

"Ikuti saya dulu Nona, nanti Nona akan tahu."

"Tidak, jelaskan dulu syaratnya Tuan."

"Ikuti saya dulu Nona!" hardik Ben. Suara Ben yang terdengar sedikit memaksa. Membuat beberapa karyawan yang melihat kearah mereka sedikit heran.

Karena Sarah merasa tak nyaman dengan tatapan karyawan lain terhadap nya, Sarah memilih mengalah kali ini. Bukankah dia memang tak bisa menang, jika sudah berurusan dengan Tuan Muda songong itu.

Sarah mencebikkan bibirnya, ia merasa kalau pria yang ada di hadapannya ini tak kalah menyebalkan dengan bosnya.

Mereka adalah pasangan Tuan Muda dan bawahan yang sangat menyebalkan, batin Sarah.

🍁🍁🍁

Sebuah cafe yang menyuguhkan interior yang sanggup memanjakan mata terpampang di hadapan Sarah, gadis itu tak henti berdecak kagum. Kedua manik coklatnya menyapu seluruh isi ruangan bangunan yang berkonsep modern vintage, furniture yang disusun rapi di setiap sudutnya sangat pas di padu padankan dengan dinding berwarna putih.

Ruangan yang memiliki luas lima meter persegi dengan tiga sofa dan beberapa furniture pemanis, menjadi tujuan Damian untuk mengutarakan syaratnya.

Terlalu berlebihan, itulah yang saat ini ada di benak Sarah.

Kenapa juga harus di tempat yang sebagus ini, jika hanya untuk menyampaikan sebuah syarat. Jangan-jangan ada jebakan lagi disini? Sepertinya aku harus lebih berhati-hati lagi, karena Tuan Muda satu ini bahkan lebih menakutkan dari preman pasar yang sering malak abang tukang bakso.

Ekor mata Sarah mengikuti setiap gerak gerik yang Damian lakukan, pria itu bahkan saat ini terlihat begitu tampan dari sebelumya. Sarah tak bisa memungkiri, ketampanan Tuan Muda di hadapannya ini. Tapi Sarah cukup tahu diri siapa dia, gadis sepertinya tak akan masuk dalam kriteria pria yang nyaris sempurna itu.

"Kamu mau pesan apa? Pesanlah semaumu!" ucap Damian membuka obrolan.

Sarah mengerutkan kening, ia merasa dejavu dengan kejadian saat ini. Tapi kali ini ia tak mau lengah.

"Tidak Tuan, terimakasih. Saya masih kenyang," tolaknya.

"Benarkah? Kapan kamu makan? Kamu bahkan tak membawa bekal dari rumah, dan saat ini kamu juga tak memiliki uang untuk membeli makan bukan?" ketus Damian.

Sarah ingin sekali menyanggah ucapan pria itu, tapi ia juga sedikit tertegun. Bagaimana mungkin Tuan Muda sepertinya bisa memperhatikan hal remeh seperti ini.

"Tidak, ibu saya sudah memasak untuk saya Tuan. Saya terbiasa makan malam dirumah bersama ibu dan adik saya," ungkap Sarah.

Damian mengulas senyum, membuat Sarah semakin salah tingkah. Pria di hadapan nya ini sekarang bahkan terlihat lebih manusiawi daripada pertemuan sebelumnya.

"Baiklah, kalau begitu kita makan dirumahmu saja!" seru Damian yang semakin membuat gadis itu dirundung kebingungan.

"Ma-maksud Tuan?"

"Ayo kita makan bersama dengan ibu dan adikmu," tutur Damian. Ia segera bangkit dan berjalan mendahului Sarah.

Sementara itu, Sarah masih termangu di tempat. Ia semakin cemas dengan apa yang sedang direncanakan pria itu.

"Tuan, tunggu!" Sarah segera beranjak dan menghampiri Damian yang sudah jauh meninggalkan nya.

"Ada apa?" tanya Damian datar.

"Se-sebenarnya apa yang anda inginkan Tuan?"

"Nanti kamu bakal tau!" jawabnya dengan mengulas senyum. Pria itu mendekapkan tangan di dadanya sambil menatap Sarah lekat-lekat.

"Sepertinya kamu sudah sangat tidak sabar ya?" selidik Damian sambil menaikkan satu sisi bibirnya.

Sarah malah merasa heran dengan sikap Damian yang dirasa semakin aneh itu.

"Ayo, kita pergi sekarang!" seru Damian. Dengan sengaja ia menggandeng tangan Sarah, karena tak mau gadis itu kembali memprotes dan semakin mengulur waktu.

Gadis itu tercengang, Ia menatap lengan kokoh Damian. Pria itu memang sengaja menggulung kemejanya sampai siku, menonjolkan urat-urat pada lengannya. Akibat si empunya yang rajin berolahraga.

Ya Tuhan, kenapa aku berdebar seperti ini. Sadar Sarah, kamu harus tau diri. Dia seorang Tuan Muda yang kebetulan berurusan denganmu, hanya itu saja tak lebih.

Sarah menyentuh dadanya yang tak henti berdegup kencang, ia meyakinkan dirinya untuk tahu diri dan tak menyalah artikan perlakuan Tuan Muda terhadapnya. Ia mencoba melepaskan genggaman Damian, tapi pria itu semakin mempererat genggamannya.

🍁🍁🍁

Ben menunggu Tuan Muda nya di dalam mobil, ia melihat dua orang yang berada di luar tak jauh dari tempat parkiran. Ben mengawasi setiap gerak-gerik kedua orang yang sangat mencurigakan itu, ia merasa kedua orang itu adalah orang yang sama yang sudah mengintainya saat di apartemen tadi.

Pria itu segera membuka pintu mobil dengan perlahan. Namun, sayangnya salah satu dari mereka menyadari bahwa ia sedang di awasi. Ben tak ingin kehilangan jejak kedua orang itu, pria itu segera berlari ke arah mereka berdua. Dengan sekuat tenaga Ben mencoba mengejar mereka, dan di bantu oleh beberapa security cafe yang melihat Ben.

Namun sayang, Ben harus kehilangan jejak mereka berdua. Begitu pun dengan beberapa security yang ikut mengejarnya.

Pria itu berjalan kembali menuju mobil dengan pikiran tak tenang, ia merasa keamanan Tuan Muda dan dirinya sedang dalam bahaya. Ia tak boleh lengah.

Saat ben melewati tempat persembunyian kedua pengintai tadi, ia tak sengaja menginjak sebuah lencana yang berlogo Singa dengan inisial huruf W. Pria itu mengerutkan kening nya dan tampak berpikir keras.

🍁🍁🍁

Damian terus menggenggam jemari Sarah sampai akhirnya mereka tiba di parkiran. Ben terlihat setengah berlari menghampiri Tuan Muda nya.

"Darimana kamu Ben?" tanya Damian dengan kening berkerut.

Ben yang ingin menjawab pertanyaan Tuan Muda segera mengembangkan senyumannya ketika pandangan nya beralih pada kedua tangan mereka yang masih saling bertaut. Sarah yang menyadari pandangan Ben, segera menarik paksa tangannya.

"Saya dari mencari angin Tuan," dalih Ben.

Ben segera membuka pintu mobil dan mempersilahkan Damian dan Sarah masuk kedalam mobil. Lalu dia berjalan memutar menjangkau pintu kemudi dan segera duduk di depan kemudi.

"Tuan, maaf bisa antarkan saya terlebih dahulu untuk mengambil motor di tempat parkiran bekerja saya?" pinta Sarah.

"Tidak usah, kamu pulang bersamaku. Besok Agus akan menjemput mu seperti tadi dan akan seperti itu seterusnya. Karena Agus adalah sopir pribadimu sekarang," tegas Damian.

"Tapi Tuan? Saya---,"

"Sudah jangan membantah, kenapa kamu suka sekali membantah si? Ini juga untuk kebaikanmu, tak baik gadis pulang sendiri naik motor malam-malam begini!" pekik Damian yang membuat Sarah terkesiap.

Sarah bergeming, ia bersandar seraya menatap kaca mobil di sampingnya. Ia lelah, tak ingin berdebat lagi dengan Tuan Muda di sampingnya. Sia-sia begitulah pikirnya.

Pria itu menatap gadis yang kini memalingkan wajah darinya, ia mendesah kasar. Lalu beralih menatap Ben.

"Ben, suruh orang untuk mengambil motornya malam ini juga."

"Baik Tuan!" jawab Ben.

Sarah yang mendengar percakapan mereka berdua segera mengucapkan terimakasih kepada Damian. Pria itu saat ini berganti yang memalingkan mukanya dari Sarah.

Suasana hening kembali tercipta.

Bersambung ....

💖💖💖

.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PASTI ORG SURUHAN ARRA ATAU PAPANYA SI TONY..

2023-04-04

0

nurhaya507

nurhaya507

maaf damian baru silaturahmi 🙏🙈

2022-04-25

1

@shiha inayah

@shiha inayah

visualnya Ben idolaku....🤭🤭🤭

2022-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1. Deadline
3 Chapter 2. Rencana
4 Chapter 3. Menjalankan Rencana
5 Chapter 4. Cari Pelakunya!
6 Chapter 5. Hari Sial
7 Chapter 6. Bertemu Tuan Muda
8 Chapter 7. Masalah Baru
9 Chapter 8. Cari Tau Siapa Dia
10 Chapter 9. Calon Istri
11 Chapter 10. Pembuat Masalah
12 Chapter 11. Tantangan Baru
13 Chapter 12. Selalu Berdebat
14 Chapter 13. Berkunjung
15 Chapter 14. Sebuah Tujuan
16 Chapter 15. Aku Akan Membuktikannya
17 Chapter 16. Titik Terang
18 Chapter 17. Kerjasama
19 Chapter 18. Urus Semuanya
20 Chapter 19. Om-Om Itu, Aku!
21 Chapter 20. Bersiaplah Untuk Hari Esok
22 Chapter 21. Mengungkap Kebenaran
23 Chapter 22. Kencan
24 Chapter 23. Kamu adalah Milikku
25 Chapter 24. Aku Merindukanmu
26 Chapter 25. Nasihat Ibu
27 Chapter 26. Jangan Takut
28 Chapter 27. Membuka Hati
29 Chapter 28. Penyerangan
30 Chapter 29. Penyelamat
31 Chapter 30. Ironi
32 Chapter 31. Permintaan Arrabela
33 Aku Bukan Mas-Mas
34 Terciduk
35 Pesta Pernikahan
36 Solo Player
37 Berhasil?
38 Candu
39 Tak Usah Malu
40 Dosen Pembimbing
41 Tak Bisa Jauh
42 Siapa Dia?
43 Tak Akan Ku Biarkan
44 Sebuah Tantangan
45 Pengganggu
46 Menginap
47 Cinta Yang Menyakitkan
48 Aku Menginginkanmu!
49 Ketahuan
50 Three On Three
51 Aku Rindu Ibu
52 Aku Takut Kehilanganmu
53 Rencana Untuk Sarah
54 Asisten Sarah
55 Sarah Menghilang?
56 Bingkai Foto
57 Rival?
58 Pengakuan Sarah
59 Motif
60 Panik
61 Amarah Damian
62 Penyerangan
63 Hujan
64 Mie Instan
65 Aku Hamil
66 Pengakuan Ben
67 Terlambat?
68 Kekuatan Cinta
69 Ngidam?
70 Semakin Cinta
71 Ngidam Lagi?
72 Sebuah Rasa
73 Epilog (Ending)
74 Extra Part
75 Extra Part 1
76 Extra Part 2
77 Extra Part 3
78 Extra Part 4
79 Extra Part 5
80 END Season 1
81 Awal Dari Segalanya
82 Perasaan Yang Berbeda
83 Siapa Gadis Itu?
84 Perasaan Kalut
85 Aku Tak Menyukainya?!
86 Kenapa Aku Harus Memilih?!
87 Terkejut
88 Cemas
89 Ada Apa Denganku?!
90 Sosok Yang Berbeda
91 Aku Mengkhawatirkanmu
92 Suatu Tempat Yang Indah
93 Jangan Menyembunyikannya
94 Tersipu Malu
95 Tuan Cerewet
96 Calon Mertua
97 Serangan Mendadak
98 Alamat Rumah
99 Kejutan
100 Tercengang
101 Bahagia Bersamamu
102 Pekerjaan Yang Mulia
103 Perjalanan Cinta Di Mulai
104 Tak Bisa Menahan
105 Cemburu
106 Sebuah Ungkapan
107 Sakit Hati
108 Fitting Baju
109 Tentang Rasa
110 Firasat
111 Motif
112 Lepaskan Lin!
113 Perasaan Lega
114 Always In Love
115 Rania ....
116 The Day ....
117 Aku, Kamu menjadi Kita ....
118 Malam yang Sangat Berkesan
119 Happiness
120 Pesta Kecil
121 Keluarga Tempat Ternyaman Untuk Pulang
122 Nasi Goreng
123 Ketiga Pemuda
124 Tergoda
125 Kamu Membuatku Candu
126 Manusia Berhati Mulia
127 Sepuluh Wanita Tercantik di Dunia
128 Sebuah Analisis
129 Mencoba Lagi
130 Stop Body Shaming
131 Suami Posesif?
132 Gara-gara Yoghurt?
133 Ada Apa Dengan Lin?
134 Percaya Tak Percaya
135 Si Bucin?
136 Berbagi Kebahagiaan
137 Hasil Ultrasonography
138 Nomor Tak Dikenal
139 Pengganggu
140 Belajarlah Dari Pengalaman
141 Wanita Luar Biasa
142 Pengumuman Novel Baru
143 Pengumuman Novel Sequel Istri Kesayangan Tuan Muda
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1. Deadline
3
Chapter 2. Rencana
4
Chapter 3. Menjalankan Rencana
5
Chapter 4. Cari Pelakunya!
6
Chapter 5. Hari Sial
7
Chapter 6. Bertemu Tuan Muda
8
Chapter 7. Masalah Baru
9
Chapter 8. Cari Tau Siapa Dia
10
Chapter 9. Calon Istri
11
Chapter 10. Pembuat Masalah
12
Chapter 11. Tantangan Baru
13
Chapter 12. Selalu Berdebat
14
Chapter 13. Berkunjung
15
Chapter 14. Sebuah Tujuan
16
Chapter 15. Aku Akan Membuktikannya
17
Chapter 16. Titik Terang
18
Chapter 17. Kerjasama
19
Chapter 18. Urus Semuanya
20
Chapter 19. Om-Om Itu, Aku!
21
Chapter 20. Bersiaplah Untuk Hari Esok
22
Chapter 21. Mengungkap Kebenaran
23
Chapter 22. Kencan
24
Chapter 23. Kamu adalah Milikku
25
Chapter 24. Aku Merindukanmu
26
Chapter 25. Nasihat Ibu
27
Chapter 26. Jangan Takut
28
Chapter 27. Membuka Hati
29
Chapter 28. Penyerangan
30
Chapter 29. Penyelamat
31
Chapter 30. Ironi
32
Chapter 31. Permintaan Arrabela
33
Aku Bukan Mas-Mas
34
Terciduk
35
Pesta Pernikahan
36
Solo Player
37
Berhasil?
38
Candu
39
Tak Usah Malu
40
Dosen Pembimbing
41
Tak Bisa Jauh
42
Siapa Dia?
43
Tak Akan Ku Biarkan
44
Sebuah Tantangan
45
Pengganggu
46
Menginap
47
Cinta Yang Menyakitkan
48
Aku Menginginkanmu!
49
Ketahuan
50
Three On Three
51
Aku Rindu Ibu
52
Aku Takut Kehilanganmu
53
Rencana Untuk Sarah
54
Asisten Sarah
55
Sarah Menghilang?
56
Bingkai Foto
57
Rival?
58
Pengakuan Sarah
59
Motif
60
Panik
61
Amarah Damian
62
Penyerangan
63
Hujan
64
Mie Instan
65
Aku Hamil
66
Pengakuan Ben
67
Terlambat?
68
Kekuatan Cinta
69
Ngidam?
70
Semakin Cinta
71
Ngidam Lagi?
72
Sebuah Rasa
73
Epilog (Ending)
74
Extra Part
75
Extra Part 1
76
Extra Part 2
77
Extra Part 3
78
Extra Part 4
79
Extra Part 5
80
END Season 1
81
Awal Dari Segalanya
82
Perasaan Yang Berbeda
83
Siapa Gadis Itu?
84
Perasaan Kalut
85
Aku Tak Menyukainya?!
86
Kenapa Aku Harus Memilih?!
87
Terkejut
88
Cemas
89
Ada Apa Denganku?!
90
Sosok Yang Berbeda
91
Aku Mengkhawatirkanmu
92
Suatu Tempat Yang Indah
93
Jangan Menyembunyikannya
94
Tersipu Malu
95
Tuan Cerewet
96
Calon Mertua
97
Serangan Mendadak
98
Alamat Rumah
99
Kejutan
100
Tercengang
101
Bahagia Bersamamu
102
Pekerjaan Yang Mulia
103
Perjalanan Cinta Di Mulai
104
Tak Bisa Menahan
105
Cemburu
106
Sebuah Ungkapan
107
Sakit Hati
108
Fitting Baju
109
Tentang Rasa
110
Firasat
111
Motif
112
Lepaskan Lin!
113
Perasaan Lega
114
Always In Love
115
Rania ....
116
The Day ....
117
Aku, Kamu menjadi Kita ....
118
Malam yang Sangat Berkesan
119
Happiness
120
Pesta Kecil
121
Keluarga Tempat Ternyaman Untuk Pulang
122
Nasi Goreng
123
Ketiga Pemuda
124
Tergoda
125
Kamu Membuatku Candu
126
Manusia Berhati Mulia
127
Sepuluh Wanita Tercantik di Dunia
128
Sebuah Analisis
129
Mencoba Lagi
130
Stop Body Shaming
131
Suami Posesif?
132
Gara-gara Yoghurt?
133
Ada Apa Dengan Lin?
134
Percaya Tak Percaya
135
Si Bucin?
136
Berbagi Kebahagiaan
137
Hasil Ultrasonography
138
Nomor Tak Dikenal
139
Pengganggu
140
Belajarlah Dari Pengalaman
141
Wanita Luar Biasa
142
Pengumuman Novel Baru
143
Pengumuman Novel Sequel Istri Kesayangan Tuan Muda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!