Chapter 15. Aku Akan Membuktikannya

Setelah makan malam selesai, Sarah terlihat sibuk membantu Ibu nya membereskan meja makan dan mencuci piring.

Satya tengah mengobrol santai dengan Ben, sedangkan Damian. Pria itu terlihat mondar-mandir menunggu Sarah selesai membantu ibunya.

Selang beberapa menit kemudian, Sarah terlihat keluar. Damian segera menghampirinya.

"Sarah, ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu," ucap Damian. Kali ini pria itu terlihat serius sekali.

Gadis itu tampak heran, kenapa Tuan Muda ini mendadak jadi melankolis.

"Ikuti saya Tuan, kita bicara di depan saja," ujar Sarah. Mereka berdua berjalan dan duduk di teras depan rumah.

Damian tampak bingung mengutarakan tujuannya, ia tak tahu harus memulai darimana. Sifat to the point nya mendadak hilang, saat ia harus bicara empat mata dengan gadis yang sudah menarik hatinya.

"Tuan mau bicara apa?" tanya Sarah. Setelah mereka mendudukkan tubuh mereka di kursi panjang yang berada di teras rumah Sarah.

Damian sejenak tampak bergeming, ia masih merangkai kata. Namun, saat sebuah kalimat akan lolos dari bibirnya Ben terlihat setengah berlari menghampirinya dengan wajah yang begitu panik.

"Tuan ... Oma masuk rumah sakit," lapor Ben sambil menunjukkan layar ponsel yang menunjukkan pesan dari Daisy. Karena ponsel Damian yang sedari tadi tidak bisa dihubungi, pria itu melupakan ponsel nya di jok mobil tempat ia duduk.

Damian segera beranjak dan bergegas menuju mobil, meminta Ben agar segera mengantarnya ke rumah sakit. Pria itu bahkan lupa berpamitan kepada Bu Karmila dan Sarah.

Sarah dan Satya yang melihat kedua pria di hadapannya tampak begitu panik pun bangkit dan ingin bertanya, Oma siapa yang dimaksud oleh Ben itu. Tapi ia urungkan, karena akan memperlambat waktu mereka.

"Sarah, Satya, aku pulang dulu ya. Jangan lupa besok kamu dijemput sama Agus. Oh ya, pamitin ke Ibu juga ya. Maaf aku buru-buru harus ke rumah sakit." Damian segera melambaikan tangannya dan menutup kembali kaca jendela mobilnya. Ben segera melajukan kendaraan nya menuju rumah sakit dengan kecepatan tinggi.

Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali ke arah Damian, ia berharap Oma yang dimaksud Ben tadi akan baik-baik saja. Meskipun rasa penasaran karena ucapan Damian yang ingin bicara dengannya masih belum hilang, tapi ia segera menepis nya jauh-jauh.

🍁🍁🍁

"Ben, apa yang terjadi sampai Oma masuk rumah sakit?" tanya Damian yang masih dirundung rasa cemas.

"Saya juga kurang jelas Tuan, tadi Nona Daisy hanya bilang Oma masuk rumah sakit. Sekarang semua sudah berada di rumah sakit Tuan," terang Ben sambil pandangan tetap lurus ke depan.

Damian meraup wajahnya dengan kasar, ia terlihat benar-benar tak tenang.

"Semoga Oma baik-baik saja, ya Tuhan," do'a Damian yang tulus dari dalam lubuk hatinya.

🍁🍁🍁

Rumah Sakit Hutama

Damian dan Ben segera berlari ke ruang ICU tempat Oma nya dirawat saat ini. Seluruh anggota keluarganya terlihat di ruang tunggu. Mereka semua menatap ke arah Damian dengan pandangan nanar, Mama Erina terlihat menangis sesenggukan di dalam dekapan Daisy. Papa Arga segera berjalan mendekatinya.

"Ikuti Papa!" seru Papa Arga.

"Tapi Pa, aku ingin melihat keadaan Oma." Damian ingin menerobos tubuh Papa nya tapi segera di tahan oleh Papanya.

"Oma sedang kritis sekarang, ikuti Papa. Papa ingin bicara denganmu!" hardiknya. Arga terlihat serius. Guratan di wajahnya menunjukkan bahwa ia sedang marah besar.

Damian akhirnya mengiyakan ajakan Papanya, ia segera mengekor di belakang tubuh Arga.

🍁🍁🍁

Mereka berdua mendudukkan tubuh mereka pada sebuah kursi panjang yang berada di lorong rumah sakit.

"Tadi Arra datang ke rumah saat Oma dan Oppa baru sampai di rumah," ucap Arga membuka percakapan.

"Arra?"

Entah kenapa saat dia mendengar nama gadis itu, rasanya emosinya kembali tersulut.

"Arra bilang, dia sedang hamil bayimu. Dia bilang dengan tidak tahu malunya di depan kita semua dan tentunya di depan Oma dan Oppa," terang Arga. Pria yang umurnya hampir setengah abad itu tampak tenang meskipun hatinya dilanda rasa kalut yang luar biasa. Damian langsung bisa menyimpulkan berita hoax yang di sampaikan Arra sudah membuat Oma nya terkena serangan jantung.

"Apa? Dia bicara seperti itu!" Damian semakin geram, rahangnya mengeras dan tangannya mengepal kuat sampai telapak tangannya berwarna pucat karena terlalu kuat kepalan tangannya.

"Pa, aku tidak pernah melakukannya dengan Arra Pa. Aku bahkan memutuskannya karena dia berselingkuh. Papa percaya sama aku kan Pa?" jelas Damian.

"Memang ... Papa tak begitu saja percaya kepada Arra, tapi bukan berarti Papa membelamu. Mamamu sangat terpukul dengan kejadian ini, Mamamu bahkan ingin kalian segera melangsungkan pernikahan untuk menutup aib keluarga."

"Tapi pa, aku benar-benar tak melakukan nya."

Papa Arga tampak beranjak dari kursinya, ia berjalan pelan menghampiri Damian.

"Buktikan kepada kami, bahwa kamu bukan Ayah dari anak yang dikandungnya. Jangan pernah kecewakan Papa. Mengerti!" Arga menepuk pelan pundak anaknya, pria yang tetap berkharisma di usianya itu menunjukkan bahwa dia percaya Damian tak melakukan hal yang akan mencoreng nama baik keluarga nya.

Damian segera bangkit dan memeluk Papanya seraya berkata, "Terimakasih Pa, terimakasih. Aku berjanji akan membuktikan bahwa bayi yang ada dalam kandungan Arra bukanlah anakku."

Sorot mata Damian menatap tajam ke sembarang arah, kali ini ia benar-benar murka dan tak akan memberi ampun kepada gadis yang dulu sangat ia cintai itu.

🍁🍁🍁

Keesokan harinya di ruang kantor Damian.

"Ben, cari semua informasi tentang selingkuhan Arra dan berapa lama hubungan mereka. Jangan lupa juga, tempat-tempat yang sudah mereka kunjungi. Jangan sampai terlewatkan satu pun, dia pasti sudah melakukannya dengan pria brengsek itu. Dan kejadian saat itu, pasti adalah sebuah jebakan untukku. Kamu dan gadis itu yang sudah menyelamatkanku Ben, aku tak akan pernah melupakan kebaikanmu. Dan sekarang aku benar-benar tertarik kepada gadis itu. Tapi fokus ku saat ini adalah membuktikan kepada keluargaku, bahwa Arra tidak hamil anakku. Kamu mengerti kan Ben?" suara Damian terdengar tegas. Sorot matanya menunjukkan luapan emosi yang siap ia tumpahkan kapan saja.

"Baik Tuan! Saya permisi dulu," ucap Ben sambil menundukkan kepalanya dan segera berlalu meninggalkan Damian yang masih menahan emosi.

Setelah kepergian Ben, pria itu memutuskan untuk menjenguk Oma nya di rumah sakit. Ia benar-benar merasa bersalah kepada Oma nya. Karena kecerobohan nya, Oma yang sangat di sayangi nya harus menderita seperti sekarang ini.

🍁🍁🍁

Sarah merasa sangat senang sekali karena motor kesayangannya sudah pulang ke rumah dengan selamat. Ia terus memeluk motor peninggalan Ayah nya itu, sampai Ibunya geleng-geleng kepala karena sikap anak gadisnya itu.

"Ibu ... Sarah berangkat kerja dulu ya," pamit Sarah kepada ibunya, gadis itu segera meraih punggung tangan ibunya dan mencium nya.

Sarah terlihat sangat bersemangat sekali, ia mengenakan helmnya dan menghidupkan mesin motornya. Namun, semangat nya seketika meredup. Saat, Pak Agus yang dinobatkan sebagai sopir pribadinya oleh Damian tiba-tiba muncul dengan sebuah mobil mewah.

Melihat Sarah sudah menaiki motornya, Pak Agus tergopoh-gopoh menghampiri nya.

"Nona Sarah, maaf jika saya sedikit terlambat. Mari Nona saya antar," tawar Pak Agus.

"Ma-maaf Pak Agus, sepertinya saya naik motor saja deh," tolak nya.

"Tapi Non ...."

"Pak Agus sekarang balik aja ya. Saya lebih nyaman naik motor Pak."

Pak Agus tampak menundukkan kepalanya, wajahnya terlihat murung. Sarah yang melihat perubahan wajah Pak Agus merasa tak enak.

"Pak Agus kenapa?" tanya Sarah yang kini mencemaskan nya.

"Kalau saya tidak berhasil membujuk Nona Sarah untuk berangkat dengan saya, saya akan dipecat Nona," jawabnya dengan kepala masih menunduk. Pak Agus terpaksa menggunakan ide seperti itu karena hanya dengan cara itulah Sarah akan bersimpati padanya.

"Ck ... emang benar-benar menyebalkan ya Tuan Muda itu, apa maksudnya coba!" ucap Sarah dengan berkacak pinggang.

"Nona, ini semua bukan salah Tuan Muda Damian. Kalau Nona tidak mau, saya juga tidak akan memaksa." Pak Agus merasa tak enak karena Sarah tak henti mengumpat kepada Damian.

Gadis itu bernapas dalam, setidaknya ia masih mempunyai hati nurani dengan bersedia untuk di antar oleh Pak Agus.

"Baiklah, sepertinya saya tidak punya pilihan lain," ucap Sarah sambil mengedikkan bahunya.

Pak Agus mengulas senyum, ia tahu bahwa gadis yang di hadapannya ini adalah gadis yang sangat baik.

Bersambung ....

💖💖💖

.

.

.

.

Mau tau kisah cinta kedua orang tua Damian, Davian dan Daisy. Kisah lengkap Papa Arga dan Mama Erina. Bisa di simak di Deadline Menikah! ya😍

Mampir juga ke novel kakak online author ya, ceritanya campur aduk, nano-nano pokoknya. Ada seneng, sedih, ketawa dan rasa-rasa yang lain juga ada. Karya mak Linanda Anggen atau istri pamannya ketiga saudara triple D. Dijamin seru banget😍👍🏻

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

WANITA KOTOR TK TAU MALU, ZINAH SMA SELINGKUHANNYA HINGGA HAMIL, MLH DAMI YG DI TUDUHNYA

2023-04-04

0

mommy 3t

mommy 3t

ah si arra pinginnya menang sendiri

2021-12-12

0

Cherry

Cherry

dasar arra gk tau malu, hamil sm siapa Damian Damian yg suruh bertanggungjawab...ihhh

2021-08-12

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1. Deadline
3 Chapter 2. Rencana
4 Chapter 3. Menjalankan Rencana
5 Chapter 4. Cari Pelakunya!
6 Chapter 5. Hari Sial
7 Chapter 6. Bertemu Tuan Muda
8 Chapter 7. Masalah Baru
9 Chapter 8. Cari Tau Siapa Dia
10 Chapter 9. Calon Istri
11 Chapter 10. Pembuat Masalah
12 Chapter 11. Tantangan Baru
13 Chapter 12. Selalu Berdebat
14 Chapter 13. Berkunjung
15 Chapter 14. Sebuah Tujuan
16 Chapter 15. Aku Akan Membuktikannya
17 Chapter 16. Titik Terang
18 Chapter 17. Kerjasama
19 Chapter 18. Urus Semuanya
20 Chapter 19. Om-Om Itu, Aku!
21 Chapter 20. Bersiaplah Untuk Hari Esok
22 Chapter 21. Mengungkap Kebenaran
23 Chapter 22. Kencan
24 Chapter 23. Kamu adalah Milikku
25 Chapter 24. Aku Merindukanmu
26 Chapter 25. Nasihat Ibu
27 Chapter 26. Jangan Takut
28 Chapter 27. Membuka Hati
29 Chapter 28. Penyerangan
30 Chapter 29. Penyelamat
31 Chapter 30. Ironi
32 Chapter 31. Permintaan Arrabela
33 Aku Bukan Mas-Mas
34 Terciduk
35 Pesta Pernikahan
36 Solo Player
37 Berhasil?
38 Candu
39 Tak Usah Malu
40 Dosen Pembimbing
41 Tak Bisa Jauh
42 Siapa Dia?
43 Tak Akan Ku Biarkan
44 Sebuah Tantangan
45 Pengganggu
46 Menginap
47 Cinta Yang Menyakitkan
48 Aku Menginginkanmu!
49 Ketahuan
50 Three On Three
51 Aku Rindu Ibu
52 Aku Takut Kehilanganmu
53 Rencana Untuk Sarah
54 Asisten Sarah
55 Sarah Menghilang?
56 Bingkai Foto
57 Rival?
58 Pengakuan Sarah
59 Motif
60 Panik
61 Amarah Damian
62 Penyerangan
63 Hujan
64 Mie Instan
65 Aku Hamil
66 Pengakuan Ben
67 Terlambat?
68 Kekuatan Cinta
69 Ngidam?
70 Semakin Cinta
71 Ngidam Lagi?
72 Sebuah Rasa
73 Epilog (Ending)
74 Extra Part
75 Extra Part 1
76 Extra Part 2
77 Extra Part 3
78 Extra Part 4
79 Extra Part 5
80 END Season 1
81 Awal Dari Segalanya
82 Perasaan Yang Berbeda
83 Siapa Gadis Itu?
84 Perasaan Kalut
85 Aku Tak Menyukainya?!
86 Kenapa Aku Harus Memilih?!
87 Terkejut
88 Cemas
89 Ada Apa Denganku?!
90 Sosok Yang Berbeda
91 Aku Mengkhawatirkanmu
92 Suatu Tempat Yang Indah
93 Jangan Menyembunyikannya
94 Tersipu Malu
95 Tuan Cerewet
96 Calon Mertua
97 Serangan Mendadak
98 Alamat Rumah
99 Kejutan
100 Tercengang
101 Bahagia Bersamamu
102 Pekerjaan Yang Mulia
103 Perjalanan Cinta Di Mulai
104 Tak Bisa Menahan
105 Cemburu
106 Sebuah Ungkapan
107 Sakit Hati
108 Fitting Baju
109 Tentang Rasa
110 Firasat
111 Motif
112 Lepaskan Lin!
113 Perasaan Lega
114 Always In Love
115 Rania ....
116 The Day ....
117 Aku, Kamu menjadi Kita ....
118 Malam yang Sangat Berkesan
119 Happiness
120 Pesta Kecil
121 Keluarga Tempat Ternyaman Untuk Pulang
122 Nasi Goreng
123 Ketiga Pemuda
124 Tergoda
125 Kamu Membuatku Candu
126 Manusia Berhati Mulia
127 Sepuluh Wanita Tercantik di Dunia
128 Sebuah Analisis
129 Mencoba Lagi
130 Stop Body Shaming
131 Suami Posesif?
132 Gara-gara Yoghurt?
133 Ada Apa Dengan Lin?
134 Percaya Tak Percaya
135 Si Bucin?
136 Berbagi Kebahagiaan
137 Hasil Ultrasonography
138 Nomor Tak Dikenal
139 Pengganggu
140 Belajarlah Dari Pengalaman
141 Wanita Luar Biasa
142 Pengumuman Novel Baru
143 Pengumuman Novel Sequel Istri Kesayangan Tuan Muda
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1. Deadline
3
Chapter 2. Rencana
4
Chapter 3. Menjalankan Rencana
5
Chapter 4. Cari Pelakunya!
6
Chapter 5. Hari Sial
7
Chapter 6. Bertemu Tuan Muda
8
Chapter 7. Masalah Baru
9
Chapter 8. Cari Tau Siapa Dia
10
Chapter 9. Calon Istri
11
Chapter 10. Pembuat Masalah
12
Chapter 11. Tantangan Baru
13
Chapter 12. Selalu Berdebat
14
Chapter 13. Berkunjung
15
Chapter 14. Sebuah Tujuan
16
Chapter 15. Aku Akan Membuktikannya
17
Chapter 16. Titik Terang
18
Chapter 17. Kerjasama
19
Chapter 18. Urus Semuanya
20
Chapter 19. Om-Om Itu, Aku!
21
Chapter 20. Bersiaplah Untuk Hari Esok
22
Chapter 21. Mengungkap Kebenaran
23
Chapter 22. Kencan
24
Chapter 23. Kamu adalah Milikku
25
Chapter 24. Aku Merindukanmu
26
Chapter 25. Nasihat Ibu
27
Chapter 26. Jangan Takut
28
Chapter 27. Membuka Hati
29
Chapter 28. Penyerangan
30
Chapter 29. Penyelamat
31
Chapter 30. Ironi
32
Chapter 31. Permintaan Arrabela
33
Aku Bukan Mas-Mas
34
Terciduk
35
Pesta Pernikahan
36
Solo Player
37
Berhasil?
38
Candu
39
Tak Usah Malu
40
Dosen Pembimbing
41
Tak Bisa Jauh
42
Siapa Dia?
43
Tak Akan Ku Biarkan
44
Sebuah Tantangan
45
Pengganggu
46
Menginap
47
Cinta Yang Menyakitkan
48
Aku Menginginkanmu!
49
Ketahuan
50
Three On Three
51
Aku Rindu Ibu
52
Aku Takut Kehilanganmu
53
Rencana Untuk Sarah
54
Asisten Sarah
55
Sarah Menghilang?
56
Bingkai Foto
57
Rival?
58
Pengakuan Sarah
59
Motif
60
Panik
61
Amarah Damian
62
Penyerangan
63
Hujan
64
Mie Instan
65
Aku Hamil
66
Pengakuan Ben
67
Terlambat?
68
Kekuatan Cinta
69
Ngidam?
70
Semakin Cinta
71
Ngidam Lagi?
72
Sebuah Rasa
73
Epilog (Ending)
74
Extra Part
75
Extra Part 1
76
Extra Part 2
77
Extra Part 3
78
Extra Part 4
79
Extra Part 5
80
END Season 1
81
Awal Dari Segalanya
82
Perasaan Yang Berbeda
83
Siapa Gadis Itu?
84
Perasaan Kalut
85
Aku Tak Menyukainya?!
86
Kenapa Aku Harus Memilih?!
87
Terkejut
88
Cemas
89
Ada Apa Denganku?!
90
Sosok Yang Berbeda
91
Aku Mengkhawatirkanmu
92
Suatu Tempat Yang Indah
93
Jangan Menyembunyikannya
94
Tersipu Malu
95
Tuan Cerewet
96
Calon Mertua
97
Serangan Mendadak
98
Alamat Rumah
99
Kejutan
100
Tercengang
101
Bahagia Bersamamu
102
Pekerjaan Yang Mulia
103
Perjalanan Cinta Di Mulai
104
Tak Bisa Menahan
105
Cemburu
106
Sebuah Ungkapan
107
Sakit Hati
108
Fitting Baju
109
Tentang Rasa
110
Firasat
111
Motif
112
Lepaskan Lin!
113
Perasaan Lega
114
Always In Love
115
Rania ....
116
The Day ....
117
Aku, Kamu menjadi Kita ....
118
Malam yang Sangat Berkesan
119
Happiness
120
Pesta Kecil
121
Keluarga Tempat Ternyaman Untuk Pulang
122
Nasi Goreng
123
Ketiga Pemuda
124
Tergoda
125
Kamu Membuatku Candu
126
Manusia Berhati Mulia
127
Sepuluh Wanita Tercantik di Dunia
128
Sebuah Analisis
129
Mencoba Lagi
130
Stop Body Shaming
131
Suami Posesif?
132
Gara-gara Yoghurt?
133
Ada Apa Dengan Lin?
134
Percaya Tak Percaya
135
Si Bucin?
136
Berbagi Kebahagiaan
137
Hasil Ultrasonography
138
Nomor Tak Dikenal
139
Pengganggu
140
Belajarlah Dari Pengalaman
141
Wanita Luar Biasa
142
Pengumuman Novel Baru
143
Pengumuman Novel Sequel Istri Kesayangan Tuan Muda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!