Gadis itu segera menutup telponnya, Ia berjalan menuju Damian dan Ben. Ia bahkan lupa bahwa beberapa saat lalu Ia sangat kesal kepada Damian. Sarah mendudukkan perlahan tubuhnya di sofa empuk yang sebelum nya Ia duduki.
"Maaf, telah membuat anda menunggu. Saya harus pergi, karena ada urusan yang harus Saya selesaikan," ucapnya lirih tanpa menoleh ke arah Damian.
Namun, tiba-tiba matanya membulat ketika Ia melihat makanan terhidang di meja. Ia melirik ke arah Damian yang sedari tadi menatap nya, perasaan nya kembali tak tenang.
"Makan lah, kamu pasti belum makan?" tebak Damian.
Hati Sarah bersorak sorai, karena memang dia belum makan siang. Perut nya juga mulai keroncongan, tapi Ia tak mungkin dengan tidak tahu malunya mengiyakan ucapan Tuan Muda di hadapannya itu. Paling tidak Ia harus bersikap jual mahal sedikit.
"Tidak terimakasih, Saya masih kenyang," tolak Sarah dengan harapan Damian tetap memaksanya untuk makan.
Namun sayangnya, harapan nya tak sesuai ekspektasi.
"Ben, suruh pelayan segera membuang makanan ini," perintah Damian yang segera di iya kan oleh sekertaris nya itu.
Lagi-lagi Sarah harus menelan salivanya dengan susah payah, makanan seenak ini harus di buang? Ini bahkan kesempatan langka baginya makan di restoran super mewah dengan hidangan makanan enak dan pasti nya sangat menguras kantong bagi rakyat jelata macam Sarah.
Saat pelayan datang hendak mengambil makanan di meja tersebut, Sarah segera mengulurkan tangan untuk menghalangi sang pelayan.
"Maaf daripada mubadzir dan dibuang, mending Saya makan saja Tuan. Saya ternyata masih lapar," ucapnya tak tahu malu. Jaga image yang tadi menjadi prinsipnya, kini berubah haluan 180 derajat.
Damian tersenyum samar, Ia segera mengibaskan tangan kepada sang pelayan untuk pergi meninggalkan meja nya.
"Baiklah makanlah sepuasmu!" seru Damian yang dibalas dengan anggukkan cepat oleh Sarah.
Gadis itu segera melahap makanan di piringnya, entah kenapa Damian tampak senang melihat cara makan gadis itu. Sarah terlihat sangat menikmati hidangan tersebut, membuat orang yang melihatnya menjadi ikut lapar.
🍁🍁🍁
Setelah beberapa menit, makanan di piring Sarah tandas tak bersisa. Gadis itu mengambil air mineral dan menyesapnya secara perlahan.
"Terimakasih banyak atas makanannya Tuan, saya ijin pamit. Karena ada urusan penting yang harus segera saya selesaikan," pamit Sarah sambil menundukkan kepalanya. Lalu Ia menegakkan badannya dan menengadahkan tangannya, layaknya orang hendak berdoa.
"Semoga kebaikan Tuan Muda akan dibalas berlipat dari sang Maha Pencipta, Aamiin." Sarah meraup pelan wajahnya. Damian tersenyum samar dan segera membuang muka melihat tingkah gadis di hadapannya itu.
"Saya permisi Tuan." Sarah bangkit dari duduknya.
"Siapa bilang kamu boleh pergi begitu saja, kamu pikir semua ini gratis? Kenapa juga Aku harus memberi makan kepada gadis yang sudah meracuniku."
Kalimat Damian seketika itu membuat emosinya merayap naik, perasaan nya yang saat ini sudah dibebani banyak pikiran membuat gadis itu tak bisa berpikir jernih lagi.
"Kenapa Tuan tidak bilang dari awal kalau makanan ini bayar? Jika seperti itu aku kan bisa menolak, jangan merasa bahwa anda adalah orang kaya raya lalu bisa berbuat seenaknya kepada gadis miskin seperti Saya. Dan satu lagi Saya benar-benar tak mengenal dengan gadis yang anda sebutkan tadi, Nona belagu itu yang sudah memasukkan serbuk lalu mengancam Saya agar memberikan minuman itu kepada Tuan." Sarah melampiaskan seluruh emosi nya. Tak terasa cairan bening lolos dari kedua sudut mata gadis itu, Ia segera mengusap kasar dengan punggung tangannya.
Damian dan Ben tampak terperangah dengan keberanian gadis itu, mereka bergeming sambil terus menatap Sarah.
Gadis itu tampak mengeluarkan dompet kecil berwarna hitam dari tasnya, Ia mengambil selembar uang seratus ribu. Karena hanya itu yang tersisa di dompet nya, dan segera meletakkan uang tersebut di atas meja. Sarah bahkan tak memikirkan bagaimana nanti caranya pulang.
"Permisi!" ucapnya dengan bersungut-sungut.
"Tunggu!" ucap Damian.
Sarah menghentikan langkahnya, Ia memutar bola matanya dengan malas lalu membalikkan badannya menatap kesal kedua pria itu secara bergantian.
"Kamu pikir makanan ini cukup hanya dengan selembar uangmu itu?"
Sarah memejamkan matanya singkat di iringi hembusan napas beratnya.
"Berapa Saya harus membayar makanan itu? Akan Saya lunasi setelah saya gajian, saat ini hanya itu yang saya punya," jelas Sarah apa adanya.
Damian mengulas senyum, sebuah senyum yang diartikan Sarah untuk mengejeknya.
"Ini menu termahal di restoran ini, harganya enam juta untuk satu porsinya." Senyum Damian semakin mengembang, entah kenapa Ia merasa sangat senang membuat gadis itu kesal.
"Apa?" pekik Sarah. Andai saja Ia bisa mengesampingkan norma sopan santun yang selama ini ibu nya ajarkan. Mungkin Ia akan meluapkan emosi nya dengan mengumpat sepuasnya di hadapan Tuan Muda arogan ini.
Pantas saja rasanya sangat enak, ternyata harganya sangat mahal. Makanan termahal di Resto tempatku bekerja saja hanya satu juta.
Sarah menarik napas nya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan, Ia mencoba bersikap setenang mungkin. Ia memutuskan untuk mengalah kali ini, Ia tak ingin berdebat dengan Tuan Muda arogan ini. Lelah ... sungguh lelah.
"Baiklah, saya akan cicil makanan itu semampu saya. Karena gaji saya satu bulan tak mampu untuk melunasi semuanya," ungkap Sarah.
"Oke!" jawab Damian singkat.
Pria itu segera bangkit dari kursinya di ikuti dengan Ben, Ia menghampiri Sarah yang masih berdiri dengan perasaan campur aduk tak karuan.
"Ayo!" serunya kepada Sarah.
"Kemana Tuan? Saya masih ada urusan yang harus saya selesaikan."
"Aku ikut denganmu, Aku akan mengantarmu pulang agar kamu tak melarikan diri." Damian melangkah mendahului Sarah.
"Tapi, Tuan. Saya tidak akan melarikan diri," pekik Sarah.
"Saya tidak ingin mengambil resiko, tadi sebelum berangkat kamu juga mau melarikan diri bukan?" Damian menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Sarah dengan tersenyum smirk.
Sarah menatap Ben dengan pandangan kesal.
"Dasar tukang pengadu!" umpat nya kepada Ben. Ben yang mendengar hanya tersenyum tipis.
Sarah berjalan lesu sambil mengekor kedua pria itu, lagi-lagi Ia tak punya pilihan selain menuruti perintah Tuan Muda arogan itu.
Bersambung ....
💖💖💖
Jangan lupa tinggal kan jejak komen, like dan vote ya. Biar semakin semangat othornya. wkwkwk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Kinanti Chennel
luccu thor.. jarang2 ceo tampan tp ga dingin
2023-01-03
1
@shiha inayah
lucu banget Sarah SM Damian jg Ben....
2022-02-16
0
mommy 3t
seru
2021-12-12
0