Chapter 3. Menjalankan Rencana

Sarah tengah disibukkan dengan pekerjaan lemburnya, karena permintaan Sita untuk mengganti jadwalnya.

Manager Resto yang bernama Navin itu tampak memberikan instruksi kepada seluruh karyawan untuk bersiap-siap, karena orang terkaya di negerinya akan berkunjung ke Resto tempat mereka bekerja.

"Hari ini kita akan kedatangan tamu yang sangat istimewa sekali, seorang Tuan Muda terkaya di negeri ini. Jadi, saya harap kalian bisa bekerja sebaik mungkin. Mengerti!" titah Navin.

"Mengerti Pak!" jawab mereka kompak.

"Baiklah, sekarang kalian boleh bubar!"

Seluruh karyawan segera kembali bekerja dan bersiap-siap. Tapi berbeda dengan Sarah, gadis itu merasakan tubuhnya sedikit tak enak badan. Ia tampak lesu dan tak terlalu bersemangat seperti biasa.

Navin yang melihat Sarah tampak pucat itu segera menghampirinya.

"Sarah, kamu terlihat pucat sekali. Jika kamu tak enak badan, kamu bisa pulang dan istirahat," ucap Navin yang merasa cemas dengan keadaan Sarah.

Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Tidak Pak, saya baik-baik saja. Saya masih kuat, lagipula saya hanya menggantikan Sita sampai shift siang saja. Jadi kurang beberapa jam lagi," kilah Sarah.

"Baiklah jika seperti itu, tapi kalau kamu tak kuat. Jangan dipaksakan ya, kamu boleh pulang lebih awal," tutur Navin.

Sarah menganggukan kepala seraya berkata, "Baik Pak, terimakasih. Saya permisi dulu Pak."

Gadis itu segera berjalan meninggalkan Navin seorang diri, pria itu masih mematung di tempat sembari memandang punggung Sarah yang terus berlalu.

🍁🍁🍁

"Ben, kamu tunggu di lobby dulu. Aku tak lama bertemu dengan Ferdi," ucap Damian.

"Baik Tuan," sahut Ben dengan menundukkan kepala.

Damian berjalan menuju Resto, Ia disambut dengan hangat oleh beberapa waitress. Salah satunya adalah Sarah. Pria yang saat itu mengenakan kemeja putih tampak tersenyum kepada para waitress yang menyambutnya.

Gadis itu tampak tertegun dengan kharisma sang Tuan Muda. Damian sempat melirik ke arah Sarah, karena gadis itu terlihat berbeda dari teman-temannya. Kecantikkan alaminya sempat menyita perhatian Damian sesaat.

"Tuan Muda Damian aslinya bahkan lebih tampan ya?" suara salah satu teman Sarah terdengar jelas di telinga nya.

Semua pelayan wanita tampak terpesona dengan Damian, senyumannya benar-benar sangat manis sekali. Senyuman yang sudah menyita kaum hawa itu, sungguh sangat mempesona. Perpaduan wajah tampan dan senyuman yang begitu enak dipandang. Sungguh benar-benar makhluk ciptaan Tuhan yang sangat indah.

Sarah hanya tersenyum tipis menanggapi teman-temannya. Ia sadar diri, memimpikan pria seperti Tuan Muda Damian adalah sebuah khayalan tingkat tinggi yang tak mungkin terjamah olehnya.

🍁🍁🍁

Seorang gadis tampak menunggu di sudut lain Resto, dia terlihat mengamati gerak gerik kedua pria yang kini tengah bercengkrama.

Sarah yang bertugas mengantar minuman kepada sang Tuan Muda itu mencoba untuk mengatur napas dan bersikap setenang mungkin, belum sempat kakinya melangkah. Gadis yang sedari tadi mengawasi kedua pria itu, kini menghampiri Sarah dan menghalangi langkahnya.

"Maaf, permisi nona." Sarah mencoba menghindari gadis itu, tapi rupanya gadis itu memang berniat menghentikan langkahnya.

"Kamu yang bertugas memberikan minuman ini kepada kedua pria itu kan?" Sarah menunjuk ke arah Damian dan Ferdi.

"Iya, benar nona. Permisi, saya mau lewat nona." Sarah masih mencoba menerobos gadis itu, tapi sayang nya gadis itu tak mau bergerak.

"Tunggu!" serunya.

Gadis yang tak lain adalah Arra tampak mengamati sesaat minuman yang berada di nampan itu, lalu dengan segera Ia memasukkan sesuatu ke dalam minuman orange juice yang tak lain adalah pesanan Damian.

Mata Sarah membulat, Ia merasa aneh dengan serbuk yang baru saja dimasukkan oleh gadis itu. "Maaf nona ... apa yang sudah anda masukan itu?"

"Sudah, jangan banyak tanya. Sekarang antar minuman ini kepada mereka," tukas Arra.

"Tapi nona ...."

"Sudah jangan membantah, atau kamu mau kamu dipecat saat ini juga," ancam Arra. Tatapan matanya tampak mengintimidasi bagi Sarah.

Gadis itu tampak ragu, Ia bingung harus bagaimana saat ini. Otaknya memaksa untuk berpikir yang tidak-tidak tentang serbuk itu.

🍁🍁🍁

Navin yang saat itu berada tak jauh dari tempat Sarah, segera menghampiri mereka berdua.

"Ada apa Sarah?" tanya Navin.

Pria itu tampak bergantian memandang ke arah Sarah dan Arra, namun betapa terkejutnya Navin. Saat Ia mengetahui yang berada di hadapannya adalah Arra.

"Nona Arra? Ada yang bisa kami bantu nona?" Navin segera menundukkan kepalanya, hal itu membuat Sarah semakin dilanda kebingungan. Gadis yang sudah bekerja menjadi waitress selama satu tahun itu masih mematung di tempat.

"Oh tidak, hanya saja pelayanmu ini menghalangi jalanku. Jadi Aku sedikit memberinya teguran," jawab Arra dengan santai.

Apa? Nona ini ternyata pandai sekali memutar balikkan fakta. Bagaimana ini? Sepertinya Aku sedang dalam masalah, batin Sarah berperang.

"Oh, begitu. Saya mohon anda berkenan untuk memaafkan pegawai Saya ini nona, sepertinya dia tidak sengaja," ucap Navin. Dan pria itu lagi-lagi membungkukkan badannya.

Siapa sebenarnya nona ini? Kenapa Pak Navin seperti takut sekali kepadanya?

"Sarah ... minta maaf lah, setelah itu antarkan minuman ini," perintah Navin.

Sarah membulatkan matanya, Ia begitu terkejut ketika Navin menyuruhnya meminta maaf atas apa yang tidak Ia lakukan. "A-apa?"

Pria itu menatap Sarah dalam, seolah berkata 'turuti perintahku'. Dan sekarang tidak ada pilihan lain baginya selain meminta maaf.

"Maafkan Saya Nona, Saya tidak sengaja," ucap Sarah seraya menundukkan sedikit kepalanya.

Arra tersenyum penuh kemenangan. "Baiklah, kamu ku maafkan."

"Sarah, cepat antarkan minuman itu. Jangan biarkan Tuan Muda menunggu lebih lama lagi!" perintah Navin yang di jawab anggukkan oleh Sarah.

Gadis itu berjalan menyusuri deretan meja yang tertata rapi, pengunjung Resto siang itu tampak lengang. Karena sebagian sudah di kosongkan, Damian tidak terlalu suka keramaian. Jadi, dimanapun dia berada. Tempat itu harus sepi dari pengunjung dan Ben selalu ingat akan hal itu.

Sarah meletakkan gelas berisi juice orange milik Damian dengan sangat hati-hati, antara ragu dan cemas. Gadis itu merasa dilema, jika Ia serahkan gelas itu. Ia takut akan terjadi sesuatu dengan Tuan Muda tampan ini, tapi jika Ia tak memberikan minuman ini pekerjaannya akan terancam.

Gadis itu masih mematung setelah meletakkan kedua gelas kepada kedua pemuda tampan di hadapan nya itu.

"Waitress, are you okay? " tanya Ferdi yang bingung dengan sikap Sarah yang tetap diam memandang mereka berdua.

Gadis itu segera menggelengkan kepalanya singkat, Ia tersadar dari lamunannya. Rasa letih dan masalah yang datang secara bersamaan. Membuat konsentrasinya pecah.

"Oh, maafkan saya Tuan. Silahkan anda nikmati minuman anda." Sarah membungkukkan badannya dan segera meninggalkan meja kedua pemuda kaya itu.

Damian sempat memperhatikan Sarah, Ia tersenyum samar melihat tingkah konyol gadis itu.

"Aduh, kenapa hari ini Aku sial banget ya," gerutu Sarah merutuki dirinya sendiri.

"Oh iya, bagaimana dengan minumannya? Nona itu tidak memberikan racun bukan? Tuan Muda itu tidak akan mati dengan meminum orange juice tadi kan? Ah, Sarah kenapa kamu bisa mendapat masalah seperti ini sih. Bagaimana kalau Tuan Muda itu kenapa-kenapa, kamu akan mendapat masalah besar Sarah." Sarah semakin dirundung kekhawatiran, sesekali Ia melihat ke arah Tuan Muda yang sudah Ia beri minuman itu.

🍁🍁🍁

Arra masih memperhatikan setiap gerak gerik dari Damian, pria itu bahkan tak menyadari kehadirannya. Karena posisi duduk yang membelakanginya dan juga jarak duduk yang lumayan berjauhan.

Sedangkan Sarah, Ia benar-benar tak tenang. Ia terus berdoa agar Tuan Muda itu baik-baik saja. Gadis itu kembali melihat reaksi sang Tuan Muda, Ia tampak terkesiap ketika gerak gerik aneh dari sang pemuda kaya itu.

"Tunggu, dia Tuan Muda bukan? Jadi tak mungkin seorang Tuan Muda kemana-mana datang seorang diri, dia pasti membawa bodyguard. Ya, benar. Aku tak bisa membiarkan ini, Aku tak mau menjadi kambing hitam atas tindakan Nona yang belagu itu. Aku harus segera mencari bodyguard Tuan Muda itu." Sarah meminta ijin kepada salah satu temannya untuk keluar sebentar, gadis itu segera mencari para bodyguard yang mungkin saja berjejer di depan lobby.

Sarah mengedarkan pandangan nya, menyapu seluruh lobby untuk mencari sosok berprawakan tegap tinggi berpakaian serba hitam dan mungkin botak.

Gadis itu menangkap sosok pria bertubuh besar yang sedang duduk di lobby sambil menyesap sebotol air mineral.

"Pasti dia orangnya." Sarah segera menghampiri sang pria.

"Maaf, permisi Tuan," tegur Sarah.

Pria itu tampak mendongakkan kepalanya, menatap Sarah dari atas kebawah dan bawah ke atas.

"Iya, ada apa?" Kening pria itu tampak berkerut.

"M-maaf, apa anda bodyguard Tuan Muda yang sedang berada di dalam Resto Tuan?" tanya Sarah dengan sedikit ragu.

Pria itu semakin bingung, namun sosok pria yang duduk di sebrang tampak mendengar Sarah menyebut Tuan Muda. Dia adalah Ben yang sedang menunggu Damian.

"Jadi, kamu pikir Aku bodyguard? Apa aku memiliki tampang seperti itu?" Pria itu tampak tak terima dengan pertanyaan Sarah. Ia tampak bangkit dari tempat duduknya. Namun, Ben segera menghampiri gadis itu.

"Maaf Tuan, sepertinya Nona ini salah orang." Ben segera menarik lengan Sarah untuk menjauh dari pria tersebut.

"Kamu tadi bertanya bodyguard Tuan Muda? Apa yang kamu maksud Tuan Damian?" tanya Ben tepat sasaran.

Gadis itu merasa senang, tak sia-sia usahanya.

"Iya Tuan."

"Apa terjadi sesuatu dengan Tuan Muda?" Raut wajah Ben tampak begitu cemas.

"Begini Tuan, Tuan Muda Damian sepertinya sudah meminum minuman yang tercampur dengan serbuk. Tapi Saya tak tahu pasti serbuk apa itu?" jelas Sarah.

"Serbuk? Siapa yang berani memberikan serbuk itu?" Ben terlihat geram. Sorot matanya berubah tajam menatap Sarah.

Sarah dengan susah payah menelan salivanya, Ia takut. Sungguh takut saat ini.

"Tuan, itu tidak penting sekarang. Yang terpenting adalah keselamatan Tuan anda, tadi ada seorang gadis yang tampak mengawasinya," ungkap Sarah.

"Oh sial, kenapa aku membiarkan Tuan seorang diri." Ben segera berlari menuju Resto, di ikuti dengan Sarah. Gadis itu terus mengikuti Ben, sampai akhirnya mereka tiba di Resto.

Namun, suasana Resto tampak sepi. Ben menatap Sarah dengan tajam.

"Kemana Tuan?" pekik Ben.

"Saya tidak tahu Tuan, waktu Saya meninggalkan Resto. Tuan Muda masih duduk disana." Sarah menunjuk meja tempat Damian duduk tadi.

Ben meraup wajahnya dengan kasar, pria itu segera berlari ke salah satu pegawai dengan penuh emosi.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Fatimah Fatimah

Fatimah Fatimah

namanya bule, tapi visualnya korea gak nyambung 😂😂

2022-05-13

0

@shiha inayah

@shiha inayah

duh jgn² arra masukin obat perangsang dasar wanita murahan....

2022-02-16

0

Neni Nurlailah

Neni Nurlailah

mampir tour

2021-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1. Deadline
3 Chapter 2. Rencana
4 Chapter 3. Menjalankan Rencana
5 Chapter 4. Cari Pelakunya!
6 Chapter 5. Hari Sial
7 Chapter 6. Bertemu Tuan Muda
8 Chapter 7. Masalah Baru
9 Chapter 8. Cari Tau Siapa Dia
10 Chapter 9. Calon Istri
11 Chapter 10. Pembuat Masalah
12 Chapter 11. Tantangan Baru
13 Chapter 12. Selalu Berdebat
14 Chapter 13. Berkunjung
15 Chapter 14. Sebuah Tujuan
16 Chapter 15. Aku Akan Membuktikannya
17 Chapter 16. Titik Terang
18 Chapter 17. Kerjasama
19 Chapter 18. Urus Semuanya
20 Chapter 19. Om-Om Itu, Aku!
21 Chapter 20. Bersiaplah Untuk Hari Esok
22 Chapter 21. Mengungkap Kebenaran
23 Chapter 22. Kencan
24 Chapter 23. Kamu adalah Milikku
25 Chapter 24. Aku Merindukanmu
26 Chapter 25. Nasihat Ibu
27 Chapter 26. Jangan Takut
28 Chapter 27. Membuka Hati
29 Chapter 28. Penyerangan
30 Chapter 29. Penyelamat
31 Chapter 30. Ironi
32 Chapter 31. Permintaan Arrabela
33 Aku Bukan Mas-Mas
34 Terciduk
35 Pesta Pernikahan
36 Solo Player
37 Berhasil?
38 Candu
39 Tak Usah Malu
40 Dosen Pembimbing
41 Tak Bisa Jauh
42 Siapa Dia?
43 Tak Akan Ku Biarkan
44 Sebuah Tantangan
45 Pengganggu
46 Menginap
47 Cinta Yang Menyakitkan
48 Aku Menginginkanmu!
49 Ketahuan
50 Three On Three
51 Aku Rindu Ibu
52 Aku Takut Kehilanganmu
53 Rencana Untuk Sarah
54 Asisten Sarah
55 Sarah Menghilang?
56 Bingkai Foto
57 Rival?
58 Pengakuan Sarah
59 Motif
60 Panik
61 Amarah Damian
62 Penyerangan
63 Hujan
64 Mie Instan
65 Aku Hamil
66 Pengakuan Ben
67 Terlambat?
68 Kekuatan Cinta
69 Ngidam?
70 Semakin Cinta
71 Ngidam Lagi?
72 Sebuah Rasa
73 Epilog (Ending)
74 Extra Part
75 Extra Part 1
76 Extra Part 2
77 Extra Part 3
78 Extra Part 4
79 Extra Part 5
80 END Season 1
81 Awal Dari Segalanya
82 Perasaan Yang Berbeda
83 Siapa Gadis Itu?
84 Perasaan Kalut
85 Aku Tak Menyukainya?!
86 Kenapa Aku Harus Memilih?!
87 Terkejut
88 Cemas
89 Ada Apa Denganku?!
90 Sosok Yang Berbeda
91 Aku Mengkhawatirkanmu
92 Suatu Tempat Yang Indah
93 Jangan Menyembunyikannya
94 Tersipu Malu
95 Tuan Cerewet
96 Calon Mertua
97 Serangan Mendadak
98 Alamat Rumah
99 Kejutan
100 Tercengang
101 Bahagia Bersamamu
102 Pekerjaan Yang Mulia
103 Perjalanan Cinta Di Mulai
104 Tak Bisa Menahan
105 Cemburu
106 Sebuah Ungkapan
107 Sakit Hati
108 Fitting Baju
109 Tentang Rasa
110 Firasat
111 Motif
112 Lepaskan Lin!
113 Perasaan Lega
114 Always In Love
115 Rania ....
116 The Day ....
117 Aku, Kamu menjadi Kita ....
118 Malam yang Sangat Berkesan
119 Happiness
120 Pesta Kecil
121 Keluarga Tempat Ternyaman Untuk Pulang
122 Nasi Goreng
123 Ketiga Pemuda
124 Tergoda
125 Kamu Membuatku Candu
126 Manusia Berhati Mulia
127 Sepuluh Wanita Tercantik di Dunia
128 Sebuah Analisis
129 Mencoba Lagi
130 Stop Body Shaming
131 Suami Posesif?
132 Gara-gara Yoghurt?
133 Ada Apa Dengan Lin?
134 Percaya Tak Percaya
135 Si Bucin?
136 Berbagi Kebahagiaan
137 Hasil Ultrasonography
138 Nomor Tak Dikenal
139 Pengganggu
140 Belajarlah Dari Pengalaman
141 Wanita Luar Biasa
142 Pengumuman Novel Baru
143 Pengumuman Novel Sequel Istri Kesayangan Tuan Muda
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1. Deadline
3
Chapter 2. Rencana
4
Chapter 3. Menjalankan Rencana
5
Chapter 4. Cari Pelakunya!
6
Chapter 5. Hari Sial
7
Chapter 6. Bertemu Tuan Muda
8
Chapter 7. Masalah Baru
9
Chapter 8. Cari Tau Siapa Dia
10
Chapter 9. Calon Istri
11
Chapter 10. Pembuat Masalah
12
Chapter 11. Tantangan Baru
13
Chapter 12. Selalu Berdebat
14
Chapter 13. Berkunjung
15
Chapter 14. Sebuah Tujuan
16
Chapter 15. Aku Akan Membuktikannya
17
Chapter 16. Titik Terang
18
Chapter 17. Kerjasama
19
Chapter 18. Urus Semuanya
20
Chapter 19. Om-Om Itu, Aku!
21
Chapter 20. Bersiaplah Untuk Hari Esok
22
Chapter 21. Mengungkap Kebenaran
23
Chapter 22. Kencan
24
Chapter 23. Kamu adalah Milikku
25
Chapter 24. Aku Merindukanmu
26
Chapter 25. Nasihat Ibu
27
Chapter 26. Jangan Takut
28
Chapter 27. Membuka Hati
29
Chapter 28. Penyerangan
30
Chapter 29. Penyelamat
31
Chapter 30. Ironi
32
Chapter 31. Permintaan Arrabela
33
Aku Bukan Mas-Mas
34
Terciduk
35
Pesta Pernikahan
36
Solo Player
37
Berhasil?
38
Candu
39
Tak Usah Malu
40
Dosen Pembimbing
41
Tak Bisa Jauh
42
Siapa Dia?
43
Tak Akan Ku Biarkan
44
Sebuah Tantangan
45
Pengganggu
46
Menginap
47
Cinta Yang Menyakitkan
48
Aku Menginginkanmu!
49
Ketahuan
50
Three On Three
51
Aku Rindu Ibu
52
Aku Takut Kehilanganmu
53
Rencana Untuk Sarah
54
Asisten Sarah
55
Sarah Menghilang?
56
Bingkai Foto
57
Rival?
58
Pengakuan Sarah
59
Motif
60
Panik
61
Amarah Damian
62
Penyerangan
63
Hujan
64
Mie Instan
65
Aku Hamil
66
Pengakuan Ben
67
Terlambat?
68
Kekuatan Cinta
69
Ngidam?
70
Semakin Cinta
71
Ngidam Lagi?
72
Sebuah Rasa
73
Epilog (Ending)
74
Extra Part
75
Extra Part 1
76
Extra Part 2
77
Extra Part 3
78
Extra Part 4
79
Extra Part 5
80
END Season 1
81
Awal Dari Segalanya
82
Perasaan Yang Berbeda
83
Siapa Gadis Itu?
84
Perasaan Kalut
85
Aku Tak Menyukainya?!
86
Kenapa Aku Harus Memilih?!
87
Terkejut
88
Cemas
89
Ada Apa Denganku?!
90
Sosok Yang Berbeda
91
Aku Mengkhawatirkanmu
92
Suatu Tempat Yang Indah
93
Jangan Menyembunyikannya
94
Tersipu Malu
95
Tuan Cerewet
96
Calon Mertua
97
Serangan Mendadak
98
Alamat Rumah
99
Kejutan
100
Tercengang
101
Bahagia Bersamamu
102
Pekerjaan Yang Mulia
103
Perjalanan Cinta Di Mulai
104
Tak Bisa Menahan
105
Cemburu
106
Sebuah Ungkapan
107
Sakit Hati
108
Fitting Baju
109
Tentang Rasa
110
Firasat
111
Motif
112
Lepaskan Lin!
113
Perasaan Lega
114
Always In Love
115
Rania ....
116
The Day ....
117
Aku, Kamu menjadi Kita ....
118
Malam yang Sangat Berkesan
119
Happiness
120
Pesta Kecil
121
Keluarga Tempat Ternyaman Untuk Pulang
122
Nasi Goreng
123
Ketiga Pemuda
124
Tergoda
125
Kamu Membuatku Candu
126
Manusia Berhati Mulia
127
Sepuluh Wanita Tercantik di Dunia
128
Sebuah Analisis
129
Mencoba Lagi
130
Stop Body Shaming
131
Suami Posesif?
132
Gara-gara Yoghurt?
133
Ada Apa Dengan Lin?
134
Percaya Tak Percaya
135
Si Bucin?
136
Berbagi Kebahagiaan
137
Hasil Ultrasonography
138
Nomor Tak Dikenal
139
Pengganggu
140
Belajarlah Dari Pengalaman
141
Wanita Luar Biasa
142
Pengumuman Novel Baru
143
Pengumuman Novel Sequel Istri Kesayangan Tuan Muda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!