Ibu Karmila yang tak lain adalah Ibu Sarah terlihat sudah berada di depan teras rumahnya, memang sudah menjadi kebiasaan wanita paruh baya itu. Menunggu anak gadisnya pulang dengan duduk santai di kursi teras.
Beberapa menit kemudian, sebuah mobil mewah terlihat berhenti di halaman rumahnya. Seorang gadis keluar dengan dua orang pria yang terlihat gagah dan tampan.
Wanita itu tampak penasaran karena Sarah kali ini di antar dengan pria yang berbeda dengan pria yang menjemputnya pagi tadi. Bu Karmila menepis segala pikiran negatif yang muncul, dia percaya bahwa anak pertama nya adalah gadis baik-baik yang akan selalu menjaga kehormatan dirinya. Di manapun ia berada.
Gadis itu segera menghampiri Ibunya di ikuti dengan Damian dan Ben yang tampak di belakang Sarah.
Sarah mencium punggung tangan ibunya, begitu juga dengan Damian dan Ben. Mereka sama sekali tak canggung melakukan hal itu kepada orang tua satu-satunya Sarah.
Sarah tersenyum samar melihat sikap Tuan Muda di hadapannya itu, sifat menyebalkan yang seolah melekat pada dirinya berangsur tergantikan dengan sikap santunnya. Begitu pikir Sarah.
"Saya Damian bu dan ini adalah asisten saya Ben," ucap Damian memperkenalkan diri kepada Ibu Sarah.
"Oh iya Tuan, saya ibunya Sarah. Maaf jika anak saya jadi merepotkan anda," ucap Ibu Karmila yang merasa tak enak dengan Damian.
Pria itu mengulas senyum tulus. "Tidak sama sekali, Sarah tidak merepotkan saya Bu."
Bu Karmila seperti terhipnotis oleh pria di hadapan nya itu, senyuman yang begitu menawan dan tatapan matanya yang begitu sendu. Membuat Bu Karmila betah berlama-lama melihat wajah pria yang baru pertama kali ia lihat.
"Bu ....!" seru Sarah membuyarkan lamunan ibunya itu.
Sesaat Bu Karmila tampak mengerjap kedua matanya, ia memandang Sarah dan Damian secara bergantian dengan kikuk.
"Maaf, Ibu malah ngelamun. Ayo, silahkan masuk Tuan!" Bu Karmila berjalan terlebih dahulu, lalu mempersilahkan Damian dan Ben duduk diruang tamunya.
"Maaf ya Tuan, rumah kami kecil dan sempit. Jadi maaf kalau Tuan-Tuan merasa kurang nyaman." Wanita yang wajahnya sangat mirip dengan Sarah itu terlihat tak enak hati dengan kedua pria itu. Namun, ia juga merasa terkesiap saat Damian tak canggung sedikit pun duduk di kursi sederhana miliknya.
"Tidak apa-apa Bu!" kata Damian masih dengan senyum tergambar di bibirnya.
"Saya permisi ke dalam sebentar Tuan," ucap Sarah. Gadis itu terlihat melingkarkan tangannya di pinggang ibunya dan menarik Ibu nya ke ruang tengah.
Wanita itu sedikit terkejut dengan sikap anak gadis nya. "Maaf, saya tinggal dulu ya Tuan," teriak Bu Karmila yang sudah berada di ruang tengah.
🍁🍁🍁
Damian bangkit dari kursinya, ia berjalan mendekati lemari kecil yang terdapat beberapa foto yang terpajang rapi oleh bingkai foto sederhana.
Ia tampak menatap lama foto seorang gadis berusia sekitar tiga belas tahunan dengan seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun, mereka tampak duduk dan tersenyum manis di sebuah kursi di taman hiburan.
Pandangannya kemudian ia alihkan pada foto sebelahnya, terlihat seorang pria tengah melingkarkan tangan di pundak seorang gadis remaja dengan membawa Piala. Wajah pria itu tampak bahagia sekali. Entah kenapa ada perasaan sedih yang menyusup di relung hati Damian, ia yang sudah mengetahui kecelakaan yang merenggut nyawa kepala keluarga rumah ini. Hanya bisa menatap nanar foto di hadapannya.
Rasanya ingin sekali ia mengungkap misteri kecelakaan yang menimpa Ayah gadis yang sudah mencuri perhatian nya itu, pernyataan Ben tentang kejanggalan kecelakaan itu membuatnya semakin penasaran ingin mengungkap semuanya. Sebuah kebenaran yang harus diungkap secepatnya.
Ben menatap Damian, melihat perubahan ekspresi Tuan Muda nya saat fokus pandangannya tertuju pada sebuah pigora kecil. Pria yang sudah menganggap Damian sebagai adiknya sendiri mulai menangkap sesuatu. Ayah gadis itu, meskipun tak terlihat secara langsung oleh Ben. Tapi dari cara memandang Damian. Sudah bisa disimpulkan, Ben bertekad pada dirinya sendiri. Untuk segera mengungkap kasus yang masih samar, pria itu bahkan mengerahkan orang-orang terbaik untuk mengungkap misteri kecelakaan yang merenggut Ayah Sarah.
"Maaf menunggu lama ya." Suara Bu Karmila membuat pikiran kedua pria itu kembali terfokus. Wanita itu membawa nampan berisi dua cangkir dan dua buah toples cemilan.
Damian segera menoleh ke arah Bu Karmila, ia kembali menuju kursi tempat ia duduk tadi.
"Silahkan diminum Tuan, maaf seadanya," tawar Bu Karmila.
"Terimakasih Bu!" sahut kedua pria itu.
Damian mengambil cangkir teh yang disuguhkan oleh Bu Karmila, ia menyesap perlahan minuman hangat itu. Aroma melati menguar di indra penciuman nya, sejenak ia merasa pikirannya lebih tenang. Sampai akhirnya ia hampir tersedak karena melihat Sarah yang baru saja keluar dari dalam.
Gadis itu baru saja membersihkan tubuh dan mengganti pakaiannya dengan baju santai, ia menyugar perlahan rambut nya yang ia biarkan tergerai. Wajah polosnya yang tanpa riasan sama sekali, menampakkan kecantikan alami yang sesungguhnya. Sejenak Damian tertegun pada gadis bernama Sarah itu.
Namun, pandangan ekor mata Damian melirik pada pria yang duduk di sebelahnya. Ben nampaknya juga ikut tertegun dengan kecantikan gadis itu, tentu saja hal itu membuat Damian tak senang. Ia segera menginjak kaki Ben yang memang berada tepat di sebelah kakinya, pria itu hanya bisa meringis mendapat perlakuan kasar dari Tuan nya.
🍁🍁🍁
"Sarah, ajak kedua Tuan ini untuk makan malam bersama kita," perintah Bu Karmila kepada Sarah seraya menepuk pundak putrinya dan berlalu meninggalkan mereka bertiga. Gadis itu hanya mengangguk pelan.
"Tuan-Tuan silahkan," ucap Sarah. Gadis itu memilih tak banyak bicara, dan lagipula dia juga tak tahu apa yang harus dibicarakan dengan pria kaya dan asistennya itu.
Sarah segera berlalu terlebih dahulu, sedangkan Ben dengan semangat segera bangkit. Namun, lengan Ben ditahan oleh Damian. Pria itu reflek menoleh ke arah Damian yang masih duduk di sofa.
"Mulai saat ini, jangan memandang gadis itu lebih dari sepuluh detik. Kamu mengerti Ben?" perintah Damian dengan mendongakan kepala.
Ben segera mengulas senyum, ia seolah mengerti apa yang dirasakan oleh Bosnya saat ini.
"Siap Tuan!" seru Ben dengan mengacungkan jempol tangan kanannya.
"Bagus!" sahut Damian.
Damian lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendahului Ben, pria yang bernama lengkap Ben Putra itu tampak menyeringai puas.
Bersambung ....
💖💖💖
.
.
.
.
.
.
Mampir juga ke karya temen author ya, ceritanya bikin baper😍👍🏻
Terpaksa Menikahi CEO Arogan ~ Eka Pradita
Wanita Simpanan Bryan ~ Mechan
CEO Somplak Jatuh Cinta ~ Karlina Sulaiman
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
❤️❤️sehun oppa lovers❤️❤️
next thor
2022-08-10
0
nurhaya507
posesif 😍
2022-04-29
0
@shiha inayah
cie,,, Damian terpesona SM kecantikan Sarah ,,, belum apa² udah fosesif ....🤭🤣🤣🤣
2022-02-16
0