"Akhirnya, rencana Daddy berhasil dengan sangat baik. Kurang sedikit lagi, Damian akan menjadi milikku," ucap Arra penuh kemenangan. Gadis itu sudah menunggu di kamar hotel dengan pakaian minidress berwarna hitam.
Tok-tok-tok!
Sebuah ketukan terdengar dari balik pintu, gadis itu segera melenggang dan membuka daun pintu kamarnya.
Terlihat Damian dengan Ferdi sudah berdiri di depan pintu, serbuk yang Arra masuk kan kedalam minuman Damian sepertinya sudah bekerja dengan baik. Damian bahkan sudah melepas kancing atas baju nya.
"Kenapa kamu malah mengajakku kesini? Dan lagi kenapa Arra bisa sampai ada disini?" tanya Damian dengan badan gemetar.
Pria itu menatap tubuh Arra yang tengah berdiri di depan pintu, Damian menelan salivanya dengan kasar. Pikiran dan hatinya menolak tapi hasratnya menginginkannya.
"Terimakasih Ferdi," ucap Arra yang terdengar sangat menggairahkan untuk Damian.
Ferdi tersenyum smirk. "Selamat menikmati bro!"
Ferdi segera berjalan meninggalkan mereka berdua, Arra menarik pelan tangan Damian untuk masuk ke dalam kamar. Tubuh Damian yang sudah dibawah kendali obat perangsang tampak tak bisa berpikir jernih, Ia menuruti ajakan Arra.
Gadis itu tampak menutup kamar dengan satu kakinya. Mereka berdua berjalan menuju tempat tidur.
"Sayang ... Aku sangat merindukanmu," bisik Arra tepat di telinga Damian. Pria itu tampak mendesah lirih, Ia sudah tak tahan. Benar-benar tak tahan. Suara Arra terdengar sangat seksi di telinga nya.
🍁🍁🍁
Sementara itu, Ben segera menuju resepsionis hotel yang berada satu gedung dengan Resto tersebut. Pria itu mendapatkan informasi bahwa Tuan Muda nya berjalan menuju hotel dengan temannya.
"Cepat katakan, nomer berapa kamar yang di tuju Tuan Damian?" pekik Ben kepada resepsionis tersebut.
"Saya tidak tahu Tuan, disini tidak ada nama Tuan Damian," jawab sang resepsionis itu dengan raut wajah ketakutan.
"Ck ... bagaimana mungkin kalian tidak tahu!" hardik Ben dengan emosi yang meluap.
Ben tampak berpikir sejenak, Ia teringat ucapan waitress tadi. Bahwa ada seorang gadis yang mengawasi Tuan Damian sedari tadi. Pria itu seolah mendapat jawaban.
"Kamar atas nama Arrabela, ada?" Ben langsung menyebutkan nama Arra, tentu siapa lagi gadis yang bisa berbuat nekat seperti sekarang ini selain Arra. Dan ternyata tebakan Ben benar.
"Nona Arrabella berada di kamar 705, Tuan," ucap resepsionis tersebut.
"Berikan aku kunci cadangannya?" perintah Ben.
"Tapi tuan,"
"Cepat berikan atau aku dobrak pintu kamar tersebut?" ancam Ben.
Resepsionis itu segera memberikan kunci cadangan kamar Arra, Ia tampak sangat ketakutan dengan sikap Ben.
Ben segera berlari menuju lift, pria itu menekan angka tujuh dengan tergopoh. Ia tampak tak sabar menunggu pintu lift terbuka.
🍁🍁🍁
Ben sudah berada di depan pintu kamar 705, tempat Damian dan Arra. Pria itu dengan cepat menempelkan kartu pada pintu kamar tersebut dan berhasil. Pintu kamar bisa Ia akses, dengan cepat Ben memutar handle pintu dan segera menerobos masuk.
Sebuah pemandangan yang tak patut dicontoh oleh pasangan yang belum halal terpampang di hadapannya, posisi Arra sudah berada di atas Damian. Gadis itu segera meraih selimut dan menutup bagian atas tubuhnya yang sudah terlihat polos.
Sedangkan Damian, pria itu tampak semakin dikuasasi oleh nafsunya. Ben segera mendekati Damian dan Arra.
"Ben, kenapa kamu selalu menjadi penghalang hubunganku dengan Damian?" pekik Arra sambil terus menutupi tubuhnya.
Namun Ben tak menggubris ucapan gadis itu, Ia mencoba membuka selimut yang menutupi sebagian tubuh Damian. Berharap Tuan Muda nya tidak dalam keadaan telanjang bulat.
"Ben, kenapa kamu bisa disini?" Damian mendudukkan tubuhnya, pengaruh obat yang belum hilang membuat nya tak bisa berpikir jernih.
Ben bersyukur Tuan nya masih mengenakan celana, Ia segera melepas jasnya dan membalutkan di tubuh Damian yang sudah terlihat polos.
"Ayo Tuan, kita pergi dari sini." Ben segera memapah Damian, meski sempat mendapatkan perlawanan dari sang Bos tapi Ben tak gencar.
"Ben, kamu akan menyesal karena sudah menghancurkan rencanaku!" teriak Arra. Gadis itu tampak menahan emosi nya.
Ben menghentikan langkahnya, seraya berkata, "Sepertinya anda yang akan lebih menyesal karena telah melakukan tindakan asusila kepada Tuan."
Arra ber teriak histeris, Ia berjanji akan membalas apa yang sudah di lakukan Ben kepadanya.
🍁🍁🍁
Sepanjang perjalanan bibir Damian tak henti meracau dan mendesah, pengaruh obat yang dimasukkan ke dalam minumannya ternyata sangat berefek pada tubuh Damian.
"Ben, kita mau kemana? Aku benar-benar tidak tahan Ben, disini gerah sekali," ceracaunya.
Ben terdiam, pria itu hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Kenapa dia bisa seceroboh ini. Harus nya Ia tetap ikut dengan Tuan Muda nya. Penyesalan terus menyelimuti batinnya.
"Aku akan membawa Tuan pulang ke apartemenku saja. Tak mungkin aku membawa pulang ke rumah nya dalam keadaan seperti ini, yang ada Tuan Arga akan marah besar," gumam Ben. Pria itu segera melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
🍁🍁🍁
Ben segera memarkir kendaraannya di basement apartemennya, Ia berjalan memutari mobil untuk menjangkau pintu Damian. Dengan cekatan pria itu memapah Damian yang semakin menggeliat tak jelas.
Mereka kemudian berjalan masuk lift dan tak lama, mereka telah sampai di depan pintu apartemennya. Pria itu segera membuka pintu dan membaringkan tubuh Damian di tempat tidur nya.
Ben berjalan ke kamar mandi, Ia mengisi penuh bath up nya dengan air dingin. Pria itu segera melucuti baju Damian dan hanya menyisakan pakaian dalam Damian saja.
"Ben, apa yang kamu lakukan?" tanya Damian yang sudah setengah sadar. Lagi-lagi Ben tak menghiraukan pertanyaan Damian, Ia kembali memapah tubuh Ben ke dalam kamar mandi dan segera menjeburkan tubuh Damian ke dalam bath up tersebut. Pria itu mendudukkan tubuhnya di closet sambil memandang Tuan Muda nya.
Damian tampak menggigil kedinginan, kesadarannya berangsur pulih. Sesuatu yang tadi terlihat menegang juga kembali mengkerut. Pria itu menatap Ben dengan raut wajah bingung.
"Ben, dimana aku?" Damian mengedarkan pandangan nya.
"Apartemen Saya Tuan," jawab Ben santai.
Kening Damian berkerut, Ia mencoba mengingat semua kejadian yang Ia alami. Perlahan Ia mulai mengingatnya, Resto, Ferdi, sebuah orange juice dan terakhir Ia mengingat seorang wanita.
"Ben, apa yang sudah aku lakukan? Apa aku melakukan nya?" Damian terlihat tak tenang.
"Tuan tenang saja, untungnya Saya datang tepat waktu," ucap Ben sambil menyeringai. Kalimat Ben membuat Damian bernapas lega.
"Siapa yang membuat ku seperti ini, Ben? Apa Ferdi juga terlibat di dalamnya? Jika benar seperti itu, aku tak akan mengampuninya." Kilat mata Damian menyorotkan amarah yang siap di luapkan.
"Nona Arra dalangnya Tuan."
Damian tampak terkesiap, Ia tak menyangka gadis yang ada di ingatan nya adalah Arra.
"Setelah ini, Saya akan menyelidiki semuanya Tuan," sahut Ben. Kedua pria itu tampak terdiam dalam pikiran mereka masing-masing.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
@shiha inayah
ayo Damian hancurkan arra biar tau rasa ..
2022-02-16
0
🌹phîâ♏ķhûñýíĺ🕊🕊
apa itu yg menegang dan mengkerut thor😅😅😅😅😅😄😄😄😄😄
2021-10-11
0
Lasmi Kasman
Area kurang ajar
2021-08-20
1