19

***
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Gimana kabar kamu?
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Baik, as usual. Makasi udah datang, ya.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Kamu baik-baik aja, kan?
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Apa sih, kan udah aku bilang. I'm okay, Laras. Liat keadaan aku? Always good. [Tertawa pelan.]
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Dimana suami kamu? Kenapa kamu ditinggalin sendirian dirumah?
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Kerja. Maklum lah, buat anak juga.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
[Mengusap punggung tangan Laras.] Jangan terlalu berburuk sangka, Ras.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Aku udah liat sendiri, dia itu lelaki yang baik.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Mungkin aja dulunya dia marah karena ngga terima, kami kan deket dan dia tau aku friendly orangnya.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Tapi masalah berhubungan itu emang sama dia doang sih..
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Kamu putus sekolah karena itu, Ra. Kenapa bisa kamu masih senyum..?
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Sejujurnya aku ngga berharap banyak mengingat kondisi keuangan Bapak dulunya.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Dan hal itu terjadi, aku tau Bapak kecewa banget, banyak yang kecewa.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Tapi sisi positif yang bisa aku ambil cuma, dia baik dan mau bertanggung jawab meski terpaksa, Ras.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Itu membuktikan kalau menikah sama dia bukan pilihan yang salah meski berawal dari keterpaksaan.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
“...” [Meremat roknya.]
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Karena dia kamu jadi diusir dari desa, Ra. Jangan lupain itu.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Kamu dijauhi semua masyarakat, keluarga kamu juga.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Bahkan jadi bahan gunjingan orang sampai sekarang. Aku ngga terima, Ra.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Padahal mereka ngga tau apa kebenarannya..
Rara Pangestu
Rara Pangestu
[Tersenyum tipis.] It's okay, Ras.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Mereka berhak ngelakuin itu, mereka punya hak atas apa yang mau mereka omongin sama orang lain.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Aku yang justru ngga punya hak buat hentiin mereka, pun kamu.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Kita marah, tapi kita harus bersabar sampai semua itu jadi terbiasa.
“...”
Suara Laras sedikit bergetar, meski begitu ia tetap berusaha tersenyum.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Padahal aku lebih tua dari kamu, Ra. Tapi sikap kamu lebih dewasa dari aku..
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Kamu akan tau kalau udah menjalani, Ras.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Usia hanyalah angka, pengalaman hidup yang membuat seseorang selalu berbeda-beda.
“...”
Suara bayi menangis terdengar cukup keras, segera Rara beranjak dari kursi pun Laras yang mengikuti Laras menuju kamar wanita itu.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Ututu, anak Mama imut banget. Nangis, ya? Lapar? [Menggendong baby.]
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Lucu. [Tersenyum gemas pada baby.]
Rara Pangestu
Rara Pangestu
[Melirik Laras.] Kamu ngga mau punya juga? Lucu, lho.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Tinggal bikin aja, 9 bulan lahir deh.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Ngga ah, takut.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
[Tertawa.] Apa sih, biasa aja kali.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Mau aku ceritain ngga, cara buatnya? Gampang kok, tinggal cari partner aja.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Raraaaa..
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Yaudah deh, maaf. Kamu pasti masih takut karena kejadian yang aku alami.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Kamu lakuin kalau pas udah halal aja, jangan kayak aku.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Nanti malah diusir lagi. Ngerti? Pokoknya jangan sampai terjadi.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
[Menggeleng cepat.] Ngga akan, aku ngga mau nikah.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Lho? Kok gitu?
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Mau jadi janda perawan sampai tua, dong?
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Biarin. Aku takut lahiran. Katanya sakit banget.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Emangnya iya, ya? Kamu kan udah ngalamin.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Emm, lumayan sih..
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Wajahnya bohong. Pasti sakit banget..
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Pokoknya aku ngga mau, takut.
Rara tak bisa menahan gelaknya saat bersama Laras. Memang benar Laras lebih tua 6 bulan darinya, hanya saja sikap Laras selalu kekanakan saat bersamanya.
Seolah Rara dipaksa menjadi yang lebih tua diantara pertemanan mereka, dan Laras berperan sebagai adiknya meski sebenarnya dia anak tunggal.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Thanks, Ras. Kamu satu-satunya yang ngga pernah jauhin aku selama ini.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Udah dua tahun, ya..
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Gimana sama desa? Bapak sama Ibu baik-baik aja disana?
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Always OK, Ra. Dean sering main ke tempat mereka.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Dasar anak itu, kebiasaan deh. Katanya mau jadi anak tunggal, beneran jadi anak tunggal sekarang.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Aku juga dong. Kurangnya yaaa, kesepian kalau dia nginap di rumah kamu.
Rara Pangestu
Rara Pangestu
Biarin deh, yang penting dia senang.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Tapi Dean itu adek aku..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!