Pagi-pagi buta Laras sudah bangun. Melakukan rutinitas nya setiap pagi dan langsung menuju rumah Pak Kades membawa sebuah kantong plastik berukuran sedang kesana.
Tap tap tap..
Laras berusaha menetralkan nafasnya usai berlari. Tepat berhenti dihadapan Arga dan teman-temannya yang menaruh barang bawaan mereka didepan rumah inap.
Fauza Sandria
Laras?
Larasati Fauziah
Ka — kalian..
[Ngos-ngosan.]
Fauza Sandria
Nafas dulu. Tarik nafas..
Larasati Fauziah
[Menarik nafasnya.]
Fauza Sandria
Buang pelan-pelan..
Larasati Fauziah
[Membuang nafas perlahan.]
Fauza Sandria
You better now?
Larasati Fauziah
Um, thanks.
[Kembali berdiri dengan tegap.]
Cantika Jelita
What's that?
[Menunjuk kantong di tangan Laras.]
Larasati Fauziah
Buat kalian.
[Meraih tangan Cantika dan memberikannya.]
Cantika Jelita
Aw.. Thankyou.
[Menerimanya, lalu tersenyum.]
Tanasya Anggraini
“...”
[Menatap Laras dan Cantika.]
Tanasya Anggraini
“Bukan cuma sama Arga, dia juga deket sama Cantika sekarang. Nyebelin!”
[Berdecak sebal.]
Larasati Fauziah
Kapan-kapan kalau ada waktu luang, kalian boleh kembali lagi kesini.
Beberapa diantara mereka menatap satu sama lain. Mengingat Arga pernah mengatakan bahwa gadis itu tak pernah menerima kedatangan mereka.
Namun mereka memilih hirau lantas tersenyum.
Fahmi Kurniawan
Tenang aja, Ras. Kita bakal sering-sering kemari kalau udah wisuda nanti.
Fauza Sandria
Sebagai gantinya Lo datang, ya, waktu kita graduation.
[Menggenggam tangan Laras.]
Larasati Fauziah
Um.
[Mengangguk dengan senyuman hangat.]
Tap tap tap..
Albyan Saputra
Kamu ngga mau antar kita? Kita pulangnya sama mobil Bapak btw.
Larasati Fauziah
Serius?
Tap tap tap..
Wisnu Wirayudha
Iya, sekalian Bapak mau ketemu teman kerja Bapak di kota.
[Mengusap surai Laras.]
Wisnu Wirayudha
Laras mau ikut? Dean katanya juga mau ikut.
[Tunjuk seseorang di belakangnya.]
Oh iya.. Laras udah lama ngga ketemu Rara. Sekalian aja deh, Pak.
Fahmi Kurniawan
Azzek!
Laras tampak bersemangat saat akan ke kota. Arga pertama kali melihatnya, betapa bahagianya gadis itu dapat mengantar kepulangan mereka hingga Jakarta.
Bahkan akan bertemu dengan temannya yang ada disana.
Mereka pulang dengan mobil yang sama, Pick up yang lebih bersih dan tidak begitu bau.
Melintasi jalanan yang sepi yang dikelilingi oleh hutan. Semuanya menikmati kebersamaan didalam bak mobil. Bercerita tentang banyak hal.
Fahmi Kurniawan
Em, sorry kalau gue mulai topik sensitif nih.
Fahmi Kurniawan
Tapi Laras, gue denger Lo ngga suka kedatangan kita KKN di Desa Tamansari. Itu beneran?
Cantika Jelita
Gue juga penasaran. Bisa kasih tahu kita apa alasannya?
Larasati Fauziah
???
[Melirik Alby.]
Albyan Saputra
“Lupa lagi..!”
[Menepuk keningnya.]
Albyan Saputra
Lo aja yang bilang, Ras.
Larasati Fauziah
Um.
Laras mulai menceritakan semuanya. Tentang temannya yang menjadi korban dari salah seorang mahasiswa yang terjerat hati padanya.
Itu semua terjadi pada saat Laras masih SMA. Temannya terpaksa berhenti sekolah karena hamil.
Juga diusir dari kampungnya karena hamil diluar nikah. Dimana adat masih kuat berlaku di desa ini. Sahabat Laras terpaksa harus menikah di usianya yang masih muda.
Meski keberadaan nya tidak diterima di desa, suaminya membawanya langsung ke kota atas permintaan keluarganya.
Larasati Fauziah
Aku sering ke kota karena dia yang minta. Dia bilang dia kesepian di sana.
Larasati Fauziah
Suaminya suka marah-marah bahkan main tangan sama dia.
Larasati Fauziah
Tapi belakangan ini sejak anak mereka lahir, suaminya udah mulai berubah.
Larasati Fauziah
Makanya aku jadi makin jarang kesana.
Larasati Fauziah
Apalagi kalian ada di desa dan.. Aku takut terjadi hal yang serupa..
Albyan Saputra
Dan gue tiba-tiba aja lupa sama kejadian itu sampai bawa kalian ke Desa gue.
Albyan Saputra
Makanya Laras sempet marah sama gue.
Andhika Diaksara
Tapi, Ras, kenapa Lo kasih tau hal itu ke Arga sebelumnya?
Andhika Diaksara
Maksud gue, kenapa ngga terus terang aja sama kita?
Laras bingung harus menjawab apa. Ia ingat saat itu hanya ingin mengatakan hal itu pada Arga.
Comments