16

***
Kembali pada malam yang sama, dibawah bulan yang sama dan dibawah bintang yang sama.
Takdir mempertemukan mereka pada malam yang indah itu kembali. Bertatapan satu sama lain dibawah sinar rembulan pada malam yang sejuk.
Angin menerpa kulit dengan lembut. Keduanya berdiri berhadapan dari jarak 1 meter.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
“...”
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
“...”
“...”
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Besok gue pulang.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Tetap jaga keselamatan pas pulang.
“...”
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Lo masih mau ke kota, kan..?
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Um, masih..
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Ketemu keluarga gue..?
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Masih..
Arga tersenyum tipis mendengarnya. Salah satu diantara mereka masih belum bergerak, hingga Arga melangkahkan kakinya mendekati gadis itu.
Dan saat ini mereka berhadapan satu sama lain. Tinggi Arga tidak jauh berbeda dengan Alby. Laras tetap sebatas dengan dadanya.
Laras mendongak agar bisa menatap wajah dan mata Arga. Arga sedikit menundukkan kepalanya saat menatap gadis di hadapannya.
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Kenapa Lo senyum sama gue malam itu?
Laras tahu pembicaraan ini, Laras diam sejenak. Wajahnya terasa panas. Arga menyadari wajah gadis itu mulai memerah.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Suara kamu bagus..
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Lalu?
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
“...” [Mengulum bibir.]
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Aku suka..
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Suka apa?
Laras masih terdiam. Langsung menundukkan wajahnya tak berani menatap netra Arga.
Arga masih menunggu, namun Laras tak kunjung menjawabnya. Namun bibirnya masih tertarik seolah tahu apa yang dirasakan oleh gadis ini.
‘Karena Arga juga merasakannya.’
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Besok bangun pagi, ya. Gue sama temen-temen berangkat lebih awal.
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Gue pengen liat Lo untuk terakhir kalinya.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
[Langsung mendongak.] Terakhir kalinya?
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Kamu ngga bakalan kesini lagi..?
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Mungkin.. Tergantung gimana keadaannya nanti.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
“...”
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Laras.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Um..?
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Bisa kita bicara bentar? Ada yang mau gue tanyain.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Ya..silahkan.
***
Kunang-kunang berterbangan diatas air danau yang tenang.
Keduanya menatap lurus pada danau. Laras merasa gugup namun masih menunggu dengan sabar.
“...”
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Menurut Lo, gue bisa berhasil menggapai impian gue atau engga?
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
[Menatap Arga.] Kenapa?
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
[Terkekeh pelan.] Jangan balik nanya. Jawab dulu.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Em, bisa. Semua itu tergantung usaha dan kehendak Tuhan.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Aku pernah dengar seseorang bilang, semua manusia ditakdirkan untuk berhasil.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Namun mereka yang tidak adalah mereka yang kurang berusaha dan bekerja keras.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Kamu pasti bisa jika kamu berusaha, karena Tuhan pasti sudah memberikan takdir terbaik buat kamu.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Kamu harus yakin. [Tersenyum hangat pada Arga.]
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Lo bener. [Tersenyum tipis.]
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Kenapa kamu tanyain ini? Emangnya apa impian kamu?
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Gue mau jadi pelukis.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Lakukan. Kamu berbakat, pasti bisa.
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Ngga bisa.. [Menggeleng pelan.]
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Kenapa..?
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Gue ngga dapat izin dari orang tua gue buat jadi pelukis.
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Gue yakin mereka pasti punya alasan, tapi ini satu-satunya impian yang mau gue gapai.
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Gue ambil jurusan ekonomi karena disuruh buat lanjutin kerja Papa.
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Gue satu-satunya anak cowok, dan gue ngga punya pilihan selain menurut.
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Semua ini karena Papa gue punya trust issues sama rekannya sendiri.
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
Gue juga ngga bisa melawan karena mereka orang tua gue.
Pandangan Arga lurus ke arah danau. Juga kunang-kunang diatasnya.
Laras mendengarkan, hanya mendengarkan sebelum pemuda ini benar-benar pergi dari desanya.
“...”
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Kamu semangat belajarnya disana.
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Aku rasa aku bakal kangen sama 'teman' kayak kamu.
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
'Teman'?
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
Ya.. Teman.
Keduanya membisu di senyap malam yang sunyi. Begitu sepi dan tenang.
Argantara Dewangga
Argantara Dewangga
“Gue harus bawa Papa dan Mama kesini secepatnya.” [Menghela nafas.]
Larasati Fauziah
Larasati Fauziah
“Aku malu..” [Mengulum bibirnya.]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!