Jalan raya yang besar dan padat, gedung-gedung yang tinggi menjulang ke langit, serta bisingnya suara pengendara benar-benar khas disana.
Pemuda-pemuda itu berdiri bersandar pada besi bak mobil, memandangi kemacetan dari ujung sana.
Namun tidak dengan Arga yang duduk dengan tenang. Tws bluetooth terpasang di telinganya. Memejamkan matanya menikmati alunan musik yang bergema di telinganya.
Pun Laras dengan duduk bersimpuh disana, bersandar dengan kepala agak tertunduk. Matanya terpejam, bulu-bulu matanya begitu lentik. Wajahnya juga tenang.
Mata Arga terbuka perlahan, langsung menatap gadis diseberang sana. Hanyut dalam pikirannya saat memandangi wajah itu.
Albyan Saputra
“Tck, ni cewek, ya!”
[Pasrah, kepala sedikit teleng.]
Cantika Jelita
...
[Tertidur di sebelah Alby, bersandar di pundak Alby.]
***
Wisnu Wirayudha
Yakin diantar disini aja?
Argantara Dewangga
Ya, makasih sebelumnya, Pak. Lo juga, Ras.
Deandra Fikra
Me?
[Tunjuk diri sendiri.]
Argantara Dewangga
Lo juga, Yan.
Fauza Sandria
May you always be healthy, Laras. Bye!
[Melambai kecil.]
Larasati Fauziah
[Melambaikan tangan pelan.]
Mobil pick up bewarna biru itu kembali melaju meninggalkan para remaja itu didepan sebuah halte bus.
Kompak semuanya bubar dari sana, berpisah pulang menuju jalan masing-masing.
Andhika Diaksara
Mobil Lo kemarin-kemarin udah diderek sama Hanafi, Ga! Sorry lupa ngabarin!
[Berbalik tanpa menghentikan langkah.]
Argantara Dewangga
[Mengangkat jempol tanpa berbalik.]
***
Arga, Fahmi beserta Cantika bersama-sama memasuki sebuah komplek.
Tepat didepan gerbang rumah Arga, mereka melihat sebuah mobil yang tampaknya tak asing. Lantas segera masuk.
Ceklek'
Wisnu Wirayudha
Ya sudah, mungkin itu saja yang mau saya bahas sama anda, Pak.
Raga Pranaja
Terima kasih, saya tunggu kedatangan kalian sebulan lagi.
Raga Pranaja
Saya juga akan berkunjung guna melihat-lihat sapi yang akan dikirimkan.
Tap tap tap..
Argantara Dewangga
Laras?
Larasati Fauziah
Um?
[Mengangkat wajahnya.]
Wisnu Wirayudha
Arga?
Argantara Dewangga
Arga ngga tau kalau Papa itu rekan Bapak.
Deandra Fikra
Sia-sia dong kalian jalan. 500m nyampe, ya kan, dari halte?
Fahmi Kurniawan
Wanjir, andai kita tau, ngga bakalan mau jalan sejauh itu deh.
Cantika Jelita
Kan kita lewat sawah, mayan deket kok.
Fahmi Kurniawan
Kaki gue anjir. Lupa Lo kalau kecebur masuk sawah tadi?
[Menatap kaki kiri yang kotor.]
Intan Permata Mutiara
Eww.. Jorok banget. Cuci gih!
Fahmi Kurniawan
Yes, pretty.
[Melenggang menuju keran air di sebelah rumah.]
Intan Permata Mutiara
“Don't blush, don't blush!”
[Memalingkan wajah.]
Larasati Fauziah
[Menatap Intan.]
Intan Permata Mutiara
“...”
[Membalas tatapan Laras.]
Larasati Fauziah
[Tersenyum hangat.]
Intan Permata Mutiara
Huh..
[Mematung di tempat.]
Cantika Jelita
Lo mau pergi lagi, Ras?
Larasati Fauziah
Iya. Aku mau ketemu sama temen, kebetulan dia tinggal di dekat sini.
[Menatap netra Cantika.]
Larasati Fauziah
Dan aku ngga tau kalau Arga tinggal disini.
[Beralih menatap Arga.]
Argantara Dewangga
Gue juga ngga tau.
Fahmi Kurniawan
Bearti Laras sering kesini. Lo ngga pernah ketemu dia, Ga?
Argantara Dewangga
[Menggeleng pelan.]
Tania Mahadewi
Makanya jangan sibuk terus sama temen-temen kamu. Sesekali dirumah kek, bukan keluyuran.
Intan Permata Mutiara
Tapi Intan baru kali ini ketemu Kak Laras, Ma. Padahal Intan stay at home 24/7.
Comments