Ardan membulatkan matanya seakan tak percaya bahwa dia ditolak. Bagaimana mungkin? Selama ini dia yang selalu menolak setiap gadis yang mendekatinya. Tubuhnya pun seakan lemas.
"Kenapa? " Meminta jawaban wanita itu.
Ya, dia benar-benar tak habis pikir wanita pujaan hatinya akan secepat itu memberikan jawaban untuknya. Ada sedikit rasa sakit di hatinya. "Apa terlalu cepatkah menurutmu? Kalau kamu butuh waktu untuk semuanya. Bukankah kita bisa mendekatkan diri dulu?"
"Maaf, Tuan Muda. Anda dan saya itu adalah sesuatu yang tidak mungkin." Wanita itu masih memunggungi Ardan, dia masih tak berani untuk bersitatap dengannya. "Saya hanyalah wanita desa yang datang kemari untuk bekerja. Sedangkan Anda adalah Tuan Muda yang jelas majikan saya."
"Bodoh! Kalaupun kamu cuma wanita desa, aku nggak peduli. Aku suka sama kamu. Cuma kamu yang bikin aku mau nikah secepatnya." Ardan meninggikan suara.
"Tuan muda ... Apa Tuan Muda tau arti dari menikah itu sendiri? Kita bahkan baru mengenal hanya sebatas Tuan dan pelayan!" Wanita itu membalikkan tubuhnya. "Kita benar-benar dari latar belakang yang berbeda dan ekonomi yang begitu jauh. Bukankah di luar sana masih banyak gadis yang begitu luar biasa dibandingkan dengan saya yang hanya wanita desa ini? Anda pasti bisa memilih salah satu dari mereka untuk menjadi istri Anda. Jadi bisakah Anda membatalkan rencana anda untuk meminang saya?"
"Tidak." Ardan menjawabnya dengan tegas. "Aku cinta sama kamu. Dan itu dari pertama aku lihat kamu, aku sudah ada hati untukmu. Kita bisa memulai dengan saling mengenal satu sama lain mungkin?"
Mariani menggelengkan kepala. "Saya tak layak untuk Anda, Tuan. Tolong mengerti saya."
"Apa kamu yang pantas membicarakan layak atau tidaknya jadi istriku? Kalau aku minta kamu jadi istri aku, berarti kamu layak." Ardan menekan emosinya.
"Tuan Muda, kumohon! Jangan mempersulit saya! " Wanita itu mulai berteriak. Ia meninggikan suara di depan majikannya.
"Dari mananya aku mempersulitmu? Kalau kamu jadi istriku, aku jamin hidup kamu dan keluargamu tak akan susah lagi. Aku bakal anggap Rendy seperti anak aku sendiri. Aku pasti bertanggung jawab, Ani. Hidupmu tak akan susah lagi jika menikah denganku." Untuk pertama kalinya Ardan memohon kepada seseorang. Lucunya itu adalah pelayannya sendiri.
"Tuan Muda ... Sudah saya bilang, saya tak pantas untuk Anda. Bagaimana mungkin Anda masih mau dengan saya jika Anda sudah tau semuanya? Saya janda beranak satu. Saya miskin. Hanya orang bodoh yang mau dengan saya." Mariani terus menggelengkan kepala.
"Kalau begitu aku orang bodoh itu." Ardan masih saja keras kepala.
"Tuan Muda! Saya tak pantas mendapat cinta dari Anda!" Ani benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa tuan mudanya menaruh hati padanya.
"Bukankah cinta itu datang dari hati. Materi tak dapat membeli cinta itu sendiri. Aku tulus sama kamu."
"Saya janda. Saya punya anak." Wanita itu bersikukuh untuk tetap menolak pinangan Ardan. Dia bahkan meninggikan suaranya. Buliran air bening mulai menganak di pelupuk mata Mariani.
"Apa yang salah? Bukankah cinta itu buta? Cinta dapat tumbuh untuk siapa saja. Begitu pula dengan aku! Cinta itu mulai bersemi ketika aku pertama kali melihatmu."
"Tapi saya tak mencintai Anda, Tuan. Bagaimana saya bisa menikah dengan anda?" Mariani menatap Ardan dengan wajah yang banjir air mata.
"Bukankah cinta dapat tumbuh? Aku bakalan bikin kamu cinta sama aku." Ardan mengepalkan kedua tangannya. Menahan harga diri yang sedang dipertaruhkan.
"Tapi ... Saya tak bisa, Tuan."
Wanita itu menundukkan kepalanya. Air mata sudah tak dapat dibendung. Dia benar-benar tak bisa menikah. Dia takut akan mengalami hal yang sama jika menikah lagi. Bayangan-bayangan tentang mantan suaminya muncul. Membuat Mariani terluka lebih dalam lagi.
"Baiklah kalau kamu gak bisa. Maka pikirkanlah keluargamu. Masa depan adikmu dan yang paling penting adalah masa depan anakmu. Bukankah dia yang paling penting? Jika kamu nikah denganku, maka aku bakalan pastiin anakmu punya masa depan." Ardan pergi meninggalkan Ani.
Ardan sudah membulatkan tekadnya untuk meminang wanita itu apapun yang terjadi. Dia bisa melihat sendiri wanita itu penuh dengan kejutan dia kokoh, teguh pendirian dan yang jelas memiliki prinsip.
Sepeninggalnya Ardan wanita itu ambruk. Dia menangis. Pertahanannya seakan rapuh terkikis tekad Ardan yang benar-benar kuat untuk menjadikannya istri. Namun sebagian kata-kata Ardan dia resapi. Benar. Jika dia menikah dengan Ardan pasti kelurganya akan hidup jauh lebih berkecukupan. Dan terlebih lagi anak dan adiknya sama-sama memiliki masa depan yang bagus. Orang tuanya tak perlu bersusah payah untuk bekerja. Terlebih lagi bapaknya, yang hanya bekerja sebagai pengayuh becak.
Ya allahh... Apakah pantas saya menukar hidup saya untuk keluarga saya? Saya pernah menikah namun gagal. Sedangkan dia, hidupnya di atas langit. Dia tampan dan juga sangat mapan. Dengan latar belakang yang seperti langit dan bumi masihkah kami bisa bersanding?
Ardan kembali ke kamar menjatuhkan tubuhnya dengan kasar. Pikirannya mengarah pada wanita itu. Bagaimana mungkin dia ditolak? Ardan memukul ranjang.
Sebenarnya alasan mereka bercerai kenapa? gadis itu begitu teguh. Pasti bukan masalah sepele.
Shir! Ardan mengacak rambutnya frustasi. Akhirnya dia berlalu keluar rumah. Satu-satunya cara supaya dia tidak terus memikirkan pembicaraan itu adalah pergi ketempat sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 476 Episodes
Comments
cahya sumirat
kamu harus memahami ardan, ani bukan tidak mencintaimu , tp bayang" pernikahannya itu yg membuat drinya menolak dirimu ardan, dia takut pernikahan itu gagal lagi ,
2023-02-03
0
Eva Rubani
ani masih trauma dgn pernikahan
2023-01-18
0
hìķàwäþî
gaya bahasanya pas buat gue.. k temen2nya beda.. k ortunya jg beda.. mmbumi.. ga aneh.. tp kata2 "tuan muda" apa y msh ada di jmn skg?
2021-06-03
1