"Mas, ini Laura. Kakaknya Nayla, calon istri Adam yang telah tiada itu," ucap Mama Ratna.
Pandangan Ariel lalu tertuju pada gadis itu. Keduanya tampak terpaku saat pandangan mata mereka bertemu. Rasa ada ikatan antara keduanya. Mereka berdua sama-sama terdiam.
Melihat Laura dan Ariel terdiam, Mama Ratna lalu memandangi keduanya silih berganti. Wajah wanita itu sedikit terkejut.
"Mas, kenapa memandangi Laura begitu dalam? Apa kamu mengenalnya?" tanya Mama Ratna.
Pertanyaan istrinya itu membuat Ariel tersadar dari lamunannya. Dia lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tentu saja aku tak kenal." Ariel menjawab dengan sedikit gugup.
Laura juga tersadar dari lamunannya, dia lalu mengulurkan tangan dan disambut Ariel dengan senyuman. "Saya Laura, Om. Kakaknya Nayla," ucap gadis itu dengan tersenyum juga.
Ariel lalu duduk dan diikuti Laura. Kembali Ratna memandangi suaminya dan Laura secara bergantian sambil mengambilkan nasi dan lauknya untuk Ariel. Nasi yang dia ambil hampir saja tumpah, karena menatap Laura dengan intens.
"Ratna, kamu kenapa?" tanya Ariel dengan suara lembut.
"Mas, dari tadi aku memperhatikan kamu dan Laura, kalian berdua sangat mirip. Laura ini ibaratnya Mas Ariel dalam versi cewek. Sepertinya Papa dan putrinya," ucap Ratna.
Ariel yang sedang minum langsung tersedak mendengar ucapan istrinya. Dia lalu reflek memandangi Laura. Adam juga melakukan hal yang sama.
"Apa ini hanya satu kebetulan? Nama Papa sama dengan nama ayah kandung Laura. Wajah Papa dan Laura begitu mirip. Ada apa ini?" tanya Adam.
Ariel kembali memandangi wajah Laura. Dia lalu bertanya, "Siapa nama ibu kamu, Laura?" tanya Ariel dengan sedikit gugup.
"Sumarni, Om," jawab Laura.
Sendok yang Ariel pegang lalu terjatuh mendengar jawaban Laura. Hal itu membuat Ratna memandangi suaminya itu dengan tatapan curiga.
Ternyata bukan Ratna saja yang keheranan melihat tingkah Ariel pagi ini, tapi juga Adam putranya. Pria itu langsung bertanya sesuatu dengan sang papa.
"Kenapa Papa terlihat gugup dan terkejut? Jangan bilang kalau Papa adalah ayah kandungnya Laura?" tanya Adam.
Ratna lalu menatap curiga setelah mendengar ucapan putranya. Dari tadi Ariel memang tampak berbeda. Pria yang biasanya acuh itu, hari ini terlihat sangat gugup.
"Kenapa kamu bisa bertanya begitu? Jangan berpikir terlalu jauh, Adam. Bagaimana mungkin Papa memiliki anak dengan wanita lain. Satu-satunya wanita dalam hidup papa adalah mama kamu!" seru Ariel dengan suara terbata karena merasa dipojokan dengan pertanyaan putranya.
"Tapi kamu dan Laura memang sangat mirip. Pantas saat pertama melihat, aku merasa sudah familiar." Ibu Ratna kembali mengulang ucapannya.
Adam diam-diam melirik ke arah ayah dan Laura. Dia memang melihat banyak kemiripan antara keduanya.
"Laura, nanti kita cari bersama di mana ayahmu. Semoga segera bertemu!" seru Adam.
"Terima kasih, Dam," jawab Laura.
Keempat orang itu akhirnya sarapan dengan saling diam. Tidak ada suara. Terlihat ada kecanggungan.
Setelah sarapan Ariel langsung pamit, dengan alasan masih banyak kerjaan. Dia masuk ke ruang kerja. Duduk dekat meja dan membuka laptopnya. Pikirannya masih terus tertuju pada Laura.
"Apa mungkin Laura adalah anak Sumarni, wanita yang aku kenal? Jika benar, apakah Laura putriku? Apakah dia anak yang Sumarni kandung dulu?" tanya Ariel dalam hatinya.
Ariel tampak gelisah di dalam ruang kerjanya, matahari yang masuk melalui jendela tidak dapat menghilangkan kesedihannya. Dia jadi teringat dengan Sumarni, mantan kekasihnya saat masih muda. Mereka berdua pernah memiliki hubungan yang sangat dekat, tapi semuanya berubah ketika Sumarni mengaku sedang hamil anaknya.
Ariel masih ingat betapa takut dan tidak siapnya dia untuk menjadi ayah. Dia tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan Sumarni dan meminta wanita itu menggugurkan kandungannya. Sumarni sangat terkejut dan sakit hati dengan permintaan Ariel, dan sejak hari itu mereka tidak pernah bertemu lagi.
Sekarang, Ariel jadi berpikir tentang Laura, gadis yang baru saja dia temui. Mereka berdua memiliki mata yang sama, hidung yang sama, dan senyum yang sama dengan dirinya. Ariel jadi berpikir, apakah Laura adalah anaknya dan Sumarni?
Ariel merasa seperti ada yang mengganjal di hatinya. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, atau apa yang harus dia katakan. Dia hanya tahu bahwa dia harus mengetahui kebenaran tentang Laura dan Sumarni.
"Aku harus bagaimana jika benar Laura putriku, aku tak mungkin mengakuinya. Apa yang akan Ratna dan orang tuaku katakan jika tau kebenaran ini?" Ariel bermonolog pada dirinya sendiri.
Sementara itu Laura dan Adam berangkat dari rumah, dengan tujuan untuk mencari tahu tentang ayah Laura. Mereka telah mendengar dari ibu Sumarni bahwa ayah Laura adalah seorang pria yang pernah bersekolah di sekolah yang sama dengan ibu Sumarni.
Mereka tiba di sekolah yang dimaksud, dan langsung menuju ke ruang arsip untuk mencari informasi tentang ayah Laura. Setelah beberapa saat mencari, kepala administrasi di sekolah akhirnya menemukan sebuah dokumen yang mencantumkan nama ayah Laura.
"Ariel Wibisono" Adam membaca nama tersebut dari dokumen. "Apakah ini ayahmu, Laura?"
Laura memandang Adam dengan mata yang lebar, dan mengangguk. "Ya, menurut ibuku itu nama ayahku," Laura berkata dengan suara yang lembut.
Adam tampak sangat terkejut ketika membaca data pribadinya. Itu sama persis dengan data pribadi papanya. Tapi, dia tak mengatakan pada Laura, takut gadis itu menjadi sangat terkejut. Adam akan bertanya langsung dengan papanya.
Mereka pamit setelah lebih dahulu memotret foto yang ada di dokumen. Wajah pria itu sangat mirip dengan ayahnya Adam. Namun, tadi Laura tak mau bertanya lebih lanjut pada pihak sekolah, karena tak memiliki alasan yang kuat untuk mengetahui tentang data pribadi yang lain. Semua bersifat rahasia. Kecuali pihak berwajib yang meminta, mungkin sekolah akan memberikan data detailnya.
Adam merasa bersyukur karena Laura tak terlalu memaksa pihak sekolah untuk memberikan alamat dan data pribadi Ariel saat ini. Hanya nama lengkap, nama orang tua, kelahiran dan tahun tamat sekolah. Keterangan lain, tak administrasi berikan dengan alasan itu bersifat rahasia.
"Maaf Laura, aku bukannya sengaja merahasiakan apa yang ada dalam pikiranku padamu. Aku hanya ingin bertanya langsung pada papa, aku akan katakan semua setelah mengetahui kebenarannya" gumam Adam pada dirinya sendiri.
Mereka melanjutkan pencarian ke daerah tempat tinggal Ariel sesuai yang Bu Sumarni berikan. Wanita itu hanya memberikan nama jalan, tanpa nomor rumah karena dia juga tak pernah ke rumah Ariel. Keduanya hanya sering bertemu dan melakukan hubungan badan di kos Sumarni.
"Maaf, Dam. Jika memang yang di dalam foto tadi adalah ayahku, aku merasa dia sangat mirip dengan papamu. Apakah mungkin ayahku dan papamu adalah orang yang sama? Apakah data pribadi ayahku tadi sama dengan papamu? Kamu pasti tau tahun kelahiran papamu, dimana dia bersekolah dulu dan nama nenek kakekmu. Apakah data tadi sama dengan papamu?" tanya Laura saat mobil mulai berjalan.
Pertanyaan gadis itu membuat Adam jadi terkejut.
**
Sementara menunggu novel ini update bisa mampir ke novel teman mama di bawah ini. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Eka ELissa
nah loh bini mu aj bisa bilang gtu kan.....truus gimna prasaan Laura lok kmu BP nya yg bikin dunia nya slma ini jungkir balik bhkn idup aj GK prnh di anggap ada...../Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
2025-03-09
1
Eka ELissa
dan sjk saat ini buah dari klkuan bodoh mu.....Laura di bikin mndrita lahir bathin....tau....laki ko Cemen brani berbuat TPI GK mau tanggung jawab..../Awkward//Awkward//Awkward//Awkward/
2025-03-09
1
ken darsihk
Ariel anda harus mengakui kalau memang Laura anak kandung mu , jangan sampai terjadi perkawinan sedarah antara Adam dan Laura
2025-03-09
2