Bab Lima

Sudah dua hari sejak kepergian Nayla. Pernikahan dia dan Adam seharusnya berlangsung empat hari lagi. Tak ada konfirmasi pembatalan acara dari kedua orang tuanya.

Sejak kepergian Nayla, ayah dan ibunya tak pernah mengajak Laura bicara. Mereka seakan menghukumnya dengan menjatuhkan. mental sang putri. Dengan diamnya mereka, seolah mengatakan jika semua ini adalah kesalahan Laura.

Laura berdiri di dekat jendela, memandang ke arah luar dengan mata yang kosong. Hujan turun dengan lembut, membuat suara yang menenangkan di telinganya. Tapi, berbeda dengan hatinya Laura, dia tidak merasakan ketenangan. Dia merasa seperti ada yang mengganjal di hatinya, seperti ada yang menghantui dirinya.

Laura teringat dengan adiknya Nayla, yang baru meninggal dua hari lalu karena kecelakaan bersama dirinya. Dia merasa seperti ada yang menusuk hatinya, membuatnya merasa sakit dan bersalah.

Laura tidak bisa menghilangkan rasa bersalah yang menghantui dirinya. Dia merasa seperti dia telah menyebabkan kematian Nayla, seperti dia telah gagal melindungi adiknya.

Laura mengambil napas dalam-dalam, mencoba untuk menghilangkan rasa bersalah pada dirinya.

Laura kembali fokus memandang ke arah luar, memperhatikan hujan yang turun. Dia merasa seperti hujan itu adalah air mata yang jatuh dari langit, air mata yang menangisi kematian Nayla.

Laura tahu bahwa dia harus mencoba untuk melupakan rasa bersalah itu. Dia harus mencoba untuk melanjutkan hidupnya, untuk mencari kebahagiaan dan kedamaian. Tapi, dia tidak tahu bagaimana caranya. Dia tidak tahu bagaimana caranya untuk melupakan semua kejadian ini.

Gadis itu lalu mengambil jaket. Dia lalu mengambil payung dan berjalan menuju pemakaman umum tempat Nayla beristirahat selamanya.

"Nayla pasti kedinginan. Hujan sangat deras dan dia hanya sendirian," gumam Laura dengan dirinya sendiri sambil berjalan. Tak peduli suara petir sahut menyahut di langit.

Sampai di pemakaman, Laura langsung memayungi batu nisan yang bertuliskan nama sang adik. Dia lalu mengusapnya dengan ujung jilbab.

"Dek, maafkan Kakak. Kamu apa kabarnya di sana? Kapan kamu menjemput kakak, agar kita bisa bersama lagi," ucap Laura sambil terus mengusap batu nisan.

Laura lalu membacakan doa untuk sang asik. Air mata jatuh membasahi pipinya. Hanya Nayla yang mengerti dirinya, tapi harus pergi meninggalkan dirinya seorang diri. Dia lalu bersimpuh di dekat kuburan adiknya, tak peduli baju yang kotor.

Dek, apa kabar di atas sana? Apakah adek tau, sebenarnya kakakmu ini adalah seorang kakak yang membutuhkan peranmu. Namun, aku harus menerima kenyataan bahwa kini harus kehilanganmu. Dunia terlihat tidak menarik lagi ketika engkau meninggalkanku untuk selamanya. Duniaku sangat hancur dan sepi semenjak adek pergi. Tidak ada yang bisa mendengarkan ceritaku dan tidak ada tempat untuk aku mengeluh.

Adek, aku ingin cerita banyak hal, tentang kesakitan yang selama ini aku rasakan. Tentang penderitaan yang salama ini ku telan seorang diri. Tolong berikan aku kekuatan yang kokoh untuk mengahadapi semua itu. Seandainya adek masih ada, mungkin aku tak akan merasakan kesepian. Dan mungkin semua beban yang ada dalam diriku akan langsung adek dengarkan. Tapi tak apa, Dek ... aku harus belajar lebih kuat saat badai menerjang ku. Aku akan terus belajar lebih kokoh untuk melawan masalah-masalah datang menerpaku walau itu tanpa kamu. BAIK-BAIK DI SURGA YA, DEK.

Hingga sore barulah Laura pulang. Bajunya telah basah terkena siraman hujan. Saat kakinya baru melangkah masuk ke rumah, terdengar suara bentakan keras dari sang ayah.

"Apa kau sudah tak merasakan sesuatu, sudah mati rasa. Badanmu jelas-jelas basah, masih juga mau masuk rumah lewat pintu depan. Mengotori rumahku saja!" seru Ayah.

Laura bukannya takut saat sang ayah memarahi, justru gadis itu tersenyum. Dia merasa Pak Darimi telah kembali. Dua hari tak mendengar suara teriakan sang ayah membuat dia kuatir.

"Maaf, Yah. Aku lewat belakang saja," balas Laura.

Laura lalu berjalan menuju pintu belakang. Setelah itu masuk ke kamarnya. Kebetulan tempat dia beristirahat itu berada di dapur.

Setelah mengganti pakaiannya, Laura keluar kamar. Dia akan memasak untuk makan malam mereka.

Satu jam di dapur, menu sederhana telah terhidang di meja makan. Hanya goreng balado telur dan tumis bayam.

Laura lalu memanggil ayah dan ibunya untuk makan malam. Ketiganya makan dalam diam. Masih tampak kecanggungan di antara mereka. Seperti ada yang mengganjal.

Setelah makan malam, ayah Laura meminta dia untuk duduk di sebelahnya. Laura merasa ada yang tidak beres, karena ayahnya terlihat sangat serius. Tak biasanya Pak Darimi meminta dia duduk di dekatnya.

"Laura, aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu," ayahnya berkata dengan suara yang serius. "Aku tahu bahwa Nayla telah meninggal, dan kamu juga tahu bahwa dia memiliki permintaan terakhir yang sangat penting."

Laura merasa ada yang mengganjal di hatinya, karena dia tahu bahwa ayahnya pasti ingin bicara sesuatu yang sangat penting.

"Apa itu, Ayah?" Laura bertanya dengan suara yang lembut.

"Aku telah berjanji kepada Nayla, bahwa aku akan memenuhi permintaannya," ayahnya berkata dengan suara yang serius. "Dan aku tau kamu juga mendengar permintaannya itu ... aku ingin kamu menikah dengan Adam, sesuai dengan permintaan Nayla."

Laura merasa seperti ada yang menusuk hatinya. Dia tidak bisa percaya bahwa ayahnya sedang meminta dia untuk menikah dengan Adam, hanya karena permintaan Nayla. Bukankah mereka tidak dekat dan belum tentu juga Adam bisa menerimanya.

"Ayah, aku tidak bisa," Laura berkata dengan suara yang lembut. "Aku tidak bisa menikah dengan Adam hanya karena permintaan Nayla."

Ayah Laura terlihat marah, karena dia telah berjanji kepada Nayla bahwa dia akan memenuhi permintaannya.

"Laura, kamu tidak bisa menolak permintaan Nayla," ayahnya berkata dengan suara yang keras. "Aku telah berjanji kepada dia bahwa aku akan memenuhi permintaannya, dan aku tidak bisa melanggar janji itu. Jika bukan karena amanat putriku, tak akan sudi aku menikahkan kau dengan Adam. Kau tak pantas untuknya!" seru Ayah dengan penuh penekanan.

Laura merasa seperti ada yang mengganjal di hatinya, karena dia tahu bahwa ayahnya sedang memaksa dia untuk melakukan sesuatu yang tidak dia inginkan. Dan ini terjadi bukan kali ini saja. Kemarahan dan amukan ayahnya sudah menjadi santapannya sehari-hari.

"Ayah, aku minta maaf," Laura berkata dengan suara yang lembut. "Tapi aku tidak bisa menikah dengan Adam hanya karena permintaan Nayla. Aku harus memiliki kebebasan untuk memilih sendiri."

Wajah ayah tampak memerah menahan amarah mendengar ucapan Laura. Gadis itu menunduk karena takut.

Terpopuler

Comments

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

pak darmini bisa ga sih ngomong baik" sm laura jgn pake urat yg ada darah tinggimu kumat loh pecah trs metong mau emang pak darmini, lagian lauranya jd takut anda bentak trs

2025-03-03

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

sepertinya mereka sengaja mengumpan kan Laura ke Adam agar bisa jadi alat balas dendam kehilangan si Nayla yah,,,

2025-04-11

1

Patrick Khan

Patrick Khan

.pak tensi sana marah2 trs.. awas darah tinggih pak..

2025-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 Pembukaan
2 Bab Satu
3 Bab Dua
4 Bab Tiga
5 Bab Empat
6 Bab Lima
7 Bab Enam
8 Bab Tujuh
9 Bab Delapan
10 Bab Sembilan
11 Bab Sepuluh
12 Bab Sebelas
13 Bab Dua Belas
14 Bab Tiga Belas
15 Bab Empat Belas
16 Bab Lima Belas
17 Bab Enam Belas
18 Bab Tujuh Belas
19 Bab Delapan Belas
20 Bab Sembilan Belas
21 Bab Dua Puluh
22 Bab Dua Puluh Satu
23 Bab Dua Puluh Dua
24 Bab Dua Puluh Tiga
25 Bab Dua Puluh Empat
26 Bab Dua Puluh Lima
27 Bab Dua Puluh Enam
28 Bab Dua Puluh Tujuh
29 Bab Dua Puluh Delapan
30 Bab Dua Puluh Sembilan
31 Bab Tiga Puluh
32 Bab Tiga Puluh Satu
33 Bab Tiga Puluh Dua
34 Bab Tiga Puluh Tiga
35 Bab Tiga Puluh Empat
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Bab Empat Puluh Enam
48 Bab Empat Puluh Tujuh
49 Bab Empat Puluh Delapan
50 Bab Empat Puluh Sembilan
51 Bab Lima Puluh
52 Bab Lima Puluh Satu
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Bab Enam Puluh Tujuh
69 Bab Enam Puluh Delapan
70 Promo Novel Terbaru
71 Bab Enam Puluh Sembilan
72 Bab Tujuh Puluh
73 Bab Tujuh Puluh Satu
74 Bab Tujuh Puluh Dua
75 Bab Pengumuman
76 Novel Terbaru
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Pembukaan
2
Bab Satu
3
Bab Dua
4
Bab Tiga
5
Bab Empat
6
Bab Lima
7
Bab Enam
8
Bab Tujuh
9
Bab Delapan
10
Bab Sembilan
11
Bab Sepuluh
12
Bab Sebelas
13
Bab Dua Belas
14
Bab Tiga Belas
15
Bab Empat Belas
16
Bab Lima Belas
17
Bab Enam Belas
18
Bab Tujuh Belas
19
Bab Delapan Belas
20
Bab Sembilan Belas
21
Bab Dua Puluh
22
Bab Dua Puluh Satu
23
Bab Dua Puluh Dua
24
Bab Dua Puluh Tiga
25
Bab Dua Puluh Empat
26
Bab Dua Puluh Lima
27
Bab Dua Puluh Enam
28
Bab Dua Puluh Tujuh
29
Bab Dua Puluh Delapan
30
Bab Dua Puluh Sembilan
31
Bab Tiga Puluh
32
Bab Tiga Puluh Satu
33
Bab Tiga Puluh Dua
34
Bab Tiga Puluh Tiga
35
Bab Tiga Puluh Empat
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Bab Empat Puluh Enam
48
Bab Empat Puluh Tujuh
49
Bab Empat Puluh Delapan
50
Bab Empat Puluh Sembilan
51
Bab Lima Puluh
52
Bab Lima Puluh Satu
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Bab Enam Puluh Tujuh
69
Bab Enam Puluh Delapan
70
Promo Novel Terbaru
71
Bab Enam Puluh Sembilan
72
Bab Tujuh Puluh
73
Bab Tujuh Puluh Satu
74
Bab Tujuh Puluh Dua
75
Bab Pengumuman
76
Novel Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!