Bab Satu

Nayla masuk ke kamar sang kakak dengan membawa undangan pernikahan. Satu minggu lagi dia akan melangkah ke jenjang pernikahan dengan kekasih hatinya, Adam.

Laura yang sedang berhadapan dengan laptop tersenyum melihat adiknya. Dia lalu menutupnya.

"Apa Kak Laura sibuk?" tanya Nayla dengan lembut.

"Untuk kamu tak akan ada kesibukan. Semuanya pekerjaan akan Kakak hentikan jika memang kamu inginkan," jawab Laura.

Nayla langsung memeluk tubuh kakaknya. Terkadang dia heran dengan kedua orangtuanya, kenapa mereka selalu saja marah dan membenci Laura. Padahal dia begitu baik dan perhatian.

Laura juga rela mengubur mimpinya bekerja di sebuah perusahaan yang sangat besar karena ayah dan ibu melarang. Padahal semua orang dengan susah payah memasukinya.

Tiga bulan lalu, Laura yang telah wisuda, diterima di perusahaan yang sangat besar dan ternama. Dia ditempati di luar kota. Saat gadis itu meminta izin pada kedua orang tuanya untuk pergi ke luar kota, keduanya sangat melarang. Nayla jadi ingat kejadian malam itu.

"Ayah, Ibu, aku mau minta izin," ucap Laura dengan suara pelan dan wajah tertunduk.

"Izin apa? Jangan minta yang bukan-bukan!" seru Ibu dengan suara tinggi. Padahal dia belum tahu apa yang akan gadisnya sampaikan.

Ayah yang sedang menonton, menatap tajam pada gadis itu. Dia juga bertanya dengan suara keras. "Apa lagi yang kau lakukan?" tanya Ayah.

"Aku diterima di perusahaan X. Aku ditempati di kota Z. Aku mohon Ayah dan Ibu mengizinkan, karena aku akan pergi besok. Lusa sudah harus bekerja," jawab Laura dengan hati-hati.

Ayah dan Ibu saling pandang. Sepertinya mereka sedang memikirkan hal yang sama.

"Aku tak mengizinkan kau pergi. Entah betul kau kerja di perusahaan atau hanya menjual diri!" seru Ayah. Laki-laki itu memang tak pernah menyebut ayah pada dirinya setiap bicara. Selalu saja mengatakan dirinya dengan kata 'Aku'.

Laura terkejut mendengar ucapan ayahnya. Walau selama ini Pak Darimi tak pernah berkata lembut, tapi ucapannya kali ini sangat menyakitkan. Dia tak menyangka kata-kata itu keluar dari bibirnya.

"Ayah, kenapa bicara begitu. Tak mungkin Kak Laura begitu," ucap Nayla.

"Kau tau apa tentang Kakakmu ini!" seru Ayah dengan suara lantang.

Air mata Laura jatuh membasahi pipinya. Selalu saja apa yang dia lakukan salah di mata kedua orang tuanya. Dulu saat dia ingin melanjutkan kuliah, mereka juga tak setuju. Hingga tak mau membayar uang kuliah.

Laura hingga harus membiayai kuliahnya sendiri. Dari masuk sekolah menengah dia memang sudah jualan online. Sehingga bisa untuk bayar kuliah.

"Ayah, aku tak mungkin melakukan hal seperti itu. Aku akan menjaga nama baik Ayah dan Ibu," ucap Laura terbata. Dia sangat mengharapkan pekerjaan itu. Selain perusahaan tersebut sangat ternama, dia juga ingin jauh dari kedua orang tuanya.

Selama ini apa yang dia lakukan selalu saja salah di mata mereka. Padahal semua pekerjaan rumah sudah dia kerjakan. Saat Nayla ingin membantu, ayah pasti akan melarang. Jika ketahuan adiknya menolong, dia akan kena marah dan mendapatkan pukulan. Sedangkan ibunya hanya diam saja tanpa ada maksud membela dirinya.

"Kenapa kau yakin tak akan membuat malu keluarga? Tanyakan pada ibumu, apa yang telah dia lakukan sehingga mencoreng nama baik kedua orang tuanya. Untung saja aku mau membantunya!" saru Ayah.

Laura yang tak mengerti arah bicara sang ayah, lalu memandangi wajah ibunya. Dia berharap Ibu Sumarni memberikan jawaban yang dia harapkan.

"Jika ayahmu mengatakan jangan, ikuti saja. Kau tak mau dikatakan anak durhaka, bukan? Kenapa harus bekerja keluar kota. Anak perempuan itu di rumah saja. Cukup makan dan minum. Kami masih sanggup memberi kamu makan!" teriak sang Ibu.

Setelah mengucapkan itu, Ibu lalu beranjak pergi ke kamar. Ayah lalu memandangi Laura lagi.

"Kau dengar apa kata ibumu! Jangan bekerja, dan tetap di rumah!"

Ayah lalu beranjak pergi dari ruang keluarga itu menuju kamar, menyusul sang ibu. Tangis Laura pecah setelah kedua orang tuanya menghilang.

Nayla lalu mendekati sang kakak. Memeluknya erat sebagai bentuk kasih sayang. Hanya adiknya itu yang masih peduli dengan Laura.

"Nayla, Kakak tak mungkin melakukan hal itu. Kakak benar-benar diterima di perusahaan X," ucap Laura.

"Aku percaya, Kak. Aku percaya dengan kemampuan Kakak," balas Nayla.

Laura selalu mendapat nilai tinggi di bidang akademik. Walau orang tuanya tak pernah mendukung. Mengambil raportnya saja dia harus minta tolong tetangga. Kedua orang tuanya tak peduli dengan perkembangan dirinya. Selalu Nayla yang dipuji.

Saat Laura menjadi juara umum dan Nayla hanya mendapatkan juara tiga, tetap saja yang dipuji adiknya. Bukannya Laura iri, cuma dia juga ingin mendapatkan apresiasi dari kedua orang tuanya.

"Dek, ada apa?" tanya Laura sambil menyentuh lengan Nayla. Pertanyaan sang kakak membuat lamunannya buyar. Dia kembali tersenyum pada kakaknya itu.

"Kak, bisa tolong antarkan aku ke rumah teman?" tanya Nayla.

Nayla tak bisa mengendarai motor karena tak pernah diizinkan orang tuanya. Takut jika anaknya mengalami kecelakaan. Sedangkan Laura terpaksa belajar dengan temannya karena sangat membutuhkan kendaraan untuk mengantar pesanan online pelanggan. Dia membeli motor dengan uangnya sendiri. Biaya kuliah Nayla juga dia yang tanggung, tapi tetap saja kedua orang tuanya tak pernah bangga.

"Tentu saja boleh, Dek. Tapi apa ayah dan ibu mengizinkan kamu pergi dengan motor?" Laura balik bertanya.

"Ayah masih di luar kota. Besok baru kembali. Ibu sudah mengizinkan," jawab Nayla.

"Kalau begitu baiklah. Kakak ganti baju dulu."

"Aku juga mau ambil undangannya. Terima kasih, Kak," ujar Nayla.

"Tak perlu berterima kasih, Dek. Kayak sama orang lain saja."

Nayla tersenyum menanggapi ucapan sang kakak. Dia lalu keluar dari kamar Laura. Mengambil undangan di kamarnya.

Setelah kedua siap, mereka lalu pamit pada sang ibu yang sedang sibuk di dapur. Walau pernikahan Nayla dan Adam sang kekasih diurus sebuah wedding organizer, tapi tetap saja sang ibu sibuk akan persiapannya.

Saat ini Adam sedang berada di luar kota. Pria itu pulang kampung untuk menjemput sang ibu agar dapat menghadiri pernikahan mereka.

"Bu, aku pamit. Aku mau mengantar Nayla menyebarkan undangan pernikahannya," pamit Laura.

"Hati-hati. Sebagai calon pengantin sebenarnya pamali untuk bepergian. Ibu sudah melarang tadi, tapi Nayla tetap ingin mengantarkan undangan itu langsung."

"Bu, doakan saja yang baik untukku dan Kak Laura. Aku pamit," balas Nayla.

Kedua adik kakak itu lalu meninggalkan rumah dengan riang. Jarang mereka berkesempatan pergi begini jika ada ayah di rumah. Laura mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang meninggalkan halaman rumah menuju alamat yang diberikan adiknya Nayla.

**

Selamat siang. Mama datang kembali dengan karya terbaru. Novel ini menggunakan alur maju mundur.

Mama mohon dukungannya dengan memberikan like, dan komentar setiap habis membaca. Jangan lupa baca setiap update, jangan menumpuk bab. Terima kasih. Lope-lope sekebon jeruk. 😍😍😍😘😘

Terpopuler

Comments

ken darsihk

ken darsihk

Siap mam semoga saja tidak hiatus
Nyesek sudah baca setengah tiba2 menghilang 😍😍

2025-03-02

2

mams dimas

mams dimas

penasaran kenapa pak darimi bilang membantu ibu nya Laura karena sedang hamil tanpa suami...memang mereka ketemu dimana seolah sok suci banget pak darimi ini

2025-03-02

1

Zainab Ddi

Zainab Ddi

author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍

2025-03-01

2

lihat semua
Episodes
1 Pembukaan
2 Bab Satu
3 Bab Dua
4 Bab Tiga
5 Bab Empat
6 Bab Lima
7 Bab Enam
8 Bab Tujuh
9 Bab Delapan
10 Bab Sembilan
11 Bab Sepuluh
12 Bab Sebelas
13 Bab Dua Belas
14 Bab Tiga Belas
15 Bab Empat Belas
16 Bab Lima Belas
17 Bab Enam Belas
18 Bab Tujuh Belas
19 Bab Delapan Belas
20 Bab Sembilan Belas
21 Bab Dua Puluh
22 Bab Dua Puluh Satu
23 Bab Dua Puluh Dua
24 Bab Dua Puluh Tiga
25 Bab Dua Puluh Empat
26 Bab Dua Puluh Lima
27 Bab Dua Puluh Enam
28 Bab Dua Puluh Tujuh
29 Bab Dua Puluh Delapan
30 Bab Dua Puluh Sembilan
31 Bab Tiga Puluh
32 Bab Tiga Puluh Satu
33 Bab Tiga Puluh Dua
34 Bab Tiga Puluh Tiga
35 Bab Tiga Puluh Empat
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Bab Empat Puluh Enam
48 Bab Empat Puluh Tujuh
49 Bab Empat Puluh Delapan
50 Bab Empat Puluh Sembilan
51 Bab Lima Puluh
52 Bab Lima Puluh Satu
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Bab Enam Puluh Tujuh
69 Bab Enam Puluh Delapan
70 Promo Novel Terbaru
71 Bab Enam Puluh Sembilan
72 Bab Tujuh Puluh
73 Bab Tujuh Puluh Satu
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Pembukaan
2
Bab Satu
3
Bab Dua
4
Bab Tiga
5
Bab Empat
6
Bab Lima
7
Bab Enam
8
Bab Tujuh
9
Bab Delapan
10
Bab Sembilan
11
Bab Sepuluh
12
Bab Sebelas
13
Bab Dua Belas
14
Bab Tiga Belas
15
Bab Empat Belas
16
Bab Lima Belas
17
Bab Enam Belas
18
Bab Tujuh Belas
19
Bab Delapan Belas
20
Bab Sembilan Belas
21
Bab Dua Puluh
22
Bab Dua Puluh Satu
23
Bab Dua Puluh Dua
24
Bab Dua Puluh Tiga
25
Bab Dua Puluh Empat
26
Bab Dua Puluh Lima
27
Bab Dua Puluh Enam
28
Bab Dua Puluh Tujuh
29
Bab Dua Puluh Delapan
30
Bab Dua Puluh Sembilan
31
Bab Tiga Puluh
32
Bab Tiga Puluh Satu
33
Bab Tiga Puluh Dua
34
Bab Tiga Puluh Tiga
35
Bab Tiga Puluh Empat
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Bab Empat Puluh Enam
48
Bab Empat Puluh Tujuh
49
Bab Empat Puluh Delapan
50
Bab Empat Puluh Sembilan
51
Bab Lima Puluh
52
Bab Lima Puluh Satu
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Bab Enam Puluh Tujuh
69
Bab Enam Puluh Delapan
70
Promo Novel Terbaru
71
Bab Enam Puluh Sembilan
72
Bab Tujuh Puluh
73
Bab Tujuh Puluh Satu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!