Bab Sembilan

"Pergilah kau dari rumahku! Jika memang ingin mencari ayah kandungmu!" usir Ayah Darimi.

Laura tersenyum simpul. Mungkin ini saatnya dia keluar dari rumah. "Baiklah, selama ini aku memang memiliki rumah, tapi aku tak punya tempat berlindung. Aku memiliki orang tua tapi aku tak berani ceritakan masalahku, karena tak ada yang mau mendengarnya. Selama ini aku sendirian. Aku sendirian menghadapi semuanya. Jadi lebih baik aku pergi!" seru Laura.

Laura lalu berjalan meninggalkan tempat akad nikah tersebut. Langkahnya terhenti saat tangannya di tahan seseorang. Gadis itu lalu membalikkan tubuhnya.

"Laura, kita sudah janji akan menikah. Kamu tak mau mengingkari itu'kan?" tanya Adam.

"Maaf, Adam. Bukannya aku tak mau memenuhi permintaan Nayla, tapi seperti jawabanku tadi, aku akan tetap menikah denganmu. Tapi setelah aku bertemu ayah kandungku. Aku ingin tau alasan dia membuang'ku!" seru Laura.

Adam tampak menarik napas. Dia menatap wajah Laura dengan intens. Dalam hatinya mulai merasa kagum pada gadis itu yang memiliki pendirian kuat. Dia juga iba setelah mendengar kalau selama ini dia tak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayah tirinya itu.

"Baiklah, aku setuju. Boleh aku membantu kamu mencari ayah kandungmu?" tanya Adam.

Ayah Darimi tampak memandangi keduanya dengan tatapan tajam. Mungkin dia tak suka mendengar Adam yang ingin membantu Laura.

"Jika itu tak memberatkan bagimu," ujar Laura.

"Aku tak keberatan. Aku akan menolong mencari siapa ayah kandungmu. Kebetulan aku sudah terlanjur mengambil cuti dua minggu. Semoga dengan waktu segitu, cukup untuk mencari keberadaan ayahmu!" seru Adam.

"Terima kasih, Dam," balas Laura.

Laura tak mau terbawa perasaan karena kebaikan Adam tersebut. Dia yakin semua yang dilakukan pria itu hanyalah semata untuk memenuhi keinginan Nayla. Dia sangat mencintai adiknya sehingga Adam mau melakukan apa saja untuk memenuhinya.

Laura berjalan masuk ke dalam rumah. Suara tamu undangan riuh membicarakan apa yang terjadi. Gadis itu tak peduli karena semua berawal dari ucapan ayahnya sendiri.

Laura masuk ke dalam rumah menuju kamar orang tuanya. Dia mengetuk pintunya. Beberapa kali di ketuk baru terdengar sahutan dari dalam. Langkah kaki mendekati pintu dan terdengar suara pintu dibuka.

"Aku mau bicara dengan Ibu," ucap Laura.

"Apa lagi yang mau kamu bicarakan?" tanya Ibu dengan suara ketus. Laura tak mengerti dengan isi pikiran ibunya, kenapa masih marah dan menyalahkan dirinya. Sebegitu tak menginginkan kehadirannya'kah? Tanya Laura dalam hatinya.

"Banyak ... ada banyak pertanyaan yang ingin aku ajukan pada Ibu sebelum aku pergi," ucap Laura.

Saat ini mereka hanya berdua. Adam dan Ayah sedang melayani tamu undangan dan tetap meminta mereka menyantap hidangan yang telah terlanjur di pesan.

Dalam pikiran Pak Darimi, pernikahan akan terus berlanjut walau dia mempermalukan Luara. Namun, diluar dugaan, gadis itu membatalkan.

Pak Darimi juga masih berpikir jika Laura tak akan berani meninggalkan rumah. Buktinya selama ini dia tetap bertahan, bagaimana manapun perlakuan dirinya pada sang anak.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Ibu dengan suara datar.

Laura menatap wajah ibunya. Mata wanita merah dan sembab, pasti dari tadi ibunya itu menangis. Ada rasa iba dihatinya. Namun, semua sirna saat dia ingat semua perlakuan wanita itu selamanya. Baru dia paham jika sang ibu membencinya karena kehadirannya yang tak pernah diharapkan.

"Kita bicara di kamarku saja, Bu," ujar Laura.

Ibu Sumarni kali ini tak membantah ucapan putrinya. Dia mengikuti langkah anaknya menuju kamarnya. Baru kali ini dia masuk ke kamar Luara. Sejak anak itu berusia sepuluh tahun, dia tak pernah mau peduli lagi dengan semua kebutuhan sang putri. Anaknya berjualan kue milik tetangga untuk menambah uang jajan dan memenuhi keinginannya, karena dia tak berani meminta pada sang ayah atau pun ibunya.

Ibu Sumarni memandangi semua barang-barang dan perabot yang ada dikamar itu. Terlihat warnanya sudah memudar. Sudah tak layak dipakai. Anaknya juga tidur dilantai beralaskan kasur tipis. Sangat berbeda dengan Nayla yang semua perabotnya selalu model terbaru.

Pak Darimi selalu membeli semuanya dengan model terbaru. Padahal Nayla tak pernah meminta bahkan dia menolaknya, tapi sang ayah tetap membeli jika mendapat rezeki lebih.

Ibu Sumarni masih mematung di ambang pintu kamar. Dadanya terasa nyeri. Betapa selama ini dia tak pernah memperhatikan kebutuhan putrinya. Semua karena rasa takutnya pada sang suami.

"Masuklah, Bu. Beginilah keadaan kamarku. Jangan heran dan jangan merasa kasihan. Aku sudah terbiasa!" seru Laura.

Ternyata Laura dari tadi juga memperhatikan ibunya. Apa lagi melihat wanita itu yang menghentikan langkahnya, bukannya masuk ke dalam kamar.

Ibu Sumarni lalu melangkah tanpa menjawab ucapan sang putri. Lidahnya terasa kelu. Dia memilih duduk di bangku plastik yang ada di kamar Laura.

"Bu, aku membatalkan pernikahanku dengan Adam ...."

"Kenapa ...?" tanya Ibu Sumarni memotong ucapan Laura.

"Aku tak bisa lanjutkan, karena aku ingin mencari siapa ayah kandungku. Bisakah ibu memberikan aku petunjuk, siapa nama ayahku dan dimana dia tinggal?" tanya Laura.

"Untuk apa kau mencarinya. Dia tak akan mengakui kehadiran kamu!" jawab Ibu Sumarni.

"Apakah selama ini Ibu mengakui kehadiranku?" tanya Laura.

"Apa maksudmu ...?" Bukannya menjawab pertanyaan Laura, Ibu Sumarni balik bertanya.

"Selama ini aku tak pernah Ibu anggap. Bagi Ibu, hanya Nayla anak Ibu," jawab Laura.

"Jangan bicara sembarangan kamu, Laura. Kamu iri dengan Nayla?" Kembali Ibu bertanya.

"Ya, aku iri. Kenapa hanya dia yang Ayah dan Ibu sayangi. Sedangkan aku tak pernah kalian anggap. Kehadiran ku hanya seperti beban bagi Ibu!" seru Laura dengan suara sedikit meninggi.

Ibu Sumarni memandangi putrinya itu dengan tatapan tajam, tanpa kedip. Tak menyangka Luara akan meninggikan suaranya.

"Itu hanya pikiran kamu saja. Karena rasa irimu!" seru Ibu akhirnya menjawab.

"Itu bukan pikiranku saja. Cobalah Ibu sedikit membuka hati, bagaimana sikap dan perlakuan ibu padaku selama ini. Aku ini hanyalah anak yang tak diinginkan kehadirannya," ujar Laura.

Laura lalu berdiri. Memandangi jalanan. Satu persatu tetangga tampak meninggalkan halaman rumah. Dia menarik napas dalam. Lalu berbalik dan menghadap ibunya.

"Bu, andai aku dapat memilih! Mau menjadi siapa dan melakukan apa. Aku akan memilih tidak untuk dilahirkan. Aku tidak ingin menjalani hidup tanpa kejelasan dan tidak ingin menjadi beban bagi siapapun yang ku kenal. Terutama beban bagi kedua orang tuaku. Pernahkah Ibu atau ayah bertanya, kenapa aku tidak makan, kenapa aku tidak pulang, kenapa aku begini, kenapa aku menjadi seperti saat ini. Kalian orang tua egois. Hanya memikirkan kesenangan masing-masing. Aku benci kalian!" seru Laura sambil berteriak. Air mata akhirnya jatuh membasahi pipinya.

Terpopuler

Comments

Eka ELissa

Eka ELissa

ya jls iri dong liat dgn mata mu kmr lau kyk gudang ... sdngkan kmr nay kyk istana....kmu GK bisa mlek mata nya ...GK bisa liat atau prlu TK colok pke lidi biar mata mu melek.....Marni........!!!!!😡😡😡🔨🔨🔨

2025-03-05

5

🌷Vnyjkb🌷

🌷Vnyjkb🌷

oalaaaa buuu,,, gak ada bekas anak, klu bekas suami ,,,adaa,, kok tegaaa sm darah daging sendiri, lbh milih laki² kyk gitu,,, apalagi anak cewek, kudu d pilih,d bela,,, d jagaiiiii dunggg buuu,,, 😏

2025-03-05

1

ken darsihk

ken darsihk

Laura muntab atas kekecewaan nya selama ini , dan keluar kan semua yng mengganjal Laura agar hati mu tidak sesak
Minta kejelasan dari ibu mu siapa ayah kandung mu sebenarnya

2025-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Pembukaan
2 Bab Satu
3 Bab Dua
4 Bab Tiga
5 Bab Empat
6 Bab Lima
7 Bab Enam
8 Bab Tujuh
9 Bab Delapan
10 Bab Sembilan
11 Bab Sepuluh
12 Bab Sebelas
13 Bab Dua Belas
14 Bab Tiga Belas
15 Bab Empat Belas
16 Bab Lima Belas
17 Bab Enam Belas
18 Bab Tujuh Belas
19 Bab Delapan Belas
20 Bab Sembilan Belas
21 Bab Dua Puluh
22 Bab Dua Puluh Satu
23 Bab Dua Puluh Dua
24 Bab Dua Puluh Tiga
25 Bab Dua Puluh Empat
26 Bab Dua Puluh Lima
27 Bab Dua Puluh Enam
28 Bab Dua Puluh Tujuh
29 Bab Dua Puluh Delapan
30 Bab Dua Puluh Sembilan
31 Bab Tiga Puluh
32 Bab Tiga Puluh Satu
33 Bab Tiga Puluh Dua
34 Bab Tiga Puluh Tiga
35 Bab Tiga Puluh Empat
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Bab Empat Puluh Enam
48 Bab Empat Puluh Tujuh
49 Bab Empat Puluh Delapan
50 Bab Empat Puluh Sembilan
51 Bab Lima Puluh
52 Bab Lima Puluh Satu
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Bab Enam Puluh Tujuh
69 Bab Enam Puluh Delapan
70 Promo Novel Terbaru
71 Bab Enam Puluh Sembilan
72 Bab Tujuh Puluh
73 Bab Tujuh Puluh Satu
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Pembukaan
2
Bab Satu
3
Bab Dua
4
Bab Tiga
5
Bab Empat
6
Bab Lima
7
Bab Enam
8
Bab Tujuh
9
Bab Delapan
10
Bab Sembilan
11
Bab Sepuluh
12
Bab Sebelas
13
Bab Dua Belas
14
Bab Tiga Belas
15
Bab Empat Belas
16
Bab Lima Belas
17
Bab Enam Belas
18
Bab Tujuh Belas
19
Bab Delapan Belas
20
Bab Sembilan Belas
21
Bab Dua Puluh
22
Bab Dua Puluh Satu
23
Bab Dua Puluh Dua
24
Bab Dua Puluh Tiga
25
Bab Dua Puluh Empat
26
Bab Dua Puluh Lima
27
Bab Dua Puluh Enam
28
Bab Dua Puluh Tujuh
29
Bab Dua Puluh Delapan
30
Bab Dua Puluh Sembilan
31
Bab Tiga Puluh
32
Bab Tiga Puluh Satu
33
Bab Tiga Puluh Dua
34
Bab Tiga Puluh Tiga
35
Bab Tiga Puluh Empat
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Bab Empat Puluh Enam
48
Bab Empat Puluh Tujuh
49
Bab Empat Puluh Delapan
50
Bab Empat Puluh Sembilan
51
Bab Lima Puluh
52
Bab Lima Puluh Satu
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Bab Enam Puluh Tujuh
69
Bab Enam Puluh Delapan
70
Promo Novel Terbaru
71
Bab Enam Puluh Sembilan
72
Bab Tujuh Puluh
73
Bab Tujuh Puluh Satu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!