Bab Empat Belas

Mata Laura tak sengaja melihat piagam yang terpajang di dinding. Dia lalu membaca namanya. Alangkah terkejutnya gadis itu saat mengejanya.

"Ariel ...?" tanya Laura. Adam yang mendengar pertanyaan Laura sedikit heran.

"Ariel itu nama papaku. Kenapa?" Adam balik bertanya.

Wajah Laura tampak makin terkejut saat mendengar pertanyaan Adam. Jantungnya berdetak lebih cepat. Dia lalu menggelengkan kepalanya secara pelan.

"Ini pasti hanya kebetulan saja. Nama Ariel ada begitu banyak di Indonesia, bahkan mungkin di Asia ada nama Ariel," gumam Laura dalam hatinya.

"Kenapa dengan nama Papanya Adam, Laura?" Kali ini ibunya Adam yang bertanya.

"Tak apa, Tante. Nama Papa Adam sama dengan nama ayahku. Tadi ibuku juga mengatakan nama ayahku, Ariel," jawab Laura.

Ibu Ratna tampak sedikit terkejut, setelah itu dia tersenyum. Dia lalu berkata, "Nama Ariel bukan hanya milik Papa Adam atau Ayah Laura. Banyak Ariel-Ariel lainnya di Indonesia bahkan hingga ke Asia," ujar Ibu Ratna.

"Betul, Tante," balas Laura.

Sejak lamaran Nayla dan persiapan pernikahan papanya Adam memang tak terlihat. Hanya di wakilkan sama pamannya saja. Ibu Ratna selalu mengatakan jika papanya sedang berada di luar kota.

Pernah Laura menanyakan hal ini pada Nayla, adiknya mengatakan jika Adam pernah bercerita jika dia memang tak begitu dekat dengan papanya tersebut, jadi bagi pria itu kehadiran ayahnya tak begitu di pedulikan.

"Sekarang kamu istirahat dulu. Hari sudah malam. Nanti biar bibi yang antarkan kamu ke kamar," ucap Ibu Ratna.

"Sekali lagi terima kasih, Tante. Aku tak tau harus berkata apa. Maafkan juga karena aku menunda pernikahan sehingga pengeluaran buat acara jadi percuma," ujar Laura.

"Tak ada yang percuma, makanan yang terlanjur kita beli, anggap saja sebagai sedekah bagi tetangga sekitar. Seperti kata Adam, mungkin memang pernikahan ini di tunda agar kalian saling mengenal terlebih dahulu."

"Ya, Tante."

"Kamu bisa istirahat sekarang, Tante masih menunggu Papanya Adam. Sebentar lagi pulang. Adam kamu juga istirahatlah. Pasti capek menyetir mobil selama sepuluh jam," ucap Ibu Ratna.

"Baik, Ma. Aku pamit," ujar Adam. Dia mengecup dahi ibunya.

Dia lalu mengajak Laura untuk sekalian menuju kamar tamu yang telah bibi bersihkan dan siapkan. Setelah Laura masuk ke kamar, Adam melangkah menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Sampai di kamarnya, Laura langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia masih teringat mengenai nama papa Adam dan ayah kandungnya yang sama persis. Tadi dia memang tak mengatakan jika nama panjang mereka 'persis' sama tiada beda, "Ariel Wibisono".

Laura ingin mencari tahu sendiri, kebetulan yang ini. Berada di kota yang sama dan nama yang sama persis membuat dia ingin menyelidiki langsung.

"Jika memang ayahku dan Adam sama, berarti ayah tak mau menikahi ibu saat hamil aku karena ayah telah memiliki keluarga. Usiaku dan Adam hanya beda satu tahun," gumam Laura sambil membersihkan tubuhnya di kamar mandi.

Setelah mandi, Laura langsung membaringkan tubuhnya. Dia memandangi seluruh isi kamar. Sangat berbeda dengan kamar yang biasa dia tempati. Kasurnya juga terasa sangat empuk.

Saat akan memejamkan mata, kembali Laura teringat akan papanya Adam. "Jika benar ayahku dan Adam adalah orang yang sama, berarti kamu saudara. Apakah ini cara Allah membatalkan pernikahan sedarah itu?" tanya Laura dalam hatiku.

Tak berbeda dengan Laura, Adam di kamarnya juga memikirkan ucapan Laura mengenai nama ayahnya yang sama.

"Apakah ayah Laura dan papaku orang yang sama?" Adam juga bertanya pada dirinya sendiri.

Namun, Adam tak begitu peduli, dia lalu memejamkan matanya. Rasa letih membuat matanya langsung terpejam.

Jam sebelas malam, terdengar suara mobil masuk ke halaman rumah Adam. Mamanya yang telah siap-siap menanti kepulangan sang suami langsung berdiri. Dia ingin menyambutnya.

Saat terdengar suara bel, Ratna langsung berjalan menuju pintu dan membukanya. Dia tersenyum melihat suaminya berdiri dibalik pintu.

Ariel cukup terkejut melihat istrinya yang membuka pintu. Setahunya wanita itu pergi ke pernikahan putranya.

Ratna memeluk sang suami dan dibalas Ariel. Pria itu lalu mengecup pucuk kepalanya.

"Aku pikir kamu masih berada di kota A. Bukankah hari ini pernikahannya Adam?" tanya Ariel.

"Nanti aku ceritakan di kamar. Sekarang Mas mandi dulu."

Mereka lalu berjalan menaiki tangga menuju ke lantai atas, di mana kamarnya berada. Bersebelahan dengan putranya Adam.

Ratna langsung menyediakan pakaian sang suami, sedangkan Ariel langsung ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Setelah mandi mereka duduk di sofa yang ada di kamar.

"Kamu langsung pulang sehabis acara akad nikah?" tanya Ariel memulai obrolan.

"Bukan, tapi pernikahannya batal!" seru Ratna.

Ariel cukup terkejut mendengar pengakuan sang istri. Dia menatap wanita itu berharap penjelasan lebih lanjut.

"Laura menundanya karena ingin mencari ayah kandungnya," jawab Ratna.

"Aku tak paham, kenapa dia baru mau mencari setelah semua persiapan pernikahan rampung, tak menundanya terlebih dahulu, biar tak buang uang?" Kembali Ariel bertanya.

"Bukan maunya Laura, tapi semua di luar dugaan."

Ratna lalu menceritakan semua kejadian saat akad nikah. Ariel mendengar dengan serius.

"Jadi saat ini Laura berada di sini?" Lagi-lagi Ariel bertanya.

"Ya, dan Mas tau, nama ayah yang ingin dia cari itu sama dengan nama Mas. Kebetulan sekali'kan?" Ratna bicara sambil tersenyum.

Ariel sedikit terkejut mendengar penuturan sang istri. Dia tampak sedikit gugup.

"Apakah ibunya Laura itu berasal dari kota A atau hanya pendatang?" Kembali Ariel bertanya. Sepertinya sangat tertarik dengan kisah Laura.

"Asli dari kota A. Dia pernah tinggal di sini. Tepatnya sekolah di kota ini. Saat itulah dia mengenal seorang pria dan mungkin hamil tapi pria itu tak mau bertanggung jawab dengan kehamilannya. Itu bukan kamu'kan, Mas?" tanya Ratna sambil tersenyum.

Jika Ratna bertanya sambil bercanda, Ariel tampak menanggapi dengan serius. Wajahnya sedikit menegang mendengar cerita sang istri. Entah apa yang ada dalam pikiran pria itu.

Terpopuler

Comments

Sri Astuti Rusli

Sri Astuti Rusli

seperti nya Ariel ayah Adam sama dengan Ariel ayah laura...seru thor...semoga Ayah Ariel sangat bijaksana...dan mengakui laura anak nya

2025-03-08

1

Ida Nur Hidayati

Ida Nur Hidayati

mùngkin Adam bukan anak kandung Aril...karena Aril gak mau datang kepernikahan Adam. sesibuk apapun kalau anak menikah.pasto hadir dan suport anaknya

2025-03-08

0

Zainab Ddi

Zainab Ddi

wah kaysky bener nyatanya dia ngak mau hadir di pernikahan Laura Krn tahu kaki nama ibunya Laura

2025-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Pembukaan
2 Bab Satu
3 Bab Dua
4 Bab Tiga
5 Bab Empat
6 Bab Lima
7 Bab Enam
8 Bab Tujuh
9 Bab Delapan
10 Bab Sembilan
11 Bab Sepuluh
12 Bab Sebelas
13 Bab Dua Belas
14 Bab Tiga Belas
15 Bab Empat Belas
16 Bab Lima Belas
17 Bab Enam Belas
18 Bab Tujuh Belas
19 Bab Delapan Belas
20 Bab Sembilan Belas
21 Bab Dua Puluh
22 Bab Dua Puluh Satu
23 Bab Dua Puluh Dua
24 Bab Dua Puluh Tiga
25 Bab Dua Puluh Empat
26 Bab Dua Puluh Lima
27 Bab Dua Puluh Enam
28 Bab Dua Puluh Tujuh
29 Bab Dua Puluh Delapan
30 Bab Dua Puluh Sembilan
31 Bab Tiga Puluh
32 Bab Tiga Puluh Satu
33 Bab Tiga Puluh Dua
34 Bab Tiga Puluh Tiga
35 Bab Tiga Puluh Empat
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Bab Empat Puluh Enam
48 Bab Empat Puluh Tujuh
49 Bab Empat Puluh Delapan
50 Bab Empat Puluh Sembilan
51 Bab Lima Puluh
52 Bab Lima Puluh Satu
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Bab Enam Puluh Tujuh
69 Bab Enam Puluh Delapan
70 Promo Novel Terbaru
71 Bab Enam Puluh Sembilan
72 Bab Tujuh Puluh
73 Bab Tujuh Puluh Satu
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Pembukaan
2
Bab Satu
3
Bab Dua
4
Bab Tiga
5
Bab Empat
6
Bab Lima
7
Bab Enam
8
Bab Tujuh
9
Bab Delapan
10
Bab Sembilan
11
Bab Sepuluh
12
Bab Sebelas
13
Bab Dua Belas
14
Bab Tiga Belas
15
Bab Empat Belas
16
Bab Lima Belas
17
Bab Enam Belas
18
Bab Tujuh Belas
19
Bab Delapan Belas
20
Bab Sembilan Belas
21
Bab Dua Puluh
22
Bab Dua Puluh Satu
23
Bab Dua Puluh Dua
24
Bab Dua Puluh Tiga
25
Bab Dua Puluh Empat
26
Bab Dua Puluh Lima
27
Bab Dua Puluh Enam
28
Bab Dua Puluh Tujuh
29
Bab Dua Puluh Delapan
30
Bab Dua Puluh Sembilan
31
Bab Tiga Puluh
32
Bab Tiga Puluh Satu
33
Bab Tiga Puluh Dua
34
Bab Tiga Puluh Tiga
35
Bab Tiga Puluh Empat
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Bab Empat Puluh Enam
48
Bab Empat Puluh Tujuh
49
Bab Empat Puluh Delapan
50
Bab Empat Puluh Sembilan
51
Bab Lima Puluh
52
Bab Lima Puluh Satu
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Bab Enam Puluh Tujuh
69
Bab Enam Puluh Delapan
70
Promo Novel Terbaru
71
Bab Enam Puluh Sembilan
72
Bab Tujuh Puluh
73
Bab Tujuh Puluh Satu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!