Bab Delapan

Hari ini akhirnya tiba. Saat dimana Laura akan menggantikan posisi adiknya Nayla menjadi pengantin untuk Adam. Walau dia melihat kalau laki-laki itu sepertinya tak keberatan dengan permintaan Nayla, tapi dihatinya masih ada sedikit keraguan.

"Mungkin Adam terpaksa menerima dirinya hanya karena amanat saja. Dan mungkin dia juga tak ada pilihan lain. Hari kedepannya aku tak tau apa yang akan terjadi, apakah akan mudah atau akan bertambah sulit bagiku," ucap Laura dengan dirinya sendiri.

Setelah berpakaian ibu Sumarni masuk. Laura merasa heran karena wanita itu langsung meminta maaf, hal yang tak pernah dia lakukan selama ini.

Laura berjalan menuju ruang dimana akad nikah akan berlangsung dengan berjalan seorang diri tanpa seorangpun menemani, baik keluarga atau sahabat. Karena dia memang tak memiliki teman dekat. Dia selalu menyendiri dan tak mau bergaul.

Saat ini Laura telah duduk di samping Adam. Pria itu lalu tersenyum padanya. Berbeda dengan ayah, wajahnya terlihat masam dan cemberut. Mungkin Ayah sedih karena teringat akan anaknya Nayla, yang seharusnya bersanding.

Namun, hal tak terduga terjadi saat akan ijab kabul. Ayah mengatakan sesuatu yang membuat hati Laura hancur berkeping-keping.

"Maaf Pak, saya tidak bisa menjadi wali nikah buat Laura," ucap Pak Darimi dengan suara tegas.

Ucapan Pak Darimi membuat Laura dan semua tamu undangan menjadi terkejut. Semua mata memandang tajam ke arah mereka, menanti adegan selanjutnya.

"Kenapa, Pak?" tanya Pak Penghulu.

"Saya bukan ayah kandungnya Laura. Dia hanyalah anak haram istriku. Aku menikah dengan Sumarni saat dia sedang hamil Laura, anak dari pria lain!" seru Pak Darimi.

Suara riuh terdengar dari semua tamu undangan. Mereka tak percaya dengan apa yang Pak Darimi ucapkan.

Ibu Sumarni dan Laura adalah dua wanita yang paling tersakiti saat ini. Wajah mereka merah karena menahan malu dan tangis.

"Kenyataan apa lagi ini, ternyata aku hanyalah anak haram, pantas ayah dan ibu sangat membenciku," gumam Laura dalam hatinya.

Ibu Sumarni tampak menunduk, tak percaya jika suaminya tega membuka aibnya di sini. Di depan semua orang. Kurang apa dirinya selama ini. Semua yang suaminya inginkan dia lakukan, termasuk menjauhi putri kandungnya sendiri, Laura.

Ibu Sumarni berdiri dan langsung berlari masuk ke dalam rumah. Tak peduli banyak mata memandanginya dengan tatapan merendah. Sedangkan Laura hanya bisa terdiam, tak tahu harus berkata apa.

"Kenapa Bapak baru mengatakan saat ini? Berarti yang jadi wali nikahnya adalah wali hakim. Kita minta waktu sekitar sepuluh menit untuk bicarakan ini dulu, Pak," ucap petugas KUA.

Laki-laki itu lalu menghampiri Pak Penghulu untuk memintanya menjadi wali nikah. Laura memandangi semua yang hadir dengan mata berkaca. Dia tahu, ini adalah cara sang ayah membalas sakit hati atas kepergian sang anak kesayangannya.

Sekarang Laura sudah mendapat jawaban atas pertanyaannya selama ini, kenapa sang ayah tak menyayangi dirinya seperti Nayla. Ternyata dia hanyalah anak tiri.

Laura menarik napas dalam. Semua yang terjadi membuat kepalanya pusing. Adam dan Ibunya memandangi wajah gadis itu dengan tatapan iba.

Petugas KUA itu lalu mengumumkan jika pernikahan akan segera dilanjutkan. Laura menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, pernikahan kita lanjutkan. Sebagai wali nikah, Pak Penghulu. Sesuai dengan ajaran agama Islam. Wali nikah anak perempuan yang lahir di luar nikah adalah wali hakim, yaitu kepala KUA atau penghulu. Hal ini karena anak perempuan tersebut tidak memiliki wali nasab."

Pak Penghulu lalu menjabat tangan Adam. Mereka akan segera mengucapkan ijab kabul.

"Adam ...."

"Saya, Pak!"

"Saya nikahkan engkau dengan saudari ...."

"Hentikan ...!" seru Laura dengan suara yang cukup keras. Semua tamu undangan lalu memandang ke arah gadis itu.

"Ada apa, Laura?" tanya Adam saat melihat gadis itu berdiri dari duduknya.

Laura mencoba menahan air mata yang akan jatuh membasahi pipinya. Dia berusaha tetap tegar, tak mau ada seorang pun yang memandangnya dengan tatapan kasihan.

"Maaf, Dam. Aku mau pernikahan ini dibatalkan saja!" ucap Laura.

Adam terkejut mendengar ucapan Laura. Dia tak mau mengingkari janjinya pada Nayla.

"Kenapa ...? Kita sudah sepakat akan menikah sebagai amanah dari Nayla," ucap Adam.

"Maaf, Dam. Aku tak bisa melanjutkan pernikahan ini. Jika memang kamu masih mau menepati janjimu pada Nayla, tunggu hingga aku bertemu dengan ayah kandungku, ayah biologis'ku," ucap Laura dengan suara yang penuh keyakinan.

"Laura, walau kamu telah bertemu ayah kandungmu, dia juga tak akan bisa menjadi wali nikah mu. Kamu hanya bernasab pada ibumu," ujar Adam.

Laura mengangguk. Dia paham itu. Tapi dia memang tak bisa meneruskan pernikahan ini, karena ingin tau kenapa ayahnya tak pernah peduli dengannya. Bagaimana dia bisa hadir di rahim sang ibu. Apakah dia anak yang tak diharapkan? Banyak pertanyaan berkeliaran di kepala Laura saat ini.

Ayah yang mendengar ucapan Laura menjadi emosi. Dia menganggap gadis itu sudah bermain membantah.

"Kau tak bisa membatalkan pernikahan ini. Kau harus tetap menikah dengan wali hakim sebagai wali nikahnya. Semua telah dipersiapkan, jangan buat aku malu!" seru Pak Darimi.

Ucapan Pak Darimi itu membuat Laura jadi tersenyum miris. "Siapa yang buat Ayah malu. Aku atau Ayah sendiri?" tanya Laura dengan suara yang agak sedikit tinggi. Hal yang tak pernah dia lakukan selama ini.

Suara Laura yang cukup tinggi itu membuat Pak Darimi makin emosi. Dia mengangkat tangannya, ingin menampar gadis itu. Beruntung Adam langsung melerai dengan meraih tangan Pak Darimi.

"Pak, jangan terbawa emosi. Malu dengan para tetangga. Sebaiknya kita bicarakan ini bersama-sama dengan kepala dingin. Kita cari solusinya. Bukan dengan kekerasan," ucap Adam dengan suara lembut agar calon mertuanya itu tak makin marah.

"Anak itu sudah kurang ajar. Bicara dengan suara tinggi. Di depan orang ramai saja dia berani, apa lagi nanti," balas Pak Darimi.

"Ayah, apa salahnya aku mencari ayah kandungku. Siapa tau dia bisa memberikan kasih sayang yang tak pernah aku dapatkan selama ini."

"Apa kamu ingin mengatakan pada semua orang jika aku selama ini tak pernah menyayangi kamu?" tanya Ayah dengan suara masih tinggi. Para tamu undangan sudah banyak berbisik-bisik melihat pertengkaran mereka.

"Aku tak mengatakannya, tapi jika Ayah memang merasa begitu, ya lebih baik. Berarti Ayah sadar selama ini tak pernah menyayangi 'ku!" seru Laura.

Rasa hormatnya Laura langsung berkurang melihat perlakuan ayahnya tadi. Jika saja ayah Darimi mengatakan tentang kebenaran siapa dirinya secara pribadi, mungkin sakitnya tak seperti saat ini.

"Pergilah kau dari rumahku! Jika memang ingin mencari ayah kandungmu!" usir Ayah Darimi.

Laura tersenyum simpul. Mungkin ini saatnya dia keluar dari rumah. "Baiklah, selama ini aku memang memiliki rumah, tapi aku tak punya tempat berlindung. Aku memiliki orang tua tapi aku tak berani ceritakan masalahku, karena tak ada yang mau mendengarnya. Selama ini aku sendirian. Aku sendirian menghadapi semuanya. Jadi lebih baik aku pergi!" seru Laura.

Terpopuler

Comments

Eka ELissa

Eka ELissa

brani dong wong slma ini ngalah mulu.....ini wktu nya brontak wong kmu aj slah bandot msak mo di bela cinting aj yg cumn diem aj ktika hrga diri nya di ijek dn di prmlukan di hlayak umum....kmu yg udah bikin malu knpa kmu juga yg merasa di prmlukan...ma lau....dsr edyan kmu bandot.....😡😡😡🔨🔨🔨

2025-03-05

2

Eka ELissa

Eka ELissa

mklum bandot itu GK iklas lok kmu yg nikh ma Adam lau.....
nah bis ini kmu bkln di prmlukan hrga diri kmu di injek smpe pnyok ma bandot tua itu....lau....kmrin minta kmu jdi pengganti hrus mau...dn dia juga yg bikin idup kmu ancur lbur....lau...

2025-03-05

2

Aisyah Ranni

Aisyah Ranni

Sudah betul apa yg kamu lakukan Laura,si bapak egois sudah buka aib ibumu,kamu juga buka aib bapak tirimu itu.biar.gak punya muka sekalian.kamu dak bisa juga disalahkan karena kamu juga korban.

2025-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 Pembukaan
2 Bab Satu
3 Bab Dua
4 Bab Tiga
5 Bab Empat
6 Bab Lima
7 Bab Enam
8 Bab Tujuh
9 Bab Delapan
10 Bab Sembilan
11 Bab Sepuluh
12 Bab Sebelas
13 Bab Dua Belas
14 Bab Tiga Belas
15 Bab Empat Belas
16 Bab Lima Belas
17 Bab Enam Belas
18 Bab Tujuh Belas
19 Bab Delapan Belas
20 Bab Sembilan Belas
21 Bab Dua Puluh
22 Bab Dua Puluh Satu
23 Bab Dua Puluh Dua
24 Bab Dua Puluh Tiga
25 Bab Dua Puluh Empat
26 Bab Dua Puluh Lima
27 Bab Dua Puluh Enam
28 Bab Dua Puluh Tujuh
29 Bab Dua Puluh Delapan
30 Bab Dua Puluh Sembilan
31 Bab Tiga Puluh
32 Bab Tiga Puluh Satu
33 Bab Tiga Puluh Dua
34 Bab Tiga Puluh Tiga
35 Bab Tiga Puluh Empat
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Bab Empat Puluh Enam
48 Bab Empat Puluh Tujuh
49 Bab Empat Puluh Delapan
50 Bab Empat Puluh Sembilan
51 Bab Lima Puluh
52 Bab Lima Puluh Satu
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Bab Enam Puluh Tujuh
69 Bab Enam Puluh Delapan
70 Promo Novel Terbaru
71 Bab Enam Puluh Sembilan
72 Bab Tujuh Puluh
73 Bab Tujuh Puluh Satu
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Pembukaan
2
Bab Satu
3
Bab Dua
4
Bab Tiga
5
Bab Empat
6
Bab Lima
7
Bab Enam
8
Bab Tujuh
9
Bab Delapan
10
Bab Sembilan
11
Bab Sepuluh
12
Bab Sebelas
13
Bab Dua Belas
14
Bab Tiga Belas
15
Bab Empat Belas
16
Bab Lima Belas
17
Bab Enam Belas
18
Bab Tujuh Belas
19
Bab Delapan Belas
20
Bab Sembilan Belas
21
Bab Dua Puluh
22
Bab Dua Puluh Satu
23
Bab Dua Puluh Dua
24
Bab Dua Puluh Tiga
25
Bab Dua Puluh Empat
26
Bab Dua Puluh Lima
27
Bab Dua Puluh Enam
28
Bab Dua Puluh Tujuh
29
Bab Dua Puluh Delapan
30
Bab Dua Puluh Sembilan
31
Bab Tiga Puluh
32
Bab Tiga Puluh Satu
33
Bab Tiga Puluh Dua
34
Bab Tiga Puluh Tiga
35
Bab Tiga Puluh Empat
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Bab Empat Puluh Enam
48
Bab Empat Puluh Tujuh
49
Bab Empat Puluh Delapan
50
Bab Empat Puluh Sembilan
51
Bab Lima Puluh
52
Bab Lima Puluh Satu
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Bab Enam Puluh Tujuh
69
Bab Enam Puluh Delapan
70
Promo Novel Terbaru
71
Bab Enam Puluh Sembilan
72
Bab Tujuh Puluh
73
Bab Tujuh Puluh Satu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!