Bab Dua Belas

Laura lalu mengetuk pintu kamar kedua orang tuanya. Dia meminta Adam menunggu di ruang tamu saja. Biar nanti sekalian dia mengatakan pada ayah dan ibu.

Dengan langkah pasti Laura berjalan menuju kamar orang tuanya. Mengetuk dan memanggil nama orang tuanya dengan suara pelan. Beberapa kali memanggil baru terdengar langkah kaki mendekati pintu.

"Siapa ...?" terdengar suara dari dalam kamar.

"Aku Laura, Bu!" jawab Laura.

Suara pintu dibuka. Tampak wajah sang ayah, bukan ibunya. Laura lalu mengulurkan tangan pada pria itu.

"Kenapa kau ...?" tanya ayah sambil memandangi wajah Laura dengan tatapan heran.

"Aku mau pamit, Yah," jawab Laura.

Dahi Pak Darimi berkerut mendengar ucapan Laura. Mungkin dia tak menyangka jika anak itu akan nekad pergi dari rumah.

"Mau pamit kemana kau? Ingat Laura ... sekali kau meninggalkan rumah ini, kau tak boleh kembali lagi!" seru Ayah Darimi dengan suara lantang.

Dari dalam kamar terdengar suara langkah kaki mendekati. Ternyata ibunya Laura. Dia lalu mendekati putrinya. Melihat anaknya yang telah siap untuk pergi.

"Apa kau benar-benar ingin mencari ayahmu? Apa kau tak akan menyesal nantinya?" tanya Ibu Sumarni.

Pak Darimi tampak tersenyum miris. Dia seperti meremehkan keputusan yang diambil Laura. Seakan itu adalah kesalahan besar.

"Biar saja dia mencari ayahnya. Biar tau bagaimana dia dulu dicampakkan dan tak diakui," ucap Ayah Darimi dengan Bu Sumarni.

"Ayah, Ibu, bagaimana aku bisa tau sikap ayah kandungku jika aku tak menemuinya. Bisa saja dulu aku dicampakan tapi sekarang kehadiran diharapkan. Bukankah Allah bisa membolak-balikkan perasaan seseorang," jawab Laura

Tekad Laura sudah bulat meninggalkan rumah. Bukan hanya karena ingin mencari ayah kandungnya saja, tapi untuk meninggalkan keluarga toxic ini. Dulu dia masih ada pertimbangan karena mengira anak kandung, sekarang setelah mengetahui jika dia hanya anak tiri sang ayah, dan anak yang tak diharapkan sang ibu, untuk apa lagi bertahan.

"Pergilah ...! Dan jangan pernah kembali!" usir Ayah sambil menunjuk pintu seolah memintanya pergi.

"Baiklah, Ayah. Aku minta maaf karena mungkin kehadiranku selama ini menjadi beban bagimu. Aku juga ingin mengucapkan terima kasih atas semua yang Ayah lakukan selama ini. Aku tak akan melupakan semua kebaikan Ayah yang telah sudi membesarkan aku walau bukan darah dagingmu. Sekali lagi terima kasih," ucap Laura.

Ayah Darimi tampak menarik napas berat. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya. Laura lalu menyalami kedua orang tuanya. Setelah itu memanggil Adam. Pria itu lalu berjalan mendekati.

"Om, Tante, aku pamit juga. Aku mohon maaf atas kesalahan yang mungkin pernah aku lakukan. Sampai kapan pun kalian tetap akan aku ingat, karena kalian adalah orang tua dari wanita yang paling aku cintai," ucap Adam.

"Om dan Tante juga minta maaf jika ada salah. Om berharap kamu tetap seperti saat Nayla masih ada. Jangan berubah," ucap Pak Darimi.

"Tante tak tau harus berkata apa. Terima kasih karena selama ini telah membuat Nayla bahagia. Semoga kamu mendapatkan jodoh yang baik," ucap Ibu Darimi dengan suara lembut. Laura memandangi ibunya, ada rasa sedih karena Bu Sumarni bisa begitu lembut dengan orang lain, berbeda jika dengan dirinya. Selalu saja berkata dengan nada tinggi.

Setelah menyalami kedua orang itu, Laura dan Adam lalu berbalik dan berjalan meninggalkan rumah ini. Sampai dihalaman rumah masih ada sedikit tetangga yang membantu membereskan semua bekas acara tadi.

Laura membalikan badannya. Memandangi rumah tempat dia dibesarkan, masih berharap sang ibu keluar melepas kepergiannya. Namun, harapan tinggal harapan. Bayangan ibunya saja tak ada tampak. Dia mencoba menahan air mata yang akan jatuh membasahi pipi.

"Selamat tinggal, Bu. Maafkan karena kehadiranku yang tak pernah diharapkan. Tapi, bagaimana manapun engkau membenciku, aku masih menghormati kamu sebagai ibuku. Doaku semoga dengan kepergian ku ini akan membuat kamu lebih bahagia. Mungkin ayah akan bisa lebih mencintai dan menghargai'mu!" seru Laura dalam hatinya.

Laura masuk ke dalam mobil. Adam menjalankan mobil meninggalkan halaman rumah dengan kecepatan sedang.

"Ibu, kenapa kau tidak bunuh saja aku saat dilahirkan jika akhirnya kamu menelantarkan aku. Sejak umur 10 tahun, tidak pernah sekalipun kamu sebagai ibu memeluk aku lagi walau aku sakit. Mengapa aku dibiarkan hidup? Mengapa aku disusui? Karena seandainya aku mati pada saat dilahirkan, sekarang ini aku sudah tenang, tertidur dan beristirahat. Tidak merasakan penderitaan hidup ini!" gumam Laura dalam hatinya.

Adam yang melihat itu, membiarkan saja Laura menangis. Agar gadis itu bisa meluapkan semuanya.

"Ibu, di banyak cerita yang kudengar, ibu akan mendekap dan memeluk putrinya dan tak akan membiarkan air matanya membasahi pipinya. Tapi ibu, kenapa tubuhmu itu terlalu jauh untuk tempatku mengadu? Omong kosong dan kepalsuan orang-orang di sekitarku adalah alasan utama mengapa aku suka sendirian."

Kembali Laura bicara pada dirinya sendiri. Dalam hatinya berdoa jika keputusan yang diambil saat ini adalah yang terbaik.

Sementara itu ketika Laura mulai meninggalkan rumah, ibu langsung masuk ke kamar putrinya dan menguncinya dari dalam. Tak peduli suaminya yang masih berdiri di sana, dan memandanginya heran. Di dalam kamar sang putri, tangisnya pecah.

"Laura, maafkan jika ibu bukanlah ibu yang baik untukmu. Aku telah banyak memberikan kesedihan dan luka untukmu. Semoga keputusan yang kamu ambil saat ini adalah yang terbaik untukmu. Semoga kau mendapatkan kebahagiaan," doa ibu Sumarni.

Terpopuler

Comments

Eka ELissa

Eka ELissa

jgn kn mnghargai tu bndot mlhn smkin gila....dgn ibu kmu lau.....dia bkln di ijek harga diri nya kyak mu....jdi biarin aj jgn di pikirin atau di hiraukan biarin mreka dptin krma nya....

2025-03-07

2

ken darsihk

ken darsihk

Semoga penyesalan mu bu Marni masih blm terlambat , terimakasih karena sdh mendoakan Laura anak mu
Doa tulus seorang ibu lebih mustajab berharap Laura akan baik 2 saja

2025-03-07

1

mbok Darmi

mbok Darmi

semoga ayah kandung mu benar mau menerima kamu laura jgn lupakan hunasn dari ayah tirimu buktikan kamu bisa lebih sukses setelah keluar dari rumah toxic tersebut

2025-03-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!