Bab Tiga

"Apa yang kau lakukan pada anakku, Nayla?" tanya Ayah dengan suara yang penuh penekanan.

Laura tampak ketakutan. Dia menunduk tak berani menatap wajah sang ayah. Sedangkan ibunya tampak menangis di samping Pak Darimi. Sepertinya dia juga baru dimarahi suaminya.

"Maaf, Yah. Aku tak bermaksud mencelakai Nayla. Semua murni kecelakaan," jawab Laura.

Ayah lalu memandangi sekujur tubuhnya Laura. Luka lecet banyak terdapat di tubuhnya. Tadi gadis itu telah diobati.

"Kenapa bukan kamu saja yang sekarat? Kenapa harus Nayla? Dasar anak sial!" seru Ayah dengan suara agak keras. Jika saja tak di rumah sakit, mungkin Laura telah di caci maki dan di pukul seperti yang biasa dia lakukan.

Ibu lalu mendekati putrinya. Dia tampak sangat sedih dan terpukul.

"Dimana adikmu? Bukankah sudah ibu katakan, jangan ngebut. Hati-hati," ucap Ibu Sumarni.

Laura menarik napas dalam. Tak ada satu orang pun di dunia ini yang menginginkan mengalami kecelakaan. Begitu juga dengan dirinya.

"Bu, aku sudah berhati-hati. Maaf jika tetap mengalami kecelakaan," jawab Laura dengan suara pelan.

Ibu Sumarni tak lagi menjawab ucapan putrinya karena ada dokter yang datang menghampiri. Ayah dan ibu di minta menemui dokter di ruangannya.

**

Ruang ICU itu tampak sunyi, hanya suara bip mesin medis yang terdengar monoton, seolah menghitung detak hidup Nayla yang perlahan memudar. Cahaya lampu putih yang terpasang di langit-langit menerangi ruangan tersebut, menciptakan suasana steril yang kaku dan menegangkan. Tubuh Nayla terbaring lemah di antara selang dan alat-alat medis, wajahnya tampak pucat, tetapi matanya yang setengah tertutup itu menyimpan kilatan harapan yang hampir tak terlihat.

Di sudut ruang, Laura, kakaknya, duduk dengan posisi menyerupai patung. Dahi yang berkerut dan lengan yang bergetar menggambarkan pertarungan batinnya. Mereka baru saja mengalami kecelakaan yang menimbulkan luka parah pada Nayla. Laura tidak bisa menyalahkan siapa pun, hanya perasaan bersalah yang menjalar di dalam hatinya, terbayang sepanjang jalan yang mereka lewati sebelum kecelakaan itu terjadi.

Ayah dan Ibu sedang menemui dokter. Operasi Nayla baru saja selesai. Laura masuk setelah diizinkan dokter.

"Nay, tolong jangan pergi," kata Laura pelan, suaranya bergetar. Dia menggenggam tangan Nayla yang dingin dan terhubung dengan berbagai alat. "Kamu akan menikah dan mencapai impianmu bersama Adam."

Mata Nayla terpejam, berusaha menahan rasa sakit yang mengoyak hatinya. Di dalam pikirannya, dalam ketidak sadaran dirinya terbayang acara pernikahan yang akan berlangsung. Begitu juga dengan Adam.

Nayla membuka matanya sedikit, mencoba meraih tangan kakaknya dengan lemah. Laura terkejut merasakan sentuhan di tangannya. Dia tersenyum melihat Nayla membuka matanya.

"Kak," kata Nayla, dengan suara yang nyaris tak terdengar. "Kalau aku ... kalau aku pergi, jangan tinggalkan ayah dan ibu. Aku yakin, sebenarnya mereka juga menyayangi Kakak."

Laura tidak bisa menahan air matanya. Segera dia mengangguk, kekuatannya seolah terkuras habis. "Tentu. Aku janji. Tapi kamu harus berjuang, Nay! Buktikan kepada semua orang kalau kamu bisa melewati ini!" Suaranya mengandung segala ketegangan yang dia rasakan.

"Maaf, Kak." Ujar Nayla dengan suara yang hampir seperti bisikan. Tubuhnya bergetar saat mencoba berbicara lebih lanjut. "Aku ... aku nggak tahu berapa lama aku bisa bertahan di sini. Maaf, jika aku tak bisa menemani kakak lagi."

Laura menundukkan kepala, merasakan air mata mulai menggenang di matanya. "Jangan bilang begitu, Nay! Kamu harus berjuang. Jangan tinggalkan aku. Kami semua butuh kamu. Terutama ayah, ibu dan Adam."

"Kak Laura," Nayla terbatuk batuk, mencoba mengumpulkan tenaga untuk berbicara. "Aku ingin ... ingin kakak menggantikan posisi aku menjadi pendamping Mas Adam jika aku harus pergi ...."

Saat Nayla mengatakan itu pintu ruangan ICU terbuka. Terlihat ayah, ibu dan Adam masuk mendekati mereka.

Adam langsung memeluk Nayla. Mengecup dahi gadis itu. Dia meraih tangan kekasihnya. Mengecupnya pelan.

"Nay, kamu harus bertahan. Kamu masih ingatkan dengan mimpi kita. Menikah dan memiliki keluarga yang harmonis dengan dua orang anak," ucap Adam sambil terus mengecup tangan tunangannya.

Dengan suara yang terbata-bata, Nayla memanggil ayah, ibu, dan calon suaminya, Adam, untuk mendekatinya. Mereka semua berdatangan ke samping tempat tidur Nayla, wajah mereka penuh dengan kekhawatiran dan kasih sayang.

"Ayah, Ibu, Mas Adam," Nayla berkata dengan suara yang terbata-bata. "Aku ingin meminta sesuatu kepada kalian."

Ayah, ibu, dan Adam, mereka semua memandangi Nayla dengan wajah yang penuh dengan kekhawatiran. "Apa itu, Nayla?" ayah Nayla bertanya dengan suara yang lembut. Dia mencoba menahan air matanya. Entah apa yang dokter katakan. Sehingga semua keluarga boleh berkumpul di ruang ICU tersebut. Padahal biasanya hanya mengizinkan dua orang pengunjung yang masuk.

Nayla mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya. Dadanya terasa sesak. "Aku ingin kalian menikahkan Adam dengan Laura, kakakku. Jika aku pergi selamanya."

Semua orang di ruangan itu terkejut dengan permintaan Nayla. Adam memandang Nayla dengan wajah yang penuh dengan kebingungan, sementara ayah dan ibu Nayla memandangnya dengan wajah yang sedih.

"Nayla, apa yang kamu maksud?" ibu Nayla bertanya dengan suara yang lembut. "Kenapa kamu ingin Adam menikah dengan Laura?"

Nayla kembali mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Aku ingin Adam bahagia, dan aku tahu bahwa Kak Laura akan membuatnya bahagia. Aku juga ingin ayah dan ibu tidak menyalahkan Kak Laura atas kecelakaan ini. Aku tahu bahwa Kak Laura tidak bersalah, dan aku tidak ingin dia merasa bersalah."

Semua orang di ruangan itu memandang Nayla dengan wajah yang sedih dan berduka. Mereka semua tahu bahwa Nayla telah mengalami kecelakaan yang sangat parah, dan bahwa dia harus menghadapi kenyataan bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Dokter ternyata telah mengizinkan mereka masuk karena melihat harapan hidup bagi Nayla hanya tersisa sedikit.

"Nayla, jangan berkata begitu. Kamu harus kuat. Berjuanglah, Sayang," ucap Adam.

"Mas Adam, aku tak kuat. Aku ingin pergi. Jika kamu memang sangat mencintaiku, kabulkan keinginanku. Menikahlah dengan Kak Laura dan buat dia bahagia!"

Melihat Nayla yang kesulitan dalam bicara, dia lalu menyetujui keinginan sang kekasih. Dalam hatinya Adam berkata, biar saja dia berjanji akan menikahi Laura, tapi jika Nayla selamat, tetap saja mereka yang akan menikah.

"Aku akan melakukan apa yang kamu inginkan, Nayla," Adam berkata dengan suara yang lembut. "Aku akan menikah dengan Laura, dan aku akan membuatnya bahagia."

Nayla lalu mencoba meraih tangan ayah dan ibunya. Mereka berdua makin mendekat ke ranjang putrinya.

"Ayah, berjanjilah jika Ayah dan Ibu tak menyalahkan Kak Laura, karena aku yang memintanya mengantar aku pergi. Dia tak bersalah. Sayangilah Kak Laura, dan buat dia bahagia seperti Ayah dan Ibu memperlakukan aku." Nayla berkata dengan terbata.

Ayah dan ibu Nayla juga mengangguk, wajah mereka penuh dengan kasih sayang. "Kami akan melakukan apa yang kamu inginkan, Nayla," ayah Nayla berkata dengan suara yang lembut. "Kami akan membuat Laura bahagia, dan kami akan membuat kamu bahagia juga."

Ayah terpaksa mengatakan itu agar Nayla tak berpikir lebih banyak. Walaupun dalam hatinya berkata lain.

Terpopuler

Comments

Eka ELissa

Eka ELissa

tu....Bu knp kmu ikutan jht....ank mu di caci maki gtu...kn mreka SMA kluar dri prut mu mskipun BP yg brbeda jgn egois dong jdi orang kmu prgi ma lau saat ini juga GK bkln mati ko.....udh prgi aj dri bp monster itu ..../Awkward//Awkward//Awkward//Awkward//Cleaver//Cleaver//Cleaver//Cleaver/

2025-03-02

4

ken darsihk

ken darsihk

mam Reni maaf aq lupa kalau ada buku ini , nggak pernah dapat notif mam 🙏🙏

2025-03-06

1

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

aku mewek baca part ini, mungkin ini awal kesengsaraan laura lebih dalem lg bkn bahagia yg di dpt laura
yg sabar ya laura

2025-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!