17. Undangan dari Evan

Violet baru saja keluar dari kamar mandi ketika sebuah notifikasi muncul di layar ponselnya. Dengan rambut yang masih setengah basah, ia meraih benda pipih itu dan melihat nama pengirim pesan.

Kak Evan

Malem, Violet. Gue ada undangan buat menghadiri acara band gue besok nih. Kalau lagi nggak sibuk, dateng ya.

"Arghhh!" Violet malah melemparkan ponselnya karena reflek. "A-apa itu tadi? Aku di WA duluan sama Kak Evan?!"

Violet menatap ponselnya yang tergeletak di atas lantai dengan tatapan takut-takut. Dia takut jika ternyata yang ia lihat hanya halusinasinya saja. Jadi ia pun mengambil ponselnya sambil sedikit mengintip. Gimana kalau pesan itu hilang saat dia melihatnya lagi?

"Real!" Matanya sontak berbinar saat mengetahui kalau pesan itu tidak hilang. "Ya ampun! Kak Evan beneran ngechat aku duluan! Aaaaaaaa!"

Violet melompat-lompat sambil berteriak kegirangan.

Tok! Tok! Tok!

"WOY! Jangan berisik woy!" teriak seseorang dari luar kamar.

Violet langsung membungkam mulutnya sendiri. Astaga, ia sampai lupa kalau sekarang sudah malam. "Maaf!" balasnya dengan suara tertahan. Setelah beberapa saat hening, ia menghela napas lega. Tapi kemudian, senyumnya kembali mengembang saat ia kembali menatap layar ponsel.

"Aku screenshot ah, biar bisa aku bingkai buat kenang-kenangan," gumamnya penuh suka cita, bahkan sampai mencium layar ponselnya berkali-kali.

...----------------...

"Hold my hand, Don’t, don’t tell your friends, Cerita kemarin Ku ingat permanen, manismu kaya permen I hope this never end, Oke you’ll be my gwen and I’ll be the Spiderman"

Di dalam kamar, William perlahan membuka matanya. Ia mengerjapkan mata, mencoba mengumpulkan kesadaran. Alisnya berkerut saat mendengar suara nyanyian dari luar.

"Sakit dadaku, ku mulai merindu, Ku bayangkan jika kamu tidur di sampingku, Di malam yang semu, pejamkan mataku, Ku bayangkan tubuhmu jika di pelukanku..."

"Purple?" gumamnya setengah sadar.

Ia meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja, dan matanya membelalak saat melihat jam.

Pukul 05:00.

Dengan gerakan cepat, ia bangkit dari ranjang dan membuka pintu. Dari sana, ia melihat pemandangan yang membuatnya terdiam sesaat.

Violet sedang bersih-bersih sambil bernyanyi dengan semangat. Ia memegang gagang sapu seperti mikrofon dan menghayati lirik lagu yang ia nyanyikan seolah sedang konser.

"Malam chaos ini ku terasa sepi, tak mau sendiri… I need you here with me…"

Dengan penuh penghayatan, Violet memutar tubuhnya—dan langsung menjerit saat melihat William berdiri dengan tangan terlipat di depan dada.

"BUSET! SETAN!"

William mendengus kesal. "Heh, ngawur! Siapa yang kamu bilang setan, hah?!"

Violet menepuk dadanya sendiri. "Ya lagian ngapain sih Om tiba-tiba berdiri di sana tanpa ngomong apa-apa? Saya kan jadi kaget!"

"Justru saya yang mau tanya sama kamu. Apa yang kamu lakukan di apartemen saya jam segini, hah? Terus kamu pikir saya budeg apa sampai nggak bisa dengar suara sumbang kamu itu? Kamu tuh udah ganggu tidur saya tau!"

Violet nyengir, lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hehe, maaf Om… Habisnya aku agak takut tadi, jadi sambil nyanyi deh biar nggak kerasa sepi."

William menghela napas panjang. "Lagian, ngapain sih kamu bersih-bersih jam segini? Ada kelas pagi hari ini?"

"Oh, nggak kok Om. Hari ini aku free dari kelas! Justru aku datang pagi-pagi karena nanti aku mau pergi seharian!"

Ekspresi bahagia Violet membuat William mengerutkan kening curiga. "Kamu mau ke mana emangnya?"

"Aku mau nonton penampilan band nya Kak Evan!" jawabnya penuh semangat.

William menaikkan alis. "Hah? Emang band dia ada yang nonton?"

"Ih, ada lah Om! Band-nya Kak Evan itu meskipun baru merintis udah terkenal di kampus! Fansnya banyak! Dan aku adalah salah satu orang paling beruntung karena diundang langsung sama Kak Evan!"

Alis William terangkat. "Evan ngundang kamu?"

"Iya!" Jawab violet sambil mengangguk bangga.

William mencibir. "Jangan senang dulu kamu. Bisa aja dia undang semua orang karena sebenarnya nggak ada yang mau nonton."

Mata Violet langsung mendelik. "Astaga, Om! Julid banget sih sama anak sendiri!"

"Biarin aja, lagian ngeband begitu buat apa sih? Nggak ada manfaatnya. Lebih baik dia fokus kuliah dan meneruskan perusahaan yang sudah saya rintis susah payah," kata William sambil berjalan menuju dapur.

"Heh, Om, nggak semua orang pengen jadi pengusaha kali!" balas Violet dengan nada menantang.

"Tapi semua orang pengen jadi orang kaya," William meraih botol air mineral dari dalam kulkas, membukanya, lalu meneguknya perlahan sambil menatap Violet. "Iya kan?"

Violet mendengus sambil melipat tangan di dada. "Ah, Om nggak ngerti kesenangan anak muda sih. Pasti dulu masa kecil Om kurang bahagia, ya?"

"Heh, enak aja kalau bicara. Saya justru sangat bahagia saat menghabiskan masa muda saya di Amerika!" William menyeringai bangga.

Violet mencibir. "Huh, sombong amat!"

"Memang kenyataannya begitu! Saya dulu juga bersenang-senang, tapi saya tahu mana yang harus saya prioritaskan. Saya tetap belajar untuk mencapai mimpi saya, dan buktinya sekarang saya sukses," balas William tegas.

"Tapi kan, Om, kehidupan Om sama kehidupan anak Om itu beda. Siapa tahu ini memang pilihan Kak Evan kan? Lagian, mana Om tahu kalau Kak Evan sebenarnya belajar mati-matian juga di samping ngeband? Jadi jangan cuma melihat dia dari sisi buruknya aja dong!"

William menatap Violet heran. "Habis makan apa sih, kamu tadi? Kenapa omongan kamu tiba-tiba jadi sok bijak begitu?"

"Mana ada aku sarapan jam segini? Aku nggak akan makan sampai nanti, Om, karena kemarin aku udah makan banyak. Biar nanti pas Kak Evan lihat, perutku nggak buncit," jawab Violet dengan polos.

William melongo. "Astaga, kenapa kamu harus menyiksa diri kamu sendiri begitu sih?"

"Om mana ngerti, ini urusan perempuan. Udah ah, Om tuh malah ganggu aku bersih-bersih dari tadi. Sana tidur lagi aja deh!" Violet melambaikan tangannya, menyuruh William pergi.

William terbelalak, tak menyangka akan diusir dari rumahnya sendiri. "Mana bisa saya tidur kalau kamu nyanyi dengan suara fals kamu itu?"

"Enak aja! Suaraku tuh merdu kali, Om! Kata Mama suaraku mirip Raisa!" protes Violet, menatapnya dengan kesal.

"Iya, Raisa kalau lagi sakit tenggorokan," celetuk William sebelum berbalik meninggalkan Violet.

Violet hanya bisa mendengus sebal, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.

...----------------...

"Pak? Pak? Apa Anda mendengar saya?" Sekretaris William mengetuk meja beberapa kali untuk mendapatkan perhatiannya. William terperanjat dari lamunan, lalu menatap sang sekretaris.

"Ya? Kenapa?"

"Bapak dari tadi nggak dengerin omongan saya?"

William tersenyum kecut. "Maaf, saya agak tidak fokus tadi. Bisa kamu ulangi?"

"Baik, Pak. Jadi begini—" Sekretaris William mulai menjelaskan ulang. Tapi ternyata William masih tidak fokus karena sekarang pikirannya hanya tertuju pada satu orang, yaitu Violet.

Si Purple sekarang lagi pakai baju apa ya? Duh, dia kan suka pakai yang agak terbuka. Nanti pasti para laki-laki akan melihatnya. Gimana kalau ada yang mengganggu dia? Terus kenapa sih si Evan pakai ada acara ngundang dia segala? Kan anak itu jadi kesenangan. Bikin kesal aja.

"Pak?" Lamunan William lagi-lagi buyar saat mendengar ucapan sang sekretaris. Sekretarisnya itu sekarang menatap William dengan wajah lelah. Ekspresinya jelas berkata, Bapak nggak dengerin saya lagi, ya?

William jadi merasa bersalah. Tapi ia yakin seratus persen sekarang dirinya tidak akan bisa fokus bekerja gara-gara kepikiran Violet.

Air jampi-jampi sialan, rutuknya dalam hati.

"Hari ini kita tidak ada pertemuan dengan klien penting, kan?" tanya William pada sang sekretaris. Sekretarisnya langsung sigap mengecek jadwal dari tabletnya.

"Tidak ada, Pak. Hari ini jadwal Bapak hanya—"

"Bagus," potong William tanpa memberikan kesempatan pada sekretarisnya untuk melanjutkan. "Jadi, apa kamu mau menemani saya?"

Alis sang sekretaris bertaut. "Ke mana, Pak?"

"Nonton festival musik. Kamu suka musik?"

"Ya?"

Terpopuler

Comments

Aisyah Ranni

Aisyah Ranni

Yang pasti bukan nonton anaknya ngeBand ya om,tp lihat pujaan hati si Purple jampi jampi 😃takut dicolek cwok lain, ternyata om Will sangat Posesif

2025-02-25

3

D_wiwied

D_wiwied

wkwkwk papa gebetan dibilang setan/Facepalm//Facepalm/

2025-03-31

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

lah nti sekretarismu baper loh pak will 😅

2025-03-07

1

lihat semua
Episodes
1 1. Si Gadis Cantik
2 2. Iklan
3 3. Salah Sasaran
4 4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5 5. Gadis Aneh
6 6. Purple
7 7. Nggak Kangen Aku, Om?
8 8. Ada Bayangmu
9 9. Tanggung Jawab!
10 10. Obat Penawar
11 11. Hari Pertama
12 12. Kemarahan William
13 13. Jatuh Cinta?
14 14. Aji Mumpung
15 15. Janji
16 16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17 17. Undangan dari Evan
18 18. Festival
19 19. Violet Patah Hati
20 20. Evan Patah Hati
21 21. Pergolakan
22 22. Klub Malam
23 23. Obat
24 24. Cowok Sempurna
25 25. Gelisah
26 26. Ketegangan
27 27. Kangen
28 28. Jangan Dekat-Dekat
29 29. Modus William
30 30. Keren
31 31. Ganteng
32 32. Malam
33 33. Kantor
34 34. Kesalahan Besar
35 35. Getaran Hati
36 36. Semakin Gila
37 37. Pacar Baru Evan
38 38. Galau
39 39. Tawaran Evan
40 40. Akhir
41 41. Rasa Yang Aneh
42 42. Hari-hari Setelahnya
43 43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44 44. Pengakuan
45 45. Kecurigaan Evan
46 46. Kena Kau
47 47. Mamah Muda
48 48. Mau Saya Temani Tidur?
49 49. Saingan
50 50. Mantan Istri William
51 51. Pacaran sama Om Om
52 52. Sayang~
53 53. Calon Anak
54 54. Tak Sabar
55 Pengumuman Tidak Update
56 55. Bahagia
57 56. Api Cemburu
58 57. Aku Nggak Cemburu!
59 58. Melampaui Batas
60 59. Hanya Kamu
61 60. Restu
62 61. Pertemuan Tak Terduga
63 62. Ditolak!
64 63. Rencana William
65 64. Harga Diri Seorang Suami
66 65. Damai
67 66. Persiapan William
68 67. Siasat William
69 68. I Love You
70 69. Nyamuk
71 70. Tukang Bully
72 71. Kencan Ekstrem
73 72. Ketahuan Deh!
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Si Gadis Cantik
2
2. Iklan
3
3. Salah Sasaran
4
4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5
5. Gadis Aneh
6
6. Purple
7
7. Nggak Kangen Aku, Om?
8
8. Ada Bayangmu
9
9. Tanggung Jawab!
10
10. Obat Penawar
11
11. Hari Pertama
12
12. Kemarahan William
13
13. Jatuh Cinta?
14
14. Aji Mumpung
15
15. Janji
16
16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17
17. Undangan dari Evan
18
18. Festival
19
19. Violet Patah Hati
20
20. Evan Patah Hati
21
21. Pergolakan
22
22. Klub Malam
23
23. Obat
24
24. Cowok Sempurna
25
25. Gelisah
26
26. Ketegangan
27
27. Kangen
28
28. Jangan Dekat-Dekat
29
29. Modus William
30
30. Keren
31
31. Ganteng
32
32. Malam
33
33. Kantor
34
34. Kesalahan Besar
35
35. Getaran Hati
36
36. Semakin Gila
37
37. Pacar Baru Evan
38
38. Galau
39
39. Tawaran Evan
40
40. Akhir
41
41. Rasa Yang Aneh
42
42. Hari-hari Setelahnya
43
43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44
44. Pengakuan
45
45. Kecurigaan Evan
46
46. Kena Kau
47
47. Mamah Muda
48
48. Mau Saya Temani Tidur?
49
49. Saingan
50
50. Mantan Istri William
51
51. Pacaran sama Om Om
52
52. Sayang~
53
53. Calon Anak
54
54. Tak Sabar
55
Pengumuman Tidak Update
56
55. Bahagia
57
56. Api Cemburu
58
57. Aku Nggak Cemburu!
59
58. Melampaui Batas
60
59. Hanya Kamu
61
60. Restu
62
61. Pertemuan Tak Terduga
63
62. Ditolak!
64
63. Rencana William
65
64. Harga Diri Seorang Suami
66
65. Damai
67
66. Persiapan William
68
67. Siasat William
69
68. I Love You
70
69. Nyamuk
71
70. Tukang Bully
72
71. Kencan Ekstrem
73
72. Ketahuan Deh!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!