14. Aji Mumpung

"WHAT?!" Suara Violet meninggi, membuat William refleks menutup kedua telinganya. "TOLONGGG, ADA ORANG MESUM!!" Ia masih lanjut berteriak.

"Hei, hei, tutup mulut kamu!" William buru-buru membekap mulut Violet dengan telapak tangannya yang besar. "Nanti orang-orang bisa salah paham!"

"Salah paham apanya? Orang jelas-jelas Om bilang sendiri kalau mau cium aku! Itu apa namanya kalau bukan mesum?!"

"Astaga, bukan begitu maksud saya! Kamu kan tanya apa saya beneran jatuh cinta sama kamu gara-gara air jampi-jampi itu? Ya, saya jawab kalau saya memang jatuh cinta sampai pengen mencium kamu, gitu!"

"Jadi, sebenarnya Om mau cium aku apa nggak?"

"Nggak!" tukas William kesal, lalu melepaskan bekapannya dari mulut Violet. "Lagian saya juga nggak mau nyium bibir kamu yang bawel itu, nanti terkontaminasi!"

"Emangnya aku virus?" Violet bersungut-sungut. "Udah ah, Om. Aku mau pulang aja. Ternyata semua cowok di dunia ini sama aja, sama-sama mesum!"

"Sudah saya bilang saya tidak—" William tidak sanggup melanjutkan kata-katanya karena sudah terlalu lelah berdebat. "Sudahlah, percuma ngomong sama kamu. Ayo, saya antar pulang."

"Hah? Ngapain Om mau anter saya pulang segala?" Violet sudah memasang wajah waspada.

"Astaga, Purple, saya itu cuma khawatir sama keselamatan kamu. Lagian, kamu memangnya nggak takut kalau kejadian tadi terulang lagi? Apalagi baju kamu sekarang itu terlalu mengundang orang-orang brengsek seperti mereka!"

"Memang apa yang salah sama baju aku?" Violet menatap penampilannya sendiri. Saat ini dirinya memakai kemeja oversize dan celana pendek. "Ini tuh cute, tahu!"

"Iya, cute di mata kamu! Tapi menggoda di mata para pria!"

Violet langsung mendelik. "Jadi, Om juga tergoda sama aku?"

"Arghhh! Terserah kamu lah, Purple! Pusing saya ngeladenin omongan kamu terus!"

...----------------...

Seperti biasa, percakapan mereka selalu berakhir dengan perdebatan panjang. William yang malas bicara harus menghadapi Violet yang polos dan banyak tanya. Perdebatan mereka baru benar-benar selesai saat mobil mewah William berhenti di depan kosan Violet.

"Makasih ya, Om, udah nganter saya, meskipun saya nggak minta," ujar Violet sambil mencibir.

"Ya ampun, kamu tuh terima kasihnya ikhlas nggak sih?" William menggeleng-gelengkan kepalanya. Violet hanya menjulurkan lidahnya keluar sebelum cepat-cepat kabur.

"Dasar gadis kurang ajar," gerutu William dari dalam mobil sambil melihat kepergian Violet. "Tapi kok lucu..." Sedetik kemudian, William terbelalak saat menyadari ucapannya sendiri. "Kamu sudah gila, William!"

...----------------...

Esok paginya, William sedang tidur di ranjangnya. Berulang kali pria itu bergerak dengan gelisah, ke kanan dan ke kiri.

Dalam mimpinya, ia sedang bercumbu mesra dengan Violet. Gadis itu begitu agresif menggoda dan menguasainya.

"Ah..." Tanpa sadar, William mengigau sambil mendesah. Mimpi itu terasa begitu nyata, dan ia merasa sangat menikmatinya. Meskipun saat bangun nanti, ia pasti hanya bisa menghela napas panjang sambil mengumpat.

Ngingggg!

Dahi William berkerut. Di dalam mimpinya, suara Violet tiba-tiba berubah menjadi dengingan. Lalu—

Ngingggg!

William sontak membuka mata, napasnya terengah-engah akibat mimpi panas yang baru saja dialaminya.

"Sialan!" umpatnya saat menyadari celananya basah. "Kenapa aku jadi kayak remaja baru baligh begini sih?! Sampai kapan aku harus mengalami hal-hal kayak gini terus?!" desahnya frustrasi. Namun, rasa frustasinya tak bertahan lama karena ia kembali mendengar suara dari luar kamarnya.

Ngingggg!

Tubuh William langsung menegang. Suara itu ternyata bukan cuma di dalam mimpinya? Tapi, siapa yang ada di rumahnya pagi-pagi begini? Seingat William, dia tidak menyewa petugas bersih-bersih.

Apa jangan-jangan maling?

Kesadaran William langsung kembali. Ia buru-buru keluar dari kamar sembari membawa lampu meja sebagai senjata. Dengan waspada, ia membuka pintu dan siap melayangkan benda itu ke arah si maling. Tapi, untunglah ia belum melakukannya saat melihat siapa yang ada di sana.

"Purple? Ngapain kamu di sini?!"

Ternyata, sudah ada Violet di sana sedang membersihkan lantai menggunakan vacuum cleaner. Gadis itu hanya tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah William.

"Hai, Om."

William terperanjat. Tunggu, apa dirinya masih berada di dalam mimpi?

Saking bingungnya, William sampai menampar pipinya sendiri. Plak!

"Ah, sakit!" keluhnya.

"Eh, Om! Kenapa sih?! Kenapa tiba-tiba nampar pipi sendiri?!" Violet buru-buru mendekat karena panik.

"Stop!" William buru-buru mengangkat tangannya, melarang Violet untuk mendekat. Bukan hal baik melihat gadis itu setelah dirinya baru saja bermimpi yang tidak-tidak. Dan, astaga, bahkan celananya masih basah!

"Te-terusin kerjaan kamu! Saya mau masuk!" William buru-buru masuk kembali ke dalam kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Violet hanya terheran-heran.

"Kenapa sih dia? Ah... lagi cepirit kali ya... Biarin aja deh," ujar Violet sambil menggelengkan kepalanya, lalu melanjutkan membersihkan lantai.

Ngingggg!

...----------------...

William kembali keluar dari kamar setelah selesai mandi dan sudah mengenakan setelan rapi kantornya. Sebelum membuka pintu, ia terlebih dulu menenangkan pikirannya.

"William, ingat, kamu itu pria dewasa. Kamu harus menahan diri. Ini kenyataan, bukan mimpi," katanya menguatkan diri. Setelah itu, ia pun segera keluar.

"Hai, Om!" Lagi-lagi, yang menyambut William adalah senyuman manis Violet. "Sini, Om, udah aku buatin sarapan!" katanya sambil melambaikan tangan.

Alih-alih senang, William malah mengernyitkan dahi heran. Ia menatap ke sekeliling apartemen, memastikan tidak ada yang rusak atau hilang.

"Kenapa sih, Om? Kok malah diem aja kayak patung?" tanya Violet heran.

"Kamu nggak ngerusak dapur saya, kan?"

"Ya ampun, ya nggak lah, Om! Lihat nih, dapur Om masih utuh dan bersih!"

"Ya siapa tahu," William mengangkat bahu. "Daripada nanti saya harus bayar denda dua ratus juta lagi."

Violet memberengut sambil menggerutu. "Ya ini kan saya lagi berusaha menebus kesalahan saya Om..."

"Tunggu." William menyipitkan mata saat menyadari sesuatu. "Ngomong-ngomong, gimana caranya kamu bisa masuk ke sini?!"

"Ya lewat pintu lah, Om. Masa saya manjat gedung?" jawab Violet santai.

"Itu dia masalahnya! Gimana kamu bisa dapat akses masuk ke sini?!"

"Satpam yang kemarin kan ngasih kuncinya ke saya," ujar Violet sambil mengeluarkan kartu akses dari sakunya.

"Astaga..." William menepuk jidatnya. "Kenapa kemarin nggak kamu balikin ke saya?"

"Lupa," jawab Violet enteng.

William hanya bisa menghela napas panjang, lalu menatap Violet yang kini duduk di depannya. "Emangnya, Kamu nggak takut balik ke sini lagi?"

"Hm?" Violet menatap William heran. "Takut kenapa?"

"Ya, kan kemarin kamu baru mengalami kejadian yang nggak enak," kata William hati-hati.

"Oh, nggak papa kok. Lagian kan kata Om, komplek ini aman, jadi kenapa harus takut?"

"Iya sih, tapi kalau di luar komplek ini gimana? Apalagi kamu kan cantik, jadi—" William langsung berhenti saat menyadari ucapannya sendiri.

Violet langsung menyunggingkan senyum nakal. "Berarti aku cantik ya, Om?"

"Nggak," William buru-buru memalingkan wajah. "Saya begini karena efek air jampi-jampi kamu itu."

"Cih," Violet mendengus kesal. "Tapi kalau dipikir-pikir, kayaknya ini hal yang bagus, deh."

Kening William berkerut. "Hal bagus buat apa?"

"Buat aku," jawab Violet riang. "Om kan jatuh cinta sama aku nih, jadi otomatis aku bisa manfaatin Om dong."

"Enak aja. Saya nggak semudah itu buat kamu manfaatin, ya. Meskipun saya sekarang jatuh cinta, tapi saya masih pakai logika."

Violet terdiam sejenak, lalu tiba-tiba tangannya menyenggol gelas di atas meja.

Prang!

"Aduh..." Violet meringis kesakitan.

"Hei, hei, hei! Kamu kenapa?!" William panik, langsung mendekati Violet. "Kamu terluka? Seberapa parah? Astaga, ayo kita ke rumah sakit!"

Violet tak menjawab, kepalanya masih tertunduk.

"Hei, Purple! Jawab saya!" William semakin panik.

Perlahan, Violet mengangkat wajahnya sambil menyeringai jahil.

"Prank..." katanya dengan nada menggoda. "Tuh, kan? Om bisa sepanik ini cuma karena aku kena pecahan gelas. Berarti aku bisa nih manfaatin Om!"

"Astaga, kamu tuh ya..." William menghela napas panjang, berusaha menenangkan emosinya. "Emangnya kamu mau manfaatin saya buat apa, sih? Minta dibeliin tas branded? Mobil? Atau rumah?"

"Ih, apaan sih, Om! Emangnya aku ani-ani? Aku nggak butuh semua itu!"

"Ya terus mau apa?"

"Mau minta Om comblangin aku sama Kak Evan!"

"Hah?!"

Terpopuler

Comments

mery harwati

mery harwati

Hahaha Purple aq lagi ngebayangin wajah cengo William saat kau minta nyomblangin ke Evan 🤣
Bagaimana rasanya Willi cemburu
sama anak sendiri? 😃

2025-02-23

2

jiee💚

jiee💚

ya ampun belum pacaran aja segemes ini gimana jadinya Klo pacaran berasa dunia milik berdua yg lain mah ngontrak wkwk

2025-02-23

1

Azahra Rahma

Azahra Rahma

di hati dan pikiran violet hnya ada Evan,,, tas branded dan barang mewah lainnya tidak berpengaruh

2025-02-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Si Gadis Cantik
2 2. Iklan
3 3. Salah Sasaran
4 4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5 5. Gadis Aneh
6 6. Purple
7 7. Nggak Kangen Aku, Om?
8 8. Ada Bayangmu
9 9. Tanggung Jawab!
10 10. Obat Penawar
11 11. Hari Pertama
12 12. Kemarahan William
13 13. Jatuh Cinta?
14 14. Aji Mumpung
15 15. Janji
16 16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17 17. Undangan dari Evan
18 18. Festival
19 19. Violet Patah Hati
20 20. Evan Patah Hati
21 21. Pergolakan
22 22. Klub Malam
23 23. Obat
24 24. Cowok Sempurna
25 25. Gelisah
26 26. Ketegangan
27 27. Kangen
28 28. Jangan Dekat-Dekat
29 29. Modus William
30 30. Keren
31 31. Ganteng
32 32. Malam
33 33. Kantor
34 34. Kesalahan Besar
35 35. Getaran Hati
36 36. Semakin Gila
37 37. Pacar Baru Evan
38 38. Galau
39 39. Tawaran Evan
40 40. Akhir
41 41. Rasa Yang Aneh
42 42. Hari-hari Setelahnya
43 43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44 44. Pengakuan
45 45. Kecurigaan Evan
46 46. Kena Kau
47 47. Mamah Muda
48 48. Mau Saya Temani Tidur?
49 49. Saingan
50 50. Mantan Istri William
51 51. Pacaran sama Om Om
52 52. Sayang~
53 53. Calon Anak
54 54. Tak Sabar
55 Pengumuman Tidak Update
56 55. Bahagia
57 56. Api Cemburu
58 57. Aku Nggak Cemburu!
59 58. Melampaui Batas
60 59. Hanya Kamu
61 60. Restu
62 61. Pertemuan Tak Terduga
63 62. Ditolak!
64 63. Rencana William
65 64. Harga Diri Seorang Suami
66 65. Damai
67 66. Persiapan William
68 67. Siasat William
69 68. I Love You
70 69. Nyamuk
71 70. Tukang Bully
72 71. Kencan Ekstrem
73 72. Ketahuan Deh!
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Si Gadis Cantik
2
2. Iklan
3
3. Salah Sasaran
4
4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5
5. Gadis Aneh
6
6. Purple
7
7. Nggak Kangen Aku, Om?
8
8. Ada Bayangmu
9
9. Tanggung Jawab!
10
10. Obat Penawar
11
11. Hari Pertama
12
12. Kemarahan William
13
13. Jatuh Cinta?
14
14. Aji Mumpung
15
15. Janji
16
16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17
17. Undangan dari Evan
18
18. Festival
19
19. Violet Patah Hati
20
20. Evan Patah Hati
21
21. Pergolakan
22
22. Klub Malam
23
23. Obat
24
24. Cowok Sempurna
25
25. Gelisah
26
26. Ketegangan
27
27. Kangen
28
28. Jangan Dekat-Dekat
29
29. Modus William
30
30. Keren
31
31. Ganteng
32
32. Malam
33
33. Kantor
34
34. Kesalahan Besar
35
35. Getaran Hati
36
36. Semakin Gila
37
37. Pacar Baru Evan
38
38. Galau
39
39. Tawaran Evan
40
40. Akhir
41
41. Rasa Yang Aneh
42
42. Hari-hari Setelahnya
43
43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44
44. Pengakuan
45
45. Kecurigaan Evan
46
46. Kena Kau
47
47. Mamah Muda
48
48. Mau Saya Temani Tidur?
49
49. Saingan
50
50. Mantan Istri William
51
51. Pacaran sama Om Om
52
52. Sayang~
53
53. Calon Anak
54
54. Tak Sabar
55
Pengumuman Tidak Update
56
55. Bahagia
57
56. Api Cemburu
58
57. Aku Nggak Cemburu!
59
58. Melampaui Batas
60
59. Hanya Kamu
61
60. Restu
62
61. Pertemuan Tak Terduga
63
62. Ditolak!
64
63. Rencana William
65
64. Harga Diri Seorang Suami
66
65. Damai
67
66. Persiapan William
68
67. Siasat William
69
68. I Love You
70
69. Nyamuk
71
70. Tukang Bully
72
71. Kencan Ekstrem
73
72. Ketahuan Deh!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!