8. Ada Bayangmu

Sementara William di dalam kantornya sibuk marah-marah sendiri, Violet di dalam kamar kostnya justru sedang berguling-guling di atas kasurnya dengan perasaan super bahagia. Berkali-kali, ia menatap layar ponselnya yang menunjukkan kontak bernama 'Kak Evan'.

"Ya ampun, mimpi apa aku semalam sampai bisa dapat nomor Kak Evan? Kayaknya hokiku setahun ini langsung kepake deh!" serunya, kaki menendang-nendang ke udara saking girangnya.

Namun, saat ia membuka foto profil Evan, senyumnya langsung memudar. Di sana, terlihat Evan berpelukan mesra dengan pacarnya. Seketika, kebahagiaannya menguap.

"Jangan menyerah, Violet. Ini baru permulaan. Percayalah, usaha tidak akan mengkhianati hasil!" ujarnya sambil mengangkat tangannya ke udara, mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Violet lalu membuka kolom chat nomor Evan, gatal sekali tangannya ingin mengirim pesan ke pria itu. Tapi, apa alasannya?

Violet lalu mencoba mengetik beberapa kata di sana.

'Malam kak, ini violet,' ketiknya, tapi kemudian segera dihapus lagi.

"Kak Evan kan udah tau ini nomerku, gimana sih?"

'Hai kak, udah tidur?' Ketiknya lagi, tapi buru-buru dihapus. "Haish, kenapa kesannya kaya aku ngebet banget pengen tau kabarnya kak Evan? Walaupun memang iya sih.. Tapi, gimana kalau kak Evan lagi sama pacarnya? Duh, bisa-bisa aku dilabrak,"

Violet sedikit bergidik, ngeri membayangkan jika hal itu terjadi. Pacarnya Evan terkenal sebagai cewek yang sangat posesif, tak segan melabrak cewek yang ia anggap sudah menggoda pacarnya. Violet sendiri meskipun tekadnya sangat kuat untuk mendapatkan Evan, tapi nyalinya tetap ciut kalau harus berhadapan dengan pacarnya Evan.

"Ngga usah chat dulu deh malam ini, besok-besok aja. Lagian kan yang penting aku udah punya nomernya Kak Evan," Dengan senyum puas, Violet mengecup layar ponselnya, lalu memeluknya erat di depan dada. Perlahan, ia memejamkan mata, membiarkan malamnya dipenuhi mimpi-mimpi indah.

...----------------...

Esok paginya, seperti biasa, sekretaris William tiba di kantor lebih awal.

Rutinitas pria berusia awal tiga puluhan itu adalah memilah berkas-berkas penting untuk hari ini dan meletakkannya di meja bosnya. Namun, begitu membuka pintu ruangan, ia langsung tersentak kaget.

"Astagfirullah!"

Saking terkejutnya, pria itu sampai jatuh terduduk, sementara berkas-berkas yang dibawanya berhamburan ke udara.

"Pa-Pak William?!"

Di depan matanya, William duduk di kursinya dengan wajah kusut dan pakaian yang sedikit berantakan. Ekspresinya terlihat menakutkan, seperti seekor singa yang sedang mengincar mangsa.

"Kamu kenapa sih? Kayak ngeliat hantu aja," tukas William ketus.

Sekretarisnya itu buru-buru mengumpulkan berkas yang berserakan, lalu mendekati William. Tatapannya penuh keheranan saat mengamati penampilan bosnya.

"Pak, semalaman Bapak nggak pulang?" tanyanya hati-hati.

"Hm," gumam William singkat.

Sekretaris itu memperhatikan wajah sang bos dengan lebih seksama. "Jangan-jangan… Bapak nggak tidur juga?"

"Hm." Kali ini William menjawabnya sambil memalingkan wajah.

"Ya ampun, Pak! Kenapa harus maksain diri begitu sih? Pekerjaan kan bisa dilanjutkan besok. Bapak juga perlu istirahat biar nggak sakit!"

William menghela napas, lalu bersandar di kursinya. "Saya jadi nggak bisa tidur karena kepikiran terus soal masalah perusahaan," jawabnya, berbohong. Mana mungkin dia mengaku kalau sebenarnya dia terjaga semalaman hanya karena kepikiran seorang gadis kecil?

Sekretarisnya menghela napas panjang. "Tapi kalau bapak begini terus, masalahnya juga nggak bakal langsung selesai, kan, Pak? Duh, Pak, coba mandi dulu deh. Biar mukanya lebih fresh."

William menyentuh wajahnya dengan heran. Padahal tadi malam dia sudah mandi berkali-kali gara-gara mimpi sialan itu. Masa masih kelihatan kusut juga?

"Hm, ya udah, saya mau cuci muka dulu deh," gumamnya akhirnya. Ia mengucek matanya yang berat sambil berpesan. "Oh iya, kayanya saya butuh kopi—"

Namun, begitu kata kopi keluar dari mulutnya, bayangan mimpi semalam langsung terlintas di kepalanya. Bayangan saat Violet di dalam mimpi memberikan kopi padanya. William buru-buru menggeleng keras.

"Nggak, nggak! Jangan kopi! Es aja! Yang banyak! Kalau bisa satu ember!"

Sekretarisnya menatapnya bingung. "Hah? Buat apa es sebanyak itu, Pak?"

"Buat nyiram muka saya!" seru William sebelum buru-buru menuju kamar mandi.

Sekretarisnya hanya bisa melongo, masih belum sepenuhnya memahami jalan pikiran bosnya yang tiba-tiba aneh itu.

...----------------...

Setelah selesai membersihkan diri, William dan sekretarisnya berangkat ke sebuah restoran mewah. Mereka memiliki janji meeting dengan seorang klien penting, seorang pemilik perusahaan alat kontrasepsi pria.

Begitu tiba, William langsung melihat seorang pria oriental berusia lanjut yang sudah menunggunya di meja VIP. Ia segera menghampiri.

"Mr. Wang!" William menyodorkan tangan dengan senyum ramah. "Astaga, suatu kehormatan Anda langsung menemui saya."

"Tentu saja." Mr. Wang menjabat tangannya erat. "Bagaimana mungkin aku tidak datang langsung? Yang kutemui ini kan pengusaha periklanan paling terkenal di negeri ini."

William tertawa kecil. "Ah, Mr. Wang bisa saja. Oh iya ya, sudah lama kita tidak bertemu."

Sekedar informasi, Mr Wang adalah klien pertama GS Marketing & Co saat William baru merintis perusahaannya. Bisa dibilang, mereka sudah berteman lama dalam dunia bisnis.

Setelah bersalaman, perhatian William tertuju pada seorang gadis cantik berpakaian seksi yang berdiri di sebelah Mr. Wang.

"Dan ini…?" tanyanya, matanya menelisik gadis cantik berpakaian minim itu.

"Halo, perkenalkan, saya Teresa," gadis itu langsung menyodorkan tangannya tanpa diminta, suaranya dibuat semanis mungkin. Bahkan, ia dengan sengaja membusungkan dadanya, seakan ingin memastikan William melihat aset besar yang ia miliki.

"Dia pacar baruku," bisik Mr. Wang dengan nada bangga. "Oh, dan dia juga akan jadi talent di iklan yang akan kamu produksi nanti."

William hanya tersenyum tipis. Sudah bukan rahasia kalau Mr. Wang ini gila wanita. Dengan alasan keluarganya tinggal di China, pria tua itu bebas berkeliaran dan menggoda wanita muda di negara ini. William yakin seratus persen bahwa para wanita yang bersama Mr. Wang hanya mengincar hartanya. Lihat saja, Teresa ini paling baru berusia awal dua puluhan, sedangkan usia Mr. Wang sudah lebih dari tujuh puluh tahun.

Setelah berbasa-basi sebentar, mereka mulai membahas pekerjaan. Di tengah obrolan, William beberapa kali memergoki Teresa melemparkan tatapan genit ke arahnya, bahkan sampai mengedipkan sebelah mata dan membuat gestur menggoda.

Hal seperti ini bukan hal baru bagi William. Dengan wajah tampan dan tubuh yang masih terjaga di usianya yang 44 tahun, William sudah terbiasa dikejar banyak wanita. Tapi biasanya, ia akan mengabaikan saja. Trauma setelah perceraiannya membuatnya enggan terlibat lagi dalam hubungan dengan wanita mana pun.

Di tengah pembicaraan, Mr. Wang tiba-tiba menyela. "Ah, aku butuh ke kamar mandi. Hey, tolong aku," katanya pada bodyguard-nya.

Dengan sigap, dua pengawal pribadi Mr. Wang mengawalnya ke kamar mandi VVIP, menyisakan William, sekretarisnya, dan Teresa di meja itu.

Begitu Mr. Wang pergi, Teresa semakin agresif. Ia kini berani menyentuh tangan William, jemarinya dengan lembut mengelus punggung tangannya.

"Hey…" Suaranya terdengar menggoda. "Nanti mau check-in sama aku?"

William menghela napas panjang, nyaris mendengus kesal. Mulutnya terbuka hendak menjawab, tapi tiba-tiba—

Matanya membelalak.

Karena di hadapannya, yang duduk bukan lagi Teresa.

Melainkan… Violet!

Seketika, napas William tercekat. Jantungnya berdegup kencang, darahnya berdesir hebat. Otaknya tahu itu tidak mungkin, tapi di matanya, itu terlihat sangat nyata.

Senyum genit Teresa, cara wanita itu menggodanya, bahkan tatapan matanya, semuanya sekarang terlihat seperti milik Violet.

Tanpa sadar, tangannya menepis tangan Teresa dengan cukup kuat.

Brak!

Teresa tersentak kaget. Tatapannya berubah marah, wajahnya memerah antara malu dan tersinggung.

Sementara itu, William buru-buru meraih gelas minumnya dan menenggaknya sampai habis.

Sialan! sepertinya ada yang salah denganku, aku harus segera ke dokter!

...----------------...

Tanpa menunda lagi, hari itu juga William langsung membuat janji temu dengan seorang dokter. Kini, ia duduk di ruang praktik dengan ekspresi tegang.

Dokter di hadapannya memeriksa hasil tesnya dengan serius. "Bagaimana, Dok? Apa ada yang salah dengan kesehatan saya?" tanyanya dengan cemas.

Dokter itu tersenyum tipis. "Anda baik-baik saja, Pak. Tidak ada masalah dengan kesehatan Anda."

William mengerutkan kening. "Tapi kenapa akhir-akhir ini jantung saya sering berdebar kencang? Saya juga sulit tidur karena kepikiran sesuatu."

Dokter menatapnya penuh minat. "Lebih tepatnya, apa yang membuat Anda kepikiran?"

William terdiam sejenak, lalu menjawab ragu. "Ada seorang wanita..."

Senyum dokter makin melebar. "Apakah wanita itu yang membuat jantung Anda berdebar?"

William mengangguk cepat. "Benar! Jadi, ini penyakit apa, Dok?"

Dokter itu menyandarkan punggung dan menatapnya penuh arti. "Itu bukan penyakit, Pak. Itu hanyalah respons psikologis yang sering terjadi pada manusia."

William semakin bingung. "Maksudnya Dok?"

Dokter tersenyum lebih lebar. "Singkatnya, Pak William... Anda sedang jatuh cinta."

Terpopuler

Comments

mery harwati

mery harwati

😀😀 Willi sepertinya es batu yang kamu pake bwt cuci muka tadi salah, harusnya es nya kamu minum, batunya kamu lempar ke Violet agar nyadar klo Evan gak tergila gila pada Violet seperti William ayahnya Evan yang sudah minum air jampi² & teringat terus pada Purple 🤣

2025-02-20

2

nd4r

nd4r

wagelaseeeeeh wes kawin nyok violet/Facepalm/

2025-02-20

1

Yenova Kudus

Yenova Kudus

lanjutt kak....mksh up nya

2025-02-19

1

lihat semua
Episodes
1 1. Si Gadis Cantik
2 2. Iklan
3 3. Salah Sasaran
4 4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5 5. Gadis Aneh
6 6. Purple
7 7. Nggak Kangen Aku, Om?
8 8. Ada Bayangmu
9 9. Tanggung Jawab!
10 10. Obat Penawar
11 11. Hari Pertama
12 12. Kemarahan William
13 13. Jatuh Cinta?
14 14. Aji Mumpung
15 15. Janji
16 16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17 17. Undangan dari Evan
18 18. Festival
19 19. Violet Patah Hati
20 20. Evan Patah Hati
21 21. Pergolakan
22 22. Klub Malam
23 23. Obat
24 24. Cowok Sempurna
25 25. Gelisah
26 26. Ketegangan
27 27. Kangen
28 28. Jangan Dekat-Dekat
29 29. Modus William
30 30. Keren
31 31. Ganteng
32 32. Malam
33 33. Kantor
34 34. Kesalahan Besar
35 35. Getaran Hati
36 36. Semakin Gila
37 37. Pacar Baru Evan
38 38. Galau
39 39. Tawaran Evan
40 40. Akhir
41 41. Rasa Yang Aneh
42 42. Hari-hari Setelahnya
43 43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44 44. Pengakuan
45 45. Kecurigaan Evan
46 46. Kena Kau
47 47. Mamah Muda
48 48. Mau Saya Temani Tidur?
49 49. Saingan
50 50. Mantan Istri William
51 51. Pacaran sama Om Om
52 52. Sayang~
53 53. Calon Anak
54 54. Tak Sabar
55 Pengumuman Tidak Update
56 55. Bahagia
57 56. Api Cemburu
58 57. Aku Nggak Cemburu!
59 58. Melampaui Batas
60 59. Hanya Kamu
61 60. Restu
62 61. Pertemuan Tak Terduga
63 62. Ditolak!
64 63. Rencana William
65 64. Harga Diri Seorang Suami
66 65. Damai
67 66. Persiapan William
68 67. Siasat William
69 68. I Love You
70 69. Nyamuk
71 70. Tukang Bully
72 71. Kencan Ekstrem
73 72. Ketahuan Deh!
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Si Gadis Cantik
2
2. Iklan
3
3. Salah Sasaran
4
4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5
5. Gadis Aneh
6
6. Purple
7
7. Nggak Kangen Aku, Om?
8
8. Ada Bayangmu
9
9. Tanggung Jawab!
10
10. Obat Penawar
11
11. Hari Pertama
12
12. Kemarahan William
13
13. Jatuh Cinta?
14
14. Aji Mumpung
15
15. Janji
16
16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17
17. Undangan dari Evan
18
18. Festival
19
19. Violet Patah Hati
20
20. Evan Patah Hati
21
21. Pergolakan
22
22. Klub Malam
23
23. Obat
24
24. Cowok Sempurna
25
25. Gelisah
26
26. Ketegangan
27
27. Kangen
28
28. Jangan Dekat-Dekat
29
29. Modus William
30
30. Keren
31
31. Ganteng
32
32. Malam
33
33. Kantor
34
34. Kesalahan Besar
35
35. Getaran Hati
36
36. Semakin Gila
37
37. Pacar Baru Evan
38
38. Galau
39
39. Tawaran Evan
40
40. Akhir
41
41. Rasa Yang Aneh
42
42. Hari-hari Setelahnya
43
43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44
44. Pengakuan
45
45. Kecurigaan Evan
46
46. Kena Kau
47
47. Mamah Muda
48
48. Mau Saya Temani Tidur?
49
49. Saingan
50
50. Mantan Istri William
51
51. Pacaran sama Om Om
52
52. Sayang~
53
53. Calon Anak
54
54. Tak Sabar
55
Pengumuman Tidak Update
56
55. Bahagia
57
56. Api Cemburu
58
57. Aku Nggak Cemburu!
59
58. Melampaui Batas
60
59. Hanya Kamu
61
60. Restu
62
61. Pertemuan Tak Terduga
63
62. Ditolak!
64
63. Rencana William
65
64. Harga Diri Seorang Suami
66
65. Damai
67
66. Persiapan William
68
67. Siasat William
69
68. I Love You
70
69. Nyamuk
71
70. Tukang Bully
72
71. Kencan Ekstrem
73
72. Ketahuan Deh!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!