4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia

Untuk beberapa detik, dunia seakan berhenti.

Violet masih terpaku di tempatnya, jantungnya berdebar kencang. Napasnya tercekat saat matanya menatap pria paruh baya yang kini terkapar di hadapannya.

Ya Tuhan, Violet! Apa yang sudah kamu lakukan?!

Sementara itu, pria yang ia tubruk menatapnya dengan pandangan tajam, wajahnya mengernyit kesakitan.

"Apa-apaan kamu, hah?"

Suaranya dalam dan berat, membuat bulu kuduk Violet berdiri. Panik, tanpa berpikir panjang, ia malah mengayunkan kepalanya ke depan dengan cepat.

Buakk!

"Aduh!"

Benturan keras itu membuat pria tersebut langsung pingsan.

"Astaga! Om!" Violet langsung panik, tubuhnya membeku sejenak sebelum akhirnya ia berjongkok dan mulai mengguncang bahu pria itu. "Om! Jangan mati dulu, Om! Saya nggak sengaja! Saya nggak mau dipenjara, Om!"

Tangannya bergerak cepat menepuk-nepuk pipi pria itu dengan cukup keras.

Tidak ada respons.

Violet makin panik. "Ya Tuhan! Gimana ini? Apa aku kasih napas buatan aja? Tapi aku belum pernah melakukannya! Terus gimana kalau aku malah bikin dia tambah parah?! Aduh, aduh, aduh—"

Di tengah kepanikan itu, suara jeritan panik terdengar dari belakang.

"ASTAGA, PAPA!"

Violet menoleh dengan cepat. Pandangannya langsung bertemu dengan wajah Evan yang kini membelalak.

Jantung Violet seakan berhenti berdetak.

Apa katanya tadi? Papa?!

Otaknya masih mencoba memproses informasi itu ketika Evan sudah berlari dan langsung berlutut di samping tubuh besar pria yang masih tak sadarkan diri itu.

"Pa! Papa! Bangun, Pa!" Evan mengguncang tubuh ayahnya dengan panik.

Sementara itu, Violet hanya bisa menelan ludah.

Jadi pria yang baru saja ia tabrak, dan yang baru saja ia buat pingsan… adalah papanya Evan?!

Astaga.

Pantesan gantengnya setingkat Kak Evan…

Tunggu, ini bukan saatnya mikirin itu, Violet!

Evan menoleh ke Violet dengan ekspresi penuh tanda tanya. "Apa yang terjadi?!"

Violet tergagap.

Mana mungkin ia bilang kalau ia sendirilah penyebab pria itu pingsan?!

"Eng… nggak tahu, Kak!" bohongnya cepat. "Tiba-tiba aja dia pingsan!"

Evan menghela napas cemas, kemudian mengusap wajahnya. "Kita harus bawa Papa ke rumah sakit. Maaf kalau merepotkan, tapi boleh aku minta tolong buat beresin barang-barangku dan masukkan ke dalam mobil?"

Violet mengangguk cepat. "I-iya, Kak! Aku bantu beresin barang-barangnya!"

Sementara Evan sibuk mengangkat tubuh besar papanya dengan susah payah, Violet buru-buru membawa tas Evan ke dalam mobil. Setelah sang ayah berhasil diletakkan di kursi belakang, Evan menoleh padanya lagi.

"Anu, maaf, tapi bisa tolong bantuin aku satu hal lagi?"

"Apa, Kak?"

"Tolong tahan kepala Papa selama perjalanan ke rumah sakit."

Violet seketika membatu.

Ia ingin menolak, ingin kabur, tapi melihat wajah tampan Evan yang begitu panik, hatinya langsung ciut.

Dengan pasrah, ia pun mengangguk.

"Baik, Kak…"

Violet masuk ke dalam mobil, duduk di kursi belakang, dan dengan canggung memangku kepala pria yang masih pingsan itu.

"Sorry kalau nggak nyaman," kata Evan sebelum menyalakan mesin dan segera melaju ke arah rumah sakit.

Di dalam mobil, suasana terasa canggung. Evan fokus menyetir secepat mungkin agar segera sampai di rumah sakit, dan Violet hanya bisa duduk diam, mencoba mencerna betapa parahnya situasi yang ia hadapi sekarang.

Di satu sisi, sebenarnya tujuannya tercapai, karena ia akhirnya bisa satu mobil dengan Evan.

Tapi… kenapa harus dalam kondisi begini sih?!

Lebih buruk lagi, bagaimana kalau papanya Evan sadar dan langsung bilang kalau penyebab dia pingsan adalah Violet?!

Sekelebat pikiran gila melintas di kepalanya.

Apa aku pukul saja lagi kepalanya biar nggak sadar-sadar?

Tapi ia langsung menampar pipinya sendiri. Gila! Kamu mau jadi kriminal, Violet?!

Tanpa sadar, tatapan matanya beralih ke wajah papanya Evan yang masih pingsan.

Wah, gila sih… batinnya terkagum-kagum.

Papanya Evan ini benar-benar definisi… ganteng maksimal. Dengan rahang tegas, hidung yang tegak sempurna, dan kulit yang masih terlihat kencang meskipun usianya sudah lebih tua.

Pabriknya aja sebagus ini, nggak heran bibitnya secakep Kak Evan…

Violet masih sibuk mengagumi wajah pria itu sampai tiba-tiba—

Braaak!

Pintu mobil dibuka dengan kasar, membuatnya terhenyak.

Ternyata mereka sudah sampai di rumah sakit. Beberapa perawat segera datang bersama Evan, dan sebelum Violet sempat bereaksi, mereka langsung mengangkat tubuh papanya Evan ke atas ranjang dorong.

Violet menatap ke arah mereka dengan campuran perasaan lega dan ngeri.

Lega karena akhirnya pria itu tidak lagi berada di pangkuannya. Ngeri karena… bagaimana kalau papanya Evan sadar dan mengingat semuanya?!

Violet berdiri dengan canggung di samping mobil, sibuk menimbang-nimbang. Haruskah ia pulang atau tetap di sini?

Tapi… bagaimana pun juga, ia juga ikut bertanggung jawab atas kejadian ini.

Akhirnya, dengan berat hati, Violet memutuskan untuk ikut masuk ke dalam rumah sakit.

...----------------...

Di depan ruang UGD, Evan berdiri dengan wajah penuh kecemasan. Violet mendekatinya dengan ragu-ragu.

"Anu… Kak?"

Evan menoleh, baru sadar kalau Violet masih di sana. "Oh, astaga! Aku sampai lupa masih ada kamu! Maaf ya, soalnya tadi aku terlalu panik."

"Nggak apa-apa kok, Kak."

Violet melirik ke dalam ruang UGD, melihat beberapa dokter tengah memeriksa pria yang masih tak sadarkan diri itu. Apa kondisinya seburuk itu? batin Violet cemas.

"Oh iya, nama kamu siapa?"

Violet sedikit kecewa. Jadi selama ini Evan bahkan tidak mengenalinya? Padahal ia kira setidaknya Evan ingat karena dulu mereka pernah satu SMA. Evan bahkan pernah menolong Violet saat ia sedang dibully dulu. Tapi ternyata itu cuma harapannya saja.

"Violet, Kak." Jawab Violet sambil tersenyum kecut.

Evan mengangguk. "Makasih ya, Violet. Untung aja tadi ada kamu yang bersedia menolong papaku. Kalau nggak ada kamu, entah apa yang terjadi,"

Violet lagi-lagi hanya bisa tersenyum kecut. Bagaimana kalau Evan tau sebenarnya Violet lah yang menyebabkan papanya pingsan ya? Ia tak berani membayangkannya.

Tak lama kemudian, seorang dokter keluar dari ruang UGD. Evan langsung menghampirinya dengan wajah tegang. "Dok, bagaimana keadaan Papa saya?"

"Alhamdulillah, tidak ada yang serius. Papa kamu hanya pingsan akibat benturan keras di bagian wajah. Hanya butuh istirahat sebentar dan beliau akan kembali sehat seperti semula." Jawab dokter itu sambil tersenyum.

Evan menghela napas lega. "Syukurlah."

Violet juga diam-diam bersyukur di dalam hati. Syukurlah, setidaknya aku lolos dari hukuman penjara karena membu.nuh orang...

Setelah kepergian sang dokter, seorang suster kemudian menghampiri Evan.

"Pak, mari ikut saya untuk mengurus administrasi."

"Baik, Sus." Evan mengangguk, lalu menoleh ke Violet. "Maaf, Violet, boleh aku minta tolong jagain Papaku sebentar?"

Violet terbelalak. "Eh? Saya, Kak?"

"Iya, sebentar aja. Please…"

Melihat ekspresi Evan yang memohon, Violet menjadi tidak tega dan akhirnya mengangguk.

Dengan berat hati, ia mendekati ranjang tempat papanya Evan berbaring.

Perlahan, ia merapatkan tangan di depan dadanya sambil memejamkan mata.

"Ya Tuhan… Hamba mohon, buat Om ini amnesia, ya Tuhan…" Pintanya sungguh-sungguh.

"Siapa yang kamu doakan supaya amnesia, hah?"

Tiba-tiba, suara berat menginterupsinya, membuat Violet tersentak dan membuka mata.

Matanya membelalak saat melihat pria itu sudah terbangun dan… menatapnya dengan tajam.

"Saya akan bawa ini ke jalur hukum!"

Ohhhh Tidakkkkkk!!!

Terpopuler

Comments

Jeng Ining

Jeng Ining

hahahaha.. klo jodoh itu ya bgtu, kita sudh berharap menjauh ternyata semesta mendorong kita utk saling mendekat😅😅, cb klo pas si Om minum itu Violet ngejauh mungkin malah ga kenal, lah ini malah ngedeket, nubruk pake jedotin muka pula😂😂😂

2025-02-18

2

HANA

HANA

malam ini mau lagi ga guys?

2025-02-17

2

Azahra Rahma

Azahra Rahma

jangan² papanya Evan dah sadar dari tadi nih, dia sengaja ngerjain violet

2025-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Si Gadis Cantik
2 2. Iklan
3 3. Salah Sasaran
4 4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5 5. Gadis Aneh
6 6. Purple
7 7. Nggak Kangen Aku, Om?
8 8. Ada Bayangmu
9 9. Tanggung Jawab!
10 10. Obat Penawar
11 11. Hari Pertama
12 12. Kemarahan William
13 13. Jatuh Cinta?
14 14. Aji Mumpung
15 15. Janji
16 16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17 17. Undangan dari Evan
18 18. Festival
19 19. Violet Patah Hati
20 20. Evan Patah Hati
21 21. Pergolakan
22 22. Klub Malam
23 23. Obat
24 24. Cowok Sempurna
25 25. Gelisah
26 26. Ketegangan
27 27. Kangen
28 28. Jangan Dekat-Dekat
29 29. Modus William
30 30. Keren
31 31. Ganteng
32 32. Malam
33 33. Kantor
34 34. Kesalahan Besar
35 35. Getaran Hati
36 36. Semakin Gila
37 37. Pacar Baru Evan
38 38. Galau
39 39. Tawaran Evan
40 40. Akhir
41 41. Rasa Yang Aneh
42 42. Hari-hari Setelahnya
43 43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44 44. Pengakuan
45 45. Kecurigaan Evan
46 46. Kena Kau
47 47. Mamah Muda
48 48. Mau Saya Temani Tidur?
49 49. Saingan
50 50. Mantan Istri William
51 51. Pacaran sama Om Om
52 52. Sayang~
53 53. Calon Anak
54 54. Tak Sabar
55 Pengumuman Tidak Update
56 55. Bahagia
57 56. Api Cemburu
58 57. Aku Nggak Cemburu!
59 58. Melampaui Batas
60 59. Hanya Kamu
61 60. Restu
62 61. Pertemuan Tak Terduga
63 62. Ditolak!
64 63. Rencana William
65 64. Harga Diri Seorang Suami
66 65. Damai
67 66. Persiapan William
68 67. Siasat William
69 68. I Love You
70 69. Nyamuk
71 70. Tukang Bully
72 71. Kencan Ekstrem
73 72. Ketahuan Deh!
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Si Gadis Cantik
2
2. Iklan
3
3. Salah Sasaran
4
4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5
5. Gadis Aneh
6
6. Purple
7
7. Nggak Kangen Aku, Om?
8
8. Ada Bayangmu
9
9. Tanggung Jawab!
10
10. Obat Penawar
11
11. Hari Pertama
12
12. Kemarahan William
13
13. Jatuh Cinta?
14
14. Aji Mumpung
15
15. Janji
16
16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17
17. Undangan dari Evan
18
18. Festival
19
19. Violet Patah Hati
20
20. Evan Patah Hati
21
21. Pergolakan
22
22. Klub Malam
23
23. Obat
24
24. Cowok Sempurna
25
25. Gelisah
26
26. Ketegangan
27
27. Kangen
28
28. Jangan Dekat-Dekat
29
29. Modus William
30
30. Keren
31
31. Ganteng
32
32. Malam
33
33. Kantor
34
34. Kesalahan Besar
35
35. Getaran Hati
36
36. Semakin Gila
37
37. Pacar Baru Evan
38
38. Galau
39
39. Tawaran Evan
40
40. Akhir
41
41. Rasa Yang Aneh
42
42. Hari-hari Setelahnya
43
43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44
44. Pengakuan
45
45. Kecurigaan Evan
46
46. Kena Kau
47
47. Mamah Muda
48
48. Mau Saya Temani Tidur?
49
49. Saingan
50
50. Mantan Istri William
51
51. Pacaran sama Om Om
52
52. Sayang~
53
53. Calon Anak
54
54. Tak Sabar
55
Pengumuman Tidak Update
56
55. Bahagia
57
56. Api Cemburu
58
57. Aku Nggak Cemburu!
59
58. Melampaui Batas
60
59. Hanya Kamu
61
60. Restu
62
61. Pertemuan Tak Terduga
63
62. Ditolak!
64
63. Rencana William
65
64. Harga Diri Seorang Suami
66
65. Damai
67
66. Persiapan William
68
67. Siasat William
69
68. I Love You
70
69. Nyamuk
71
70. Tukang Bully
72
71. Kencan Ekstrem
73
72. Ketahuan Deh!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!