6. Purple

Ruangan itu seketika menjadi hening. Violet menundukkan kepalanya, merasa malu luar biasa mengakui hal itu di depan ayah lelaki pujaannya.

"What?" William terperangah. "Air jampi-jampi? Astaga, kamu hidup di zaman batu? Orang-orang sekarang sibuk bikin Al dan robot, tapi kamu masih percaya pelet? Apa kamu bodoh?"

Violet menatap pria tampan di depannya dengan kesal. "Ya namanya juga usaha, Om..."

"Kalau mau usaha ya dekati langsung si Evan, bukan malah kasih air jampi-jampi! Terus, sekarang airnya sudah saya minum, gimana? Saya bakal suka sama kamu, gitu?"

Violet mengerucutkan bibirnya. "Ya itu kan salah Om sendiri karena minum yang bukan milik Om."

"Eh, itu minuman anak saya, ya. Hak saya dong mau minum atau enggak! Yang salah itu kamu, karena masukin cairan nggak jelas ke dalam minuman orang! Kamu yakin itu nggak berbahaya?"

Violet terdiam sejenak, lalu berkata dengan suara kecil, "Kayaknya sih nggak, Om. Dari review-nya, mereka baik-baik saja kok."

William menatapnya dengan ekspresi horor. "Kayaknya?"

"Iya... soalnya kan aku nggak coba sendiri..."

"HEH?! Kamu sendiri aja nggak yakin?!" William mengusap wajahnya, benar-benar tidak percaya dengan kebodohan gadis di hadapannya itu. "Mana? Saya mau lihat komposisinya!"

Violet tampak ragu-ragu sejenak, lalu menyerahkan ponselnya pada William. Pria itu menerimanya dengan ekspresi kesal. Namun, setelah membaca deskripsi produk, kekesalannya justru bertambah.

Font iklannya sangat jelek. Tata letaknya berantakan seperti asal tempel saja. Deskripsi produknya juga sama sekali tidak jelas. Sebagai CEO sebuah perusahaan periklanan, dia merasa gagal karena iklan seburuk ini saja bisa membuat gadis itu tertarik.

"Ya ampun, kamu ini beneran bego banget sampai percaya sama ginian!" William menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dari judulnya aja udah ketahuan ini penipuan! 'Air mata Nyi Roro Kidul'? Mereka dapet dari mana coba? Bikin Nyi Roro Kidul nangis terus ditampung pakai ember, gitu?!"

Violet terdiam. Ia kesal karena diejek, tapi tidak bisa membantah bahwa ucapan William benar.

"Terus, bisa-bisanya kamu percaya sama review kayak gini? Ini tuh cuma iklan sampah! Orang bego bin tolol aja yang percaya!"

Violet mendengus. "Tapi kan, Om, review-nya bagus-bagus. Wajar dong kalau saya percaya."

"Hah! Sekilas aja udah kelihatan kalau yang ngisi review ini orang yang sama! Palingan juga si penjualnya sendiri! Kamu bego ya?"

Violet kembali mendengus kesal.

"Lagian, kalau sampai air jampi-jampi kamu ini berhasil pada Evan, aku sebagai ayahnya nggak akan merestui kamu! Nggak sudi aku punya calon mantu bego kayak kamu!"

"Ih, Om, jangan keterlaluan gitu ngomongnya! Kalau Kak Evan suka sama aku ya biarin aja! Jangan menghambat kebahagiaan anak sendiri dong!"

"Hah! Seolah-olah Evan suka aja sama kamu!" William mendengus. "Kamu pakai ginian aja berarti sadar diri kan kalau Evan nggak bakal naksir kamu?"

JLEB.

Wajah Violet langsung tertekuk mendengar perkataan William yang begitu menohok.

Setelah hening sesaat, Violet mendesah dan berkata pelan, "Om, tolong jangan bilang apa-apa ke Kak Evan, ya?"

"Enak aja, ya pasti saya omongin lah!"

"Yah, Om, pleaseee... Saya tahu saya salah, tapi saya udah tanggung jawab sampai bawa Om ke rumah sakit. Please Om, jangan kasih tahu Kak Evan, ya? Ya?"

Dan Violet, dengan tanpa rasa malu, langsung berlutut di depan William.

Mata William membelalak. "Heh! Berdiri kamu!"

"Nggak, Om! Saya nggak akan berdiri sampai Om janji nggak akan kasih tahu Kak Evan!"

William berdecak, merasa risih dengan tatapan orang-orang di ruang UGD yang kini memandang mereka dengan berbagai ekspresi. Ada yang kasihan pada Violet, ada juga yang menatap William seolah dia penjahat kejam yang sedang menindas seorang gadis kecil tak berdosa.

Sialan.

"Ya udah, iya! Saya nggak akan bilang Evan! Sekarang cepat berdiri!"

Violet langsung tersenyum sumringah dan kembali berdiri.

"Siapa nama kamu?" tanya William dengan nada malas.

"Violet, Om."

William mengernyit. "Violet? Maksud kamu ungu?"

Violet mendengus. "Iya, Om... Kenapa? Mau ngejek saya lagi?"

William menyeringai sinis. "Kayak nggak ada nama lain aja. Memangnya kamu lahir warnanya ungu gitu?"

"Huh! Terserah Om deh mau ngomong apa." Violet sudah pasrah.

Huh, percuma ganteng kalau mulutnya lebih pedas dari bakso mercon! Beda banget sama Kak Evan yang lembut! Batin Violet.

Saat itu, Evan datang dari ruang administrasi.

"Pa? Papa udah sadar?" Evan langsung menghampiri papanya dengan cemas. "Papa tadi habis kebentur apa sih sampai pingsan gitu? Aku panik banget loh, Pa. Aku kira papa kena sakit jantung."

"Enak aja kamu! Papa sehat walafiat, ya! Bahkan kayaknya lebih sehat dari anak muda kayak kamu!"

Evan terkekeh, merasa lega karena papanya baik-baik saja. "Ya habisnya aku shock waktu lihat papa tiba-tiba terkapar di jalan. Untung tadi ada Violet yang nolongin papa," katanya sambil menunjuk ke arah Violet.

"Hah? Dia? Nolongin Papa? Justru dia yang—" Ucapan William terputus karena violet langsung berdehem dan memberi tanda agar William diam. William mendengus, terpaksa tidak mengatakan kebenarannya karena sudah terlanjur janji dengan violet.

"Papa tadi cuma ketabrak kucing," katanya akhirnya.

Violet langsung menghela napas lega.

"Hah? Kok bisa?"

"Iya, kucingnya lompat dan menyerang muka papa," tambah William sambil melirik tajam ke arah Violet. Gadis itu buru-buru memalingkan muka.

"Astaga, ada-ada aja sih, Pa. Ya udah, kita pulang aja ya. Atau mau dirawat semalam di sini dulu?"

"Apa? Nggak usah! Kayak sakit parah aja." William langsung bangkit berdiri.

"Hati-hati, Pa. Bisa jalan, kan?" tanya Evan cemas.

"Bisa! Kamu tuh, kayak papa lumpuh aja!"

Violet mendengus. Huh, galak banget sih, padahal udah ditanya baik-baik! Kalau aku jadi Kak Evan, aku pukul lagi aja kepalanya!

Saat Violet mengangkat tangannya seolah mau memukul William, Evan menoleh. Gadis itu langsung pura-pura menggaruk tengkuk.

"Eh, Violet, kamu ikut kita aja. Nanti aku anterin pulang," tawar Evan.

Tentu saja violet ingin langsung mengangguk setuju. Ini adalah kesempatan emas, kapan lagi dirinya akan diantar pulang oleh sang pujaan hati? Tapi tatapan tajam William membuatnya mengurungkan niat.

"Ah, nggak deh kak, nanti aku mau sekalian mampir ke suatu tempat soalnya. Jadi kakak duluan aja," Violet berkata dengan berat hati.

"Nggak apa-apa, nanti sekalian aku anter," Evan tersenyum.

"Aduh, Kak, nggak usah, beneran! Nanti kasihan papa Kakak kelamaan nunggu," Violet melirik William.

Evan menatap ayahnya, lalu mengalah. "Ya udah, hati-hati di jalan, ya. Oh ya, boleh minta nomor kamu?"

"Tentu, Kak!" Violet berbinar senang. Mereka pun bertukar nomor, sementara William hanya mendengus kesal.

"Kalau gitu kami pulang dulu ya. Terimakasih atas bantuan kamu. Oh iya Pa," Evan menoleh ke arah sang ayah. "Bilang makasih dulu gih ke Violet, Pa. Dia udah nolongin Papa loh, bahkan dia yang mangku kepala Papa selama perjalanan ke rumah sakit,"

"Hah?" William terbelalak. "Papa, bilang makasih ke dia?"

"Iya lah Pa. Udah... Ngga usah gengsi gitu kali, Violet ini malaikat penyelamat Papa loh,"

"Malaikat penyelamat apanya, malaikat pencabut nyawa baru benar," Dengus William. Tapi tampaknya Evan tak akan berhenti mendesak William sampai ia setuju. Jadi terpaksa William menatap Violet dengan malas.

"Terima kasih, ya... Purple."

Terpopuler

Comments

mery harwati

mery harwati

Waaww Violet = Purple = Ungu
Ku mencintaimu lebih dari apapun
Meskipun tiada satu orang pun yang tau
Ku mencintaimu sedalam dalam hatiku
Meskipun kau hanya kekasih gelapku
🤭🤭 untuk saat ini gelap bagi Violet..

2025-02-19

2

Kusii Yaati

Kusii Yaati

kasian kamu vi, malah kena omel papanya Evan... ternyata William bawel juga ya, hati2 Lo pak Willy jangan suka marah marah sama violet nanti malah nggak bisa berpaling 😂

2025-02-19

1

Azahra Rahma

Azahra Rahma

sepertinya mamanya Evan stres dengar kecerewetan papanya Evan, makanya memilih berpisah deh

2025-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Si Gadis Cantik
2 2. Iklan
3 3. Salah Sasaran
4 4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5 5. Gadis Aneh
6 6. Purple
7 7. Nggak Kangen Aku, Om?
8 8. Ada Bayangmu
9 9. Tanggung Jawab!
10 10. Obat Penawar
11 11. Hari Pertama
12 12. Kemarahan William
13 13. Jatuh Cinta?
14 14. Aji Mumpung
15 15. Janji
16 16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17 17. Undangan dari Evan
18 18. Festival
19 19. Violet Patah Hati
20 20. Evan Patah Hati
21 21. Pergolakan
22 22. Klub Malam
23 23. Obat
24 24. Cowok Sempurna
25 25. Gelisah
26 26. Ketegangan
27 27. Kangen
28 28. Jangan Dekat-Dekat
29 29. Modus William
30 30. Keren
31 31. Ganteng
32 32. Malam
33 33. Kantor
34 34. Kesalahan Besar
35 35. Getaran Hati
36 36. Semakin Gila
37 37. Pacar Baru Evan
38 38. Galau
39 39. Tawaran Evan
40 40. Akhir
41 41. Rasa Yang Aneh
42 42. Hari-hari Setelahnya
43 43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44 44. Pengakuan
45 45. Kecurigaan Evan
46 46. Kena Kau
47 47. Mamah Muda
48 48. Mau Saya Temani Tidur?
49 49. Saingan
50 50. Mantan Istri William
51 51. Pacaran sama Om Om
52 52. Sayang~
53 53. Calon Anak
54 54. Tak Sabar
55 Pengumuman Tidak Update
56 55. Bahagia
57 56. Api Cemburu
58 57. Aku Nggak Cemburu!
59 58. Melampaui Batas
60 59. Hanya Kamu
61 60. Restu
62 61. Pertemuan Tak Terduga
63 62. Ditolak!
64 63. Rencana William
65 64. Harga Diri Seorang Suami
66 65. Damai
67 66. Persiapan William
68 67. Siasat William
69 68. I Love You
70 69. Nyamuk
71 70. Tukang Bully
72 71. Kencan Ekstrem
73 72. Ketahuan Deh!
74 73. Dua Kosong
75 74. Licik
76 75. Kerja
77 76. Laporan Sampah
78 77. Salah Strategi
79 78. Kesal Sendiri
80 79. PMS
81 80. Ketahuan!
82 81. Perhatian Felix
83 TOLONG BANTU REPORT!
84 82. Terpojok
85 83. Pengakuan Indah
86 84. Dia Calon Istriku
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Si Gadis Cantik
2
2. Iklan
3
3. Salah Sasaran
4
4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5
5. Gadis Aneh
6
6. Purple
7
7. Nggak Kangen Aku, Om?
8
8. Ada Bayangmu
9
9. Tanggung Jawab!
10
10. Obat Penawar
11
11. Hari Pertama
12
12. Kemarahan William
13
13. Jatuh Cinta?
14
14. Aji Mumpung
15
15. Janji
16
16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17
17. Undangan dari Evan
18
18. Festival
19
19. Violet Patah Hati
20
20. Evan Patah Hati
21
21. Pergolakan
22
22. Klub Malam
23
23. Obat
24
24. Cowok Sempurna
25
25. Gelisah
26
26. Ketegangan
27
27. Kangen
28
28. Jangan Dekat-Dekat
29
29. Modus William
30
30. Keren
31
31. Ganteng
32
32. Malam
33
33. Kantor
34
34. Kesalahan Besar
35
35. Getaran Hati
36
36. Semakin Gila
37
37. Pacar Baru Evan
38
38. Galau
39
39. Tawaran Evan
40
40. Akhir
41
41. Rasa Yang Aneh
42
42. Hari-hari Setelahnya
43
43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44
44. Pengakuan
45
45. Kecurigaan Evan
46
46. Kena Kau
47
47. Mamah Muda
48
48. Mau Saya Temani Tidur?
49
49. Saingan
50
50. Mantan Istri William
51
51. Pacaran sama Om Om
52
52. Sayang~
53
53. Calon Anak
54
54. Tak Sabar
55
Pengumuman Tidak Update
56
55. Bahagia
57
56. Api Cemburu
58
57. Aku Nggak Cemburu!
59
58. Melampaui Batas
60
59. Hanya Kamu
61
60. Restu
62
61. Pertemuan Tak Terduga
63
62. Ditolak!
64
63. Rencana William
65
64. Harga Diri Seorang Suami
66
65. Damai
67
66. Persiapan William
68
67. Siasat William
69
68. I Love You
70
69. Nyamuk
71
70. Tukang Bully
72
71. Kencan Ekstrem
73
72. Ketahuan Deh!
74
73. Dua Kosong
75
74. Licik
76
75. Kerja
77
76. Laporan Sampah
78
77. Salah Strategi
79
78. Kesal Sendiri
80
79. PMS
81
80. Ketahuan!
82
81. Perhatian Felix
83
TOLONG BANTU REPORT!
84
82. Terpojok
85
83. Pengakuan Indah
86
84. Dia Calon Istriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!