11. Hari Pertama

Esoknya, setelah selesai kelas, Violet langsung pergi ke alamat yang diberikan William. Begitu sampai, ia terperangah. Awalnya, ia mengira William hanya tinggal di apartemen biasa, tapi yang berdiri di hadapannya sekarang adalah sebuah komplek apartemen super mewah dengan arsitektur modern dan megah.

"Gila, om-om rese itu ternyata tajir juga, ya," gumam Violet sambil berjalan melewati jalan yang berlapis marmer mengilap, menuju pos satpam.

Di sana, seorang pria bertubuh besar dengan wajah galak tengah menikmati sarapannya. Violet menarik napas, lalu mencoba tersenyum ramah.

"Pagi, Pak!" sapanya ceria.

Satpam itu mengangkat kepala. "Pagi, Neng. Ada perlu apa?"

"Saya mau ke apartemen ini," jawab Violet sambil menunjukkan alamat di ponselnya.

Satpam itu menatap layar sebentar lalu mengangguk. "Oh, Pak William?"

Violet sedikit tersentak. "Ah… iya, Pak," jawabnya kecut. Jadi, nama asli om-om nyebelin itu William? Keren juga, kayak nama bule, batinnya.

"Kamu pasti pembantu barunya Pak William, ya?" tanya satpam itu santai.

"Hah?" Violet tentu saja terbelalak. "Apa?! Pembantu?!"

"Iya. Tadi pagi sebelum berangkat kerja, Pak William bilang ke saya kalau pembantu barunya datang hari ini." Kata sang satpam dengan wajah santai.

"Asem," Violet mengepalkan tangan, menahan geram. "Awas aja kamu, om-om nyebelin! Bisa-bisanya bilang aku pembantu baru?"

"Awalnya saya kira pembantunya udah tua loh, ternyata masih muda dan cantik banget lagi," lanjut satpam itu sambil tersenyum lebar.

Violet mendengus, sudah biasa mendengar pujian seperti itu. "Jadi saya boleh masuk, Pak?" Tanyanya, mulai merasa tak nyaman dengan tatapan satpam itu padanya.

"Boleh dong. Nih, kartunya." Satpam itu menyerahkan kartu akses, tapi sebelum Violet menerimanya, ia menarik tangannya kembali. "Eits, tapi kasih nomor telepon dulu, dong." Katanya sambil mengedipkan sebelah mata pasa Violet.

Violet memutar bola mata. Semua cowok sama aja, batinnya kesal. Padahal violet yakin seratus persen satpam ini sudah punya istri, tapi masih saja menggoda gadis ting-ting seperti Violet.

"Oke deh, bentar ya, Pak." Violet menyebutkan beberapa angka dengan santai. Saat satpam itu sibuk mengetik di ponselnya, Violet dengan cekatan merebut kartu akses darinya.

"Udah, ya! Saya masuk dulu!" katanya buru-buru, lalu berjalan cepat menuju gedung.

"Eh, tunggu, Neng! Namanya siapa?"

Violet menyeringai usil. "Nurjanah!" sahutnya sebelum menghilang ke dalam gedung.

Satpam itu tampak puas. "Terima kasih ya, Neng Nurjanah!"

Violet tertawa kecil sambil memasuki lift. "Rasain lo! Alamat bakal diomelin Bu Nurjanah!" bisiknya geli. Bu Nurjanah adalah dosen killer di kampusnya yang terkenal suka mengomel. Tadi Violet sengaja memberikan nomor dosen galak itu pada sang satpam.

Setelah berhasil masuk, Violet melangkah ke dalam lift yang dindingnya terbuat dari kaca transparan, memungkinkan dirinya melihat pemandangan luar dengan jelas. Sepanjang perjalanan menuju unit apartemen William, ia tak henti-hentinya berdecak kagum, mengagumi interior bangunan yang tampak begitu mewah dan elegan.

"Woah, kapan ya aku bisa tinggal di apartemen begini?" gumamnya.

Setelah tiba di lantai yang dituju, Violet mendekati unit apartemen William. Begitu pintu terbuka, ia kembali terpana.

"Astaga… Cantik banget!" ujarnya kagum.

Ia langsung berlari ke jendela besar yang menghadap kota. Dari sana, gedung-gedung tinggi dan mobil terlihat kecil seperti miniatur. "Aku baru tahu kalau pemandangan ibu kota bisa seindah ini!"

Namun, kekaguman itu segera pudar ketika matanya menangkap tumpukan baju kotor di sofa, cangkir kopi bertebaran di meja, serta beberapa kardus bekas makanan di sudut ruangan.

Di meja, ada sebuah catatan:

Bersihkan semuanya tanpa terkecuali sebelum saya pulang.

Violet mendengus kesal. "Apartemen segede ini, gimana bersihinnya dalam sehari?!"

Meski menggerutu, ia tetap menggulung lengan baju dan mulai bekerja.

...----------------...

Di kantor, William sedang memimpin rapat ketika ponselnya bergetar. Ia bukan tipe orang yang suka menerima telepon saat bekerja, tapi nama yang tertera di layar membuatnya menghela napas panjang.

Purple.

Dengan satu gerakan, ia mengangkat tangan, memberi isyarat kepada timnya untuk jeda sebentar, lalu mengangkat telepon. "Cepat bicara. Saya sibuk."

"Ehm… Om, maaf…" terdengar suara Violet, terdengar agak panik. "Itu…"

William mengernyit. "Itu apa? Jangan buang-buang waktu!"

Di seberang sana, terdengar tarikan napas panjang. "Om… kayaknya om harus pulang sekarang, deh."

Dahi William berkerut. "Hah? Kenapa saya harus pulang? Saya lagi kerja!"

"Iya, aku tahu… Aku beneran minta maaf. Cuma, sekarang… kondisi apartemen om lagi… banjir. Jadi, please om pulang dulu, ya…"

William terdiam sejenak. "Apa?! Banjir?! Apartemen saya ada di lantai sepuluh, Purple!"

"Duh, aku nggak bisa jelasin di telepon. Pokoknya, om harus pulang!"

Telepon terputus. William menatap layar ponselnya, lalu mengumpat. "Sial! Gadis kurang ajar!"

Rekan-rekan rapatnya menatap penuh tanda tanya. Sekretarisnya akhirnya memberanikan diri bertanya. "Pak… Apa ada masalah?"

William menghela napas berat. "Katanya… apartemen saya kebanjiran."

"Hah?!"

...----------------...

Sesampainya di apartemen, William dibuat tercengang dengan kondisi apartemennya yang sudah porak poranda.

Lantai ruangannya sudah terendam air setinggi lututnya. Air meluap ke koridor, membuat penghuni lain heboh. Beberapa staf apartemen sudah berada di sana.

"ASTAGA! APA YANG TERJADI?!" William hampir histeris.

Di sudut ruangan, Violet berdiri di atas sofa dengan wajah ketakutan. "Hai, Om…" sapanya lemah sambil melambaikan tangan.

William menoleh tajam. "PURPLE! APA YANG KAMU LAKUKAN?!"

Seorang wanita berjas rapi, pengelola apartemen, mendekatinya. "Pak William, saya perlu bicara dengan Anda,"

William melipat tangan di dada. "Cepat katakan," ujarnya dengan nada tak sabar.

Wanita itu melirik ke arah Violet yang berdiri kikuk di sofa sebelum kembali menatap William. "Sepertinya pembantu baru Anda secara tidak sengaja menekan tombol pemadam kebakaran otomatis. Itu menyebabkan seluruh sistem sprinkler menyala dan menggenangi unit Anda… serta beberapa lantai di bawahnya."

William memijat pelipisnya, merasakan migrain mendadak menyerang. "Astaga… Jadi ini alasannya kenapa saya disuruh pulang buru-buru?"

Wanita itu mengangguk. "Sayangnya, bukan hanya unit Anda yang terdampak, Pak. Air sudah merembes ke beberapa apartemen lain, dan beberapa penghuni mengajukan keluhan karena furnitur mereka rusak. Kami harus segera menangani ini sebelum kerusakan semakin parah."

William menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri. "Jadi, apa yang harus saya lakukan?"

Wanita itu menyerahkan secarik kertas kepada William. "Ini adalah total perkiraan biaya perbaikan dan kompensasi untuk penghuni lain. Jumlahnya sekitar...dua ratus juta rupiah."

William sontak terbelalak. "What the f—?! Dua ratus juta?! Untuk kesalahan yang bahkan bukan saya yang buat?!"

"Saya mengerti kemarahan Anda, Pak William. Tapi kejadian ini terjadi di unit Anda, dan yang menyebabkan adalah asisten rumah tangga Anda. Dalam aturan kami, pemilik unit bertanggung jawab atas segala kejadian yang terjadi di dalam properti mereka." balas sang pengelola apartemen dengan tenang.

William mengusap wajahnya dengan frustrasi. Ia melotot ke arah Violet, tapi gadis itu hanya bisa tersenyum kikuk sambil mengangkat kedua jarinya membentuk tanda 'peace' dari atas sofa.

"Ehehe… maaf, Om…"

Terpopuler

Comments

Azahra Rahma

Azahra Rahma

jadi ingat berita yg viral tentang tamu d sebuah hotel yg menjemur Pakaian di sprinkle,, otomatis air di saluran itu keluar dan membanjiri seluruh kamar lantai itu,,dan si tamu kena denda sktr 900jt,,karena pihak hotel trpaksa mengosongkan satu lantai itu utk satu hari

2025-02-24

2

mery harwati

mery harwati

🤣🤣 air laut pantai selatan pindah ke apartemen William, selamat berlayar bersama Purple ya Willi 😀😀

2025-02-22

1

Aisyah Ranni

Aisyah Ranni

/Facepalm/ air jampi jampi si pembawa bencana ya Om William...bener2 trouble maker nih si Purple

2025-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 1. Si Gadis Cantik
2 2. Iklan
3 3. Salah Sasaran
4 4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5 5. Gadis Aneh
6 6. Purple
7 7. Nggak Kangen Aku, Om?
8 8. Ada Bayangmu
9 9. Tanggung Jawab!
10 10. Obat Penawar
11 11. Hari Pertama
12 12. Kemarahan William
13 13. Jatuh Cinta?
14 14. Aji Mumpung
15 15. Janji
16 16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17 17. Undangan dari Evan
18 18. Festival
19 19. Violet Patah Hati
20 20. Evan Patah Hati
21 21. Pergolakan
22 22. Klub Malam
23 23. Obat
24 24. Cowok Sempurna
25 25. Gelisah
26 26. Ketegangan
27 27. Kangen
28 28. Jangan Dekat-Dekat
29 29. Modus William
30 30. Keren
31 31. Ganteng
32 32. Malam
33 33. Kantor
34 34. Kesalahan Besar
35 35. Getaran Hati
36 36. Semakin Gila
37 37. Pacar Baru Evan
38 38. Galau
39 39. Tawaran Evan
40 40. Akhir
41 41. Rasa Yang Aneh
42 42. Hari-hari Setelahnya
43 43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44 44. Pengakuan
45 45. Kecurigaan Evan
46 46. Kena Kau
47 47. Mamah Muda
48 48. Mau Saya Temani Tidur?
49 49. Saingan
50 50. Mantan Istri William
51 51. Pacaran sama Om Om
52 52. Sayang~
53 53. Calon Anak
54 54. Tak Sabar
55 Pengumuman Tidak Update
56 55. Bahagia
57 56. Api Cemburu
58 57. Aku Nggak Cemburu!
59 58. Melampaui Batas
60 59. Hanya Kamu
61 60. Restu
62 61. Pertemuan Tak Terduga
63 62. Ditolak!
64 63. Rencana William
65 64. Harga Diri Seorang Suami
66 65. Damai
67 66. Persiapan William
68 67. Siasat William
69 68. I Love You
70 69. Nyamuk
71 70. Tukang Bully
72 71. Kencan Ekstrem
73 72. Ketahuan Deh!
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Si Gadis Cantik
2
2. Iklan
3
3. Salah Sasaran
4
4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5
5. Gadis Aneh
6
6. Purple
7
7. Nggak Kangen Aku, Om?
8
8. Ada Bayangmu
9
9. Tanggung Jawab!
10
10. Obat Penawar
11
11. Hari Pertama
12
12. Kemarahan William
13
13. Jatuh Cinta?
14
14. Aji Mumpung
15
15. Janji
16
16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17
17. Undangan dari Evan
18
18. Festival
19
19. Violet Patah Hati
20
20. Evan Patah Hati
21
21. Pergolakan
22
22. Klub Malam
23
23. Obat
24
24. Cowok Sempurna
25
25. Gelisah
26
26. Ketegangan
27
27. Kangen
28
28. Jangan Dekat-Dekat
29
29. Modus William
30
30. Keren
31
31. Ganteng
32
32. Malam
33
33. Kantor
34
34. Kesalahan Besar
35
35. Getaran Hati
36
36. Semakin Gila
37
37. Pacar Baru Evan
38
38. Galau
39
39. Tawaran Evan
40
40. Akhir
41
41. Rasa Yang Aneh
42
42. Hari-hari Setelahnya
43
43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44
44. Pengakuan
45
45. Kecurigaan Evan
46
46. Kena Kau
47
47. Mamah Muda
48
48. Mau Saya Temani Tidur?
49
49. Saingan
50
50. Mantan Istri William
51
51. Pacaran sama Om Om
52
52. Sayang~
53
53. Calon Anak
54
54. Tak Sabar
55
Pengumuman Tidak Update
56
55. Bahagia
57
56. Api Cemburu
58
57. Aku Nggak Cemburu!
59
58. Melampaui Batas
60
59. Hanya Kamu
61
60. Restu
62
61. Pertemuan Tak Terduga
63
62. Ditolak!
64
63. Rencana William
65
64. Harga Diri Seorang Suami
66
65. Damai
67
66. Persiapan William
68
67. Siasat William
69
68. I Love You
70
69. Nyamuk
71
70. Tukang Bully
72
71. Kencan Ekstrem
73
72. Ketahuan Deh!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!