12. Kemarahan William

Sudah hampir dua jam berlalu sejak William pulang ke apartemennya, dan selama itu pula dia hanya duduk terpaku di atas sofa dengan kepala tertunduk. Uang dua ratus juta rupiahnya lenyap dalam hitungan menit, dan sekarang dia masih harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk menyewa petugas kebersihan serta memperbaiki perabotan yang rusak akibat banjir tiba-tiba itu.

Di depannya, Violet juga terdiam. Gadis itu gelisah, memainkan ujung kausnya sambil sesekali melirik ke arah William yang tak kunjung bersuara. Dia tahu perbuatannya sudah sangat keterlaluan, meskipun sebenarnya tidak disengaja. Biasanya, William akan langsung memarahinya, membentaknya dengan nada tajam atau minimal menyindirnya dengan kalimat pedas. Tapi sekarang? William justru diam. Dan itu jauh lebih menakutkan bagi Violet.

"Om..." Violet akhirnya memberanikan diri untuk membuka suara. "Saya bantuin mereka bersih-bersih aja ya?" tanyanya sambil menunjuk ke arah para petugas kebersihan yang masih sibuk bekerja.

Baru saja dia hendak bangkit, William langsung mendongak dan menatapnya tajam.

"Duduk," kata William singkat, namun penuh tekanan.

Violet langsung mengerucutkan bibir dan kembali menghempaskan dirinya ke sofa.

Setengah jam berlalu. Para petugas kebersihan sudah selesai dan meninggalkan apartemen, tapi William masih saja terdiam di tempatnya. Sementara itu, Violet mulai gelisah. Dia bergerak ke kanan dan ke kiri, merasakan punggung serta pinggulnya pegal karena terlalu lama duduk. Hatinya bergejolak.

Haish, nih om om kenapa malah diem aja sih? Ngomong apa kek! Marahin aku, atau usir sekalian aku dari sini! Kan sekarang aku jadi bingung mau gimana! Batinnya kesal. Ketidakpastian ini membuat Violet semakin frustrasi.

Sampai akhirnya dia tidak tahan lagi. Dia menarik napas panjang, lalu berkata dengan nada pasrah, "Om, mending sekarang om pukul aku aja deh."

William sontak mengangkat wajahnya, alisnya berkerut.

"Sumpah, om! Aku nggak bakalan lapor polisi meskipun babak belur! Yang penting aku bisa menebus kesalahan aku! Kalau om diem aja kaya gini, aku bingung harus ngapain om! Iya memang aku yang salah, aku sadar kalau aku harus tanggung jawab dan bayar uang dua ratus juta om itu! Tapi kan om tau sendiri aku nggak punya uang. Duit lima puluh ribu ku yang kemarin aja udah aku beliin sunscreen. Please om, pukul aku aja nggak apa-apa!" Violet berbicara panjang lebar, mengeluarkan semua unek-uneknya, bahkan sekarang dia berlutut di depan William.

William menatapnya dalam diam. Dia menghela napas panjang, lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa. Sejujurnya, sekarang dia bukan sedang memikirkan soal uangnya yang melayang. Dua ratus juta memang jumlah yang besar, tapi bagi William, itu tidak sampai sepuluh persen dari saldo rekeningnya. Hal yang lebih mengganggunya adalah... kenapa dia sama sekali tidak bisa marah pada Violet?

Aneh bukan? Padahal, William ini bukan tipe orang yang murah hati dan gampang memaafkan kesalahan orang lain. Di kantor, dia bahkan bisa langsung memecat karyawannya hanya karena kesalahan kecil. Tapi sekarang, setelah Violet membuat kekacauan sebesar ini, dia tidak merasakan amarah sedikit pun.

Memang William kesal, tapi hal itu tidak membuatnya ingin memarahi violet, apalagi sampai memukulnya seperti yang disarankan gadis itu. Sejak tadi, William bahkan tidak berani menatap violet karena tiba-tiba di matanya gadis itu terlihat cantik sekali.

Sial, apa efek air jampi-jampi itu memang sekuat ini?

"Om?"

William tersentak dari lamunannya. Saat dia mendongakkan kepala, wajah Violet sudah berada tepat di depannya, hanya tersisa jarak beberapa sentimeter dari wajahnya. William langsung menelan ludah, tiba-tiba ia merasa gugup.

Gugup? Seorang William Alexander Grayson, CEO GS Marketing and Co., gugup hanya karena seorang gadis kecil?

William bahkan sudah pernah bertemu presiden, tapi dia tidak pernah segugup ini!.

"Jangan dekat-dekat kamu," gumam William buru-buru sambil mendorong dahi Violet agar menjauh.

Violet mendengus kesal, lalu kembali duduk. "Ya makanya ngomong dong, Om! Aku frustasi kalau didiemin kaya gini!"

William menghela napas panjang, menenangkan dirinya. "Udah, pulang aja kamu," katanya akhirnya.

Violet langsung terdiam. "Beneran, Om? Om nggak marah sama aku? Om nggak takut aku kabur dan nggak balikin duit Om?"

Dahi William berkerut. "Emangnya kamu bisa balikin duit saya?"

"Eh... ya nggak sih, Om," gumam Violet sambil menggaruk tengkuknya. "Tapi kan setidaknya aku bisa bayar pakai cara lain kaya yang om bilang waktu itu."

"Baru sehari saya kasih kamu kesempatan untuk bayar utang dengan cara lain, dan hasilnya saya rugi makin banyak," ujar William sambil mendengus. "Sudahlah, sana pulang. Saya mual kalau liat muka kamu."

Violet mengerucutkan bibir. Bisa-bisanya muka secantik ini bikin dia mual?

Tapi Violet memilih diam. Daripada William berubah pikiran dan melaporkannya ke polisi, lebih baik dia pergi sekarang. Dengan langkah pelan, dia mengambil tasnya dan berjalan keluar apartemen. Sebelum menutup pintu, dia sempat melirik ke arah William yang masih terdiam di sofa.

...----------------...

Violet pun keluar dari gedung itu dengan perasaan heran. Kenapa om-om rese itu nggak ngomong apa-apa ya? Padahal dulu waktu aku jedotin kepala dia sampai masuk rumah sakit, dia ribut mau laporin aku ke polisi. Tapi kenapa sekarang dia malah nggak kelihatan marah sama sekali?

"Ah, apa karena dia terlalu shock? Ya ampun, kasian banget. Gimana kalau dia jadi gila dan bikin Kak Evan sedih?"

Dasar Violet, di saat seperti ini pun yang ia pikirkan hanya Evan saja.

Baru saja Violet melewati gerbang dan melangkah ke tempat yang agak sepi, tiba-tiba sebuah tangan melingkari bahunya.

"Baru pulang, Neng?"

Violet tersentak. Satpam gedung yang tadi meminta nomornya sekarang sudah merangkulnya dengan mesra, membuatnya langsung bergidik.

"Eh, iya Pak," jawabnya, mencoba melepaskan diri. Tapi tangan pria itu mencengkeramnya lebih erat.

"Jangan 'Pak' dong, saya masih muda. Panggil aja 'Bang'," katanya sambil terkekeh. "Tadi katanya di apartemen Pak William banjir. Gara-gara kamu, ya?"

Violet masih berusaha menjauh. Sial, tidak berhasil. "Iya," jawabnya malas.

"Wah, dimarahin dong neng? Langsung dipecat ya? Hahaha, pantesan sejak awal liat neng, abang tuh heran, kok ada pembantu yang cantik dan seksi kaya si neng. Jangan-jangan tujuan kamu ke sana cuma mau godain Pak William ya?"

"Apa sih, pak?" Violet mulai kesal dan segera mendorong paksa satpam itu. Untungnya berhasil. "Nggak usah ngomong aneh-aneh deh!"

"Yaelah, galak amat neng. Udahlah jujur aja... Yang kaya neng itu banyak loh di sini. Apalagi yang godain Pak William itu nggak cuma satu. Saya udah hapal sama ciri-ciri nya, dan persis kaya neng ini,"

"Enak aja! Jangan samakan saya sama cewek-cewek murahan itu ya!" sembur Violet kesal.

"Halah, nggak usah jual mahal deh neng! Mentang-mentang cantik! Padahal kalau Gue kasih cepek aja, Lo pasti mau ngangkang dengan sukarela!"

"Heh! Jangan kurang ajar ya!" Kali ini Violet benar-benar marah. "Aku laporin kamu ke polisi!"

Violet hendak mengambil ponsel dari dalam tas, tapi pria itu sudah lebih dulu menahan kedua tangan Violet. Violet meronta-ronta, tapi tenaganya terlalu lemah untuk melawan.

"Tolong! Tolong!" Violet berusaha berteriak sekeras mungkin.

"Heh, percuma minta tolong! Nggak ada yang bakal nolongin Lo di sini!" Pria itu kemudian memeluk paksa violet dan mendekatkan wajahnya untuk mencium Violet. Violet berusaha keras untuk melepaskan diri, meski sepertinya akan sia-sia.

"Tolong!" Teriak Violet parau. Air matanya jatuh, dan ia pasrah dengan apa yang terjadi. Tepat di saat itu—

BUAKK!

Tiba-tiba, tubuh pria itu terhempas ke belakang. Violet terkejut, dan saat menoleh, dia melihat William berdiri di sana, mencengkeram kerah si satpam dengan wajah penuh amarah.

"Bajingan!" teriak William sebelum menghajar pria itu dengan membabi-buta.

Terpopuler

Comments

mery harwati

mery harwati

Nah lho, tadi dicuekin, sekarang dibelain, tar dipacarin & dijadiin istri 🤣
Heelloo Evan setujukah kamu daddymu menikah dengan adik tingkatmu 😃

2025-02-22

3

jiee💚

jiee💚

please butuh lebih banyak lagi update an nya...

2025-02-22

2

Azahra Rahma

Azahra Rahma

beneran nih si om rese dah kecantol gadis ingusan,,sampai² dah gak bisa marah kalau lihat mukanya si violet

2025-02-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Si Gadis Cantik
2 2. Iklan
3 3. Salah Sasaran
4 4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5 5. Gadis Aneh
6 6. Purple
7 7. Nggak Kangen Aku, Om?
8 8. Ada Bayangmu
9 9. Tanggung Jawab!
10 10. Obat Penawar
11 11. Hari Pertama
12 12. Kemarahan William
13 13. Jatuh Cinta?
14 14. Aji Mumpung
15 15. Janji
16 16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17 17. Undangan dari Evan
18 18. Festival
19 19. Violet Patah Hati
20 20. Evan Patah Hati
21 21. Pergolakan
22 22. Klub Malam
23 23. Obat
24 24. Cowok Sempurna
25 25. Gelisah
26 26. Ketegangan
27 27. Kangen
28 28. Jangan Dekat-Dekat
29 29. Modus William
30 30. Keren
31 31. Ganteng
32 32. Malam
33 33. Kantor
34 34. Kesalahan Besar
35 35. Getaran Hati
36 36. Semakin Gila
37 37. Pacar Baru Evan
38 38. Galau
39 39. Tawaran Evan
40 40. Akhir
41 41. Rasa Yang Aneh
42 42. Hari-hari Setelahnya
43 43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44 44. Pengakuan
45 45. Kecurigaan Evan
46 46. Kena Kau
47 47. Mamah Muda
48 48. Mau Saya Temani Tidur?
49 49. Saingan
50 50. Mantan Istri William
51 51. Pacaran sama Om Om
52 52. Sayang~
53 53. Calon Anak
54 54. Tak Sabar
55 Pengumuman Tidak Update
56 55. Bahagia
57 56. Api Cemburu
58 57. Aku Nggak Cemburu!
59 58. Melampaui Batas
60 59. Hanya Kamu
61 60. Restu
62 61. Pertemuan Tak Terduga
63 62. Ditolak!
64 63. Rencana William
65 64. Harga Diri Seorang Suami
66 65. Damai
67 66. Persiapan William
68 67. Siasat William
69 68. I Love You
70 69. Nyamuk
71 70. Tukang Bully
72 71. Kencan Ekstrem
73 72. Ketahuan Deh!
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Si Gadis Cantik
2
2. Iklan
3
3. Salah Sasaran
4
4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5
5. Gadis Aneh
6
6. Purple
7
7. Nggak Kangen Aku, Om?
8
8. Ada Bayangmu
9
9. Tanggung Jawab!
10
10. Obat Penawar
11
11. Hari Pertama
12
12. Kemarahan William
13
13. Jatuh Cinta?
14
14. Aji Mumpung
15
15. Janji
16
16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17
17. Undangan dari Evan
18
18. Festival
19
19. Violet Patah Hati
20
20. Evan Patah Hati
21
21. Pergolakan
22
22. Klub Malam
23
23. Obat
24
24. Cowok Sempurna
25
25. Gelisah
26
26. Ketegangan
27
27. Kangen
28
28. Jangan Dekat-Dekat
29
29. Modus William
30
30. Keren
31
31. Ganteng
32
32. Malam
33
33. Kantor
34
34. Kesalahan Besar
35
35. Getaran Hati
36
36. Semakin Gila
37
37. Pacar Baru Evan
38
38. Galau
39
39. Tawaran Evan
40
40. Akhir
41
41. Rasa Yang Aneh
42
42. Hari-hari Setelahnya
43
43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44
44. Pengakuan
45
45. Kecurigaan Evan
46
46. Kena Kau
47
47. Mamah Muda
48
48. Mau Saya Temani Tidur?
49
49. Saingan
50
50. Mantan Istri William
51
51. Pacaran sama Om Om
52
52. Sayang~
53
53. Calon Anak
54
54. Tak Sabar
55
Pengumuman Tidak Update
56
55. Bahagia
57
56. Api Cemburu
58
57. Aku Nggak Cemburu!
59
58. Melampaui Batas
60
59. Hanya Kamu
61
60. Restu
62
61. Pertemuan Tak Terduga
63
62. Ditolak!
64
63. Rencana William
65
64. Harga Diri Seorang Suami
66
65. Damai
67
66. Persiapan William
68
67. Siasat William
69
68. I Love You
70
69. Nyamuk
71
70. Tukang Bully
72
71. Kencan Ekstrem
73
72. Ketahuan Deh!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!