15. Janji

"Kamu sadar nggak sih sama omongan kamu sendiri?" William menatap gadis di depannya dengan heran, merasa tak habis pikir.

"Sadar kok," jawab Violet mantap.

"Kamu tahu kan kalau sekarang saya masih jatuh cinta sama kamu meskipun itu bukan keinginan saya sendiri?"

"Tahu," Violet menjawab tanpa ragu.

"Dan kamu malah mau minta saya buat nyomblangin kamu ke pria lain, yang tidak lain dan tidak bukan adalah anak saya sendiri?!"

"Iya," Violet mengangguk tanpa dosa. "Apa salahnya itu?"

"Kamu masih tanya apa salahnya? Astaga!" William menggeleng-gelengkan kepalanya, sudah tidak bisa mengerti lagi bagaimana jalan pikiran gadis itu.

Violet menghela napas panjang. "Om, aku tuh sudah memikirkan ini semalaman, dan menurutku ini adalah rencana yang sempurna." Katanya sok diplomatis. "Justru karena sekarang Om masih jatuh cinta sama aku akibat pengaruh air jampi-jampi itu, jadi aku manfaatin Om buat bikin aku deket sama Kak Evan. Karena kalau nanti Om sudah sadar, belum tentu Om bakal mau merestui aku!"

"Sekarang pun saya nggak mau merestui kamu, kali..."

"Ayolah, Om! Aku benar-benar putus asa karena nggak bisa dapetin Kak Evan selama ini. Kita coba dulu deh sampai obat penawar Om datang. Kalau sampai saat itu Kak Evan tetap nggak suka sama aku, aku akan menyerah!" Violet berkata dengan menggebu-gebu.

"Nggak!" William menggeleng tegas.

"Ish, ayolah Om... Please..." Violet tampaknya sudah tahu kelemahan William. Ia bergelayut manja di lengan pria itu dan menatapnya dengan tatapan memelas. William berusaha mengalihkan pandangannya, tapi Violet malah menahan wajahnya dengan kedua tangan hingga tatapan mereka bertemu.

"Om, aku mohon, ya? Please..."

William menelan ludah. Tatapan Violet benar-benar memikat, seolah menyeret William ke dalam lubang hitam penuh pesona. Seperti tersihir, ia pun mengangguk.

"Yes!" Violet bersorak kegirangan.

William langsung tersadar. "Heh, tunggu, tunggu! Yang tadi itu nggak sah! Kamu sengaja memanfaatkan saya saat masih terpengaruh air jampi-jampi itu!"

"Terserah, yang penting Om sudah setuju! Nggak bisa dibatalin, titik!"

...----------------...

Om, aku udah di depan kantor Om nih!

William sedang ada di tengah rapat ketika notifikasi pesan dari Violet muncul di layar ponselnya. Ia hanya melirik sekilas dan memilih untuk tidak membukanya. Fokusnya kembali ke pembicaraan dengan seorang kolega dari perusahaan Jepang yang tengah membutuhkan jasa perusahaannya.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama.

Ting! Ting! Ting!

Notifikasi dari Violet terus berdatangan, merusak konsentrasinya.

P P P P P Om! Ayo! Om udah janji loh!

William menghela napas panjang. Gadis bawel ini...

"Sepertinya Anda sedang ditunggu oleh klien penting," ujar perwakilan perusahaan Jepang itu sambil melirik ponsel William.

"Ah, iya... begitu..." William tersenyum kecut. Sebenarnya tidak sepenting itu sih, tapi bisa-bisa Violet akan terus menerornya sepanjang hari jika tidak segera dibalas.

"Kalau begitu, lebih baik kita akhiri saja meeting hari ini," ucap perwakilan Jepang itu, ia berdiri dan menjabat tangan William. "Senang bekerja sama dengan Anda, Tuan William."

"Begitu juga dengan saya, Tuan Hanamichi," balas William sambil tersenyum canggung.

William lalu mengantar Hanamichi hingga ke depan gedung, dan selama itu pula ponselnya terus bergetar akibat rentetan pesan dan telepon dari Violet. Namun William memilih untuk mengabaikannya dan fokus mengantar kepergian Hanamichi. Saat mobil Hanamichi berlalu, William dan sekretarisnya menundukkan kepala, memberi hormat ala Jepang.

Tapi begitu William mendongak, matanya langsung menangkap sosok Violet yang melangkah mendekat dengan wajah bersungut-sungut.

"Om!" teriak Violet dari ujung sana. "Kenapa sih WA aku nggak dibalas?!"

William buru-buru memalingkan muka, pura-pura tidak melihat, dan segera berbalik menuju pintu masuk kantor.

"Om William!"

Suara nyaring itu memaksanya berhenti melangkah. Sial, batin William kesal.

"Ooooom! Jangan kabur Ooooom!" Violet berteriak-teriak sambil menunjuk William dengan dramatis.

Sekretaris William yang memperhatikan kejadian itu mengernyitkan dahi heran. "Pak, siapa gadis itu? Apa Bapak mengenalnya?"

"Eh... itu..." William sedikit ragu sebelum menjawab, "Keponakan ku."

"Keponakan?" Sekretarisnya mengangkat alis. Sepanjang yang ia tahu, seluruh keluarga besar William tinggal di Amerika. Lagi pula, wajah gadis itu terlihat sangat lokal. Jadi, dia keponakan William dari pihak siapa?

"Hah... Hah... Om, kenapa sih aku panggil dari tadi nggak noleh?" Begitu sampai di depan William, Violet langsung mengomel panjang lebar dengan napas terengah-engah. "Tau nggak sih, aku udah kirim chat dan telepon sampai dua puluh kali! Tapi nggak ada satu pun yang Om angkat! Om nggak lupa sama janji Om sendiri, kan?"

William mendengus kesal. Ia ingin menjawab, tapi segera menyadari kalau mereka saat ini sedang menjadi pusat perhatian di depan gedung. "Astaga, kamu itu bawel sekali..." gerutunya sambil menarik tangan Violet, menyeretnya menjauh.

"Om! Kok narik-narik aku sih!"

"Hush! Diam! Kamu mau pergi apa nggak?"

"Mau lah, Om!"

"Ya sudah, ayo!" tukas William sebal sambil terus menariknya menuju mobil. Sebelum masuk, ia sempat menoleh ke sekretarisnya. "Aku akan keluar sebentar, kalau ada yang mendesak, telepon aku. Pastikan semua laporan keuangan untuk rapat sore ini sudah siap."

"Siap, Pak," kata sang sekretaris sambil mengangguk, meski tampaknya masih banyak pertanyaan di kepalanya soal gadis yang bersama bosnya itu.

...----------------...

Beberapa saat kemudian, mobil William berhenti di depan sebuah restoran mewah. Violet turun dan menatap sekeliling dengan heran.

"Om, kita ngapain ke sini?"

William memutar bola matanya kesal. "Purple, tadi kamu minta apa ke saya?"

Violet berpikir sejenak. "Ketemu Kak Evan."

"Ya udah, ayo!" tukas William sambil melangkah masuk lebih dulu. Wajah Violet langsung berbinar.

"Jadi Kak Evan ada di sana? Ya ampun, aku jadi deg-degan!" Violet histeris sendiri. Ia buru-buru menyusul William dan mencegatnya. "Om, Om! Coba lihat sini, aku masih kelihatan cantik, kan?"

William menghentikan langkahnya, menatap Violet dari ujung kepala hingga kaki. Hari ini, gadis itu mengenakan atasan Sabrina yang dipadukan dengan rok mini. Wajahnya dipoles sedemikian rupa, sehingga tampak lebih cantik dari biasanya.

Huh, jadi dia dandan secantik ini cuma buat ketemu anakku? Ngeselin banget.

"Om!" Violet melambaikan tangan di depan wajah William. "Kok malah bengong sih? Jawab dong! Aku cantik, kan?"

"Menor," jawab William singkat. "Kayak biduan."

"Apa?!" Violet terbelalak. "Ih, Om! Yang bener dong! Dasar Om-Om nyebelin!" gerutunya kesal, mengejar William yang sudah lebih dulu masuk ke restoran.

Terpopuler

Comments

mery harwati

mery harwati

Penasaran klo alur kisahnya dibalik gimana ya? Diawal tujuan air jampi bwt Evan, ternyata tanpa disengaja ke minum sama William & sekarang William berusaha mencari penawar air jampi, coba sekalian klo William beli air jampi itu & diminumkan ke Violet, penasaran reaksinya, apakah Violet tetep mengejar Evan atw berbalik mengejar William 🤣

2025-02-23

3

jiee💚

jiee💚

aku kok kesel yah liat violet yg kek begitu,dia minta tolong tapi tidak bisa melihat situasi udah tau om Wil lagi kerja malah diganggu harus nya yah sadar diri Klo pengen dibantu tuh ya sabar jgn ngatur ke donatur

2025-02-23

2

Kusii Yaati

Kusii Yaati

lebay nggak sih tingkah violet 🙄...kok aq jadi ilfil gitu sih sama tingkah violet, nggak ada harga dirinya sama sekali.padahal anak kuliahan Lo kok teriak teriak kayak gitu kayak nggak punya sopan santun 😒

2025-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Si Gadis Cantik
2 2. Iklan
3 3. Salah Sasaran
4 4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5 5. Gadis Aneh
6 6. Purple
7 7. Nggak Kangen Aku, Om?
8 8. Ada Bayangmu
9 9. Tanggung Jawab!
10 10. Obat Penawar
11 11. Hari Pertama
12 12. Kemarahan William
13 13. Jatuh Cinta?
14 14. Aji Mumpung
15 15. Janji
16 16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17 17. Undangan dari Evan
18 18. Festival
19 19. Violet Patah Hati
20 20. Evan Patah Hati
21 21. Pergolakan
22 22. Klub Malam
23 23. Obat
24 24. Cowok Sempurna
25 25. Gelisah
26 26. Ketegangan
27 27. Kangen
28 28. Jangan Dekat-Dekat
29 29. Modus William
30 30. Keren
31 31. Ganteng
32 32. Malam
33 33. Kantor
34 34. Kesalahan Besar
35 35. Getaran Hati
36 36. Semakin Gila
37 37. Pacar Baru Evan
38 38. Galau
39 39. Tawaran Evan
40 40. Akhir
41 41. Rasa Yang Aneh
42 42. Hari-hari Setelahnya
43 43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44 44. Pengakuan
45 45. Kecurigaan Evan
46 46. Kena Kau
47 47. Mamah Muda
48 48. Mau Saya Temani Tidur?
49 49. Saingan
50 50. Mantan Istri William
51 51. Pacaran sama Om Om
52 52. Sayang~
53 53. Calon Anak
54 54. Tak Sabar
55 Pengumuman Tidak Update
56 55. Bahagia
57 56. Api Cemburu
58 57. Aku Nggak Cemburu!
59 58. Melampaui Batas
60 59. Hanya Kamu
61 60. Restu
62 61. Pertemuan Tak Terduga
63 62. Ditolak!
64 63. Rencana William
65 64. Harga Diri Seorang Suami
66 65. Damai
67 66. Persiapan William
68 67. Siasat William
69 68. I Love You
70 69. Nyamuk
71 70. Tukang Bully
72 71. Kencan Ekstrem
73 72. Ketahuan Deh!
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Si Gadis Cantik
2
2. Iklan
3
3. Salah Sasaran
4
4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5
5. Gadis Aneh
6
6. Purple
7
7. Nggak Kangen Aku, Om?
8
8. Ada Bayangmu
9
9. Tanggung Jawab!
10
10. Obat Penawar
11
11. Hari Pertama
12
12. Kemarahan William
13
13. Jatuh Cinta?
14
14. Aji Mumpung
15
15. Janji
16
16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17
17. Undangan dari Evan
18
18. Festival
19
19. Violet Patah Hati
20
20. Evan Patah Hati
21
21. Pergolakan
22
22. Klub Malam
23
23. Obat
24
24. Cowok Sempurna
25
25. Gelisah
26
26. Ketegangan
27
27. Kangen
28
28. Jangan Dekat-Dekat
29
29. Modus William
30
30. Keren
31
31. Ganteng
32
32. Malam
33
33. Kantor
34
34. Kesalahan Besar
35
35. Getaran Hati
36
36. Semakin Gila
37
37. Pacar Baru Evan
38
38. Galau
39
39. Tawaran Evan
40
40. Akhir
41
41. Rasa Yang Aneh
42
42. Hari-hari Setelahnya
43
43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44
44. Pengakuan
45
45. Kecurigaan Evan
46
46. Kena Kau
47
47. Mamah Muda
48
48. Mau Saya Temani Tidur?
49
49. Saingan
50
50. Mantan Istri William
51
51. Pacaran sama Om Om
52
52. Sayang~
53
53. Calon Anak
54
54. Tak Sabar
55
Pengumuman Tidak Update
56
55. Bahagia
57
56. Api Cemburu
58
57. Aku Nggak Cemburu!
59
58. Melampaui Batas
60
59. Hanya Kamu
61
60. Restu
62
61. Pertemuan Tak Terduga
63
62. Ditolak!
64
63. Rencana William
65
64. Harga Diri Seorang Suami
66
65. Damai
67
66. Persiapan William
68
67. Siasat William
69
68. I Love You
70
69. Nyamuk
71
70. Tukang Bully
72
71. Kencan Ekstrem
73
72. Ketahuan Deh!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!