16. Makan Bersama Ayah dan Anak

Di dalam restoran, Violet sibuk bercermin, memperbaiki riasannya meski makanan sudah tersaji di atas meja. William hanya bisa menghela napas melihat tingkahnya. Evan belum datang karena masih ada kelas, jadi mereka harus menunggu sebentar.

"Udahlah, Purple... Nggak usah ngaca terus. Wajahmu nggak akan tiba-tiba berubah jadi Demi Moore," ujar William, nada suaranya sedikit kesal. Sejak tadi violet hanya sibuk berdandan tanpa memperhatikan dirinya sama sekali.

Violet mendesah tanpa menoleh. "Demi Moore siapa sih, Om?"

William menatapnya dengan heran. "Kamu nggak kenal demi Moore? Dia aktris Hollywood tercantik di masanya!"

Violet mengerutkan dahi, berpikir sejenak, lalu menggeleng. "Aku aja baru denger namanya. Emang dia terkenal tahun berapa?"

"Hmm, sekitar 90-an?" William menyipitkan mata.

Violet langsung mendengus dan memutar bola matanya. "Yaelah, Om. Tahun segitu aku aja belum lahir!"

William terdiam, lalu tertawa kecil. "Oh iya ya... Bener juga."

Violet menghela napas panjang dan kembali fokus pada makeup-nya. William masih ingin mengomentari, tapi saat itu juga pintu ruangan VIP terbuka. Evan masuk dengan langkah tergesa.

"Sorry, Pa. Tadi macet di jalan," katanya sambil menarik kursi.

Violet yang sedang memegang pensil alis langsung mendongak. Begitu matanya menangkap sosok Evan, ia refleks membeku. Jantungnya berdegup kencang dan tanpa sadar mulutnya terbuka.

"Loh, Violet kan? Kamu kok bisa ada di sini?" tanya Evan sambil menunjuk Violet.

Violet tergagap. Dengan panik, ia buru-buru memasukkan semua alat makeup-nya ke dalam tas.

Astaga violet! Kenapa kamu malah mempermalukan diri kamu sendiri di depan kak Evan, sih?!

"Eh, h-hai Kak," Sapa Violet dengan suara dibuat semanis mungkin. William melirik ke arahnya dengan tatapan tak percaya. Sejak kapan gadis itu bisa bicara dengan begitu lembut?

"Wah, Papa yang undang Violet ke sini?" tanya Evan pada William.

William tergagap. "Ah iya, Papa cuma..." William diam sebentar untuk memikirkan jawaban yang tepat. "Mau berterimakasih sama dia karena waktu itu dia sudah menolong Papa,"

Menolong apanya? Jelas-jelas malah dia yang bikin aku masuk rumah sakit! gerutu William dalam hati.

"Oh gitu... Wah, aku nggak nyangka Papa ternyata seberterima kasih itu. Padahal, aku sempat kepikiran buat ajak Violet makan malam juga, tapi belum sempat."

"Oh ya?" Mata Violet berbinar penuh harapan.

"Iya, cuma aku ada sedikit kesibukan di kampus, dan aku takut itu akan mengganggu kamu nanti,"

"Nggak sama sekali kak!" Violet menggelengkan kepalanya cepat. "Aku nggak merasa terganggu kok!"

"Cih," William yang melihat itu langsung mendengus. Kenapa rasanya jadi kesal ya?

"Kenapa, Pa?" Evan melirik ayahnya.

"Nggak apa-apa," kata William santai. "Cuma, kalian berdua ini mau ngobrol terus sampai nunggu makanannya dingin apa gimana?"

"Astaga! Aku sampai lupa kalau kita ada di restoran! Violet, silakan makan," kata Evan ramah.

"Iya, Kak," jawab Violet sambil tersenyum malu. Lagi-lagi William hanya bisa mengerutkan dahi melihat perubahan sikap gadis itu.

Mereka mulai makan, tapi Violet masih mencuri-curi pandang ke arah Evan. William memperhatikan itu dengan kesal. Sementara itu, Evan tetap santai, tidak menyadari ada yang aneh.

"Violet, kamu suka coklat atau keju?" tanya Evan saat dessert tiba.

"Coklat, Kak."

Evan tersenyum. "Berarti ini buat kamu." Ia menyerahkan parfait coklat pada Violet.

Violet menerimanya dengan senang hati. "Makasih, Kak!" Dengan semangat, ia menyuapkan sesendok ke mulutnya. Matanya lalu terlihat berbinar. "Hm, enak banget!"

"Iya kan? Ini dessert favoritku di sini," ujar Evan bangga.

"Oh ya? Makasih ya Kak karena sudah merekomendasikannya ke aku."

"Sama-sama, Violet."

"Cih, padahal yang bayar makannya aku, kenapa terima kasihnya ke dia?" gerutu William pelan.

Evan menoleh. "Apa, Pa?"

William terbelalak, tidak menyangka gumamannya terdengar oleh Evan. "Nggak apa-apa. Makanannya enak."

Evan dan Violet kembali asyik mengobrol, membuat William semakin kesal. Astaga, apa sih yang aku lakukan di sini? Kok aku malah serasa kayak obat nyamuk di antara mereka berdua ya?

"Jadi, Kak Evan ikut band di kampus?" tanya Violet antusias saat Evan bercerita padanya, meski sebenarnya dia sudah tahu. "Keren banget Kak! Dari dulu aku selalu kagum loh sama orang-orang yang bisa nyanyi sama main alat musik!"

"Benarkah? Wah, aku terharu banget kalau kamu bilang begitu. Soalnya, ada orang yang bilang ngeband itu buang-buang waktu," Kata Evan sambil melirik ke William.

Violet langsung melayangkan tatapan tajam ke William, dan William langsung membela diri. "Apa? Kenapa? Memangnya salah kalau Papa melarang kamu main karena memang membuang-buang waktu? Gara-gara itu kan kamu jadi nggak fokus belajar dan nilai kamu anjlok,"

"Tapi kan itu passion Om," Violet menyeletuk. "Nggak semua orang punya bakat di bidang musik loh, Seharusnya Om bangga punya anak berbakat kayak Kak Evan!"

William dan Evan sama-sama terperangah mendengar ucapan Violet. Evan terperangah karena heran Violet berani sekali dengan papanya yang terkenal galak dan dingin, sementara William terperangah karena tak percaya Violet akan mengomelinya di depan anaknya sendiri.

Violet tak mempedulikan tatapan mereka dan menatap Evan sambil tersenyum. "Nggak papa kak. Walaupun semua orang di dunia ini melarang Kakak, aku akan tetap mendukung Kakak. Kak Evan lanjutkan saja apa yang Kakak suka,"

Evan terdiam sejenak, terpana. Lalu beberapa saat kemudian ia tertawa terbahak-bahak. "Ya ampun, kamu lucu banget sih, Violet!"

Violet langsung tersipu mendengarnya.

"Aku hanya mendukung seseorang yang punya passion kok Kak," jawab Violet malu-malu.

"Terimakasih ya, aku menghargainya," Kata Evan sambil mengusap-usap kepala gadis itu.

Violet langsung mematung. Otaknya serasa berhenti bekerja.

Apa ini? Kak Evan pegang kepalaku? Aaaaaaaa! Oh my god! Mimpi apa aku semalem? Rasanya aku bisa mati dengan tenang sekarang! Di dalam hati, violet sudah berteriak-teriak heboh.

Sementara itu, William langsung melotot kesal. Tanpa sadar, ia menggebrak meja. Brak!

Violet dan Evan tersentak kaget dan sontak menatap ke arah William. William menelan ludah gugup, karena sekarang dia bingung mau beralasan apa.

"Anu, itu, tadi ada nyamuk," Katanya asal. Evan hanya bisa mengernyitkan dahi dan Violet langsung mendelik kesal.

Dasar om om nyebelin! Ganggu kesenangan orang aja!

Di saat itu, ponsel Evan berdering. Ia mengangkatnya. "Halo, sayang? Oh, aku lagi makan sama Papa. Astaga, kamu belum makan? Maaf ya. Aku jemput sekarang. Mau makan di restoran Jepang atau Prancis?"

Evan bangkit, memberi kode pada Violet dan William sebelum buru-buru pergi.

Violet hanya bisa menatap kepergiannya dengan wajah kecewa.

William yang menyadari itu menyeringai jahil. "Yah, gimana dong? Kayanya Evan udah punya pacar tuh. Kamu nggak mau nyerah aja?"

Violet melirik tajam. "Aku udah tau kok kalau kak Evan punya pacar Om. Orang tiap hari aku liat mereka pacaran di kampus,"

"Hah?" William terbelalak kaget. "Jadi kamu udah tahu? Terus kenapa masih ngejar dia?!"

"Om, ada satu pepatah lama yang aku pegang sampai sekarang," Kata violet dengan nada serius, membuat William sampai memajukan tubuhnya karena penasaran lanjutan ucapan gadis itu.

"Selagi janur kuning belum melengkung, berarti dia masih bisa kita tikung!" ujar Violet mantap.

William langsung menepuk jidat. "Astaga..."

Terpopuler

Comments

jiee💚

jiee💚

ya ampun bisa-bisanya violet Se enteng itu ngomong sama orang tua apalagi ortu yg cowoknya dia sukai 😶klo pun Evan nanti mau sama dia gantian bpkny yg gak mau punya calon menantu modelan kek dia😂

2025-02-23

2

mery harwati

mery harwati

Gara² Demi Moore jadi kepikiran Whoopi Goldberg & Patrick Swayze berkomunikasi dengan Demi Moore, siapa tau William bisa berkomunikasi dengan Nyai Roro Kidul lewat Whoopi Goldberg untuk minta pelet ikan lele bwt Violet 😃
Ubur ubur ikan lele, mari ganti kita pelet Violet le 🤣🤭

2025-02-24

1

HANA

HANA

Pepatah darimana itu Violet 🤦‍♀️

2025-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Si Gadis Cantik
2 2. Iklan
3 3. Salah Sasaran
4 4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5 5. Gadis Aneh
6 6. Purple
7 7. Nggak Kangen Aku, Om?
8 8. Ada Bayangmu
9 9. Tanggung Jawab!
10 10. Obat Penawar
11 11. Hari Pertama
12 12. Kemarahan William
13 13. Jatuh Cinta?
14 14. Aji Mumpung
15 15. Janji
16 16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17 17. Undangan dari Evan
18 18. Festival
19 19. Violet Patah Hati
20 20. Evan Patah Hati
21 21. Pergolakan
22 22. Klub Malam
23 23. Obat
24 24. Cowok Sempurna
25 25. Gelisah
26 26. Ketegangan
27 27. Kangen
28 28. Jangan Dekat-Dekat
29 29. Modus William
30 30. Keren
31 31. Ganteng
32 32. Malam
33 33. Kantor
34 34. Kesalahan Besar
35 35. Getaran Hati
36 36. Semakin Gila
37 37. Pacar Baru Evan
38 38. Galau
39 39. Tawaran Evan
40 40. Akhir
41 41. Rasa Yang Aneh
42 42. Hari-hari Setelahnya
43 43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44 44. Pengakuan
45 45. Kecurigaan Evan
46 46. Kena Kau
47 47. Mamah Muda
48 48. Mau Saya Temani Tidur?
49 49. Saingan
50 50. Mantan Istri William
51 51. Pacaran sama Om Om
52 52. Sayang~
53 53. Calon Anak
54 54. Tak Sabar
55 Pengumuman Tidak Update
56 55. Bahagia
57 56. Api Cemburu
58 57. Aku Nggak Cemburu!
59 58. Melampaui Batas
60 59. Hanya Kamu
61 60. Restu
62 61. Pertemuan Tak Terduga
63 62. Ditolak!
64 63. Rencana William
65 64. Harga Diri Seorang Suami
66 65. Damai
67 66. Persiapan William
68 67. Siasat William
69 68. I Love You
70 69. Nyamuk
71 70. Tukang Bully
72 71. Kencan Ekstrem
73 72. Ketahuan Deh!
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Si Gadis Cantik
2
2. Iklan
3
3. Salah Sasaran
4
4. Tuhan, Tolong Buat Dia Amnesia
5
5. Gadis Aneh
6
6. Purple
7
7. Nggak Kangen Aku, Om?
8
8. Ada Bayangmu
9
9. Tanggung Jawab!
10
10. Obat Penawar
11
11. Hari Pertama
12
12. Kemarahan William
13
13. Jatuh Cinta?
14
14. Aji Mumpung
15
15. Janji
16
16. Makan Bersama Ayah dan Anak
17
17. Undangan dari Evan
18
18. Festival
19
19. Violet Patah Hati
20
20. Evan Patah Hati
21
21. Pergolakan
22
22. Klub Malam
23
23. Obat
24
24. Cowok Sempurna
25
25. Gelisah
26
26. Ketegangan
27
27. Kangen
28
28. Jangan Dekat-Dekat
29
29. Modus William
30
30. Keren
31
31. Ganteng
32
32. Malam
33
33. Kantor
34
34. Kesalahan Besar
35
35. Getaran Hati
36
36. Semakin Gila
37
37. Pacar Baru Evan
38
38. Galau
39
39. Tawaran Evan
40
40. Akhir
41
41. Rasa Yang Aneh
42
42. Hari-hari Setelahnya
43
43. Rumah Sakit Dan Kantor Polisi
44
44. Pengakuan
45
45. Kecurigaan Evan
46
46. Kena Kau
47
47. Mamah Muda
48
48. Mau Saya Temani Tidur?
49
49. Saingan
50
50. Mantan Istri William
51
51. Pacaran sama Om Om
52
52. Sayang~
53
53. Calon Anak
54
54. Tak Sabar
55
Pengumuman Tidak Update
56
55. Bahagia
57
56. Api Cemburu
58
57. Aku Nggak Cemburu!
59
58. Melampaui Batas
60
59. Hanya Kamu
61
60. Restu
62
61. Pertemuan Tak Terduga
63
62. Ditolak!
64
63. Rencana William
65
64. Harga Diri Seorang Suami
66
65. Damai
67
66. Persiapan William
68
67. Siasat William
69
68. I Love You
70
69. Nyamuk
71
70. Tukang Bully
72
71. Kencan Ekstrem
73
72. Ketahuan Deh!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!