Koper besar di taruh oleh Holsi di kasur hotel yang cukup nyaman.
Pikiran Holsi dan Erik di hari ini cukup kacau, disebabkan mendapatkan kembali keanehan yang sebenarnya mereka tak ingin hal itu kembali terjadi, setelah beberapa Minggu lamanya.
Holsi membuka koper nya itu. "Bro... please jangan minta pulang ke Bogor. Kita harus tetep nikmati liburan ini."
Lalu Erik yang sedang membuka jaket hoodie nya itu, langsung menaruh jaket nya itu ke meja yang sudah disediakan di pinggir tempat tidur. "Yaaa... gimana ya. Gue bingung sih sejujurnya, tapi oke lah. Gue nggak akan minta pulang."
Setelah itu, Holsi mengeluarkan satu per satu barang-barang yang ia bawa dan Erik bawa dari dalam koper. Barang-barang itu, ditaruh oleh Holsi di tempat tidur.
Erik Kemudian berjalan ke arah toilet. "Tapi... nggak salah juga lhu pilih hotel yang modelnya, murah kaya gini. Dan gue mau jujur, ini hotel nyaman banget."
Dan Holsi hanya bisa tersenyum. "Hahaha, makanya jangan suka menilai sesuatu dari luar... lhu kalau udah tahu dalaman hotel ini, lhu bakal berbalik pemikiran. Dan sekarang, itu terbukti."
Kemudian Erik yang sudah ada didepan pintu kamar mandi, membuka pintu itu selebar-lebarnya. "Oke. Gue mau coba air kamar mandi hotel, untuk pertama kalinya..."
Holsi hanya bisa tertawa. "Hahaha... sama ajja kali, kaya di kamar mandi lhu."
Terlihat, Erik menutup pintu kamar mandi itu.
Tak lama, keheningan pun terjadi. Hanya tinggal seorang diri saja, yaitu Holsi di ruangan kamar yang tak terlalu besar ini.
Setelah selesai merapihkan barang-barang, Holsi duduk di kasur yang muat untuk dua orang. Ia lalu membuka smartphone nya, ia kemudian membuka sosmed nya.
Tidak lama setelah Holsi melihat-lihat update terbaru dari sosmed di hari ini, ia terkejut dengan sosmed salah satu teman sekelas nya. Yang memajang photo Nuel di sosmed nya itu, dengan kata-kata. HILANG!
Spontan, Holsi menaruh smartphone nya di kasur dengan kasar. "Nggak mungkin si Nuel ilang!"
Mendengar ucapan Holsi yang begitu jelas. Erik buka pintu kamar mandi dengan keras. "Apa?"
Dan Holsi hanya bisa menatap Erik dengan datar. "Bro... kalau emang Nuel ilang beneran, lalu tadi di telfon siapa yang ngasih tahu kalau Nuel ilang? Dan gue akhirnya ngeh, jika suara yang nelfon kita tadi itu, bukan suara Agil. Tapi suara Halzet!"
Seketika itu juga, Erik menepuk jidatnya. "Ya Tuhan... ada apa lagi ini?"
Setelah menepuk jidat nya, Erik yang masih telanjang dada. Menyeru, "Lalu sekarang kita harus apa? Pulang ajja gitu? Atau tetep melanjutkan liburan yang indah ini?"
Tetapi Holsi, hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Melihat hal itu, Erik pun kembali masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah Erik kembali ke kamar mandi. Holsi yang terduduk dikasur, hanya bisa menyandarkan tubuh nya.
"Si Nuel ilang... terus tadi di kereta siapa ya?" Kata Holsi pada dirinya sendiri.
Kejadian yang membuat dirinya bingung dan sahabat nya bingung, kembali diingat oleh Holsi. Ketika di kereta itu, ketika perjalanan menuju Bandung, ketika berada di daerah Cianjur. Holsi kembali mengingat-ingat, tentang lelaki muda yang menyenggol Erik di toilet gerbong kereta. Yang aura nya itu, tubuh nya, sangat mirip sekali dengan Nuel. Sahabat Erik dari Smp. Tapi pertanyaannya, kenapa lelaki yang mirip Nuel itu, ketika di kereta. Menghilang di balik pintu keluar gerbong?.
Tidak lama kemudian, Erik keluar kamar mandi. Bersama sebuah handuk. Ia lalu duduk di kasur.
"Bro... jadi gimana nih?" Tanya Erik pada Holsi.
Dan Holsi hanya bisa mengangkat kedua pundak nya. "Entahlah."
"Lah... kok entahlah?" Kata Erik dengan nada yang kurang menyenangkan.
Ekspresi Holsi, mulai mengerucut. "Lhu inget kan, tentang lelaki muda yang pernah nyenggol lhu di toilet gerbong kereta pas beberapa jam yang lalu? Lhu pastinya ingat! Dan, gue yakin itu Nuel..."
Tangan Erik, mengusap-usap dagunya. "Ehm... mungkin. Tapi, jika itu Nuel. Dia kok bisa hilang di balik pintu gerbong? Kan gerbong kereta yang kita tempati itu, gerbong terakhir."
Telapak tangan Holsi, memukul kasur dengan keras. "Itu dia pertanyaan nya! Gue lagi mikir dari tadi tentang hal itu, kok bisa gitu..."
"Dan si Halz kok jadi sok-sokan telfon lhu?" Tanya Erik yang merasa ada yang aneh.
Kemudian, jari telunjuk Holsi menunjuk-nunjuk dadanya sendiri. "Gue ajja bingung dengan si Nuel yang ilang, gue bingung sama si Eli, Halzet, dan lelaki dingin yaitu si Tommi. Dan gue semakin bingung dengan kejadian-kejadian yang pernah kita alami, terutama manusia-manusia vampir itu!"
Erik ujungnya hanya bisa mengangguk. "Oke."
Holsi semakin dibuat bingung. "Oke apa?"
"Oke kita selesaikan masalah ini..." Ungkap Erik yang kini sudah berdiri dari kasur.
Tetapi Holsi, seperti tak terima. "menyelesaikan? Apakah lhu gila?"
Kemudian Erik, menyangkal ucapan Holsi. "Gue emang gila! Tapi gila gue, karena sahabat! Sahabat kita ilang, maka kita yang harus menuntaskannya!"
"Dengan cara? Jual jiwa ke iblis? Ah elu mah! Gimana sih, nggak asik sumpah..." Kata Holsi yang semakin dibuat kesal.
Hati Erik semakin menggebu-gebu. "Dengar, kita ngalamin banyak kejadian aneh! Dari hutan Huner, manusia-manusia vampir, dan keanehan lainnya. Dan mungkin kita perlu sadari, jika kejadian aneh ini adalah sinyal untuk diri kita. Mungkin siapa tahu suatu saat nanti, dunia ini akan berubah begitu saja. Dan kita lah pahlawan nya."
Namun Holsi, tetap menanggapi ucapan Erik dengan remeh. "Apa yang lhu bicarakan? Please bro, gue benci dengan hal ini semua. Gue lebih baik menghabiskan uang mingguan gue di toko fashion yang ada di Padjadjaran, Bogor. Dibanding harus menyelesaikan ini semua!"
Erik berjalan menghampiri Holsi. Ia lalu duduk di sisi Holsi, "Please bro, sadarilah dengan kejadian yang pernah kita alami... gue yakin si Nuel ada sangkut pautnya sama manusia vampir itu!"
Dan Holsi memberontak dari Erik, ia lalu berdiri kemudian membalikkan badan ke hadapan Erik. "Oke, fix, gue dan lhu bakal cari tahu tentang kejadian yang seakan-akan halu ini!"
Ekspresi Erik semakin dibuat senang. "Nah gitu dong... itu baru namanya bro gue, hahaha."
Kemudian Holsi menunjuk wajah Erik, "Dan lhu yang nentuin ini semua kan! Jadi gue pengen nanya sama lhu, hal pertama yang perlu gue dan lhu lakuin apa? Supaya ada titik terang dari investigasi pertama dan pertama kali nya dihidup ini..."
Kedua halis Erik, ia angkat. "Mudah ajja."
"Apa?" Tanya Holsi dengan malas.
Dagu Erik, ia usap sendiri. "Ehm... hal pertama yang perlu kita lakukan adalah, apakah lhu siap pulang di hari ini juga?"
Holsi pun berjalan ke meja yang ia taruh koper nya disitu. "He! Iya deh, ayo..."
Seketika itu juga, Erik meloncat dari Kasurnya. "Saatnya penyelidikan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Naini ⭕
Aneh memang, itu bisanya kearah gerbong belakang kereta, lalu kemana 🤔🤔
siapa lelaki itu
2022-11-09
0
Larina
Kox aneh sekali, itu Nuel tiba-tiba ada juga di kereta??
Sebenarnya siapa dia??
2022-11-05
0
RINDU ⭕
Semakin aneh keadaan nya
Makhluk misterius itu selalu beraksi
2022-11-01
0