Era Berdarah Manusia

Era Berdarah Manusia

Halaman 1.

Hutan Huner adalah hutan yang sering dijadikan tempat berkemah oleh kebanyakan anak muda. Apalagi, ketika akhir pekan tiba.

Namun sayangnya, ketika akhir agustus 2018. Hutan Huner benar-benar sepi dari pengunjung. Itu semua dikarenakan oleh seseorang yang menyaksikan bahwa ada sesosok makhluk tak kasat mata menghuni hutan ini.

Namun, tidak bagi ke empat anak muda ini. Rimo, Tintin, Silio dan Aef.

Rimo menjadi dalang dari perkemahan ini. Berkemah di hutan Huner sudah Rimo dan teman-teman nya rencanakan sejak awal Juni 2018.

Sebuah jalan setapak yang di iringi oleh rumput-rumput kecil yang basah, Rimo dan keempat teman nya lewati dengan penuh keberanian, semangat serta kepercayaan diri yang tinggi.

Rimo yang memimpin jalan, terus-menerus mengoceh tiada hentinya. "Hahaha, kan gue udah bilang. Setan itu emang ada, tapi kalau kita nggak ganggu. Nggak akan pastinya, hahaha..."

Dan perjalanan menuju hutan Huner yang terletak di kabupaten Bogor ini. Terus di lanjutkan, mereka berjalan di bawah sinar matahari yang segera padam.

|

Tepat pukul 7 malam. Hutan Huner telah berhasil mereka injak. Sekarang, tinggal mencari tempat untuk mendirikan tenda.

Namun sayang, baru saja beberapa hari berita Penampakan sosok Mahkluk di hutan Huner ini beredar, hutan ini benar-benar terlihat tidak karuan.

Rimo berdiri di depan ketiga teman nya, ia terus memperhatikan dengan serius keadaan hutan yang tadinya nyaman dan indah menjadi penuh kerusakan.

Lalu, Tintin berdiri di samping nya. "Rim... apa kita perlu balik lagi aja? Atau cari tempat lain? Gue ngerasa ada yang nggak beres dengan hutan ini."

Rimo hanya sedikit mengarahkan pandangan nya ke Tintin. Ia mencoba mencerna ucapan Tintin.

Kemudian, dari arah belakang. Aef menyerukan ucapannya. "Mungkin berita horor itu benar adanya. Dan kita bisa lihat sendiri di sekeliling ini Angker, angker, pokoknya angker deh..."

Rimo pun berbalik badan kehadapan Aef. "Denger ya! Gue dan lhu semua udah rencanakan perkemahan ini sejak 3 bulan yang lalu! Apa hanya dengan alasan setan keliaran di hutan ini, menjadikan hal untuk menggagalkan perkemahan ini?"

Namun Aef, terlihat tetap berusaha pada pendirian nya itu. "Tapi Rim..."

Seketika itu juga, Rimo menjadi penuh amarah ke Aef. "Diam!"

Aef menjadi merasa terintimidasi. Ia lalu berusaha membalas bentakan Rimo padanya.

Namun, baru saja melangkah setengah. Ucapan Silio membuat suasana hening seketika. "Syut... ini hutan guys, kalian harus hormat."

Sembari membuang muka yang penuh amarah, Aef turunkan kepalan tangan yang tadinya akan menonjol bentuk wajah bagus dari Rimo.

Nada bicara Tintin, terdengar seperti berbisik. "Jadi kita harus gimana sekarang? Sumpah, perasaan gue kaya ada yang merhatiin..."

Dengan kesal, Aef menyalahkan Rimo. "Lho sih!"

Tidak terima terhadap tuduhan Aef, Rimo berkata dengan kerasnya. "Kok gue!"

Seketika itu, Tintin dan Silio kembali berusaha menenangkan keadaan.

"Kalian harus tenang..." Ungkap Tintin yang wajahnya kini pucat.

"Dan apakah kita perlu sesegera mungkin untuk membangun tenda? Karena menurut gue, itu lebih baik sih dari pada balik lagi," Kata Silio dengan wajah yang khawatir.

Pandangan Aef melihat ke kiri dan ke kanan. "Iya, bangun tendanya yuk. Baru jam 7 ajja udah serem gini."

Hati Rimo tetap berusaha tenang, ia lalu menaruh tas ransel besar nya ke tanah. "Ya namanya juga hutan, nggak jauh dari kata seram."

Aef menjadi gemetaran. "Ta... tapi suasana nya beda banget. Nggak kaya serem pada umumnya."

Rimo lalu membuka resleting tas ransel nya itu. "Oke deh guys, kita bangun tempat berteduh nya ini."

Tidak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki yang sangat cepat dari gelapnya hutan Huner ini.

Seketika itu, insting Silio menjadi semakin tajam. "Hah? Masa ia setan nya muncul?"

Rasa takut sebenarnya sudah mulai menghantui Rimo. Namun, ia tetap saja berusaha untuk tenang. "Aaah! udah ah. Selama kita hargai apa yang ada disini, nggak akan ganggu kok pastinya itu mereka."

Suara geraman terdengar tepat tak jauh Tintin berdiri. Seketika itu juga, Tintin terduduk lemas. "A... apaan tuh di depan sana? Masa anjing."

Suara geraman yang sama, kembali terdengar tak jauh di tempat Silio berdiri.

Suara geraman berikut nya kembali terdengar tepat tak jauh di depan Aef berdiri.

Karena semakin tidak karuan, Silio, Aef, dan Tintin. Berjalan mundur ke arah Rimo yang sedang duduk bersama tas ransel nya. Wajah dari ketiga teman Rimo ini menjadi penuh ketegangan.

Seketika itu juga, muncullah sebuah sepasang mata biru seram yang memancar tepat di depan mereka bertiga.

Mata itu lama kelamaan semakin membesar dan membesar. Tidak lama kemudian, karena rasa takut yang berlebih-lebihan membuat ketiga teman Rimo ini pingsan tak sadarkan diri.

Melihat ketiga teman nya pingsan, membuat Rimo menjadi panik. Ia berusaha menenangkan dirinya dan ia juga berusaha membangunkan ketiga temannya.

Hingga pada akhirnya, Rimo sadar ada sepasang mata biru seram yang sedang memperhatikan nya tepat didepan nya.

Seketika itu, Rimo menelan ludah nya begitu keras. Lalu ia, mulai mengucurkan keringat dingin dari kepalanya. Dan dirinya pun mundur sedikit demi sedikit.

Geraman pun terdengar jelas dari sepasang mata tajam ini.

Tidak lama kemudian, dengan keadaan yang secara tiba-tiba. Rimo di hantam oleh Mahkluk yang belum diketahui bentuk nya.

Seketika itu juga, Rimo berteriak kencang sekali. Setelah ia berteriak kencang, terdengarlah geraman yang menggetarkan hutan Huner ini.

Aaaaaaaakh....... !!!!!!!!!!!!!!!

|

Cahaya matahari pagi menyinari bumi, cahaya matahari pagi ini juga. Berhasil menyinari ketiga tubuh dari teman-teman Rimo.

Mereka bangun dari pingsan panjangnya, lalu akhirnya mulai pulih dari keadaan ini.

Aef yang sedang mengucek mata nya, akhirnya tersadarkan sesuatu. "Hah! Dimana Rimo? Tadi malem kan masih disini..."

Dengan tertatih, Tintin bangun untuk berdiri. "Ooh, jadi Rimo udah pergi ya?"

Aef yang terus-menerus memegang-megang tas ransel besar Rimo. Menyeru dengan nada yang tidak karuan. "Bu... bukan pergi, tapi ilang!"

Seketika itu juga, Silio langsung terbangun. "Haah... mungkin sama Mahkluk bermata besar itu!"

Setelah Silio berucap begitu keras dan mendalam. Aef, Tintin dan Silio saling menatap satu sama lain.

Lalu Aef pun menelan ludah nya keras-keras.

Dan, seketika itu juga. Mereka bertiga berlari penuh ketakutan dari hutan Huner ini.

Tas Rimo, Rimo, tak mereka hiraukan. Rasa takut dan bayangan Mahkluk menyeramkan itu terus-menerus terngiang di otak, hati dan pikiran.

Mereka bertiga, keluar dari hutan ini. Kemudian dengan bergegas untuk melaporkan kasus ini. Dan mengatakan sebuah kesaksian aneh terhadap hutan Huner ini yang begitu menyeramkan.

Terpopuler

Comments

Adinda ♋

Adinda ♋

itu pasti hutan yang mengerikan

2023-01-11

1

Kangen ♋

Kangen ♋

Mistery

2022-10-17

0

ALONE ⭕

ALONE ⭕

Thor... ceritanya seru banget
Ayo lanjut lagi

2022-10-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!