Halaman 10

Kota Bandung.

Kereta yang di naikin oleh Erik dan Holsi telah sampai di stasiun Kota Bandung Utama.

Mereka berdua melangkahkan kaki kanan nya, ketika menginjakkan lantai di stasiun ini, untuk pertama kali nya.

Holsi yang sembari memegang koper besar nya itu, menghembuskan nafas lega. "Aah... udah kerasa juga ya udara sejuk nya."

Tetapi Erik yang hanya memakai kaos putih, terlihat menggigil. "Lhu enak pake jaket hoodie, jadi nggak kerasa dinginnya. Lah gue... cuman pake kaos oblong doang. He, dingin banget."

Lalu kedua mata Holsi, melihat-lihat, tubuh Erik. "Ehm... lhu demam kali."

Dan Erik memberontak dari ucapan Holsi. "Siapa yang demam? Gue fine bro, cuman aneh ajja sama udara di sore hari ini..."

Tetap Holsi, hanya fokus pada smartphone nya. "Hotel yang udah kita pesan sejak 5 hari yang lalu, harus segera kita hampiri. Dan... jarak ke hotel nya dari stasiun ini sekitar, 10 menit."

Mata Erik sedikit melotot. "10 menit kalau jalan kaki?"

Dengan tenang, Holsi menjawab. "Lebih tepatnya, 10 menit jika menggunakan kecepatan turbo."

Spontan, Erik menggerutu. "Eh! Lalu apa artinya?"

"Artinya, 1 jam perjalanan." Ungkap Holsi yang kemudian tersenyum usil.

Dan Erik hanya bisa menanggapi nya dengan cemberut.

|

Dengan nama hotel yang Holsi dan Erik booking secara online, hotel Be'a.

Dan setelah satu jam perjalanan menggunakan taksi online, Holsi dan Erik akhirnya sampai di hotel Be'a ini.

Ketika Erik yang sudah lebih dulu turun dari mobil taksi ini, ia melihat betapa kurang menyenangkan ini hotel. "What? Sejauh ini cuman harus nyamperin hotel yang keliatan nggak meyakinkan."

Sembari mengeluarkan koper dari dalam mobil, Holsi bereaksi. "Ya... kan satu malam cuman lima puluh ribu, dan kalau dua malam cuman tujuh puluh lima ribu. Jadi, itung-itung irit."

Erik kembali menggerutu. "Tapi gimana fasilitas nya?"

Dan Holsi mengeluarkan senyuman nya. "Anggap ajja lhu nge kos..."

Nada bicara Erik semakin naik. "Kaya Kosan? Sumpah gue udah bisa membayangkan. Dari kasurnya, kipas angin nggak pake modal, kamar mandi nya. Eh! Tadi kan kita ngelewatin banyak hotel, kenapa nggak disana ajja sih!"

Setelah mengeluarkan koper besar nya dari dalam mobil, Holsi tutup pintu mobil itu. "Tapi... aku nggak suka bohongin orang. Jadi terpaksa deh, kita tetep harus nginep di hotel ini."

Ujungnya, Erik hanya bisa membuang muka. "Udah mah dua hari dua malam lagi..."

Kemudian, terdengarlah bunyi klakson dari mobil taksi online. Setelah itu, mobil taksi ini pergi.

Tidak lama setelah kepergian mobil taksi, smartphone Holsi berdering. Ia lalu mengangkat nya,

Dari telefon.

°Bro... ini gue Agil.°  Seru Agil dengan keras.

°iya gue tahu itu lhu... ada apa?° Jawab Holsi dengan nada yang kurang menyenangkan.

°Anu bro... eee... eee... eee...° Terdengar jelas, nada bicara Agil terlihat gugup.

°Bro denger ya... gue nggak suka main-main!° Dan nada bicara Holsi, semakin tidak menyenangkan.

°SI NUEL ILANG!° Teriak Agil dari telfon.

Spontan, Erik menatap tajam ke arah Holsi.

Dan Holsi langsung menjatuhkan smartphone nya ke jalanan.

Melihat Holsi terdiam aneh, membuat Erik menggerak-gerakkan tubuh Holsi. "Bro... bro? Please, jangan coba kaitkan dengan manusia vampir yang mengerikan itu."

Telefon Holsi masihlah menyala, dan Agil terlihat kembali berbicara dengan jelas.

°Osi... Osi?° Seru Agil dengan begitu gawatnya.

Kemudian dengan sigap, Erik ambil smartphone Holsi yang telah terjatuh ke jalanan.

°Agil... ini gue Erik, sorry ya. Kita pada kaget.° Kata Erik yang terus berusaha memastikan.

°Jangan kan lhu berdua. Gue dan temen-temen yang lain pada kaget, tapi...* Di tengah pembicaraan, Agil menghentikan ucapan nya itu.

*Tapi apa?* Desak Erik yang semakin dibuat penasaran.

*Tapi aneh nya jaket hoodie Nuel, ketemu...* Kata Agil yang di akhir perkataan, menjadi lebih datar.

*Ketemu maksudnya apa?* Desak Erik yang semakin dibuat kesal.

"Maksudnya... jaket nya itu ketemu di hutan Huner." Kata Agil yang tiba-tiba langsung terdiam.

Spontan, smartphone Holsi untuk yang kedua kalinya terjatuh keras ke jalanan. Tatapan Erik menjadi penuh kebimbangan. "Nggak mungkin ada kaitan nya dengan manusia vampir itu..."

Lalu Holsi, berkata. "Lalu sekarang kita harus apa?"

Erik hanya bisa menundukkan kepalanya. "Lebih baik kita pulang."

"Tapi liburan kita?" Kata Holsi yang kemudian mengambil smartphone yang jatuh ke lantai.

Tetapi Erik, ujungnya hanya meloncat-loncat tidak jelas. "Eh... lupakan, lupakan, lupakan!"

Melihat Erik berprilaku aneh, membuat Holsi semakin tak peduli pada nya. "Serah lhu dah, gue bingung."

Dan Erik kembali diam. "Yang jelas, ini aneh..."

Spontan, Holsi bereaksi penuh. "Aah... oke! Gue bakal telfon lagi si Agil."

Namun ketika Holsi akan menghubungi Agil kembali, pulsa yang dimiliki nya tak cukup untuk menelfon Agil yang berada di Bogor.

Karena hal itu, Erik terpaksa memberikan smartphone nya ke Holsi. "Nih yang gue ajja..."

Tanpa basa-basi, Holsi ambil smartphone Erik. Kemudian langsung menelfon Agil.

Suara telfon berdering, dan akhirnya Agil mengangkat telfon dari Holsi.

Dari telfon.

*Iya bro?* Kata Agil dengan nada bicara yang biasa-biasa saja.

*Lah? Kok lhu keliatan kaya santai gitu ajja?* Tanya Holsi yang kebingungan.

*Ehm... ada apa emang telfon?* Kata Agil yang kembali bertanya balik pada Holsi.

*Kok lhu aneh sih... padahal baru ajja lhu tadi di telfon kaya yang panik, sedih, bingung. Sekarang kok malah biasa-biasa ajja?* Ungkap Holsi yang semakin dibuat bingung dengan perilaku Agil.

*What? Bro inget ya, terakhir kita telefonan satu bulan yang lalu. Dan untuk pertama kalinya, di bulan September ini. Lhu baru nelfon gue lagi!* Kata Agil yang terdengar meninggikan nada bicara nya.

Seketika itu, Erik terkejut hebat. Ia tatap Holsi dengan penuh.

Sedangkan Holsi yang sedang memegang smartphone Erik, hanya bisa menganga. "Kejadian aneh apa lagi ini?"

Erik langsung menyeru. "Coba lhu cek nomor telfon di hp lhu itu... nomor telefon yang tadi kita anggap Agil."

Dengan sigap, Holsi buka smartphone nya itu. Dan ketika ia mengecek nomor nya. Ia seketika itu juga terkejut. "Ya Tuhan... ini bukan nomor si Agil, ini nomor asing."

Erik ambil smartphone Holsi, ia lihat nomor telfon yang sempat ia anggap bahwa Agil lah yang menelfon nya. "Nggak mungkin! Ini nomor apa? Ini bukan nomor telfon Indonesia..."

Didalam smartphone Holsi, nomor telfon itu tertulis.

1018-9-30

Tiba-tiba, Holsi ambil smartphone nya dari genggaman Erik.

"Bro?" Seru Erik yang cukup terkejut.

Dan Holsi memasukkan Smartphone nya ke kantung celana. "Berarti fix, si Nuel nggak ilang..."

Erik ujungnya hanya bisa menundukkan kepalanya. "Dan... nomor telfon dari negara mana itu?"

Hati yang penuh dengan pertanyaan, Holsi berusaha tenangkan. Ia lalu mengambil koper besar nya itu. "Ayo... kita ke hotel dulu ajja..."

Dengan lesunya, Erik berjalan bersama Holsi ke arah Hotel yang sudah ada didepan nya.

Terpopuler

Comments

Naini ⭕

Naini ⭕

si bocah bule itu?? siapa namanya

2022-10-28

3

Larina

Larina

Kota Kembang, kalian seharusnya menikmati suasana yang begitu indah

2022-10-17

6

Nina ♋

Nina ♋

Apalagi yang sebenarnya terjadi

2022-10-17

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!