Halaman 3

Sesampainya dirumah, lebih tepatnya di kamar nya. Holsi dengan hati yang lelah, duduk dikasur nya.

Karena ini hari Jum'at dan besok serta lusa adalah hari libur. Maka dirinya, tak langsung ganti pakaian. Ia tetap memakai pakaian seragam nya.

Wajah tampan Holsi, di tenggakan ke langit-langit kamar nya. Ia menjadi penuh kebingungan tentang hari ini.

Kasus hilangnya seorang pendaki di hutan Huner, Halzet, Tommi dan Eli. Semuanya adalah seperti sebuah pertanyaan besar di benak Holsi.

Anak lelaki berusia 16 tahun dengan tinggi 174 sentimeter ini. Bangun dari kasur nya, lalu berjalan menuju jendela berukuran sedang yang langsung mengarah ke Hutan Huner yang cukup jauh dari rumah nya.

Tidak lama kemudian, kakak perempuan nya Holsi. Masuk ke kamar nya, dan ia berdiri di pintu. "Osi, makan siang nya nih."

Holsi yang belum menoleh ke Ana. Hanya bisa membalas seruan kakak nya itu. "Iya, aku nanti nyusul..."

Dan Ana ujungnya menaruh tangan nya itu ke pintu. "... Well, tumben banget liat itu hutan. Pasti kepo banget sama kasus lelaki yang hilang itu?"

Lalu Holsi, dengan tiba-tiba. Berjalan ke arah Ana. Lalu, melewati Ana dengan begitu saja.

Ana pun hanya sedikit bereaksi dengan tanggapan adik semata wayang nya yang dingin. "Dan untuk kesekian kalinya, setiap gue nanya tentang hutan itu. Dia pergi gitu ajja, hmm..."

Dengan ekspresi wajah datar, Ana tutup pintu kamar Holsi. Lalu menyusul Holsi ke ruang makan.

|

Malam hari ini, Erik dan Holsi menginap di rumah Ifo. Setiap malam Sabtu, mereka bertiga suka melakukan tradisi menginap. Dan malam Sabtu kali ini, di rumah nya Ifo lah mereka menginap.

Rumah Ifo memang besar, dia manis dan tinggi nya hanya 170 sentimeter saja. Kamar Ifo yang terletak di lantai 2, dilengkapi dengan televisi, komputer dan tempat tidur yang luas.

Hal ini membuat siapapun termasuk Ifo sendiri, betah.

Tv dinyalakan begitu saja, dan Erik, Ifo dan Holsi sedang bermain game ular tangga di Tab milik Ifo.

Terlihat, wajah Holsi penuh dengan bedak. Disebabkan ia banyak kalah dari kedua teman nya.

Ifo yang merasa puas dengan dirinya yang selalu menang, kembali tertawa lepas. "Hahaha... Osiii, lhu bego ya kalau masalah gini."

Dengan kesal nya, Holsi sentuh layar Tab itu dengan kasar. "Makasih!"

Di layar televisi, dimulai lah kembali suatu acara berita malam, setelah sebuah iklan melintang.

Di dalam acara yang ada di televisi itu, ada seorang lelaki dewasa yang menjadi penyiar.

Malam ini, ia menyiarkan sebuah berita yang sedang viral. Yaitu menghilangnya seorang pendaki di hutan Huner.

Dan hal ini, memicu perhatian Erik, Ifo dan Holsi.

*Dari televisi.

°Belum dua pekan, seorang lelaki berusia 22 tahun. Bernama Rimo, masih saja belum ditemukan di dalam hutan Huner yang kini dicap sebagai hutan angker.

Apalagi, hutan Huner yang gelap, sunyi, seperti seakan-akan disana letak nya monster bersembunyi. Semakin di jauhi oleh para wisatawan, ketika pada 28 Agustus lalu, seorang lelaki bersaksi. Bahwa ia melihat beberapa manusia yang kulit nya sangat putih dan diantara mereka pula ada manusia yang menyerupai serigala. Dan hal ini memicu kontroversi, serta memicu penurunan bisnis pariwisata di hutan Huner ini.

Dan dari semua relawan yang ada, tak ada satu pun jejak. Keluarga dan segenap kerabat nya hanya bisa pasrah dan berharap jika Rimo yang hilang masih hidup.

Bukti demi bukti tak bisa di ungkapkan karena belum ada jejak yang didapatkan.

Lalu, bagaimana de... °

Televisi tiba-tiba di matikan oleh Erik.

Hal ini memicu kekesalan Ifo dan Holsi.

Dengan cemberut, Ifo ambil remote tv nya dari tangan Erik. "Maen matiin ajje lhu..."

Erik berusaha membela diri nya. "Serem bro..."

Dan Ifo pun semakin mengoceh. "Bukan masalah serem nya, tapi itu berita penting..."

Mimik wajah Erik terlihat tegang. "Tapi kan emang serem..."

Lalu Ifo kembali menyalakan tv nya itu. "Gitu ajja serem. Lebih serem muka mantan lho..."

Kemudian, Erik kembali mengambil remote nya itu lalu kembali mematikan nya.

Dan Ifo semakin bereaksi. "Heyy, ini tv gue..."

Tetapi Erik yang di bentak oleh Ifo, seperti tak peduli. Kepala nya, Erik gerakkan ke jendela yang masih belum ditutup gordennya. Dan jendela itu langsung mengarah ke hutan Huner.

Ifo dan Holsi pun ikut memperhatikan hutan huner dari jendela itu.

"Hmm... bener juga sih, serem nya bukan main." Ungkap Ifo.

Dan Remote itu, Erik taruh di paha Ifo. "Makanya dari itu, kita itu nggak boleh banyak bahas tentang hutan dan keanehan manusia serigala itu, secara kan itu hutan Deket banget di daerah kita. Kalau ujungnya kita yang jadi incaran berikutnya gimana?"

Ketakutan menyerang hati Ifo. "Iih... mit-amit, gue lebih ikhlas lho ajja deh Rik yang kena."

Tiba-tiba, Holsi meloncat dari kasur. Kemudian ia langsung berdiri di depan kedua teman nya. "Gimana kalau besok kita ke hutan Huner..."

Tanggapan Ifo seperti menolak ajakan Holsi. Ia hanya bisa menepuk jidat.

Dan Erik, yang mendapatkan ajakan gila dari Holsi. Ujungnya menidurkan dirinya di kasur dengan ekspresi terkejut.

Dengan sigap, Holsi berusaha menyangkal pendapat temannya yang ia pikir salah. "Bu, bukan guys, bukan. Tapi kita itu........"

Penjelasan dari pembicaraan Holsi, terpotong. Ketika Ibu nya Ifo mengetuk pintu kamar. "Ifo, ada temen kamu tuh di luar..."

Seketika itu juga, Erik bangun dengan kagetnya dari rebahan nya. "Temen?"

Dan Ifo hanya membalas sahutan Ibu nya di kasur, tanpa sedikit pun menghampiri atau membuka pintu kamar nya. "Siapa ma?"

Terdengar, nada bicara ibunya sedikit gagap. "E... To Tommi."

Holsi menatap Ifo begitu melotot.

Dan Erik hanya bisa berkata, "Sejak kapan lho Deket sama si dingin itu?"

Ifo pun berusaha menahan serangan dari ucapan Erik. "Ngga, nggak tau...."

Setelah berkata begitu, seruan Ibu nya kembali membuat Ifo, Erik dan Holsi terkejut hebat. "Oh iya, sama temen nya yang bikin hati mah klepek-klepek. Si, si Gejot?"

Dan Holsi kembali menatap Ifo dengan wajah melotot. "Halzet?"

Namun Ifo terserang kebingungan dan kegagapan.

Lalu Erik, mendorong pelan bahu nya. "Jelasin..."

Tiba-tiba, Ifo berkata dengan keras. "Gue nggak tahu apapun, dan gue nggak tahu kenapa mereka malam-malam begini dateng ke rumah..."

Tiba-tiba, seruan ibunya di balik pintu kamar. Membuat Ifo, Erik dan Holsi terkejut. "Nah, ini dua temen kamu udah ada didepan pintu..."

Seketika itu juga, Ifo, Erik dan Holsi saling menatap satu sama lain.

Dan Erik hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Ini semua pasti karena diri lho..."

Ifo kembali berusaha membela dirinya. "Gue nggak tahu apa-apa, guys!"

*Cetrek.*

Itu adalah suara pintu kamar yang terbuka. Dan benar saja, tanpa basa-basi. Halzet dan Tommi masuk ke dalam kamar Ifo.

Hal ini, membuat Ifo, Erik dan Holsi sedikit tegang dan penuh dengan rasa keheranan.

Terpopuler

Comments

Nina ♋

Nina ♋

mungkin Dia tersesat tak tahu arah

2022-12-30

0

Nina ♋

Nina ♋

dia punya pengalaman yang mengerikan

2022-12-30

0

Nina ♋

Nina ♋

libur sekolah Sabtu Minggu ya

2022-12-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!