Pagi hari telah tiba, matahari terbit indah di timur.
Kediaman rumah Agil pun, semakin di hangatkan oleh sinar matahari pagi yang menerangi rumah nya.
Dan, dari dalam rumah Agil. Keluarlah Mina, ibu nya Agil untuk menyapu halaman depan rumahnya, dan hal itu pula telah ia lakukan sejak lama di setiap pagi.
Mina menyapu halaman rumah nya itu dengan hati yang tentram, ia sangat senang sekali membersihkan rumah nya itu.
Namun, ketentraman itu seketika hilang. Ketika seorang pemuda bernama Amal, berlari-lari ke arah rumah Agil.
"Assalamualaikum, assalamualaikum, assalamualaikum..." Seru Amal yang masih begitu jauh dari pandangan Mina.
Mendengar seruan Amal yang begitu tergesa-gesa, membuat Mina menoleh ke arah Amal yang semakin mendekati nya.
"Astaghfirullah Amal, ada apa sih pagi-pagi gini berisik?" Ungkap Mina yang begitu terganggu dengan seruan Amal.
Lalu, Amal kembali mengucapkan salam ke Mina.
"Assalamualaikum Ibu Rt..." Kata Amal yang wajah nya terlihat panik.
Memang benar, Ibu dan Ayah Agil adalah seorang Rt di desa terpencil ini.
Kemudian Mina menyambut salam Amal itu. "Wa'alaikum salam Amal, ada apa?"
Lalu Amal menunjukan sebuah handphone yang rusak dengan tangan nya yang gemetaran. "Ini Bu Rt..."
Mina pun masih terlihat kebingungan. "Hp? Kamu sekarang punya hp gitu? Tapi kok hp nya jelek..."
Kemudian Amal pun berkata. "Bukan bu Rt, bukan. Maksudnya, saya habis nemuin hp ini tadi di hutan..."
Spontan, Mina menjatuhkan sapu lidi nya itu. "Astaghfirullah, bahaya atuh!"
"Iya Bu Rt, makanya saya lapor. Atuh kan saya mah mana mampu beli hp sebagus ini..." Seru Amal yang semakin khawatir.
Lalu, Mina berteriak-teriak memanggil suami nya itu yang berada di dalam rumah. "Bapak... Bapak?"
Dengan sigap, keluarlah Mudi, Ayahnya Agil dari dalam rumah. Mudi masih terlihat menggunakan peci, sarung, & baju Koko. "Ada apa ibu teriak-teriak?"
Mina pun menunjukkan sebuah hp yang bagus mereknya namun telah retak layarnya. "Ini pak, si Amal nemu Hp bagus ini di hutan tadi. Ada apa atuh pak, ini teh?"
Jelas saja terkejut, didesa tempat Agil tinggal ini. Tak ada orang yang kaya raya, semuanya hidup dalam kesederhanaan. Bahkan, rumah pun masih terbuat dari kayu jati, tidak ada rumah yang terbuat dari tembok ataupun besi lainnya. Semua rumah didesa ini adalah rumah panggung. Jelas saja, ketika ada sebuah benda bermerek seperti hp yang telah ditemukan Amal, mereka begitu terkejut.
Kemudian Mudi memegang-megang Smartphone itu. "Ehm... ini punya siapa ya?"
"Ya kali ada yang buang mah? Kan nggak mungkin atuh! Masa orang kaya yang buang ini di tengah-tengah hutan? apalagi hutan Huner..." Jelas Mina kepada Mudi.
Lalu Mudi bertanya kepada Amal. "Mal, ini kamu nemuin nya dimananya?"
Amal masih terlihat panik. "Jadi gini pak Rt, tadi tuh saya kan lagi mau cari rumput ya buat ternak, eh nggak sengaja di tengah jalan, saya menginjakkan sesuatu. Pas saya lihat, eh ternyata HP bagus itu pak. Disitu saya kaget, ya kali saya mau ambil pak, kan saya mah nggak bisa gunain barang yang kaya gituan mah. Makanya saya langsung lapor ke sini, biar semuanya clear."
Mudi pun terlihat mengangguk-angguk mengerti akan semua yang dijelaskan Amal.
Kemudian Mina pun berkata. "Terus gimana atuh pak? Hati ibu mah nggak tenang!"
Dan disitu, Mudi hanya bisa diam sambil memperhatikan smartphone yang masih terlihat bagus itu.
|
Didalam kamar Agil, Agil yang sudah bangun duluan merasa terusik dengan kebisingan diluar rumah nya itu.
Lalu jendela kamar yang langsung mengarah ke halaman depan rumah nya, Agil tengok. "Kok ada si Amal? Kok bapak sama ibu kelihatan bimbang gitu ya? Hmm, ada yang enggak-enggak nih!"
Kemudian, Erik akhirnya terbangun dari tidur nyenyak nya itu. Ia lalu mendapati Agil sedang menoleh ke arah jendela. "Gil, lho liatin apaan?"
Agil lalu menoleh ke arah Erik. "Eh Erik, syukur kalau udah bangun."
Erik lalu bangun dari kasur kemudian menghampirinya Agil. "Lho liatin apaan di luar jendela?"
"Ini nih, temen kecil gue si Amal tumben-tumbenan dateng ke rumah pagi-pagi gini, udah itu kelihatan nya kaya penting banget..." Tutur Agil yang kembali menoleh ke arah jendela.
Erik yang ikut penasaran, akhirnya menoleh ke jendela itu. "Hmm, bikin penasaran sih..."
"Iya tau, keliatan banget bapak ibu gue bimbang gitu di raut wajahnya." Kata Agil yang begitu memperhatikan percakapan yang tak terdengar jelas antara Mina, Mudi, Amal jika didalam kamar.
Lalu Erik menyeletuk. "Samperin yuk, makin dibuat kepo ajja nih."
Agil pun mengiyakan ajakan Erik itu untuk ke halaman depan rumah nya, untuk memastikan ada apa sebenarnya antara kedua orang tua Agil dan si Amal itu.
|
Setelah berada didepan rumah, Agil dan Erik pun datang.
Melihat hal itu, Mina menyambut Erik dengan ramah. "Eh Erik, bagus atuh kalau sudah bangun."
Kemudian Agil menyeru ke Mina. "Bu, ada apa sih rame-rame? Bikin khawatir ajja..."
Lalu Mudi, berkata kepada Agil. "Nak, kamu kenal nggak yang punya hp ini?"
Agil dan Erik pun melihat Smartphone yang di tunjukkan Mudi.
Spontan, Erik pun berteriak sedih. "Astaga... itu hp milik Holsi."
"Hah Holsi?" Seru Mina yang juga ikut terkejut.
Erik lalu mengambil smartphone itu dari genggaman Mudi, kemudian Erik memegang-megang Smartphone yang ternyata milik Holsi. "Astaga, ini hp miliknya Holsi. Ini hp miliknya Holsi, kok bisa sih sampe retak banget kaya begini? Aduh, ada apa ini dengan Holsi di hutan Huner tadi malem?"
Kemudian, Mudi yang terlihat tidak mengerti akan semua ini, berkata. "Bentar, bukannya Holsi itu nginep kan tadi malem?"
"Iya ah, kan kemarin sore ajja salaman sama ibu, si Holsi itu..." Kata Mina yang terlihat mendesak.
Lalu dengan nada pelan, Agil berkata. "Dia tadi malem pulang Bu, pak. Dia pamit ke kita, tadi jam 10 malem."
Seketika itu, Mina menepuk jidatnya. "Astaghfirullah, bakal kaget nih satu desa kalau ada orang yang hilang lagi mah..."
Kemudian Mudi menunjuk Amal. "Amal! Kamu kerahkan bapak-bapak dan pemuda yang ada di desa ini, untuk mencari Holsi. Takutnya Holsi beneran ilang sama kaya si Rimo yang dulu juga pernah hilang dan nggak pernah ketemu lagi hidup-hidup."
Setelah mendapat seruan dari seorang Rt, Amal pun langsung pergi kepusat desa untuk mengumpulkan warga yang ada.
Mendapatkan kejadian seperti ini, membuat Erik dibuat sedih, sangat sedih. "Holsi... maafin gue kalau tadi malem gue kasar sama lho, maafin gue kalau tadi malem gue yang buat lho pergi dari rumah Agil, hiks. Maafin gue Holsi, hiks."
Agil pun berusaha menenangkan Erik yang semakin syok. "Udah Erik, udah. Sekarang mah kita harus berdoa, siapa tahu kan Holsi selamat. Siapa tahu kan itu hp nya emang cuman jatuh ajja ke jalanan. Kan kita nggak tahu..."
Erik benar-benar tak kuasa menahan tangis kehilangan. "Tapi kan kalau emang bener hilang, gimana... hiks."
Melihat hal ini, Mudi dan Mina begitu prihatin. Apalagi mendapatkan kejadian orang hilang untuk kedua kalinya di hutan Huner. Hati Mudi pun saat ini semakin was-was, jika didalam hutan Huner itu ada yang tidak beres.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Qirana
Thor, bahkan banyak para Author cetak buku, mengapa anda pesimis
hmmm
2022-10-03
2
Jazz ♋
Holsi, selamat kan? Dia tidak apa-apa kan??
2022-06-01
1
Nagi Sanzenin
mampir
2021-09-11
1