Selang beberapa menit, Erik dan Holsi akhirnya tidak muntah darah kembali.
Tetapi, perkebunan singkong ini. Menjadi penuh dengan darah kental yang bau amis nya begitu menyengat.
Erik yang kini seragam dan wajah nya penuh dengan percikan darah, hanya bisa pasrah. "Haaaah... gue nggak tahu harus apa sekarang ini."
Dan Holsi semakin frustasi dengan keadaan ini. "Eh.... eh, pengen pulang."
Lalu, Erik melihat-lihat kembali ke sekitaran tempat ini. Dan, darah demi darah benar-benar telah memenuhi perkebunan singkong.
"Bro... apa bener Halz itu vampir?" Ungkap Holsi yang terlihat stres.
Sambil batuk Erik hanya bisa menjawab. "Gue nggak tahu... uhuk, uhuk, uhuk, nggak tahu, uhuk."
Kedua tangan Holsi yang kental dengan muntahan darah nya, menunjuk ke darah-darah yang berserakan bebas di hadapan nya. "Lalu apa artinya ini?"
Karena rasa depresi tak dapat di tahan lagi, Erik ambil pulpen yang ada di saku nya. Kemudian, ia berusaha menekan-nekan kan pulpen itu ke tubuh nya. "Cukup!Cukup! Cukup pokoknya!"
Melihat hal ini, membuat Holsi terkejut. Ia berusaha menghentikan percobaan gila Erik yang terlihat akan menyiksa tubuh nya sendiri. "Hentikan, hentikan bro!"
Tiba-tiba, Erik berteriak keras. Kancing baju nya terlepas semua. Lalu di dada nya terlihat sebuah darah dan bekas tusukan gigi bertaring yang begitu banyak. "Aaah...! Sakit!"
Dan Holsi seketika itu juga, mulai menjauh dari Erik. Rasa tidak menyangka tak dapat ia bendung. Kemudian, lama-kelamaan Holsi hanya bisa terduduk sembari menangis tersedu-sedu. Ia pun semakin tidak karuan, ketika teman nya. Erik sedang berteriak-teriak kesakitan.
Lalu, Erik lama-kelamaan semakin tidak bisa diam, ia menggerakkan seluruh anggota tubuh nya. Karena efek rasa sakit yang begitu luar biasa.
"Aaah! Kenapa ini? Sakit!" Ungkap Erik yang kepalanya menengadah ke atas langit.
Dan Holsi lama-kelamaan semakin berteriak-teriak tidak jelas, apalagi ketika melihat Erik yang di kedua matanya, mengeluarkan tangisan darah merah yang bau amis.
"Erik... kita kenapa?" Teriak Holsi yang semakin menggila jiwa nya.
Tiba-tiba, tak jauh di sisi Holsi. Ada seseorang yang mengulurkan tangan kanan nya. "Hai..."
Seketika itu juga, tanpa memperdulikan Erik yang sedang berteriak-teriak kesakitan. Holsi menoleh ke lelaki itu. "Hai?"
Lelaki itu yang sangat mirip sekali dengan Rimo, lelaki yang dinyatakan hilang di hutan Huner. Tersenyum jahat pada Holsi. "Tolong aku..."
Holsi yang akhirnya menyadari jika itu adalah Rimo, si lelaki muda yang hilang di hutan Huner. Pingsan!
|
Tiba-tiba, Holsi terbangun dengan nafas yang tak beraturan. Ia menjadi tenang, karena itu hanyalah mimpi. Namun, ketika pandangan nya mulai pulih. Ia pada akhirnya sadar, jika ia masih di pohon jambu ini. Dan ia, melihat Erik yang juga sedang tergeletak di jalanan perumahan yang sepi ini.
Lalu, sebelum Holsi membangunkan Erik. Ia pandang sekeliling nya. Dirinya merasa tidak ada yang aneh, dan hati nya mulai kembali tenang.
Tidak lama kemudian, ia bangunkan Erik yang tertidur di pinggir jalanan perumahan sepi ini. "Woy... bangun napa!"
Ketika pipi Erik, di pukul-pukul pelan oleh Holsi. Seketika itu juga, Erik terbangun sembari berteriak penuh ketakutan.
"Aaah....... sakit!" Ungkap Erik yang pada akhirnya terkejut, jika dirinya baik-baik saja.
Setelah ia sadar itu adalah sebuah mimpi buruk. Erik memperhatikan sekeliling tempat nya. Wajah nya yang tadinya penuh ketakutan, menjadi penuh ketenangan.
"Bro... ini hanya mimpi kan?" Tanya Erik pada Holsi.
Holsi hanya bisa mengangguk. "Iya..."
Setelah mendapat jawaban dari Holsi, Erik lihat anggota tubuh nya yang ternyata masih baik-baik saja.
"Huuh... gue kira kenapa?" Kata Erik sembari menghembuskan nafas ketenangan.
Lalu, Holsi berdiri sembari mengambil tas ransel nya. "Pulang yuk... hari ini panas nih."
Dan Erik yang sebenarnya masih bingung, hanya bisa mengangguk. "O... oke."
Setelah berkata begitu, Erik berdiri sembari mengambil tas ransel nya. Kemudian, baru saja akan melangkahkan kaki nya. Seruan seseorang yang ia kenal, menyeru pada Erik dan Holsi. "Guys...."
Dengan hati yang terkejut, Holsi dan Erik menoleh.
"Hah? Ifo?" Kata Erik dengan bingung nya.
Ifo terlihat sedang duduk di motor metik nya. Lalu, ia kembali menyambut seruan Erik. "Guys... bingung ya?"
Dan Holsi berjalan menghampiri Ifo. "Lhu kok bisa ada di sini?"
Motor metik kesayangan nya, Ifo standar kan. Lalu, ia berdiri dari motor nya. "Bisa lah... anak motor mah pasti apa-apa cepet, hahaha."
Sifat ledek Erik, mulai menjadi. "Well... lhu pasti bercanda? Masalahnya, lhu baru bisa naik motor seminggu yang lalu. Ya masa iya, lhu udah bisa naik motor secepat itu? Idup lhu banyakin drama tahu nggak!"
Ifo pun hanya bisa membalas nya dengan penuh kemalasan. "Hah... serah lho pada! Dua manusia iri."
Kemudian, Holsi menepuk pundak Ifo. "Ya udah... anter kita berdua pulang ya."
"Hahaha... " Erik tertawa lepas ketika mendengar ucapan Holsi.
Dan Ifo, yang melihat kedua teman nya mulai duduk di motor baru nya itu. Sedikit tidak terima. "He! Gue nggak bisa ya nganter lho berdua! Rumah lhu pada itu, udah mah beda arah, pada jauh lagi! Tekor dong gue!"
Stang motor Ifo, Erik pegang dengan Erik. "Ya udah, kalau nggak mau, kita tahan motor ini."
Ujungnya, Ifo berjalan ke motor nya itu dengan penuh kekesalan. "Hee! Iya deh, gue anterin lho berdua. Tapi inget! Ini gue anggap hutang bensin sebesar 20.000!"
Holsi yang duduk paling belakang, hanya bisa sedikit mendorong tubuh Ifo. "Terserah..."
Dengan kesalnya, ia nyalakan motor metik nya. Lalu, dijalankan lah motor ini secara perlahan ke jalanan perumahan arah barat.
Dan dengan terpaksa pula, motor baru Ifo. Harus membonceng dua penumpang sekaligus.
Lalu, di tengah perjalanan menuju pulang ini. Holsi sembari tertawa kecil, menoleh ke perkebunan yang tak jauh di sisi kirinya. Ia tanpa sengaja, melihat seorang pria berjalan memasuki perkebunan. Yang aneh nya lagi, pria itu memakai pakaian yang bagi nya cukup asing bagi orang sekitaran perumahan sepi ini.
Ia lalu menundukkan pandangan nya, setelah pria misterius itu menghilang di balik semak-semak. Kemudian, ia mulai sadar. Bahwa, pria itu persis sekali apa yang ia lihat tadi di mimpi. Menurut Holsi dan Erik, kejadian mengerikan tadi adalah mimpi. Jadi, pandangan Holsi seketika itu juga menjadi bimbang. Dan ia akhirnya berkata di dalam hati nya. °Apa ia laki-laki itu adalah Rimo? Lelaki yang dinyatakan hilang dan tak pernah ada jejak lagi di hutan Huner?°
Dan yang paling Erik dan Holsi tak sadari adalah. Bagaimana ceritanya, mereka berdua bisa tertidur pulas di pinggir jalanan sepi? Dan hal itu, tak sama sekali ada di benak Erik dan Holsi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Nina ♋
Kalian mengalami halusinasi yang buruk
2022-10-17
0
RINDU ⭕
Kalian para pemuda, pasti sudah terkena sihir
7
2022-10-03
0
Nina ♋
Kejadian yang sangat mengerikan
Itu bukanlah ilusi
2022-09-20
0