12 September 2018, di Senin pagi.
Upacara telah selesai, dan Holsi seperti hari Senin sebelum nya. Ia duduk, membaca berita horor sampai Guru jam pelajaran pertama datang.
Di sampingnya ada Ifo yang sedang berbincang-bincang dengan Erik yang duduk di depan meja Holsi.
Seketika itu juga, Holsi teringat dengan yang ia pikir mimpi tapi seperti sangat nyata, pada Minggu pagi kemarin. Ia diam sejenak lalu berfikir tentang mimpi nya kemarin pagi itu.
Lalu, Holsi berkata di dalam hati nya. °Si Erik ngalamin juga nggak ya, mimpi yang sama dengan apa yang gue alami kemarin pagi?°
Setelah itu, Holsi pandang Erik yang sedang asyik bercanda ria bersama teman sebangku nya yaitu Ifo.
Holsi melihat, Erik seperti baik-baik saja, dan tidak ada yang disembunyikan.
Lalu, Holsi kembali arahkan pandangan nya ke Smartphone. °Hmm... nggak ada yang mencurigakan."
Setelah berkata didalam hati nya itu, Holsi kembali fokus dengan berita horor yang ia baca dari smartphone nya. Ia pun berusaha melupakan kejadian buruk di dalam mimpi nya yang sempat ia alami kemarin pagi.
Tetapi tiba-tiba, tak jauh di sisi kirinya. Ada suara lembut wanita muda, yang menyelimuti telinga dan leher nya.
Suara wanita muda itu begitu jelas di telinga Holsi.
°Ha... suara dan ketenangan, itu bukan mimpi. sekali-kali, memang bukan, tapi itu kenyataan.°
Spontan, setelah suara wanita muda itu hilang dibawa angin. Holsi langsung melotot dan hatinya begitu terkejut. Lalu, sedikit demi sedikit ia menoleh ke arah kiri, dan di arah kiri itu terlihat Eli yang duduk dengan tenang sembari membaca sebuah buku novel.
Namun tiba-tiba, ketika Holsi perhatikan buku novel yang Eli baca. Terbuka lah satu halaman, yang menggambarkan seekor manusia serigala yang teramat seram.
Seketika itu juga, Holsi jatuh dari tempat duduk nya. Dan hal ini memicu perhatian dari teman-teman yang duduk di sekitar Holsi.
Setelah Holsi terjatuh dengan keras, Eli terlihat mengeluarkan cahaya biru di mata nya.
Tanpa basa-basi lagi, Bim yang duduk sebangku dengan Erik. Langsung menghampiri Holsi kemudian berusaha membantunya bangun dari lantai.
Ifo yang sedang memegang bangku, berkata. "Lho kenapa?"
Tetapi Holsi, hanya bisa menggelengkan kepalanya tanda ia baik-baik saja. "E, enggak, gue oke kok..."
Kemudian, Erik melihat Smartphone Holsi yang masih menyala. Ia seketika itu juga bereaksi. "Hahaha... pantesan drama banget, si Holsi kaget nih kayanya liat cerita setan ini, hahaha."
Dan Holsi yang akhirnya kembali duduk, hanya bisa menjawab. "Iya... gue kaget liat cerita itu."
"Payah!" Ledek Ifo pada Holsi yang terlihat masih saja tegang.
Kemudian, Bim memegang bahu Holsi untuk menenangkan keadaan. "Nggak biasanya lhu cerita horor sampe segitu drama banget.."
Tiba-tiba, Holsi mengeluarkan tatapan penuh pasrah ke Bim. "Bukan itu yang gue liat..."
Namun Bim, mengacuhkan ungkapan Holsi. Ia kembali duduk di bangkunya. "Serah lhu dah..."
Dengan kasarnya, Ifo tepuk-tepuk punggung Holsi. "Ini hari senin bro... masa lhu udah ngalamin kek gituan? hahaha, payah!"
Ujungnya, Holsi semakin dibuat kesal dengan tanggapan teman-temannya yang begitu menyepelekan. Setelah itu, ia kembali fokus dengan smartphone nya.
|
Pulang sekolah sudah berlalu sejak 15 menit yang lalu.
Siang ini, Holsi berjalan sendirian di perumahan yang mengelilingi sekolahan nya. Ada banyak sekali jalan yang menuju ke pusat kota dan jalan raya. Namun tidak seperti biasanya, Holsi berjalan melewati jalanan perumahan sebelah barat. Lagipula, jalanan ini lebih dekat lagi dengan jalan raya. Jadi, walaupun hutan Huner begitu terlihat jelas di barat sana, ia tetap tidak peduli.
Holsi berjalan dengan penuh kekosongan, ia terfikir dengan kejadian demi kejadian aneh dari sejak hari Jum'at.
Eli, Halzet, Tommy, siapakah mereka? Itulah yang menjadi pertanyaan besar di pikiran Holsi, akhir-akhir ini.
Tidak lama kemudian, tak jauh di belakang Holsi yang sedang berjalan pelan. Erik berlari menghampiri Holsi, tak jauh didepan nya. "Osi..."
Seketika itu Holsi menoleh, "Eh, Erik?"
Sesampainya ia di hadapan Holsi, Erik berkata dengan nafas yang tak beraturan karena lelah. "Bareng ya."
"Lhu kenapa sih? Dikejar Anjing?" Kata Holsi, yang penuh dengan kekesalan.
Pundak Holsi, Erik pegang dengan erat. "Sambil jalan, gue sekalian ingin ngomong sama lhu..."
Ekspresi Holsi mengerut. "Ngobrol? Jangan main-main ya! Pikiran gue lagi kena angin badai!"
Dan Erik pun langsung dengan begitu saja, mendorong Holsi. "Buruan dah jalan..."
Dengan kesal nya, Holsi akhirnya kembali berjalan.
|
Holsi dan Erik akhirnya sudah lebih tenang, di perjalanan menuju jalan raya ini, Erik akhirnya mengungkapkan sesuatu pada Holsi. "Bro..."
Langkah kaki Holsi terus di gerakan dengan perlahan. "Iya?"
Terlihat, Erik menarik nafas nya dalam-dalam. Lalu, ia memandang lurus kedepannya. "Kemarin pagi... gue mimpi buruk."
Seketika itu juga, Holsi menjadi tajam tatapan nya. "Kemarin pagi mimpi buruk?"
Dan Erik tetap tak menatap Holsi. "Gue curiga sama keberadaan bocah baru itu dan keberadaan Tommy juga si Eli..."
Spontan, Holsi memeluk Erik. "Akhirnya bro... ternyata lhu sama pemikiran nya dengan gue. Makasih, gue terharu."
Dengan penuh paksa, Erik lepaskan pelukan Holsi dari nya. "Lepasin! Nanti ada yang liat gimana?"
Dan Holsi berkata. "Terus?"
Lalu, Erik kembali mendorong Holsi. "Jalan lagi ajja dulu..."
Kemudian, Holsi kembali berjalan pelan. Ia pun dengan sabar menunggu lanjutan ungkapan dan kejujuran Erik pada nya.
Erik tarik nafas nya begitu dalam, "Bro... bahkan waktu malem nya itu, gue liat segerombolan vampir di atas pohon-pohon yang ada di hutan Huner."
Holsi memalingkan langsung pandangan nya ke hutan Huner yang jauh ada di sebelah barat. "Segerombolan Vampir?"
Lalu, Erik kembali berkata. "Dan bahkan... manusia-manusia vampir itu sama ras nya dengan Halz."
Holsi berfikir sejenak. "Tapi di mimpi itu, si Halz keliatan kek Serigala..."
Erik akhirnya hanya bisa menunduk. "Hmm... apa mereka orang-orang jahat?"
Hati Holsi seketika itu terasa tertekan. "Dan apa tujuan mereka datang kemari? Jika apa yang kita pikirkan, itu benar adanya..."
Namun tiba-tiba, terdengarlah tak jauh didepan perempatan jalan yang ada didepan sana. Seperti segerombolan orang-orang.
Seketika itu juga, Erik langsung menarik Holsi untuk sembunyi di balik pohon jambu yang ada di pinggir jalan ini.
Ketika Erik dan Holsi sudah sembunyi di balik pohon ini. Mereka berdua mengintip, segerombolan itu yang sudah mulai terlihat.
Hati Erik dan Holsi seketika itu juga terkejut hebat. Ketika melihat orang-orang itu yang begitu bule. Sedang berjalan melewati perempatan jalan yang tak jauh didepan Erik dan Holsi.
Melihat hal ini, Erik berbisik pada Holsi. "Bro... gila bener, itu tuh orang-orang yang gue liat pas waktu malam minggu!"
Dan Holsi menjawab. "Manusia-manusia Vampir?"
*Kejadian aneh untuk kedua kalinya, kembali terjadi & dialami oleh Erik dan Holsi.*
Seketika itu juga, bau darah tercium. Hal ini, membuat Erik dan Holsi merasa mual dan ingin muntah.
Lalu, Erik dan Holsi berlari meninggalkan jalanan ini dan pohon jambu ini. Ia masuk ke perkebunan warga, karena bau darah yang begitu menyengat.
Setelah sudah ada di perkebunan warga, mereka berdua benar-benar muntah. Yang lebih mengejutkan diri mereka sendiri adalah, muntah mereka berdua adalah muntah darah yang begitu kental.
Hal ini, membuat Erik yang mulut nya penuh darah. Berteriak ngeri dengan muntahan nya itu.
Begitu pun Holsi, yang baju sekolah nya penuh dengan percikan muntahan darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Nina ♋
Itu empat tahun lalu 🤔🤔🤔
2022-10-17
1
RINDU ⭕
Sepertinya kalian semua telah berada dalam sihir yang saling terkait
2022-09-20
3
Naini ⭕
mengapa begitu mengerikan, apa yang sebenarnya terjadi??
2022-06-06
2