Shaka tengil

Aliyah yang melihat penampilan Shazia menatapnya seakan berkata 'sadar Shazia, sadar. Ada laki-laki yang sedang mengagumi fisik mu'. Aliyah tahu, puteri nya itu tak sadar dengan penampilan nya sendiri. Jika sadar, mana mungkin putri nya itu mau memperlihatkan rambut serta leher jenjang nya pada yang bukan muhrimnya. Tapi di samping itu, Aliyah bersyukur karena Shazia memakai baju tidur model kimono panjang. Jadi yang terlihat hanya bagian rambut dan leher atas nya saja.

Namun sayang, Shazia yang tengah menahan rasa kesalnya itu tak menyadari isyarat tatapan Aliyah. Sorot mata gadis itu hanya terpusat pada Shaka yang kini tengah senyam senyum tak jelas dan tampak menyebalkan di mata Shazia.

"Kenapa kamu bisa ada di rumah ku, Shaka? Bukan nya kamu itu seharusnya sudah pulang? Terus kenapa kamu mendobrak pintu kamar mandi ku? kamu enggak bisa benerin lagi, kan? kamu enggak tau kan kalau ongkos tukang itu mahal !!!"

Shazia yang tak dapat menahan rasa kesalnya mencecar Shaka dengan pertanyaan-pertanyaan.

Bagaimana Shazia tak sangat kesal, Shaka sudah melakukan dua tindakan fatal dalam waktu yang bersamaan. Pertama, Shaka datang ke rumah nya, padahal ia sudah memintanya agar segera pulang. Bagaimana jika ada tetangga yang melihat kedatangan nya? kedua, Shaka mendobrak pintu kamar mandi sampai copot tanpa ada yang meminta nya melakukan tindakan tersebut. Coba, setelah rusak begitu apa anak itu masih bisa memperbaiki nya lagi?

"Mba Shazia cantik banget kayak bidadari turun dari khayangan," celetuk Shaka dikuti senyuman aneh. Membuat, Shazia sontak membola kan mata. Astaga anak tengil ini. Diomelin bukan nya sadar diri malah cengar-cengar tak jelas dan sempat-sempatnya menggombal.

Shaka menyambung kalimat gombalan nya setelah jeda sedetik." Rambut mba juga indah banget. Model iklan shampo mah kalah jauuuh...." Membentangkan kedua tangan di akhir, lalu menyengir.

Mendengar kata rambut panjang, mata Shazia kembali membola lebih besar begitu ia menyadari sesuatu. Astagfirullah. Sadar jika kepala nya tak berhijab, gadis itu pun segera berlari ke arah kamarnya.

Shaka tersenyum gemas sembari mengekori kepergian Shazia.

Sedangkan Aliyah. Wanita awet muda itu menghela nafas pelan dan geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Shazia.

Setelah Shazia masuk kamarnya, Shaka menoleh pada Aliyah.

"Ehem. Maafin saya ya, Bu. Pintu kamar mandi nya jadi rusak," sesal Shaka dengan suara rendah.

Aliyah tersenyum.

"Enggak apa-apa nak Shaka. Enggak usah dipikirin," kata Aliyah.

"Nanti akan segera saya perbaiki, Bu."

"Enggak usah. Biar besok ibu suruh tukang buat benerin lagi. Sekarang nak Shaka duduk dulu. Ibu mau ambilkan minum."

"Terima kasih, Bu."

Shaka tak menolak, karena anak itu kebetulan sedang haus dan butuh air minum.

Shaka kemudian memungut kantong plastik yang ia letak kan begitu saja di lantai setelah Aliyah pergi. Lalu membawanya ke ruang tamu, meletakkan plastik tersebut sekaligus mendudukkan bo-kong nya ke atas sofa.

"Bu, dimana anak tengil itu?" Tanya Shazia saat berpapasan dengan Aliyah. Shazia kini sudah memakai kerudung rumahan, hanya pakaian nya saja yang tak ganti.

"Maksud kamu nak Shaka?" Tanya Aliyah memperjelas pertanyaan Shazia.

Shazia mengangguk dengan setengah hati.

"Lagi di ruang tamu."

Shazia manggut-manggut sambil berpikir.

"Terus Ibu mau kemana?"

"Mau bikin minum dulu."

Belum sempat Shazia mengajukan pertanyaan lagi, Aliyah sudah berlalu.

Shazia menghela nafas menatap kepergian Aliyah, lalu beranjak untuk menemui Shaka.

"Dimana kamu, Cok?"

Langkah Shazia berhenti saat mendengar suara Shaka tengah mengobrol dengan seseorang di ujung telpon.

Karena tak ingin mengganggu, Shazia pun menyender di balik tembok menunggu Shaka selesai bicara.

"Kamu dengar aku. Cepat datang ke alamat yang sudah ku search loc. Dan kamu ganti pintunya dengan bahan yang berkualitas lebih kuat........"

"Hah ! apa aku enggak salah dengar. Shaka menyuruh tukang untuk memperbaiki pintu kamar mandi malam ini juga." Shazia membatin dan semakin mempertajam pendengaran nya.

"Enggak ada tapi-tapi. Pokoknya malam ini juga kamu kerjakan. Kalau enggak mau ku potong gaji mu selama setahun."

Shazia mencebik mendengar kalimat terakhir Shaka.

"Gaya mu Shaka, Shaka. Ternyata kamu enggak cuma tengil nya ke aku doang tapi juga ke semua orang. Mana main ngancem ke segala lagi. Udah berasa kayak bos aja kamu, Shaka."

"Ngapain di sini?"

Shazia terperanjat. Aliyah tiba-tiba datang dan menepuk pundak nya.

Shazia lantas menyengir.

"Enggak, Bu. Tadi si Shaka lagi telponan. Jadi Shazia tunggu disini."

"Ya udah yuk, temani ngobrol teman mu itu." Aliyah menarik lengan Shazia.

Shazia yang enggan pun tak mengikuti langkah Aliyah.

"Aduh, Bu. Si Shaka jangan di ajak ngobrol. Kalau diajak ngobrol nanti anaknya enggak pulang-pulang sampai subuh," ujar Shazia setengah berbisik. Khawatir orang yang sedang dibicarakan nya itu mendengar obrolan mereka.

Aliyah menghela nafas.

"Masa iya sih nak Shaka enggak tau batasan. Kita temani dia sebentar aja. Walau bagaimana pun nak Shaka itu tamu, teman mu sekaligus orang yang udah nolongin kamu. Coba kalau tadi enggak ada dia. Mungkin saat ini kamu masih terkurung di kamar mandi."

Shazia terdiam. Iya juga ya apa kata ibu. Kalau enggak ada si Shaka mungkin ia tidur di kamar mandi malam ini.

"Ya udah deh, Bu. Tapi jangan lebih dari lima menit ya, Bu. Setelah itu dia harus pulang. Ibu kan tau sendiri. Ini udah larut malam. Shazia takut ada tetangga yang julidin kita lagi." Shazia mewanti-wanti sang ibu. Ia tak mau kejadian memalukan dua tahun yang lalu terulang kembali.

"Iya, iya. Ibu paham."

Kemudian, kedua wanita cantik tersebut menghampiri Shaka.

"Kamu mau apa sih ke rumah ku malam-malam gini. Aku kan tadi......."

Ucapan Shazia mengambang, saat Shaka menyodorkan kantong plastik putih ke arahnya tanpa sepatah kata.

Sorot mata Shazia beralih pada benda tersebut.

Aliyah meletakkan cangkir teh di depan Shaka, lalu ikut melihat pada plastik tersebut dengan tanda tanya.

"Ini punya mba, kan? Aku kemari cuma mau mengantarkan plastik yang tertinggal di motor ku ini sama mba."

Aliyah mengkerutkan kening.

Shazia melirik Aliyah sembari menggigit bibir, karena tadi ia sempat berbohong pada ibunya itu.

Di samping tak enak hati pada sang ibu, Shazia merasa senang. Karena pakaian kotor milik big bos nya telah kembali dengan sendirinya tanpa harus payah mencari Shaka yang tak tau tinggal dimana.

Tadi, saat Shazia sampai rumah. Ia baru teringat pada kantong plastik yang tertinggal di stang motor Shaka.

Shazia segera menyambar kantong plastik tersebut.

"Terima kasih," ucap Shazia.

"Sama-sama."

Obrolan ringan pun berlangsung selama sepuluh menit. Hingga akhirnya, Shaka pamit pada Aliyah juga Shazia. Meski berat, tapi pria itu tau diri tak baik bertamu hingga larut malam. Apalagi pemilik rumah nya dua-duanya perempuan.

Sebelum keluar, Shaka berpesan pada Aliyah jika tidak sekarang, besok pagi akan ada tukang yang datang untuk memperbaiki pintu yang telah di rusaknya.

Shazia kemudian mengantar Shaka ke teras sembari celingukan. Khawatir ada tetangga julid yang lihat. Tapi sepertinya aman.

"Aku pikir bu Aliyah kakak nya mba Shazia," tutur Shaka, setelah naik ke atas moge nya.

"Memangnya kenapa?" Tanya Shazia.

"Masih muda dan cantik banget."

Shazia mencebik. Tak sedikit para lelaki yang bilang demikian. Ibu nya memang muda dan cantik. Makan nya para ibu-ibu tetangga selalu sinis, takut suaminya pada naksir ke ibunya. Ya meski fakta nya memang sudah ada beberapa suami tetangga yang nyatain cintanya, bahkan ingin menjadikan ibu istri kedua mereka.

"Ehem. Jangan bilang kamu naksir sama ibu ku ya, karena aku enggak akan pernah mau punya bapak tiri yang masih bocah juga tengil."

Shaka tergelak.

"Aku enggak mau jadi suami ibu mu, mba. Tapi aku mau nya jadi menantu ibu mu. Gimana dong, mba !!!!!"

Terpopuler

Comments

Nar Sih

Nar Sih

shaka,,kelakuan mu bikin shazia gemes sma tingkah mu ,sabarr ya shazia ,ngadepi calon adik ipar tegil mu

2025-02-09

2

mery harwati

mery harwati

Apa kabar Aliyah klo tau jas & kemeja yang dicuci oleh Shazia kepunyaan Dirgantara 😉

2025-02-10

1

Wanita Aries

Wanita Aries

Wkwkwk godain terooosss si mba shazia ya shaka biar makin klepek2

2025-02-09

1

lihat semua
Episodes
1 I love you, mba!
2 Bertengkar
3 Bertengkar 2
4 Mengobati luka Shaka
5 Doa Shaka
6 Disangka kabur
7 Anak haram
8 Shazia pergi
9 Bertemu Nisa
10 Kasih sayang Aliyah
11 Dirgantara
12 Kedatangan Emran
13 Salah sasaran
14 Akal bulus Shaka
15 Perkara rok
16 Orang gila
17 Teman nongkrong
18 Shaka tengil
19 Demi ibu
20 Terlambat
21 Dipecat
22 Mobil rental
23 Gara-gara Bu Parmi
24 Villa di atas bukit
25 Terkagum
26 Posesif
27 Janjian
28 Bertemu Umi Nuria
29 Kafe cinta
30 25 juta
31 Permohonan Emran
32 Jalur langit
33 Ditinggal
34 Dikejar Dirga
35 Dicuekin Shaka
36 Pria tulen
37 Nomer 20
38 Protektif
39 Kedatangan Dirga
40 Arimbi
41 Tanda lahir
42 Disekap
43 Bubur ayam
44 Diusir
45 Cewek itu
46 Playboy cap kadal
47 Sugar baby !
48 Tes DNA
49 Sales produk !
50 Shaka lagi !
51 Fitnah
52 Dipeluk Dirga
53 Nafkah
54 Kembali ke kantor
55 Hotel
56 Buka puasa
57 Setelah buka puasa
58 puber ke tiga
59 Pengantin itu, Nisa !
60 Shock
61 Shock 2
62 Penyesalan
63 ubur ubur ikan lele
64 Pantai
65 Black card
66 Siapa Shazia?
67 Mahluk jahat
68 Tetanggaan
69 Kepergok
70 Akhirnya Dirga tau
71 Canggung
72 Kecelakaan
73 Rumah sakit
74 Pertemuan dua keluarga
75 Berdebat
76 Pemutusan donasi
77 Kemarahan Ramlan
78 Jadi sopir
79 Rayuan Emran
80 Sarah Handoyo
81 Makan bersama
82 Pindahan
83 Shaka vs Emran
84 Prudential suite room
85 Dipandang gembel
86 Perkara dress
87 Mengunjungi kantor pusat
88 Kondangan
89 Gara-gara bulu mata
90 Vest Management
91 Permintaan Shazia
92 Melamar Shaka
93 Shaka vs Ramlan
94 Menunggu Shaka
95 Tuntutan Dirga
96 Menyanggupi
97 Menumpahkan unek-unek
98 Sah
99 Saling memaafkan
100 Keguguran
101 Ijin pindah
102 Suami ku bos?
103 Shock
104 Cemburu
105 Menggoda Shaka
106 unboxing
107 Setelah unboxing
108 Pengakuan Shaka
109 Cemburu berat
110 Tidur di luar
111 Shaka kecelakaan?
112 Mas !
Episodes

Updated 112 Episodes

1
I love you, mba!
2
Bertengkar
3
Bertengkar 2
4
Mengobati luka Shaka
5
Doa Shaka
6
Disangka kabur
7
Anak haram
8
Shazia pergi
9
Bertemu Nisa
10
Kasih sayang Aliyah
11
Dirgantara
12
Kedatangan Emran
13
Salah sasaran
14
Akal bulus Shaka
15
Perkara rok
16
Orang gila
17
Teman nongkrong
18
Shaka tengil
19
Demi ibu
20
Terlambat
21
Dipecat
22
Mobil rental
23
Gara-gara Bu Parmi
24
Villa di atas bukit
25
Terkagum
26
Posesif
27
Janjian
28
Bertemu Umi Nuria
29
Kafe cinta
30
25 juta
31
Permohonan Emran
32
Jalur langit
33
Ditinggal
34
Dikejar Dirga
35
Dicuekin Shaka
36
Pria tulen
37
Nomer 20
38
Protektif
39
Kedatangan Dirga
40
Arimbi
41
Tanda lahir
42
Disekap
43
Bubur ayam
44
Diusir
45
Cewek itu
46
Playboy cap kadal
47
Sugar baby !
48
Tes DNA
49
Sales produk !
50
Shaka lagi !
51
Fitnah
52
Dipeluk Dirga
53
Nafkah
54
Kembali ke kantor
55
Hotel
56
Buka puasa
57
Setelah buka puasa
58
puber ke tiga
59
Pengantin itu, Nisa !
60
Shock
61
Shock 2
62
Penyesalan
63
ubur ubur ikan lele
64
Pantai
65
Black card
66
Siapa Shazia?
67
Mahluk jahat
68
Tetanggaan
69
Kepergok
70
Akhirnya Dirga tau
71
Canggung
72
Kecelakaan
73
Rumah sakit
74
Pertemuan dua keluarga
75
Berdebat
76
Pemutusan donasi
77
Kemarahan Ramlan
78
Jadi sopir
79
Rayuan Emran
80
Sarah Handoyo
81
Makan bersama
82
Pindahan
83
Shaka vs Emran
84
Prudential suite room
85
Dipandang gembel
86
Perkara dress
87
Mengunjungi kantor pusat
88
Kondangan
89
Gara-gara bulu mata
90
Vest Management
91
Permintaan Shazia
92
Melamar Shaka
93
Shaka vs Ramlan
94
Menunggu Shaka
95
Tuntutan Dirga
96
Menyanggupi
97
Menumpahkan unek-unek
98
Sah
99
Saling memaafkan
100
Keguguran
101
Ijin pindah
102
Suami ku bos?
103
Shock
104
Cemburu
105
Menggoda Shaka
106
unboxing
107
Setelah unboxing
108
Pengakuan Shaka
109
Cemburu berat
110
Tidur di luar
111
Shaka kecelakaan?
112
Mas !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!