Teman nongkrong

Aliyah mengintip ke luar melalui celah tirai yang disibak sedikit sebelum membuka pintu. Antisipasi saja. Meski ia tinggal di tempat yang terbilang aman, tapi ia tetap harus berhati-hati pada orang asing. Apalagi ini sudah mendekati tengah malam.

Mata Aliyah menyipit kala melihat seseorang sedang berdiri dengan posisi menghadap pada pintu." Siapa ya?" Aliyah berbisik pada dirinya sendiri. Ia sama sekali tak dapat melihat wajah pria tersebut karena tertutup helm. Tapi jika dilihat dari pakaian nya sepertinya orang itu seorang laki-laki.

"Apa orang itu kurir yang mau anterin paket nya Shazia !" terka Aliyah saat sorotan nya mengarah pada kantong plastik yang ditenteng pria tersebut. Barang kali kurir tersebut kemalaman antar kan paketnya.

Aliyah lalu melihat ke arah ruang keluarga, Shazia sudah tak nampak lagi di sana. Sepertinya putri nya itu sudah masuk ke kamar mandi.

"Ya sudah lah. Biar aku saja yang terima paketnya," putus Aliyah setelah meyakinkan diri bahwa orang tersebut pasti kurir yang ingin memberikan paket untuk Shazia. Kemudian, Aliyah segera melangkah ke arah pintu.

Aliyah langsung disambut senyuman lebar pria tersebut begitu ia membuka pintu.

"Assalamualaikum. Selamat malam, mba !!" Sapa pria tersebut.

Mba !! Aliyah terbengong sesaat. Apa dirinya terlihat muda banget sampai pemuda ini menyebutnya mba? Aliyah lantas tersenyum canggung.

"Waalaikum salam. Selamat malam juga. Mas nya mau antar paket untuk anak saya, Shazia ya?" Tanya Aliyah to the point.

Kini giliran pria tersebut yang terbengong dengan bibir menganga sekian inci. Entah apa yang di pikirkan pria tersebut.

"COD atau_"

"Ma-ma-af, mba, Bu, eee..." Pria tersebut memotong ucapan Aliyah, tapi ujung-ujungnya, ia garuk-garuk helm seperti kebingungan harus memanggil Aliyah apa, mba atau ibu. Mungkin manggil mba terlalu muda, dan panggil Ibu terlalu tua. Pria tersebut tak bisa mendefinisikan wanita di depan nya ini sudah tua apa masih muda dan panggilan yang paling pas untuk nya.

Aliyah yang seakan mengerti pun lantas mengulas senyum.

"Panggil saya ibu saja, mas."

"Ibu !" Alis pria tersebut tertaut.

"Iya, ibu. Saya ini sudah punya anak gadis yang mungkin usianya enggak beda jauh sama mas nya. Jadi lebih cocok dipanggil ibu dari pada mba," tutur Aliyah lembut.

"I-iya, heee...." Pria tersebut menyengir kikuk.

"Itu paket atas nama Shazia, kan ?" Tanya Aliyah. Tatapan nya terarah pada kantong plastik putih.

"Ini !" pria tersebut mengangkat kantong plastik yang ditenteng nya.

Aliyah mengangguk.

"Iya benar, Bu. Ini punya mba Shazia. Tapi mohon maaf sebelumnya. Saya cuma ingin bilang kalau saya sebenarnya bukan kurir, Bu," jelas pria tersebut.

Aliyah tampak sedikit terkejut." Bukan kurir. Lalu?"

"Iya, Bu. Saya bukan kurir. Tapi saya temannya mba Shazia."

Aliyah tampak terdiam sebelum ia lanjut bertanya." Oh ya. Teman kerja atau_"

"Teman nongkrong," potong cepat pria tersebut.

"Teman nongkrong ?" Tanya Aliyah yang kurang percaya. Apa iya Shazia suka nongkrong dengan pria ini?

"Benar, Bu." Pria tersebut meyakinkan Aliyah. Bahkan, tampang nya saja memancarkan wajah serius.

Aliyah manggut-manggut dengan bibir membentuk huruf O. Menatap pria tersebut dengan tatapan antara percaya dan kurang percaya. Apa iya puterinya yang sholehah itu sering nongkrong bareng dengan seorang pria yang......Aliyah memindai penampilan pria tersebut dari atas ke bawah.

"Perkenalkan, Bu. Nama saya Shaka. Nama lengkapnya, Shaka El Rumi Abidzar."

Ditengah Aliyah memindai penampilannya, pria tersebut memperkenalkan dirinya bernama Shaka berikut nama lengkapnya sembari mengulurkan tangan pada Aliyah.

"Ibuuu, ibu toloooongg !!"

"Shazia !" Mata Aliyah sontak membola mendengar suara teriakan dari dalam. Itu suara Shazia. Aliyah kemudian segera masuk setengah berlari mengabaikan uluran tangan Shaka.

Shaka termangu dengan tangan yang masih di udara.

"Tadi seperti teriakan mba Shazia," tutur Shaka. Ia sudah hafal betul warna dan nada suara Shazia. Begitu pun dengan nada teriakan nya.

"Tapi kenapa mba Shazia berteriak?"

Shaka mendadak khawatir. Ia takut terjadi apa -apa dengan Shazia. Tanpa menunggu dipersilahkan masuk oleh si empunya rumah, Shaka lalu nyelonong masuk ke dalam begitu saja.

"Aduh, ibu. Ini kenapa pintunya enggak bisa di buka?" Shazia setengah berteriak di kamar mandi. Kunci kamar mandi tersebut tiba-tiba saja macet membuat Shazia terjebak di dalam nya.

Aliyah yang ada di depan pintu pun cukup panik sembari berusaha membuka pintu tersebut.

"Kamu tenang ya, sayang. Ini ibu lagi berusaha buka."

Ditengah Aliyah berusaha membuka pintu, Shaka datang.

"Ibu, ada apa ?" Tanya Shaka yang berdiri di belakang Aliyah.

Aliyah berbalik. Wanita itu diam menatap Shaka seakan ingin bertanya' kamu kenapa masuk ke rumah saya tanpa seijin saya?'

Shazia menempelkan telinganya pada daun pintu. Ia merasa seperti mendengar suara lain selain suara ibunya. Apa ibunya minta tolong tetangga? tapi tetangga mana yang malam-malam begini sudi menolong ibunya.

"Bisa enggak, Buu ???" Tanya Shazia di dalam sana.

"Belum, sayang. Ibu masih berusaha." Aliyah menjawab pertanyaan Shazia dengan suara keras.

"Itu mba Shazia yang ada di dalam, kan?" Tanya Shaka sembari menatap pada pintu kamar mandi dengan wajah khawatir.

Aliyah menoleh pada Shaka. Pada saat itu pula, Ia kepikiran untuk meminta bantuan pria tersebut saja.

"Iya. Apa kamu bisa bantu kami untuk bukain pintunya?"

"Bisa-bisa, Bu." Dengan tegas, Shaka langsung menyanggupi.

Aliyah menghela nafas lega.

"Ini obengnya, nak Shaka !" Aliyah memberikan obeng yang ia pegang pada Shaka.

"Enggak usah, bu. Kelamaan," tolak Shaka sambil mempersiapkan diri untuk membuka pintu secara cepat tanpa ribet.

Aliyah terbengong. Kalau enggak dengan obeng lalu bukanya dengan apa?

Shaka mengangkat ke udara satu kakinya dan berteriak." Mba, menyingkir dari pintu sekarang !!"

Di dalam kamar mandi, Shazia termangu mendengar suara itu. Shaka !! apa itu si Shaka ? Tapi kenapa anak itu bisa ada di rumah nya?? Benak Shazia bertanya-tanya.

Belum sempat Aliyah bertanya dan Shazia menyahut, tiba-tiba......

BRAK

Daun pintu seketika copot dari engselnya dalam sekejap mata.

Shazia terbelalak terkejut. Untung ia berdiri agak menyisi. Jika tidak, bisa-bisa ia sendiri yang tertimpa daun pintu.

Bukan nya senang dan berterima kasih, Shazia justru kesal. Kenapa pintunya harus di rusak.

"Shakaaaaa......"

Shazia segera keluar. Gadis itu menatap marah pada Shaka sembari bertolak pinggang diambang pintu yang tak lagi berdaun.

Glek, Glek, glek.....tenggorokan Shaka naik turun meneguk ludahnya berulang kali. Netra matanya menatap kagum pada ciptaan tuhan yang luar biasa indah dan sangat sempurna.

"Apa dia seorang bidadari yang turun dari langit ke tujuh ??"

Terpopuler

Comments

Eka Uderayana

Eka Uderayana

pasti Shazia keluar dari kamar mandi hanya pakai handuk doang... makanya Shaka sampai terpesona 😁

2025-02-09

3

Chusnul Zazah

Chusnul Zazah

😅😅😅Iya Bidadari turun dari langit ke cebur dikamar mandi?? karena lagi marah pintunya dirusak Sakha , sazhia lupa barusan mandi, jadi gak pakai hijab??🤔😇😇🤭

2025-02-14

0

Tri Handayani

Tri Handayani

wah...pasti shazia cuma pke handuk doang'sampai bikin shaka trafeling,bakalan g bsa tidur nanti mlm si'shaka

2025-02-09

1

lihat semua
Episodes
1 I love you, mba!
2 Bertengkar
3 Bertengkar 2
4 Mengobati luka Shaka
5 Doa Shaka
6 Disangka kabur
7 Anak haram
8 Shazia pergi
9 Bertemu Nisa
10 Kasih sayang Aliyah
11 Dirgantara
12 Kedatangan Emran
13 Salah sasaran
14 Akal bulus Shaka
15 Perkara rok
16 Orang gila
17 Teman nongkrong
18 Shaka tengil
19 Demi ibu
20 Terlambat
21 Dipecat
22 Mobil rental
23 Gara-gara Bu Parmi
24 Villa di atas bukit
25 Terkagum
26 Posesif
27 Janjian
28 Bertemu Umi Nuria
29 Kafe cinta
30 25 juta
31 Permohonan Emran
32 Jalur langit
33 Ditinggal
34 Dikejar Dirga
35 Dicuekin Shaka
36 Pria tulen
37 Nomer 20
38 Protektif
39 Kedatangan Dirga
40 Arimbi
41 Tanda lahir
42 Disekap
43 Bubur ayam
44 Diusir
45 Cewek itu
46 Playboy cap kadal
47 Sugar baby !
48 Tes DNA
49 Sales produk !
50 Shaka lagi !
51 Fitnah
52 Dipeluk Dirga
53 Nafkah
54 Kembali ke kantor
55 Hotel
56 Buka puasa
57 Setelah buka puasa
58 puber ke tiga
59 Pengantin itu, Nisa !
60 Shock
61 Shock 2
62 Penyesalan
63 ubur ubur ikan lele
64 Pantai
65 Black card
66 Siapa Shazia?
67 Mahluk jahat
68 Tetanggaan
69 Kepergok
70 Akhirnya Dirga tau
71 Canggung
72 Kecelakaan
73 Rumah sakit
74 Pertemuan dua keluarga
75 Berdebat
76 Pemutusan donasi
77 Kemarahan Ramlan
78 Jadi sopir
79 Rayuan Emran
80 Sarah Handoyo
81 Makan bersama
82 Pindahan
83 Shaka vs Emran
84 Prudential suite room
85 Dipandang gembel
86 Perkara dress
87 Mengunjungi kantor pusat
88 Kondangan
89 Gara-gara bulu mata
90 Vest Management
91 Permintaan Shazia
92 Melamar Shaka
93 Shaka vs Ramlan
94 Menunggu Shaka
95 Tuntutan Dirga
96 Menyanggupi
97 Menumpahkan unek-unek
98 Sah
99 Saling memaafkan
100 Keguguran
101 Ijin pindah
102 Suami ku bos?
103 Shock
104 Cemburu
105 Menggoda Shaka
106 unboxing
107 Setelah unboxing
108 Pengakuan Shaka
109 Cemburu berat
110 Tidur di luar
111 Shaka kecelakaan?
112 Mas !
Episodes

Updated 112 Episodes

1
I love you, mba!
2
Bertengkar
3
Bertengkar 2
4
Mengobati luka Shaka
5
Doa Shaka
6
Disangka kabur
7
Anak haram
8
Shazia pergi
9
Bertemu Nisa
10
Kasih sayang Aliyah
11
Dirgantara
12
Kedatangan Emran
13
Salah sasaran
14
Akal bulus Shaka
15
Perkara rok
16
Orang gila
17
Teman nongkrong
18
Shaka tengil
19
Demi ibu
20
Terlambat
21
Dipecat
22
Mobil rental
23
Gara-gara Bu Parmi
24
Villa di atas bukit
25
Terkagum
26
Posesif
27
Janjian
28
Bertemu Umi Nuria
29
Kafe cinta
30
25 juta
31
Permohonan Emran
32
Jalur langit
33
Ditinggal
34
Dikejar Dirga
35
Dicuekin Shaka
36
Pria tulen
37
Nomer 20
38
Protektif
39
Kedatangan Dirga
40
Arimbi
41
Tanda lahir
42
Disekap
43
Bubur ayam
44
Diusir
45
Cewek itu
46
Playboy cap kadal
47
Sugar baby !
48
Tes DNA
49
Sales produk !
50
Shaka lagi !
51
Fitnah
52
Dipeluk Dirga
53
Nafkah
54
Kembali ke kantor
55
Hotel
56
Buka puasa
57
Setelah buka puasa
58
puber ke tiga
59
Pengantin itu, Nisa !
60
Shock
61
Shock 2
62
Penyesalan
63
ubur ubur ikan lele
64
Pantai
65
Black card
66
Siapa Shazia?
67
Mahluk jahat
68
Tetanggaan
69
Kepergok
70
Akhirnya Dirga tau
71
Canggung
72
Kecelakaan
73
Rumah sakit
74
Pertemuan dua keluarga
75
Berdebat
76
Pemutusan donasi
77
Kemarahan Ramlan
78
Jadi sopir
79
Rayuan Emran
80
Sarah Handoyo
81
Makan bersama
82
Pindahan
83
Shaka vs Emran
84
Prudential suite room
85
Dipandang gembel
86
Perkara dress
87
Mengunjungi kantor pusat
88
Kondangan
89
Gara-gara bulu mata
90
Vest Management
91
Permintaan Shazia
92
Melamar Shaka
93
Shaka vs Ramlan
94
Menunggu Shaka
95
Tuntutan Dirga
96
Menyanggupi
97
Menumpahkan unek-unek
98
Sah
99
Saling memaafkan
100
Keguguran
101
Ijin pindah
102
Suami ku bos?
103
Shock
104
Cemburu
105
Menggoda Shaka
106
unboxing
107
Setelah unboxing
108
Pengakuan Shaka
109
Cemburu berat
110
Tidur di luar
111
Shaka kecelakaan?
112
Mas !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!