Kedatangan Emran

Seperti janji Shazia, ia akan mentraktir Nisa makan bakso pada jam istirahat.

Karena makan gratis, Nisa pun tak menolak. Biasanya gadis itu kerap kali ogah-ogahan jika diajak makan bakso dengan alasan diet lah apalah. Padahal bentuk tubuhnya cukup proporsional hanya lebih pendek saja dari Shazia.

Kedua gadis itu kemudian pergi ke warung bakso yang letaknya di depan kantor seberang jalan. Di sana tak hanya tersedia warung bakso saja, ada rumah makan padang dan lain sebagainya.

Pembelinya rata-rata karyawan kantor-kantor yang ada di area jalan tersebut, salah satunya para karyawan kantor dimana Shazia bekerja. Karena dikantornya tak menyediakan fasilitas kantin.

Shazia duduk saling berhadapan dengan Nisa. Nisa memunggungi gedung kantor, sementara Shazia sebaliknya.

Tak perlu menunggu lama, tukang bakso pun datang membawakan pesanan kedua gadis cantik dan berhijab tersebut.

Huum.....Nisa mengendus-endus aroma wangi kuah bakso miliknya.

Alis Shazia tertaut melihat tingkah norak Nisa. Entah norak beneran, entah sengaja ngelawak saja dia.

"Kalau wanginya enak begini pasti baksonya juga enak. Apalagi makan bakso nya gratis. Enaknya pool." Nisa tergelak.

Shazia geleng-geleng tersenyum. Tingkah sahabatnya itu memang random. Kadang jadi gadis feminim, kadang bar-bar, dan kadang seperti bocah. Tapi setiap tingkah gadis itu selalu membuat Shazia bisa tersenyum kadang sampai terbahak.

"Dipotong dulu kenapa bakso nya, Nis. Masa di makan bulat-bulat gitu. Nanti kalau ngegelinding langsung ke kerongkongan gimana!" ujar Shazia yang gemas melihat Nisa menyuapkan baksonya dalam keadaan bulat utuh. Padahal mulutnya kecil.

Nisa yang sedang mengunyah sampai mulutnya kembung itu pun kesulitan bicara. Gadis itu manggut-manggut dan bicara seperti orang gagu.

"Dah lah enggak usah ngomong. Entar keselek lagi kamu nya. Kamu fokus makan aja. Nanti kalau kurang minta tambah lagi aja sesuka mu."

Mendengar kata-kata Shazia, Nisa segera menelan paksa bakso yang sedang dikunyah nya ke dalam kerongkongan, lalu didorong oleh air mineral.

"Emang boleh ?" Tanya Nisa setelah baksonya sudah sampai ke perut.

"Boleh lah. Sekalian pesan sama abang-abang bakso nya juga boleh banget. Iya enggak mang !!" Shazia menoleh pada mamang bakso yang berdiri di depan gerobak bakso.

Tukang bakso itu tampak senyam senyum salah tingkah.

Shazia menutup mulutnya yang ingin mengeluarkan tawa.

Nisa mengerucutkan bibirnya pura-pura kesal.

Pada saat Shazia akan menyedot es teh miliknya, tatapan nya menyorot pada kedatangan sebuah mobil warna putih dan parkir di depan kantor.

Tak lama, seorang pria tua memakai kopiah putih keluar dari mobil tersebut disusul seorang pria muda.

Seketika, Shazia terbelalak kaget. Uhuk. Dan keselek es teh yang tertelan secara tak sengaja.

"Ya Allah, Sha. Minumnya yang bener napa biar enggak keselek," ujar Nisa.

Shazia tersenyum kikuk." I-iya."

Nisa kembali fokus pada bakso nya, sementara Shazia mencuri-curi pandang pada dua orang yang baru keluar dari mobil tersebut tanpa sepengetahuan Nisa.

"Mau apa mas Emran dan ayahnya ke kantor ku?" Shazia membatin keheranan melihat kedua pria yang sangat dikenalnya itu.

Perasaan Shazia pun mulai tak tenang. Jangan-jangan Emran nekad ingin menemuinya dan sengaja membawa ayahnya, supaya hatinya luluh.

Karena setelah dari rumah Emran kemarin, Shazia tak menyalakan ponsel nya. Namun sebelum dimatikan, ia sempat mengirim pesan pada Emran untuk tak mencarinya sementara waktu.

Ayah dan anak tersebut kemudian masuk ke dalam gedung setelah berbicara sebentar dengan satpam Seno.

"Kenapa kamu nekad banget, mas. Padahal aku sudah bilang, aku belum mau bicara sama kamu dan tolong kasih aku waktu. Tapi sekarang kamu malah mendatangiku ke kantor."

"Sha, jam istirahat kita tinggal setengah jam lagi. Buruan itu bakso nya di makan !" ucap Nisa memberitahu Shazia.

Shazia yang tengah diambang gelisah dan pikiran berkecamuk pun tak mendengar suara Nisa. Ia sibuk menimang-nimang, temui atau hindari Emran dan ayahnya.

"Sha, kamu kenapa sih!" Nisa merasa ada yang aneh dengan sikap Shazia.

"Enggak, enggak apa-apa. Maaf tadi kamu ngomong apa?" Tanya Shazia begitu ia sadar.

Nisa menghela nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Nisa.

"Aku cuma mau bilang. Itu bakso mu kebanyakan sambal."

Shazia langsung melihat pada bakso miliknya. Matanya sontak membulat sempurna. Kuah bakso yang tadinya bening kini berubah jadi merah pekat setelah di tumpahi sambal satu mangkok kecil oleh nya secara tak sadar.

Waktu istirahat pun berlalu. Sebelum kembali ke kantor, Nisa ijin sebentar membeli cemilan untuk di ruangan nanti.

Selama menunggu Nisa, selama itu pula tatapan Shazia tak berpaling dari mobil putih yang nangkring di depan kantor dengan benak bertanya-tanya.

Shazia merasa aneh. Kenapa Emran dan ayahnya tak kunjung keluar. Jika Emran mencarinya dan tak menemukan nya di dalam kenapa ia tak keluar. Sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan di tempat kerja nya?

Ditengah menerka-nerka, empat sosok pria tampak keluar gedung dan berbicara di teras. Shazia sontak terkejut, karena empat orang pria tersebut yang tak lain adalah Emran, ustad Ramlan, big bos Dirga, dan Irwan.

Jadi...Emran dan ayahnya ke kantor bukan untuk menemuinya, melainkan menemui manager dan bos Dirga.

Tapi...kok bisa ustad Ramlan dan Emran mengenal dekat dengan bos Dirga.

Lantas urusan Emran apa dengan bos nya?

Benak Shazia terus bertanya-tanya dengan rasa penasaran yang cukup besar.

Kenalnya Emran dan ayahnya dengan bos Dirga membuat Shazia berpikir keras. kok bisa mereka saling kenal dan bla bla bla hingga berakhir kepalanya nyut-nyutan nyeuri.

Shazia melihat Emran dan ayahnya pamit pada bos Dirga dan manager Irwan. Kemudian masuk ke dalam mobilnya dan melaju.

Puk

"Astagfirullah..." Shazia terkejut. Nisa tiba-tiba menepuk pundaknya.

"Sepertinya teman ku yang satu ini ikutan terpesona juga sama pak big bos Dirga," goda Nisa.

Shazia melotot kesal.

"Kamu ngomong apaan sih !!"

"Ya enggak apa apa lagi. Wajar kalau terpesona mah. Itu namanya normal. Lagian siapa yang enggak terpesona sama laki-laki seperti pak Dirga. Meski udah tua tapi masih ganteng dan gagah. Udah gitu kaya raya lagi."

"Istigfar, Nis. Kamu kesambet jin apa sih sampe bisa berpikir seperti itu?"

Nisa tergelak.

"Lagian berulang kali ku panggil kamu enggak nyahut-nyahut. Eh, enggak tau nya sedang lihatin pak Dirga. Kamu naksir ya ?? hayoo ngaku....."

Astagfirullah....Shazia menghela nafas dan geleng-geleng tak mengerti. Bisa-bisa nya Nisa berpikir ia naksir big bos yang sudah tua dan beristri hanya karena ia melihat ke arahnya agak lama. Tak tahu saja dia jika sebenarnya yang ia perhatikan bukan big bos melainkan Emran, kekasihnya.

Terpopuler

Comments

Nar Sih

Nar Sih

seperti nya ayah nya emran yg pk ustad udah saling megenal nih dgn dirgantara bos nya shazia itu mungkin kah ada rahasia di msa lalu dirgantara ,kok jdi penasaran ya kakk

2025-02-05

2

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Nisa kocak juga orangnya, bisa bikin hidup temannya berwarna 😁😁😁

2025-02-06

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

Seru punya sahabat seperti itu 👍😁

2025-02-05

2

lihat semua
Episodes
1 I love you, mba!
2 Bertengkar
3 Bertengkar 2
4 Mengobati luka Shaka
5 Doa Shaka
6 Disangka kabur
7 Anak haram
8 Shazia pergi
9 Bertemu Nisa
10 Kasih sayang Aliyah
11 Dirgantara
12 Kedatangan Emran
13 Salah sasaran
14 Akal bulus Shaka
15 Perkara rok
16 Orang gila
17 Teman nongkrong
18 Shaka tengil
19 Demi ibu
20 Terlambat
21 Dipecat
22 Mobil rental
23 Gara-gara Bu Parmi
24 Villa di atas bukit
25 Terkagum
26 Posesif
27 Janjian
28 Bertemu Umi Nuria
29 Kafe cinta
30 25 juta
31 Permohonan Emran
32 Jalur langit
33 Ditinggal
34 Dikejar Dirga
35 Dicuekin Shaka
36 Pria tulen
37 Nomer 20
38 Protektif
39 Kedatangan Dirga
40 Arimbi
41 Tanda lahir
42 Disekap
43 Bubur ayam
44 Diusir
45 Cewek itu
46 Playboy cap kadal
47 Sugar baby !
48 Tes DNA
49 Sales produk !
50 Shaka lagi !
51 Fitnah
52 Dipeluk Dirga
53 Nafkah
54 Kembali ke kantor
55 Hotel
56 Buka puasa
57 Setelah buka puasa
58 puber ke tiga
59 Pengantin itu, Nisa !
60 Shock
61 Shock 2
62 Penyesalan
63 ubur ubur ikan lele
64 Pantai
65 Black card
66 Siapa Shazia?
67 Mahluk jahat
68 Tetanggaan
69 Kepergok
70 Akhirnya Dirga tau
71 Canggung
72 Kecelakaan
73 Rumah sakit
74 Pertemuan dua keluarga
75 Berdebat
76 Pemutusan donasi
77 Kemarahan Ramlan
78 Jadi sopir
79 Rayuan Emran
80 Sarah Handoyo
81 Makan bersama
82 Pindahan
83 Shaka vs Emran
84 Prudential suite room
85 Dipandang gembel
86 Perkara dress
87 Mengunjungi kantor pusat
88 Kondangan
89 Gara-gara bulu mata
90 Vest Management
91 Permintaan Shazia
92 Melamar Shaka
93 Shaka vs Ramlan
94 Menunggu Shaka
95 Tuntutan Dirga
96 Menyanggupi
97 Menumpahkan unek-unek
98 Sah
99 Saling memaafkan
100 Keguguran
101 Ijin pindah
102 Suami ku bos?
103 Shock
104 Cemburu
105 Menggoda Shaka
106 unboxing
107 Setelah unboxing
108 Pengakuan Shaka
109 Cemburu berat
110 Tidur di luar
111 Shaka kecelakaan?
112 Mas !
Episodes

Updated 112 Episodes

1
I love you, mba!
2
Bertengkar
3
Bertengkar 2
4
Mengobati luka Shaka
5
Doa Shaka
6
Disangka kabur
7
Anak haram
8
Shazia pergi
9
Bertemu Nisa
10
Kasih sayang Aliyah
11
Dirgantara
12
Kedatangan Emran
13
Salah sasaran
14
Akal bulus Shaka
15
Perkara rok
16
Orang gila
17
Teman nongkrong
18
Shaka tengil
19
Demi ibu
20
Terlambat
21
Dipecat
22
Mobil rental
23
Gara-gara Bu Parmi
24
Villa di atas bukit
25
Terkagum
26
Posesif
27
Janjian
28
Bertemu Umi Nuria
29
Kafe cinta
30
25 juta
31
Permohonan Emran
32
Jalur langit
33
Ditinggal
34
Dikejar Dirga
35
Dicuekin Shaka
36
Pria tulen
37
Nomer 20
38
Protektif
39
Kedatangan Dirga
40
Arimbi
41
Tanda lahir
42
Disekap
43
Bubur ayam
44
Diusir
45
Cewek itu
46
Playboy cap kadal
47
Sugar baby !
48
Tes DNA
49
Sales produk !
50
Shaka lagi !
51
Fitnah
52
Dipeluk Dirga
53
Nafkah
54
Kembali ke kantor
55
Hotel
56
Buka puasa
57
Setelah buka puasa
58
puber ke tiga
59
Pengantin itu, Nisa !
60
Shock
61
Shock 2
62
Penyesalan
63
ubur ubur ikan lele
64
Pantai
65
Black card
66
Siapa Shazia?
67
Mahluk jahat
68
Tetanggaan
69
Kepergok
70
Akhirnya Dirga tau
71
Canggung
72
Kecelakaan
73
Rumah sakit
74
Pertemuan dua keluarga
75
Berdebat
76
Pemutusan donasi
77
Kemarahan Ramlan
78
Jadi sopir
79
Rayuan Emran
80
Sarah Handoyo
81
Makan bersama
82
Pindahan
83
Shaka vs Emran
84
Prudential suite room
85
Dipandang gembel
86
Perkara dress
87
Mengunjungi kantor pusat
88
Kondangan
89
Gara-gara bulu mata
90
Vest Management
91
Permintaan Shazia
92
Melamar Shaka
93
Shaka vs Ramlan
94
Menunggu Shaka
95
Tuntutan Dirga
96
Menyanggupi
97
Menumpahkan unek-unek
98
Sah
99
Saling memaafkan
100
Keguguran
101
Ijin pindah
102
Suami ku bos?
103
Shock
104
Cemburu
105
Menggoda Shaka
106
unboxing
107
Setelah unboxing
108
Pengakuan Shaka
109
Cemburu berat
110
Tidur di luar
111
Shaka kecelakaan?
112
Mas !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!