Bertengkar

Shazia termangu sesaat mendengar kata-kata Umi Nuria. Bibit bebet bobot yang jelas. Maksud nya? Ia mencoba mencerna sampai ia mengerti. Umi Nuria seakan menegaskan dan menekankan padanya jika wanita yang akan Emran nikahi harus lah berasal dari asal usul yang jelas.

Lantas, apakah ia termasuk memiliki bibit bebet bobot yang jelas? Shazia meneguk ludahnya yang getir. Bagaimana ia bisa menjadi istrinya Emran, ia saja bukan wanita yang memiliki kriteria calon menantu yang diinginkan oleh Umi Nuria.

Shazia lahir dari rahim seorang wanita tanpa memiliki seorang suami. Ia pun tak tahu siapa ayah biologisnya dan dimana keberadaanya. Masih hidup kah, sudah mati kah. Sang ibu tak pernah bercerita sosoknya, dan selalu menghindar jika ia bertanya. Entah apa yang terjadi di masa lalu, dan entah apa yang sedang disembunyikan oleh ibunya itu.

"Ya Allah, syaratnya sesulit ini untuk menjadi istrinya Emran dan menantu seorang ustad." Shazia membatin dengan perasaan teramat sedih.

Shazia kemudian melirik pada Emran yang hanya diam dengan wajah tampak tegang. Sepertinya pria itu sama seperti Shazia, terkejut, dan tak menyangka jika ibunya akan berbicara demikian pada Shazia.

Shazia pikir, Emran sudah bercerita pada keluarganya. Tapi sepertinya belum. Jika sudah tak mungkin kan Umi Nuria tanya-tanya lagi tentang orang tuanya.

Timbul tanda tanya di otak Shazia, kenapa Emran belum bercerita pada keluarganya? padahal ia sudah membicarakan hal ini sebelum menerima Emran sebagai calon suaminya. Belum siap kah, takut kah, atau malu memiliki calon istri yang tak ber-nasab? Astagfirullah. Shazia beristigfar dalam hati. Membuang jauh-jauh fikiran negatifnya terhadap Emran.

Shazia menarik nafas dalam-dalam, mencoba membuang rasa sesak yang mengganjal di kerongkongan.

Lalu dengan segenap keberanian, ia menatap lagi pada wajah datar Umi Nuria.

"Saya sebenarnya......" Ucapan Shazia mengambang kala netra matanya tak sengaja menyorot ke arah seorang laki-laki yang sedang berjalan ke arah mereka. Tepat di belakang umi Nuria dan ustad Ramlan.

"Dia lagi !!" kening Shazia mengernyit. Dimana-mana ada pemuda itu. Tadi di depan gapura, terus di halaman samping, sekarang ada disini.

Ucapan Shazia yang tanpa sadar dan terdengar nyaring itu membuat semua orang mengalihkan tatapan mereka pada pemuda tersebut.

"Kak Shakaaaa......" Alia, salah satu sepupu kecil Emran langsung turun dari kursinya dan berteriak dengan wajah berbinar-binar. Gadis kecil itu meneriaki nama pemuda yang datang tersebut seraya berlari kecil.

Shaka ! jadi namanya Shaka !. Berkat gadis kecil yang meneriakinya itu, kini Shazia tahu namanya.

"Hallo Alia cantik !!" Shaka membalas sambutan Alia dengan senyuman lebar. Berjongkok dan mencubit gemas pipi tembemnya, membuat Alia tertawa cekikikan.

"Kak Shaka kemana aja sih? Tau enggak. Alia sudah tiga kali kesini tapi kak Shaka nya enggak ada terus. Alia kangen banget tau sama kak Shaka," celoteh Alia manja. Bibirnya dikerucutkan.

Shaka tergelak dan lagi-lagi mencubit pipi Alia dengan gemas." Ah, yang bener kamu kangen sama kakak. Kamu ingin ketemu kakak paling ada maunya ya kan !!"

Interaksi akrab dan hangat antara Shaka dan Alia, Shazia seperti melihat sisi lain di diri pemuda tersebut. Ternyata dibalik penampilan nya yang amburadul, Shaka tampak begitu menyenangkan bagi seorang anak kecil seperti Alia. Dan sepertinya Shaka juga menyukai anak kecil. Lihat saja caranya berinteraksi dengan gadis kecil tersebut.

Sebaliknya calon suaminya, Emran. Emran memang selalu berpenampilan perfeksionis dan bersikap sopan pada semua orang. Tapi tampaknya, Emran tak menyukai anak kecil. Seperti tadi saat Alia mendekatinya, Emran hanya mengulurkan tangannya untuk di salim tanpa berbuat seperti yang Shaka lakukan pada Alia.

"Mau ngapain kamu ke sini, Shaka ?" Dari nada pertanyaan dan wajah datar umi Nuria, sepertinya ia tak menyukai kedatangan Shaka.

Shaka seperti orang lain yang bertamu tapi tidak disambut ramah oleh si empunya rumah.

Hal tersebut membuat Shazia bertanya-tanya, siapa sebenarnya pemuda tersebut? Jika salah satu anggota keluarga ini, masa iya ibunya Emran bersikap ketus padanya.

Shaka yang tengah menggoda Alia pun lantas melihat pada umi Nuria." Emangnya kenapa kalau aku kesini, bu ustadzah? Ini rumah ku juga, kan?" Shaka membalasnya dengan sikap yang tampak tenang dan senyuman yang tak kunjung sirna.

Bola mata umi Nuria membesar. Tampaknya ia menahan rasa kesalnya pada Shaka.

"Setidaknya kamu ganti dulu pakaian kamu dengan pakaian yang lebih sopan, ka. Baru kamu kemari dan kumpul sama kami. Emangnya kamu enggak malu sama paman, bibi, sepupu-sepupu mu dan....." Ustad Ramlan melihat ke arah Shazia." Tamu istimewa kami."

Shaka langsung menatap pada Shazia dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

Shazia yang ditatap tanpa kedip pun segera berpaling salah tingkah. Bukan baper sih, tapi lebih tepatnya risih saja ditatap terus menerus.

Shaka kemudian berjalan memutari meja, membuat Shazia mendadak merinding, apalagi melihat Shaka berjalan ke arahnya sambil terus menatapnya.

"Eh, eh kamu mau ngapain? jangan macem-macem sama calon istri ku." Emran dengan sigap menahan tangan Shaka yang terulur ke arah Shazia.

Shaka berdecak." Ya ampun. Siapa yang mau macem-macem sih. Aku cuma mau kenalan sama calon kakak ipar ku doang kok," kata Shaka.

Kakak ipar !! kalau dia menyebutnya kakak ipar, berarti Shaka ini.......dia adiknya Emran. Shazia membatin.

"Enggak bisa. Kamu enggak boleh menyentuh tangan calon istriku secuil pun? Menyingkir sana." Dengan tegas Emran mengatakan nya, dan ia menghentak kasar tangan Shaka, membuat pemuda tersebut sedikit terdorong.

Shaka tersenyum smirk. Perbuatan kasar Emran tentu saja menyulut emosinya. Namun, ia masih bisa mengontrolnya.

"Memangnya kenapa kalau aku kenalan sama calon kakak ipar? apa kakak takut calon kakak ipar akan jatuh cinta sama aku dan kakak tersaingi?" Shaka sepertinya sengaja memancing emosi Emran.

Mendengar itu, bola mata Shazia sontak melebar. Jatuh cinta sama........ Shazia melirik dan memindai tubuh Shaka dari bawah ke atas dengan posisi menunduk. Tepat saat sorotannya kepergok Shaka, pria itu justru mengedipkan mata sambil senyam senyum.

Pupil mata Shazia seketika melebar dan segera berpaling ke arah lain. Oh ya ampun. Mana mungkin ia bisa jatuh cinta sama preman. Kelakuannya pun genit. Astagfirullah. Shazia beristigfar dalam hati.

Emran berdecak kesal.

"Mimpi kamu Shaka. Mana mungkin wanita terhormat seperti Shazia akan jatuh cinta sama anak berandalan yang selalu bikin onar kayak kamu," balas Emran yang mulai geram.

Shaka terdiam sejenak. Entah apa yang pemuda itu pikirkan. Namun sorot matanya terarah pada Shazia yang tengah diam menunduk.

"Kakak yakin, kalau calon kakak ipar yang cantik ini enggak akan jatuh cinta sama aku!" Tantang Shaka diikuti senyuman penuh arti.

Rahang Emran mengeras. Pancaran matanya pun kian nyalang. Shaka benar-benar berhasil menyulut emosi pria tampan yang selama ini selalu bersikap lemah lembut dan sopan pada semua orang.

Emran secepat kilat menarik kaos atas Shaka. Tangan nya mengepal di udara.

Terpopuler

Comments

Nar Sih

Nar Sih

cerita nya bagus kakk pasti bakal lan seruu nih seprti cerita mu yg lain nya ,siipp lanjutt kakk👍

2025-01-30

2

Wanita Aries

Wanita Aries

Gak prnh gagal karyamu thor

2025-02-01

1

Reogkhentir

Reogkhentir

Keimanan seseorang tak bisa dinilai dari tampilannya, belum tentu Emran lebih taqwa dari Shaka walau terlihat slengean

2025-02-01

1

lihat semua
Episodes
1 I love you, mba!
2 Bertengkar
3 Bertengkar 2
4 Mengobati luka Shaka
5 Doa Shaka
6 Disangka kabur
7 Anak haram
8 Shazia pergi
9 Bertemu Nisa
10 Kasih sayang Aliyah
11 Dirgantara
12 Kedatangan Emran
13 Salah sasaran
14 Akal bulus Shaka
15 Perkara rok
16 Orang gila
17 Teman nongkrong
18 Shaka tengil
19 Demi ibu
20 Terlambat
21 Dipecat
22 Mobil rental
23 Gara-gara Bu Parmi
24 Villa di atas bukit
25 Terkagum
26 Posesif
27 Janjian
28 Bertemu Umi Nuria
29 Kafe cinta
30 25 juta
31 Permohonan Emran
32 Jalur langit
33 Ditinggal
34 Dikejar Dirga
35 Dicuekin Shaka
36 Pria tulen
37 Nomer 20
38 Protektif
39 Kedatangan Dirga
40 Arimbi
41 Tanda lahir
42 Disekap
43 Bubur ayam
44 Diusir
45 Cewek itu
46 Playboy cap kadal
47 Sugar baby !
48 Tes DNA
49 Sales produk !
50 Shaka lagi !
51 Fitnah
52 Dipeluk Dirga
53 Nafkah
54 Kembali ke kantor
55 Hotel
56 Buka puasa
57 Setelah buka puasa
58 puber ke tiga
59 Pengantin itu, Nisa !
60 Shock
61 Shock 2
62 Penyesalan
63 ubur ubur ikan lele
64 Pantai
65 Black card
66 Siapa Shazia?
67 Mahluk jahat
68 Tetanggaan
69 Kepergok
70 Akhirnya Dirga tau
71 Canggung
72 Kecelakaan
73 Rumah sakit
74 Pertemuan dua keluarga
75 Berdebat
76 Pemutusan donasi
77 Kemarahan Ramlan
78 Jadi sopir
79 Rayuan Emran
80 Sarah Handoyo
81 Makan bersama
82 Pindahan
83 Shaka vs Emran
84 Prudential suite room
85 Dipandang gembel
86 Perkara dress
87 Mengunjungi kantor pusat
88 Kondangan
89 Gara-gara bulu mata
90 Vest Management
91 Permintaan Shazia
92 Melamar Shaka
93 Shaka vs Ramlan
94 Menunggu Shaka
95 Tuntutan Dirga
96 Menyanggupi
97 Menumpahkan unek-unek
98 Sah
99 Saling memaafkan
100 Keguguran
101 Ijin pindah
102 Suami ku bos?
103 Shock
104 Cemburu
105 Menggoda Shaka
106 unboxing
107 Setelah unboxing
108 Pengakuan Shaka
109 Cemburu berat
110 Tidur di luar
111 Shaka kecelakaan?
112 Mas !
Episodes

Updated 112 Episodes

1
I love you, mba!
2
Bertengkar
3
Bertengkar 2
4
Mengobati luka Shaka
5
Doa Shaka
6
Disangka kabur
7
Anak haram
8
Shazia pergi
9
Bertemu Nisa
10
Kasih sayang Aliyah
11
Dirgantara
12
Kedatangan Emran
13
Salah sasaran
14
Akal bulus Shaka
15
Perkara rok
16
Orang gila
17
Teman nongkrong
18
Shaka tengil
19
Demi ibu
20
Terlambat
21
Dipecat
22
Mobil rental
23
Gara-gara Bu Parmi
24
Villa di atas bukit
25
Terkagum
26
Posesif
27
Janjian
28
Bertemu Umi Nuria
29
Kafe cinta
30
25 juta
31
Permohonan Emran
32
Jalur langit
33
Ditinggal
34
Dikejar Dirga
35
Dicuekin Shaka
36
Pria tulen
37
Nomer 20
38
Protektif
39
Kedatangan Dirga
40
Arimbi
41
Tanda lahir
42
Disekap
43
Bubur ayam
44
Diusir
45
Cewek itu
46
Playboy cap kadal
47
Sugar baby !
48
Tes DNA
49
Sales produk !
50
Shaka lagi !
51
Fitnah
52
Dipeluk Dirga
53
Nafkah
54
Kembali ke kantor
55
Hotel
56
Buka puasa
57
Setelah buka puasa
58
puber ke tiga
59
Pengantin itu, Nisa !
60
Shock
61
Shock 2
62
Penyesalan
63
ubur ubur ikan lele
64
Pantai
65
Black card
66
Siapa Shazia?
67
Mahluk jahat
68
Tetanggaan
69
Kepergok
70
Akhirnya Dirga tau
71
Canggung
72
Kecelakaan
73
Rumah sakit
74
Pertemuan dua keluarga
75
Berdebat
76
Pemutusan donasi
77
Kemarahan Ramlan
78
Jadi sopir
79
Rayuan Emran
80
Sarah Handoyo
81
Makan bersama
82
Pindahan
83
Shaka vs Emran
84
Prudential suite room
85
Dipandang gembel
86
Perkara dress
87
Mengunjungi kantor pusat
88
Kondangan
89
Gara-gara bulu mata
90
Vest Management
91
Permintaan Shazia
92
Melamar Shaka
93
Shaka vs Ramlan
94
Menunggu Shaka
95
Tuntutan Dirga
96
Menyanggupi
97
Menumpahkan unek-unek
98
Sah
99
Saling memaafkan
100
Keguguran
101
Ijin pindah
102
Suami ku bos?
103
Shock
104
Cemburu
105
Menggoda Shaka
106
unboxing
107
Setelah unboxing
108
Pengakuan Shaka
109
Cemburu berat
110
Tidur di luar
111
Shaka kecelakaan?
112
Mas !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!