Orang gila

"Shaka, pleaseeee jangan kencang-kencang aku takuutt !!!"

Shazia terus menerus berteriak meminta Shaka untuk mengurangi kecepatan laju nya.

Dan selama itu pula, Shaka sengaja tak menggubris permintaan Shazia. Moge terus melaju ugal-ugalan. Kebetulan jalanan yang dilalui dalam keadaan lengang, jadi moge bisa melaju pesat bebas hambatan.

"Kalau kamu enggak mengurangi kecepatan, aku bakal lompat nih," ancam Shazia yang mulai tak tahan lagi dengan kelakuan Shaka.

Mendengar ancaman Shazia yang hendak melompat tersebut, Shaka mendadak khawatir. Bagaimana jika Shazia beneran nekad melompat? Oh tidak baby. Mba Shazia tak boleh melakukan hal konyol itu. Karena khawatir Shazia nekad, akhirnya Shaka menuruti keinginan nya.

Shazia mengatur nafas nya yang tersengal-sengal setelah Shaka mengurangi kecepatan dan tak lagi ugal-ugalan. Puk. Dengan geram ia memukul punggung Shaka cukup keras.

Shaka cengengesan.

"Turunkan aku disini," pinta Shazia yang kesal.

"Kok turun sih. Daerah sini banyak anak berandalan lho. Emangnya mba enggak takut diganggu sama anak berandalan?" Shaka menakuti-nakuti Shazia agar gadis itu mengurungkan keinginan nya.

"Apa bedanya sama kamu. Kamu juga anak berandalan, kan? Mana bawa motornya ugal-ugalan lagi. Kamu tau kalau kamu itu hampir aja buat aku celaka," balas Shazia.

Shaka terdiam. Benar juga apa yang dikatakan Shazia. Gara-gara cemburu, Ia hampir saja membahayakan nyawa gadis yang dicemburui nya ini. Tak semua wanita senang diajak motoran sambil kebut-kebutan. Apalagi Shazia seorang cewek yang notabene nya wanita sholehah dan feminim.

"Cepat berhentiin motornya, Shaka !!" pinta Shazia.

Shaka yang masih terhanyut dalam lamunan nya pun tak mendengar permintaan Shazia.

Kerena Shaka tak kunjung menuruti keinginan nya, Shazia lantas mencubiti perut Shaka dengan geram.

Shaka terkejut saat merasakan geli di perutnya akibat perbuatan Shazia.

"Aduh, duh, duh......iya, iya, mba. Ampun aku berhenti." Shaka segera menyingkir ke pinggir jalan karena tak kuat menahan geli. Jika dipaksakan akan membahayakan mereka berdua. Jadi ya terpaksa ia menuruti keinginan Shazia dari pada celaka.

Shazia langsung turun dengan wajah di tekuk. Lalu berdiri bersedekap menghadap pada jalanan yang sepi.

"Mba beneran mau turun disini?" Tanya Shaka sambil celingukan ke sekitar.

"Yaaaaa," jawab Shazia yang seakan malas menjawab dan enggan melihat pada muka Shaka.

"Mba enggak takut sama_"

"Aku lebih takut sama kamu. Udah sana kamu pulang." Potong Shazia ketus.

Shaka menghembus nafas besar.

"Ya sudah kalau mau nya mba. Tapi sebelum aku pergi, coba mba lihat dulu kebelakang."

Kening Shazia mengernyit mendengar permintaan Shaka. Apa maksud nya menyuruh nya lihat kebelakang.

Dengan rasa penasaran, Shazia menuruti perintah Shaka melihat kebelakang. Seketika itu pula, ia terbelalak lebar saat melihat sosok pria berambut gimbal, berbadan dekil, pakaian compang camping, bahkan bagian anu nya terbuka dan anu nya terlihat gundal gandul. Pria tersebut menyengir pada Shazia.

"Hani, Hani I love youuuu......" seru pria tersebut sembari melangkah ke arah Shazia dan Shaka.

Astagfirullah. Shazia yang ketakutan lantas bergerak mundur hingga membentur pada Shaka lalu memalingkan muka. Jijik banget lihatnya.

"Gimana, mba? mba mau tetap disini saja dan ditemani sama orang gila itu atau ikut sama anak berandalan tapi waras ??" bisik Shaka di telinga Shazia seraya tersenyum penuh arti.

"Hani i love you !! Wait me Hani......"

Shazia geleng-geleng. Ia begitu ketakutan melihat orang gila tersebut yang semakin mendekat. Tanpa dipaksa, Shazia segera naik ke moge Shaka dengan sendirinya.

"Shaka ayok tancap gas !" Seru Shazia yang panik, karena orang gila tersebut semakin mendekat.

Shaka mengulum senyum, kemudian ngeng......

"Astagfirullah hal adzim...." Shazia mengusap-usap wajahnya. Jijik rasanya mengingat kejadian tadi. Seumur hidup baru kali ini ia merasa dilecehkan oleh orang gila. Orang gila tersebut tak senonoh mempertontonkan anu nya. Ia tahu orang itu orang gila yang tak waras. Tapi tetap saja ia jijik dan merasa matanya telah ternodai.

"Gila, anu nya mas-mas tadi gede juga ya, mba !!" celetuk Shaka.

Shazia sontak melotot dan puk, ia memukul punggung Shaka.

Shaka tergelak.

Rasanya puas sekali ngerjain Shazia, tapi ada kasihan nya juga. Mba Shazia pasti terbayang -bayang terus kejadian tadi. Shaka geleng-geleng seraya tersenyum membayangkan bagaimana wajah Shazia saat ini.

"Ka, berhenti disini aja," pinta Shazia saat sudah berada di jalanan kecil.

Shaka pun menuruti perintah Shazia, memberhentikan motor nya di pinggir jalan. Kemudian, ia melepas helm nya.

"Apa sudah sampai, mba?" Tanya Shaka.

"Sudah," jawab Shazia sembari merapikan jilbab yang bentuknya tak beraturan tertiup angin.

"Yang mana rumah, mba?" Tanya Shaka seraya celingukan.

"Itu." Shazia menunjuk dengan dagu nya ke suatu arah.

Shaka mengikuti arah yang ditunjuk Shazia. Dari jarak yang lumayan jauh, ia melihat sebuah rumah sederhana diterangi oleh lampu disekelilingnya. Rumah itu memang rumah sederhana, tapi tampaknya cukup nyaman dengan halaman yang cukup luas.

"Itu !" Tunjuk Shaka.

Shazia mengangguk.

"Tapi kan jaraknya masih jauh, mba. Kok mba minta turun di sini? Kenapa enggak di depan rumah aja. Ayok, naik lagi. Aku antar mba sampe depan rumah," ujar Shaka. Bersiap -siap menyalakan mesin motor nya lagi. Tapi, Shazia menggeleng.

"Enggak usah, ka. Di sini aja." Shazia menolak sembari celingukan. Ia khawatir ada tetangga julid yang melihat keberadaan mereka. Ya walaupun rumah Shazia cukup jauh dengan rumah para tetangga, tapi tetap saja ada beberapa tetangga yang selalu mengurusi hidupnya dan ibunya.

"Tapi kenapa, mba? "

"Maaf, ka. Aku enggak enak sama tetangga dan mama ku kalau bawa laki-laki malam-malam ke rumah," jelas Shazia.

"Ya tapi kan aku_"

"Sudah. Mending kamu pulang sekarang. Besok kamu harus kuliah, kan?" pungkas Shazia yang ingin Shaka segera pergi. Bukan apa-apa, ia hanya takut Shaka jadi bahan julid tetangganya. Jika bertemu dengan Emran pun, Shazia lebih memilih bertemu di luar. Oleh karenanya, Emran hanya pernah sekali saja ke rumah Shazia itu pun sembunyi-sembunyi.

"Please !! Kamu pergi sekarang ya !!" Shazia menangkup kedua tangan.

Shaka menghela nafas, kemudian mengangguk.

"Ya sudah. Aku pulang sekarang," tutur Shaka. Lalu menyalakan motor nya.

"Terima kasih ya, calon adik ipar !!" ucap Shazia tersenyum.

Calon adik ipar !! Glek. Shaka menelan ludah. Rasanya tak enak banget di panggil adik ipar. Andai saja.....

"Sudah cepet sana pergi !!" usir Shazia. Gadis itu celingukan dengan wajah cemas.

Dengan berat hati, Shaka pun pergi.

Setelah memastikan Shaka pergi, Shazia melangkah ke arah rumah nya. Pada saat tiba di teras, Aliyah keluar.

Melihat Aliyah, Shazia langsung mengucapkan salam dan menyalimi tangan nya dengan khidmat.

"Kamu kerja lembur lagi, sayang?" Tanya Aliyah yang sudah tahu jika setiap hari Senin puteri nya itu selalu kerja lembur.

"Iya, Bu."

"Pulang nya?"

"Naik ojek online."

Kening Aliyah mengkerut.

"Tapi kok ponsel kamu enggak di bawa, sayang. Terus gimana pesan ojek online nya?"

Shazia membola kan mata." Anu, Bu. Itu aku nebeng sama Nisa. Tadi aku minta tolong Nisa buat pesenin ojek Online." Shazia menggigit bibir. Ia tahu sekali nya berbohong maka akan menciptakan kebohongan baru dan terus begitu.

"Nisa lembur juga?"

"I-iya. Ya udah ya, Bu. Shazia mau bersih-bersih dulu." Shazia langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu tanggapan ibunya.

Baru saja Aliyah menutup pintu, terdengar seseorang mengetok pintu dari luar.

"Siapa malam-malam begini yang bertamu !" Aliyah membatin keheranan. Tak biasanya rumah mereka di datangi seorang tamu di jam sebelas malam.

Terpopuler

Comments

mery harwati

mery harwati

Shaka kembali ke rumah Shazia karena kresek Shazia yang berisi jas & kemeja kotor Pak Dirgantara ketinggalan di stang motornya Shaka 🤣 padahal jas & kemeja itu harus bersih besok saat Shazia masuk kerja 🤭

2025-02-09

0

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Kira2 siapa yang datang ya?. Emran kah?. Siapapun itu asal gak bikin masalah ma Sha n ibunya

2025-02-08

0

Nar Sih

Nar Sih

penasaran nih dgn tamu mlm,,nya kira ,,siapa yaa shaka apa bos dirga yaa..lanjut kakk👍

2025-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 I love you, mba!
2 Bertengkar
3 Bertengkar 2
4 Mengobati luka Shaka
5 Doa Shaka
6 Disangka kabur
7 Anak haram
8 Shazia pergi
9 Bertemu Nisa
10 Kasih sayang Aliyah
11 Dirgantara
12 Kedatangan Emran
13 Salah sasaran
14 Akal bulus Shaka
15 Perkara rok
16 Orang gila
17 Teman nongkrong
18 Shaka tengil
19 Demi ibu
20 Terlambat
21 Dipecat
22 Mobil rental
23 Gara-gara Bu Parmi
24 Villa di atas bukit
25 Terkagum
26 Posesif
27 Janjian
28 Bertemu Umi Nuria
29 Kafe cinta
30 25 juta
31 Permohonan Emran
32 Jalur langit
33 Ditinggal
34 Dikejar Dirga
35 Dicuekin Shaka
36 Pria tulen
37 Nomer 20
38 Protektif
39 Kedatangan Dirga
40 Arimbi
41 Tanda lahir
42 Disekap
43 Bubur ayam
44 Diusir
45 Cewek itu
46 Playboy cap kadal
47 Sugar baby !
48 Tes DNA
49 Sales produk !
50 Shaka lagi !
51 Fitnah
52 Dipeluk Dirga
53 Nafkah
54 Kembali ke kantor
55 Hotel
56 Buka puasa
57 Setelah buka puasa
58 puber ke tiga
59 Pengantin itu, Nisa !
60 Shock
61 Shock 2
62 Penyesalan
63 ubur ubur ikan lele
64 Pantai
65 Black card
66 Siapa Shazia?
67 Mahluk jahat
68 Tetanggaan
69 Kepergok
70 Akhirnya Dirga tau
71 Canggung
72 Kecelakaan
73 Rumah sakit
74 Pertemuan dua keluarga
75 Berdebat
76 Pemutusan donasi
77 Kemarahan Ramlan
78 Jadi sopir
79 Rayuan Emran
80 Sarah Handoyo
81 Makan bersama
82 Pindahan
83 Shaka vs Emran
84 Prudential suite room
85 Dipandang gembel
86 Perkara dress
87 Mengunjungi kantor pusat
88 Kondangan
89 Gara-gara bulu mata
90 Vest Management
91 Permintaan Shazia
92 Melamar Shaka
93 Shaka vs Ramlan
94 Menunggu Shaka
95 Tuntutan Dirga
96 Menyanggupi
97 Menumpahkan unek-unek
98 Sah
99 Saling memaafkan
100 Keguguran
101 Ijin pindah
102 Suami ku bos?
103 Shock
104 Cemburu
105 Menggoda Shaka
106 unboxing
107 Setelah unboxing
108 Pengakuan Shaka
109 Cemburu berat
110 Tidur di luar
111 Shaka kecelakaan?
112 Mas !
Episodes

Updated 112 Episodes

1
I love you, mba!
2
Bertengkar
3
Bertengkar 2
4
Mengobati luka Shaka
5
Doa Shaka
6
Disangka kabur
7
Anak haram
8
Shazia pergi
9
Bertemu Nisa
10
Kasih sayang Aliyah
11
Dirgantara
12
Kedatangan Emran
13
Salah sasaran
14
Akal bulus Shaka
15
Perkara rok
16
Orang gila
17
Teman nongkrong
18
Shaka tengil
19
Demi ibu
20
Terlambat
21
Dipecat
22
Mobil rental
23
Gara-gara Bu Parmi
24
Villa di atas bukit
25
Terkagum
26
Posesif
27
Janjian
28
Bertemu Umi Nuria
29
Kafe cinta
30
25 juta
31
Permohonan Emran
32
Jalur langit
33
Ditinggal
34
Dikejar Dirga
35
Dicuekin Shaka
36
Pria tulen
37
Nomer 20
38
Protektif
39
Kedatangan Dirga
40
Arimbi
41
Tanda lahir
42
Disekap
43
Bubur ayam
44
Diusir
45
Cewek itu
46
Playboy cap kadal
47
Sugar baby !
48
Tes DNA
49
Sales produk !
50
Shaka lagi !
51
Fitnah
52
Dipeluk Dirga
53
Nafkah
54
Kembali ke kantor
55
Hotel
56
Buka puasa
57
Setelah buka puasa
58
puber ke tiga
59
Pengantin itu, Nisa !
60
Shock
61
Shock 2
62
Penyesalan
63
ubur ubur ikan lele
64
Pantai
65
Black card
66
Siapa Shazia?
67
Mahluk jahat
68
Tetanggaan
69
Kepergok
70
Akhirnya Dirga tau
71
Canggung
72
Kecelakaan
73
Rumah sakit
74
Pertemuan dua keluarga
75
Berdebat
76
Pemutusan donasi
77
Kemarahan Ramlan
78
Jadi sopir
79
Rayuan Emran
80
Sarah Handoyo
81
Makan bersama
82
Pindahan
83
Shaka vs Emran
84
Prudential suite room
85
Dipandang gembel
86
Perkara dress
87
Mengunjungi kantor pusat
88
Kondangan
89
Gara-gara bulu mata
90
Vest Management
91
Permintaan Shazia
92
Melamar Shaka
93
Shaka vs Ramlan
94
Menunggu Shaka
95
Tuntutan Dirga
96
Menyanggupi
97
Menumpahkan unek-unek
98
Sah
99
Saling memaafkan
100
Keguguran
101
Ijin pindah
102
Suami ku bos?
103
Shock
104
Cemburu
105
Menggoda Shaka
106
unboxing
107
Setelah unboxing
108
Pengakuan Shaka
109
Cemburu berat
110
Tidur di luar
111
Shaka kecelakaan?
112
Mas !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!