Bertemu Nisa

"Assalamualaikum !!"

Shazia mengucap salam di depan sebuah rumah kontrakan yang tak besar.

Setelah mengulangi sebanyak tiga kali, pintu tersebut akhirnya terbuka. Keluar lah sosok gadis manis berhijab lebar yang kini tampak tercengang dengan arah tatap pada Shazia.

"Shaziaaa !!" pekik gadis tersebut.

Sepertinya gadis tersebut terkejut melihat kedatangan Shazia yang tak disangka dan dalam keadaan basah kuyup.

Shazia menghela nafas lega setelah melihat sosok gadis tersebut. Ia pikir sahabatnya itu sedang tak ada di kontrakan.

Shazia bersyukur tuhan masih berbaik hati padanya. Jika sahabatnya itu tak ada, ia tak tahu harus pergi kemana.

"Assalamualaikum, Nisa !!" ucap Shazia diikuti senyuman lebar pada wanita sebaya dengannya.

Gadis berwajah bulat yang bernama Nisa itu pun membalas salam Shazia dan meminta Shazia untuk segera masuk ke dalam rumah kontrakan nya.

"Nih, ganti dulu pakaian mu. Kalau enggak ganti kamu bisa masuk angin nanti."

Nisa memberikan pakaian miliknya pada Shazia yang tengah menahan rasa dingin. Tubuh nya pun mulai menggigil.

"Ini baju mu, Nisa ?" Tanya Shazia sebelum menerimanya.

"Iya lah baju ku, baju siapa lagi coba. Emangnya ada orang lain yang tinggal disini selain aku? Tapi kamu tenang aja. Ini pakaian baru kok belum pernah ku pakai sama sekali," jelas Nisa.

"Aku pinjam baju sehari-hari kamu aja, Nisa. Jangan yang ini. Sayang kan. Kamu aja belum pernah memakainya, masa aku duluan yang pakai," ujar Shazia yang merasa tak enak. Ia kerap kali merepotkan Nisa, sahabat sekaligus teman kerjanya di sebuah perusahaan.

"Ya Allah, Shazia. Mikir nya gitu amat. Enggak apa-apa kali. Aku mah ikhlas berbagi pakaian sama kamu. Asal kita enggak berbagi pacar atau suami aja, Sha," gurau Nisa diikuti gelak tawanya yang nyaring.

Shazia tersenyum lebar dan geleng-geleng mendengar gurauan Nisa. Hal itu sudah biasa, karena Nisa anaknya suka bergurau. Jadi ya tak pernah diambil hati.

Nisa sendiri merupakan sosok gadis yang ceria, baik dan mudah bergaul. Oleh karenanya, Shazia senang berteman dengan Nisa. Bahkan, Nisa adalah satu-satunya teman terbaik Shazia dan yang paling akrab.

Kedua gadis itu menjalin pertemanan sejak dari tiga tahun yang lalu. Kala itu, Shazia dan Nisa sama-sama melamar pekerjaan di sebuah perusahaan yang sama. Dan dari seratus pelamar, hanya Shazia dan Nisa lah yang beruntung.

Nisa bukan saja sekedar teman kerja atau teman bermain, tapi Nisa juga merupakan tempat Shazia berkeluh kesah. Shazia kerap kali curhat apa saja pada gadis itu, karena Nisa seorang pendengar yang baik dan pemberi solusi yang tepat disetiap masalahnya.

Namun, ada satu hal yang belum Shazia ceritakan pada Nisa, yaitu tentang dirinya memiliki seorang kekasih bernama Emran. Hubungan yang baru terjalin selama dua bulan itu masih menjadi rahasia Shazia sendiri. Nisa tak pernah tahu.

Shazia memang kerap kali curhat apa saja pada Nisa. Tapi kalau masalah kekasih, Shazia belum berani curhat padanya karena sebuah alasan. Oleh karenanya, Nisa mengira Shazia jomblowati abadi sama sepertinya.

"Apa aku cerita kan saja tentang Emran dan keluarganya ke Nisa !!" Shazia membatin ragu.

Di satu sisi, Shazia ingin mencurahkan isi hati dan unek-unek nya. Tapi di lain sisi, jika ia bercerita tentang keluarga Emran, apa itu sama dengan ia mengumbar aib orang lain. Aib orang tua Emran terutama aib tentang akhlak umi Nuria yang tak sesuai dengan gelarnya sebagai istri seorang ustad.

"Hei, bengong mulu."

Kedatangan Nisa mengejutkan Shazia. Gadis itu membawa dua cangkir teh berikut cemilan. Shazia sendiri sudah berganti pakaian.

Shazia tersenyum kikuk.

"Dari tadi diperhatikan melamun terus. Sedang galau ya !!" Nisa tergelak.

Galau ! Shazia menghela nafas pelan. Lalu melirik pada sahabatnya yang selalu tepat menebak perasaannya. Ya, sahabatnya itu benar. Ia sedang galau. Galau tingkat dewa.

"Sedang mikirin apaan sih, Sha? Ayok cerita dong. Yok, yok yok cerita kepadaku....."Nisa menaik turunkan alisnya, menggoda Shazia.

Shazia yang melihat tingkah lucu Nisa pun tak kuasa menahan senyumnya.

"Nah, gitu dong tersenyum. Jangan manyun mulu. Katanya kalau perempuan yang sudah berusia menuju kepala tiga itu harus banyakin senyum tiap hari. Biar apa ? biar awet muda. Emangnya kamu mau usia tiga puluh tahun nanti muka nya kayak nenek-nenek !!"

Shazia geleng-geleng seraya tersenyum mendengar banyolan Nisa. Sahabat nya itu memang paling pinter mengubah mood nya.

"Ehem. Nis !!" ucap Shazia.

Nisa melirik Shazia dengan ekor matanya." Hem..." Lalu menyeruput teh yang sudah mulai hangat.

"Apa kamu pernah jatuh cinta?"

Byuuurrr

Nisa seketika menyemburkan air teh di mulutnya lalu terbatuk.

Shazia terbengong menatap Nisa.

"Kamu ngeledek aku apa gimana ya, sha? tumben amat nanya nya begitu. Mentang-mentang aku ini jomblo abadi." Nisa mengerucut kan bibir. Pura-pura ngambek.

"Ishh, siapa yang meledek kamu sih. Aku tanya serius lho. Kamu pernah enggak jatuh cinta sama seorang laki-laki?"

Nisa melihat ke atas dan tampak membayangkan sesuatu. Lalu menarik nafasnya dalam-dalam sebelum bicara.

"Ya, aku pernah jatuh cinta sama anak laki-laki tetangga ku. Tapi semenjak keluarganya pindah entah kemana lima belas tahun yang lalu, kami enggak pernah ketemu lagi. Aku juga enggak tau wajahnya kayak apa sekarang. Tapi aku yakin dia pasti ganteng."

Shazia manggut-manggut menyimak cerita Nisa.

"Jadi apa itu sebabnya kamu selalu menolak ketika ada laki-laki yang mendekati kamu, Nisa."

Nisa mengangguk dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Aku mencintai nya, Sha. Hingga kini perasaan ku masih sama enggak pernah berubah untuk nya."

Nisa tergelak membayangkan masa lalu nya dengan anak laki-laki yang ia cintai itu.

"Lucu ya. Aku jatuh cinta saat usia ku baru sembilan tahun. Tapi sayangnya, dia pergi sebelum tahu gimana perasaan ku ke dia.........." Nisa terus bercerita kisah masa lalunya, membuat Shazia ikut terhanyut pada kisahnya. Sampai ia lupa tujuan utama nya menanyakan apakah sahabatnya itu pernah jatuh cinta.

Hingga menjelang sore, Shazia memutuskan pamit pada Nisa. Ia teringat sang ibu yang pasti sedang menunggu kepulangan nya dengan khawatir.

Dan benar saja, Aliyah, ibunda Shazia wara wiri di teras depan dengan perasaan cemas. Namun, wajah cemas itu seketika menghilang saat melihat kedatangan Shazia. Putri satu-satunya yang amat sangat disayanginya.

Shazia tersenyum lalu menyalimi tangan Aliyah dengan takjim. Tak hanya menyalimi, Shazia pun mencium pipi kanan kiri sang ibu yang masih tampak awet muda dan cantik meski sudah berusia empat puluh lima tahun.

Kata orang-orang, Aliyah dan Shazia memiliki wajah yang sangat mirip. Ibarat kata, Shazia seperti foto copian Aliyah pada masa mudanya. Bahkan mereka terlihat seperti kakak dan adik. Bukan ibu dan anak.

"Gimana dengan keluarga nak Emran, sayang? Apa mereka baik dan menerima mu?"

Deg. Jantung Shazia berdentam hebat mendengar pertanyaan sang ibu. Ya Allah....apa yang harus ia katakan padanya ???

Terpopuler

Comments

mery harwati

mery harwati

Jangan bilang klo cowok yang dicintai Nisa adalah Emran sang tetangga yang menghilang karena mama Emran nikah dengan ayah Shaka yang saat itu duda & punya anak Shaka🤔
Akan tambah menarik alur ceritanya masa lalu Nisa vs masa kini Shazia 😉

2025-02-03

2

sunshine wings

sunshine wings

Berterus teranglah pada ibumu Shazia kerana itu adalah jalan yang terbaik buatmu sekarang ini.. Jadi lebih mudah untukmu membuat keputusan yaa..
💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️♥️

2025-02-03

2

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Lebih baik jujur, dari pada disimpan. Lagian mama kamu tu berhak tau bagaimana sikap kluarga Emran ma kamu Sha.

2025-02-04

1

lihat semua
Episodes
1 I love you, mba!
2 Bertengkar
3 Bertengkar 2
4 Mengobati luka Shaka
5 Doa Shaka
6 Disangka kabur
7 Anak haram
8 Shazia pergi
9 Bertemu Nisa
10 Kasih sayang Aliyah
11 Dirgantara
12 Kedatangan Emran
13 Salah sasaran
14 Akal bulus Shaka
15 Perkara rok
16 Orang gila
17 Teman nongkrong
18 Shaka tengil
19 Demi ibu
20 Terlambat
21 Dipecat
22 Mobil rental
23 Gara-gara Bu Parmi
24 Villa di atas bukit
25 Terkagum
26 Posesif
27 Janjian
28 Bertemu Umi Nuria
29 Kafe cinta
30 25 juta
31 Permohonan Emran
32 Jalur langit
33 Ditinggal
34 Dikejar Dirga
35 Dicuekin Shaka
36 Pria tulen
37 Nomer 20
38 Protektif
39 Kedatangan Dirga
40 Arimbi
41 Tanda lahir
42 Disekap
43 Bubur ayam
44 Diusir
45 Cewek itu
46 Playboy cap kadal
47 Sugar baby !
48 Tes DNA
49 Sales produk !
50 Shaka lagi !
51 Fitnah
52 Dipeluk Dirga
53 Nafkah
54 Kembali ke kantor
55 Hotel
56 Buka puasa
57 Setelah buka puasa
58 puber ke tiga
59 Pengantin itu, Nisa !
60 Shock
61 Shock 2
62 Penyesalan
63 ubur ubur ikan lele
64 Pantai
65 Black card
66 Siapa Shazia?
67 Mahluk jahat
68 Tetanggaan
69 Kepergok
70 Akhirnya Dirga tau
71 Canggung
72 Kecelakaan
73 Rumah sakit
74 Pertemuan dua keluarga
75 Berdebat
76 Pemutusan donasi
77 Kemarahan Ramlan
78 Jadi sopir
79 Rayuan Emran
80 Sarah Handoyo
81 Makan bersama
82 Pindahan
83 Shaka vs Emran
84 Prudential suite room
85 Dipandang gembel
86 Perkara dress
87 Mengunjungi kantor pusat
88 Kondangan
89 Gara-gara bulu mata
90 Vest Management
91 Permintaan Shazia
92 Melamar Shaka
93 Shaka vs Ramlan
94 Menunggu Shaka
95 Tuntutan Dirga
96 Menyanggupi
97 Menumpahkan unek-unek
98 Sah
99 Saling memaafkan
100 Keguguran
101 Ijin pindah
102 Suami ku bos?
103 Shock
104 Cemburu
105 Menggoda Shaka
106 unboxing
107 Setelah unboxing
108 Pengakuan Shaka
109 Cemburu berat
110 Tidur di luar
111 Shaka kecelakaan?
112 Mas !
Episodes

Updated 112 Episodes

1
I love you, mba!
2
Bertengkar
3
Bertengkar 2
4
Mengobati luka Shaka
5
Doa Shaka
6
Disangka kabur
7
Anak haram
8
Shazia pergi
9
Bertemu Nisa
10
Kasih sayang Aliyah
11
Dirgantara
12
Kedatangan Emran
13
Salah sasaran
14
Akal bulus Shaka
15
Perkara rok
16
Orang gila
17
Teman nongkrong
18
Shaka tengil
19
Demi ibu
20
Terlambat
21
Dipecat
22
Mobil rental
23
Gara-gara Bu Parmi
24
Villa di atas bukit
25
Terkagum
26
Posesif
27
Janjian
28
Bertemu Umi Nuria
29
Kafe cinta
30
25 juta
31
Permohonan Emran
32
Jalur langit
33
Ditinggal
34
Dikejar Dirga
35
Dicuekin Shaka
36
Pria tulen
37
Nomer 20
38
Protektif
39
Kedatangan Dirga
40
Arimbi
41
Tanda lahir
42
Disekap
43
Bubur ayam
44
Diusir
45
Cewek itu
46
Playboy cap kadal
47
Sugar baby !
48
Tes DNA
49
Sales produk !
50
Shaka lagi !
51
Fitnah
52
Dipeluk Dirga
53
Nafkah
54
Kembali ke kantor
55
Hotel
56
Buka puasa
57
Setelah buka puasa
58
puber ke tiga
59
Pengantin itu, Nisa !
60
Shock
61
Shock 2
62
Penyesalan
63
ubur ubur ikan lele
64
Pantai
65
Black card
66
Siapa Shazia?
67
Mahluk jahat
68
Tetanggaan
69
Kepergok
70
Akhirnya Dirga tau
71
Canggung
72
Kecelakaan
73
Rumah sakit
74
Pertemuan dua keluarga
75
Berdebat
76
Pemutusan donasi
77
Kemarahan Ramlan
78
Jadi sopir
79
Rayuan Emran
80
Sarah Handoyo
81
Makan bersama
82
Pindahan
83
Shaka vs Emran
84
Prudential suite room
85
Dipandang gembel
86
Perkara dress
87
Mengunjungi kantor pusat
88
Kondangan
89
Gara-gara bulu mata
90
Vest Management
91
Permintaan Shazia
92
Melamar Shaka
93
Shaka vs Ramlan
94
Menunggu Shaka
95
Tuntutan Dirga
96
Menyanggupi
97
Menumpahkan unek-unek
98
Sah
99
Saling memaafkan
100
Keguguran
101
Ijin pindah
102
Suami ku bos?
103
Shock
104
Cemburu
105
Menggoda Shaka
106
unboxing
107
Setelah unboxing
108
Pengakuan Shaka
109
Cemburu berat
110
Tidur di luar
111
Shaka kecelakaan?
112
Mas !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!